Anda di halaman 1dari 13

TRAUMA MAXILLOFACIAL

Oleh: Dian Dwi A.S. Istika Wulandari Siti Ngafiyah G0004080 G0004126 G0004200

Pembimbing: Dr. Amru Sungkar, Sp.BP KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSU DR. MOEWARDI SURAKARTA 2009

ANATOMI
Margo orbitalis superior : os frontale

lateral inferior medial os frontal

: os. zygomaticum : maxilla : procesus maxillaris dan

Os. nasale membentuk batang hidung. Kedua maxilla membentuk rahang atas, pars anterior palatum durum, sebagian dinding lateral cavum nasi, dan sebagian dasar orbita. Os zygomaticum membentuk tonjolan pipi dan sebagian dinding lateral serta dasar orbita. Mandibula atau rahang bawah terdiri dari corpus yang terletak

DEFINISI
Fraktur tulang muka adalah fraktur yang disebabkan oleh trauma pada muka yang menyebabkan satu hingga banyak tulang wajah patah komplit atau tidak komplit. Yang terlibat: jaringan lunak (kulit,otot, dan jaringan ikat) tulang muka itu sendiri

KLASIFIKASI

Fraktur Maksila LeFort I : sepertiga bawah, ditandai dengan floating fragmen pada maksila bagian bawah LeFort II : sepertiga tengah, dapat menyebabkan midface terpisah dan mobile serta ekimosis/ hematom periorbita. Dapat juga terjadi kerusakan nervus infraorbita, diplopia dan perdarahan subkonjungtiva. LeFort III: sepertiga atas, midface terlepas dari bagian atas.

Fraktur Mandibula perhatikan adanya asimetri dan maloklusi umumnya disertai dislokasi fragmen tulang sesuai tonus otot yang berinsersi kerusakan pada n. mandibularis mati rasa bibir bawah

Fraktur Os. Nasale Klinis: pembengkakan, epistaksis, nyeri tekan, dan terdapat garis fraktur. Foto rontgen proyeksi lateral dapat menunjang diagnosis Fraktur Rima Orbita Trauma langsung : pada tepi tulang Trauma tidak langsung : blow-out fracture (akibat tekanan besar dalam orbita efek letupan tulang dasar orbita patah, sebagian isi orbita masuk ke sinus maksilaris

Fraktur Zigoma Sering akibat trauma langsung mendesak bola mata diplopia sering terbatas pada arkus dan pinggir orbita pembengkakan pipi daerah arkus zigomatikus

DIAGNOSIS

Riwayat trauma Pemeriksaan fisik :


deformitas muka (bengkak, asimetri, tonjolan pipi menghilang) nyeri, krepitasi, diskontinuitas rongga mulut : maloklusi, laserasi ginggiva, floating maxilla hipostesi pada cuping hidung

Radiologis 1. Foto AP

Tanda-tanda tidak langsung udara pada periorbital/ intrakranial cairan dalam sinus pembengkakan jaringan lunak Tanda-tanda langsung garis lusensi nonanatomik defek kortikal/ fraktur diastasis bone fragment overlaping double density Asimetri

2.

Foto polos pada facial series Waters (PA view dengan cephalad angulation) Caldwell (PA view) Foto Lateral Submentovertek (proyeksi aksial)

3.

CT-Scan

PENATALAKSANAAN
Penanganan awal :

Primary survey: Airway, breathing, circulation Secondary survey : pemeriksaan leher, neurologis, scalp, orbita, telinga, hidung, wajah bagian tengah, mandibula, rongga mulut, dan oklusi Luka tutup dengan kasa lembab Fraktur mandibula bilateral distabilkan agar tidak mengganggu jalan napas. Hematoma septum nasi / auricula drainase balut tekan/ tamponade hidung.

Penanganan lanjut :

Fraktur mandibula: Reduksi fiksasi pada geligi dengan wire / Arch Bar atau fiksasi dengan mini plate screw

Fraktur maxila: Reduksi dengan pendekatan sulcus ginggivobuccalis dan infra cilliar palpebra inferior; fiksasi dengan wire atau mini plate screw.

Fraktur rima orbita: reposisi dan fiksasi Fraktur nasal: Reparasi jangan terlalu lama sejak traumanya. Reposisi imobilisasi (masukkan tampon ke dalam lubang hidung, pertahankan 3-4 hari. Patahan dapat dilindungi dengan gips tipis bentuk kupu-kupu 1-2 minggu

PROGNOSIS

Terapi dan operasi perbaikan dilakukan dalam waktu satu minggu setelah cedera/ trauma prognosis baik. Penderita mempunyai penyakit kronik atau osteoporosis penyembuhannya jadi masalah

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai