Anda di halaman 1dari 4

Peranan Psikologi Komunikasi Dalam Menyelesaikan Kasus Ulah Pati Dikalangan Remaja

Filed under: Uncategorized by putumudiantara Tinggalkan komentar Januari 22, 2010

Rate This oleh :putu mudiantara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, kondisi remaja yang elum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang itu emosinya cenderung tinggi (tidak stabil). Akulturasi budaya yang terjadi di suatu daerah, misaknya daerah Bali, disatu sisi akan memperkaya khazanah budaya, karena dari akulturasi itu tidak jarang akan menimbukan perkambangan budaya baru. Tentunya kenakalan remaja ini berdampak negative dan perlu dicarikan solusinya. Kondisi kenakalan remaja tentunya semakin meningkat dan peran pergaulan remaja mampu mempengaruhi remaja dalam melakukan tindakan yang menyimpang, seperti kasus kenakalan remaja khususnya dalam hal bunuh diri. Belakangan, kasus bunuh diri di kalangan remaja belakangan mulai meningkat, sehingga hal ini perlu di atasi, salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan cara pendekatan psikologi komunikasi mlalui para remaja. I.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam karya tulis ini adalah : 1. Apa saja alasan remaja melakukan kasus bunuh diri ? 2. Bagaimana Cara Pencegahan Kasus Bunuh Diri Dikalangan Remaja melalui pendekatan psikologi komunikasi ? I.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari karya tulis yang berupa paper ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui apa saja alasan remaja melakukan kasus bunuh diri 2. Mengetahui bagaimana Cara Pencegahan Kasus Bunuh Diri Dikalangan Remaja melalui pendekatan psikologi komunikasi

BAB II PEMBAHASAN II.1 . Alasan Remaja Melakukan Kasus Bunuh Diri Profil anak dan remaja bunuh diri adalah Anak dan remaja yang mempunyai risiko bunuh diri, umumnya mempunyai profil atau ciri-ciri, di antaranya: v v v v v v Dikenal lingkungannya sebagai anak baik. Memiliki tuntutan kemampuan yang tinggi. Punya minat dan keinginan tinggi. Memiliki karakter perfeksionis atau selalu harus sempurna. Kesulitan untuk dapat menerima kekurangan diri. Prestasi akademik mulai kurang sampai di atas rata-rata.

Bunuh diri pada anak dan remaja sering berhubungan dengan stresor yang terjadi sesaat. Faktor pencetus yang mendahului tindak bunuh diri pada anak dan remaja umumnya karena: v v v v v v Konflik dan pertengkaran dengan anggota keluarga (adik, kakak atau orang tua). Menghindari atau antisipasi terhadap hukuman, misal dari orang tua, guru atau Kehilangan muka atau dipermalukan di depan teman-temannya.Pertengkaran Kesulitan di sekolah baik akademis, hubungan interpesonal atau keuangan. Perpisahan dengan orang yang berarti bagi dirinya. Penolakan baik oleh orang tua, teman atau lingkungannya.

polisi karena kesalahan yang dibuatnya. dengan pacar atau putus cinta.

II.2. Cara Pencegahan Kasus Bunuh Diri Dikalangan Remaja Melalui Pendekatan Psikologi Komunikasi. Komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Kasus bunuh diri dikangan remaja dapat diselesaikan dengan melalui pendekatan kepada remaja melalui komunikasi intrapersonal dan sebelumnya kita mestinya mengetahui beberapa hal yang mungkin dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya bunuh diri, yaitu: 1. Jika seseorang berbicara tentang bunuh diri, kita harus menanggapinya dengan serius.

2. Doronglah mereka untuk mendapatkan pertolongan dari dokter mereka atau ruang emergency, atau telepon ke nomor darurat polisi, dsb. 3. Terapi dan pengobatan dapat menolong mereka yang mempunyai pemikiran untuk bunuh diri 4. Mengobati sakit mental dan substance abuse dapat mengurangi resiko bunuh diri. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal dalam mengatasi kasus bunuh diri dikalalangan remaja, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah: 1. Percaya (trust) Dalam melakukan proses komunikasi dengan remaja kita perlu menanamkan kepercayaan kepada para remaja agar apa yang kita sampaikan kepadanya dapat diterima dan dipercayai oleh para remaja. Sehinngga untuk menumbuhkan kepercayaan itu kita harus memiliki beberapa hal yaitu : a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya kita memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang penaganan kasus bunuh diri. b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila kita mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk. c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul. 2. Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu: a. Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya. b. Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah kepada remaja. Mengajak orang lain bersama-sama mencegah kasus bunuh diri berlanjut. c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam. d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona. e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaanperbedaan pandangan dan keyakinan. f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri. 3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll.

Komunikasi dalam upaya mencegah hal ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll. Selain itu kita juga dapat menjadi sahabat yang baik untuk mendengarkan keluhan mereka kemudian memberikan masukan yang tepat untuk meningkatkan adversity quotient para remaja di sekitar hidup kita. Tampilnya figur yang menentramkan sangat berpengaruh terhadap para remaja sehingga mereka mengerti tentang tujuan hidup mereka. Sahabat sebagai orang terdekatnya jika menggunakan konsep psikologi komunikasi maka dapat mencegah kasus bunuh diri. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN III.1. Kesimpulan Fenomena kasus bunuh diri dkalangan remaja menjadi masalah social yang patut untuk dikaji dan diselesaikan, Bunuh diri pada anak dan remaja sering berhubungan dengan stresor yang terjadi sesaat dan kondisi serta beberapa factor penentu ternyata menjadi penyebab munculnya kasus bunuh diri dikalangan remaja. Belakangan, kasus bunuh diri di kalangan remaja belakangan mulai meningkat, sehingga hal ini perlu di atasi, salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan cara pendekatan psikologi komunikasi melalui para remaja. Melalui pendekatan psikologi komunikasi diharapkan kasus bunuh diri dikalangan remaja dapat diselesaikan secara tepat berdasarkan teori teori yang ada dalam psikologi komunikasi. III.2. Saran Saran 1. Perlunya pengkajian secara khusus oleh para akademisi untuk berunding mengenai upaya pencegahan kasusu bunuh diri dikalangan remaja. 2. Sosialisasi mengenai pentingnya menjelma sebagai manusia oleh para penyuluh agama mestinya dilakukan agar kalangan remaja sadar akan arti kehidupan ini. 3. Orang tua hendaknya semakin memperhatikan tingkah laku anaknya bukan malah menekannya, agar sang anak merasa nyaman di lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai