Anda di halaman 1dari 11

Tips merawat dan menggunakan kompressor

Peralatan ataupun mesin merupakan sahabat sejati bagi para pekerja dan mekanik di lingkungannya. Namun apa yang terjadi bila alat andalan ini macet atau rusak? Tentu sangat merepotkan, apalagi hal itu terjadi di luar estimasi umur pakainya. Karena itu, tidak ada ruginya bila alat dan mesin digunakan sesuai petunjuk operasional yang benar.

Menggunakan dan Merawat Kompressor

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Cek oli, pastikan levelnya minimal setengah dan tidak

lebih dari 3/4 pada oil glass Tutup semua kran Periksa belt, pastikan tidak terlalu kendur namun juga tidak terlalu kencang. Pastikan daya yang tersedia minimal 2 kali lipat dari daya yang tertera pada motor. Untuk mesin kompresor, (pastikan oli dan bahan bakar tersedia) Start/On pada switch (recoil untuk engine dan gunakan pengaturan gas untuk start, setelah stabil, kembalikan pada posisi awal). 7. Pastikan motor mati/Off jika pressure gauge menunjuk 8 bar dan kembali hidup/On pada 5 bar (untuk kompresor berkapasitas 12 bar akan mati/Off jika pressure gauge menunjuk 12 bar dan kembali hidup/On pada 9 bar) 8. Untuk kompresor engine, matikan secara manual dengan engine switch off 9. Setelah selesai menggunakan unit ini, buang seluruh angin yang tersisa di dalam tangki melalui drain valve.

Tips menjaga keawetan kompresor

1. Gunakan kompresor sesuai aplikasinya. 2. Perhatikan debit pengisian tangki, harus lebih besar dari debit penggunaannya 3. Usahakan sedapat mungkin agar motor memiliki tenggang waktu yang cukup untuk hidup dan mati, minimal 5-10 menit. 4. Letakan kompresor di tempat dengan sirkulasi udara yang baik. 5. Hindarkan kompresor dari hujan/air maupun sinar matahari secara langsung (letakan di tempat terlindung). 6. Pastikan minimal sekali dalam seminggu untuk menguras tangki dengan angin (sebaiknya tiap hari).

Tips Perawatan Kompresor 16/06/2011

Berikut adalah beberapa Tips untuk bagaimana cara merawat Kompresor Anda, mengingat alat ini tidak membutuhkan perawatan harian sangat sering sekali para pengguna kompresor mengabaikan dan melupakan pentingnya perawatan terhadap Kompresor udara ini. Tips Pemeliharaan 1: Selalu ikuti panduan manual dari Kompresor Udara yang Anda beli Di dalam buku manual selalu terdapat tips simple untuk Anda yang membantu anda untuk mendapatkan ketahanan dan keawetan kompresor Anda - sesuatu yang sederhana tapi sangat membantu untuk perawatan kompresor Anda. Tips Pemeliaharaan 2: Selalu Keringkan tangki kompresor Anda dari embun atau air yang ada didalamnya. Tangki Kompresor Anda mengumpulkan uap air dari udara yang di kompresi - Terutama jika Anda tinggal di daerah yang beriklim lembab. Kebanyakan tangki memiliki katup untuk mengeringkan tangki dari uap air. Sebelum melakukan pengeringan tangki dari uap air pastikan Anda melepaskan tekanan udara di dalam tangki kompresor Anda. Tips Pemeliharan 3: Bersihkan Pipa masukan udara pada kompresor Jika Anda memaksa kompresor udara Anda untuk bekerja terlalu keras untuk udara yang masuk Anda akan kehilangan daya tekanan pada kompresor Anda, ini secara bertahap akan menurunkan kualitas pada mesin kompresor Anda. Pastikan Anda selalu menjaga pipa masukan udara (Air Intake ) sebersih mungkin dan secara rutin jika kompresor Anda beroperasi di lingkungan yang berdebu atau kotor. Tips Pemeliharaan 4: Lakukan Pengencangan Terhadap Baut dan Mur tutup Katup pada kompresor Anda Komperesor udara Anda adalah mesin, berjalan dan bergetar dan itu akan membuat semua Baut/Mur,sekrup dan tutup katup yang ada pada mesin kompresor Anda kendur. Pastikan untuk memeriksa secara berkala pada item tersebut dan kencangkan jika anda menemukan yang longgar. Tips Pemeliharaan 5: Periksa selang kompresor anda secara teratur Periksa selang kompresor udara Anda secara berkala karena meraka adalah pembuluh darah pada kompresor Anda. Jika selang udara ratak, terkorosi akan menjadi bocor dan kemudian akan menambah beban yang tidak semestinnya pada beberapa komponen mensin kompresor Anda.

Tips pemeliharaan 6: Uji sistem safety shutdown Kompresor Anda mungkin memliki sistem safety shutdown, fungsi dari sistem ini adalah mematikan kompresor anda jika mesin kompresor anda menjadi terlalu panas pada saat beroperasi, atau jika tekanan oli pada mesin kompresor anda menjadi terlalu rendah. test ini dapat membuat masa pakai operasional kompresor Anda lebih panjang. Tips pemeliharaan 7: Ganti saringan udara jika diperlukan Saringan udara yang kotor dapat merusak Kompresor anda. gantilah saringan udara kompresor anda stiap 6 bulan atau lebih jika kompresor jarang digunakan. Tips pemeliharaan8: Bersihkan Tangki Bahan Bakar Selalu rutin untuk membersihkan tangki bahan bakar mesin kompresor Anda, Hal ini dat menambah umur penggunaan kompresor Anda. Tips pemeliharaan9: periksa dan ganti oli pada kompresor Jika anda menjalankan kompresor yang menggunakan oli pastikan secara berkala Anda mengganti oli pada komproser Anda, penggantian bisa dilakukan setiap 500-1000 jam operasional kompresor anda

Proses permesinan atau machining (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) adalah terminologi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses penghilangan material. Proses permesinan dibagi menjadi dua yakni :

1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll. 2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM, LBM, machining dari material non-metallic. Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulankeunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu: 1. Keragaman material kerja yang dapat diproses * Hampir semua logam dapat dipotong * Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong * Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas) 1. Keragaman geometri potong * Fitur standar: lubang, slot, step dll * Fitur non-standar: tap hole, T slot 1. Keakuratan dimensi 1. Toleransi hingga 0.025mm 2. Permukaan potong yang baik 1. Kekasaran permukaan hingga 0.4 mm Jenis- Jenis Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya Proses permesinan (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan

sebagian material dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak dilakukan adalah: Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping dan planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling), proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing), dan proses memperbesar lubang (boring) 1. Proses Bubut (Turning) Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacammacam mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja. Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin perkakas yang paling banyak digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai bentuk komponen-komponen sesuai peralatan. Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan diputar oleh spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus. Pahat hanya bergerak pada sumbu XY. 2. Proses Menyekrap ( Shaping dan Planning) Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah, sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda kerja. a. Shaper Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada mesin shaper dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda kerja (meja). b. Planer Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat. Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat. 3. Mesin Gurdi (Drilling Machine) Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat bermata potong banyak. Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat. 4. Mesin Freis (Milling Machine) Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram)

oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel kedalaman potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang diinginkan. 5. Mesin Gerinda (Grinding Machine) Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain: a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table), biasanya digunakan untuk design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar. b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang. c. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat. 6. Gergaji (Sawing) Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk memotong logam atau non logam. 7. Mesin pembesar lubang (Broaching) Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda pada bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong benda kerja oleh satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari sisi pahat potong. Prinsip Kerja Mesin Milling dan Turning Menurut (kalpakjan,2005) proses permesinan yang akan digunakan dalam modul II kali ini, lebih banyak mengenai mesin miling dan mesin turning. Berikut ini merupakan prinsip kerja dari kedua mesin tersebut * Prinsip Kerja Mesin Milling Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja. * Prinsip Kerja Mesin Turning Menurut (kalpakjan,2005) mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan, ke kiri searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja. Mesin bubut mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada ssisi kepala tetap salah satu dari 27 kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakkan benda kerja. Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang di dasarnya yang digunakan untuk menyetel penyebarisan pusatnya dan pembubutan tirus. Sekrup pengarah terletak agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari kepala tetap sedemikian rupa sehingga dapat diputar balik dan dihubungkan atau dilepas dari kereta luncur selama operasi pemotongan. Ulir pengarah hanya untuk pemotongan ulir saja dan harus dipisahkan kalau tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir pengarah terdapat batang hantaran. Rakitan kereta luncur mencakup peletakan majemuk, sadel, pahat dan apron. Karena mendukung dan memandu pahat potong maka harus kaku dan dikonstruksi dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pada gerakan arah menyilang. Engkol tangan yang atas mengendalikan peletakan majemuk, dank arena peletakannya dilengkapi denga busur derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk membuat tirus pendek. Roda tangan kedua digunakan untuk menggerakkan kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali keduduka semula setelah ulir pengarah membawa sepanjang pemotongan. Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali. Jenis Jenis Mesin Milling dan Turning Mesin miling dan turning, dapat terbagi menjadi beberapa jenis atau macam proses. Jenis-jenis dari proses milling dan turning antaralain dapat dijelaskan sebagai berikut.

* Jenis-jenis Mesin Miling Ada 4 tipe dari mesin milling secara umum, yaitu : 1. Knee and column Terdiri atas 2 bagian yaitu vertical spindle dimana benda kerja berputar pada meja horizontal dan horisontal spindel yang kedudukan spindelnya terpasang mendatar pada kepala mesin. Spindle Head adalah bagian dari mesin miling yang berfungsi sebagai tempat untuk memasang tool holder (arbor) dan memutar cutter untuk menyayat benda kerja. 2. Bed type Digunakan untuk mengisi kebutuhan pengerjaan benda kerja yang berat dan besar ( 90-900 kg). Bed type memiliki ciri-ciri antaralain tanpa sandle sehingga gerak meja hanya horizontal, spindle carrier dapat digerakkan naik turun, cutter dapat dilepas dan dipasang dengan menyetel spacer. 3. Planer type Memiliki prinsip kerja yaitu pahat potongan tidak diam, berputar dan bermata potong banyak Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang besar dan berat. 4. Special type Special type sendiri terbagi atas 2 macam yaitu climb milling atau down milling dengan prinsip kerja yaitu pada permukaan datar, pahat potong bergerak ke bawah menembus material benda kerja, sehingga dimulai dengan pemotongan yang besar dan diakhiri pada ketebalan geram nol. Sedangkan pada suatu pahat vertikal gaya putaran pahat seakan-akan mendorong benda kerja ke arah gerak meja. * Jenis-jenis Mesin Turning Secara garis besarnya, maka mesin turning dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam, yaitu : Engine Lathe, Relieving Lathe, Facing Lathe (Vertikal Boring dan Turning Machines), Turret Lathe, Automatic Lathe. Masing-masing jenis mesin tersebut mempunyai guna dan tujuan tertentu, misalnya untuk engine lathe, ditujukan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat produksi kecil (job order), sedangkan untuk produksi yang tinggi memakai automatic lathe. Engine lathe merupakan turning konvensional sedangkan automatic lathe sudah terotomasi. (www.geocities.com/hari_seputro/mesin_cnc)

Anda mungkin juga menyukai