Kecemasan: Merupakan keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala2 ketegangan jasmaniah di mana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang dg perasaan khawatir. Kecemasan melibatkan perasaan, perilaku dan respon2 fisiologis.
Ketakutan Sebuah respon emosional yang berupa reaksi siaga langsung terhadap munculnya bahaya atau keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa. Serangan panik: Pengalaman ketakutan yang intens atau perasaan tidak nyaman yang bersifat seketika, meskipun tidak ada bahaya yang perlu ditakuti, yang disertai sejumlah gejala fisik:pusing, jantung berdegup kencang.
Perasaan tercekik Nyeri di bagian dada Mual Pusing Perasaan tidak nyata/tidak jelas Takut kehilangan kontrol Takut mati Mati rasa Panas dingin
Penyebab Kecemasan
Faktor psikologis - faktor genetik---banyak gen di wilayah kromosom yang secara kolektif menyebabkan rentan terhadap kecemasan - kecenderungan panik dalam keluarga dapat menurun - sirkuit di otak dan neurotransmitter tertentu--GABA sangat rendahcemas
- Corticotropin releasing factor---faktor pelepasan kortikotropin, penting untuk ekspresi kecemasan. Behavioral inhibition system/sistem hambatan perilaku diaktifkan oleh sinyal2 yang berasal dari batang otak dari kejadian yang tidak terduga. - Fight/flight system/sistem melawanmelarikan diri. Berasal dari sirkuit otak.
Faktor Psikologis
Persepsi bahwa segala sesuatu tidak dapat dikontrol----dipelajari sejak masa kanak2 Conditioning Cognitive style
Faktor sosial
Faktor perkawinan, perceraian, masalah pekerjaan, kematian orang yang dicintai. Tekanan sosial
Model Integratif
Teori perkembangan kecemasan dan gangguan terkait disebut triple vulnerability theory: Generalized biological vulnerability Merupakan kerentanan biologis menyeluruh. Kecenderungan untuk cemas cenderung diwariskan. Generalized psychological vulnerability
Merupakan kerentanan psikologis menyeluruh. Artinya pertumbuhan psikologis disertai dengan keyakinan bahwa dunia ini berbahaya dan di luar kontrol manusia. Specific psychological vulnerability kerentanan psikologis yang bersifat khusus, artinya seseorang belajar dari pengalaman awal (dari ortu dll) bahwa situasi atau objek tertentu berbahaya.
(1) kegelisahan atau perasaan tegang; (2) menjadi mudah lelah; (3) sulit berkonsentrasi; (4) iritabilitas; (5) ketegangan otot; gangguan tidur. Distres atau hendaya yang signifikan Kecemasan tidak terbatas pada sebuah isu tertentu
(2) kekhawatiran tentang implikasi sebuah serangan; (3) perubahan yang signifikan pada perilaku yang berhubungan dengan serangan. Kekhawatiran untuk berada di tempat atau situasi sosial yang membuat individu merasa sulit atau malu untuk pergi dari tempat itu, seperti berada di tengah kerumunan, bepergian dengan bus, atau menunggu antrean.
Fobia khas
Fobia khas merupakan ketakutan irasional terhadap objek atau situasi tertentu yang dengan jelas mengganggu kemampuan individu untuk menjalankan fungsinya. Ciri-ciri fobia khas menurut DSM-IV-TR: a. Ketakutan yang terlihat menyolokdan persisten, yang eksesifdan tidak masuk akal, terhadap objek/situasi tertentu, misal
ketinggian, binatang, darah, dll, yang berlangsung setidaknya selama 6 bulan. b. Respon cemas dan ketakutan ketika menghadapi objek atau situasi yang fobik c. Menyadari bahwa ketakutannya eksesif dan tidak masuk akal atau ada distres yang menyolok karena memiliki fobia yang dimaksud. d. Situasi/objek yang fobik dihindari atau dihadapi dg kecemasan/distres yg intens
Blood-injury-injection phobia Ketakutan dan sikap menghindar yang tidak masuk akal ketika melihat darah, luka, atau menerima suntikan. Korban sering mengalami pingsan dan tekanan darah drop. Situational phobia Ketakutan terhadap tempat tertutup atau alat transpotasi umum.
Natural environment phobia Takut terhadap situasi atau kejadian yang terdapat di alam, terutama ketinggian, badai, air Animal phobia Ketakutan yang tidak masuk akal dan persisten terhadap binatang atau serangga, yang biasanya mulai berkembang sejak usia dini
Separation anxiety disorder Kecemasan eksesif dan persisten pada anakanak bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya sendiri atau orangtuanya selama mereka berpisah.
2. Mengalami alarm palsu (serangan panik) 3. Melihat orang lain mengalami ketakutan yang hebat 4. Diberi tahu tentang adanya bahaya (information transmission)
Fobia sosial
Merupakan ketakutan dan perilaku menghindar yang ekstrim, menetap, dan irasional terhadap situasi-situasi sosial atau yang melibatkan performa Ciri-ciri fobia menurut DSM-IV-TR a. Ketakutan berat dan persisten terhadap sebuah/lebih situasi sosial atau situasi yang terkait dengan performa, yang
membuat individu harus berhadapan dengan orang-orang yang tidak dikenalnya atau menghadapi kemungkinan diamati oleh orang lain, takut dipermalukan atau dihina b. Keterpaparan pada situasi sosial yang ditakuti hampir selalu membangkitkan kecemasan, kadang-kadang dalam bentuk serangan panik
c. Kesadaran (pada orang dewasa) bahwa ketakutan tersebut berlebihan dan tidak masuk akal d. Situasi sosial atau performa yang ditakuti dihindari atau dijalani dengan kecemasan atau distres yang intens e. Perilaku menghindar, antisipasi yang penuh kecemasan, atau distres tersebut secara signifikan mengganggu kehidupan dan kemampuan untuk berfungsi sehat
Diagnosis dapat diberikan jika paling tidak terjadi satu bulan setelah kejadian traumatik Accute stres disorder Merupakan reaksi kuat yang muncul seketika setelah terjadinya peristiwa yang mengerikan, seringkali melibatkan amnesia tentang kejadian tersebut, mati rasa emosional, dan derealisasi. Banyak korban yang kemudian mengembangkan PTSD.
Gangguan Obsesif-Kompulsif
Merupakan gangguan kecemasan yang melibatkan pikiran2 dan impuls2 yang tidak dikehendaki maupun tindakan repetitif yang dimaksudkan untuk menekan pikiran dan impuls tersebut. Obsesi: pikiran atau impuls berulang-ulang, yang dicoba untuk ditekan oleh subjek, meskipun sadar bahwa pikiran dan impuls tidak ditimbulkan oleh kekuatan dari luar.
Kompulsi Perilaku atau tindakan mental yang repetitif, ritualistik, dan menyita waktu yang dilakukan oleh klien karena ia merasa terdorong untuk melakukannya