Kepada Yth;
Kepala Kantor Loka Monitor Spek Frek Rad & Or Sat Kantor UPT Jambi
Di
Jambi
Dengan hormat.
1. Menurut Kepala Loka Monitor Spek Frek Rad & Or Sat Kantor UPT Jambi, tindakan
penyegelan yang dilakukannya adalah berdasarkan kebijakan pusat. Hal ini
disampaikan oleh kepala Loka Monitor Spek Frek Rad & Or Sat Kantor UPT Jambi
hari Rabu tanggal 06 Desember 2006 dan hari Selasa tanggal 16 Januari 2007, saat
kami mempertanyakan permasalahan yang sama. Sementara pada surat penyegelan,
tertulis berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Loka Monitor Spek Frek Rad &
Or Sat Kantor UPT Jambi Nomor 881/LOKA-JBI/KOMINFO/11/2006. Hal ini
menurut kami; Perlu dipertanyakan.
2. Pada Berita acara penyegelan, tindakan pemeriksaan dilakukan dengan
diperingatkan:
• Agar segera mengurus izin frekuensi radio dan mengurus standartdisasi
perangkat ke ditjend postel.
• Dilakukannya Penyegelan Peralatan pemancar berupa penyegelan terhadap
tranmitter dan konector kabel.
Dalam hal pengrusan izin frekuensi, menurut pasal 33 ayat 4 (a-b-c-d) UU No 32 th
2002 tentang Kepenyiaran, disebutkan “Izin dan perpanjangan izin penyelenggaraan
penyiaran diberikan oleh negara setelah memperoleh... (a) ..... (b)... (c) Hasil
kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan khusus untuk perizinan
antara KPI dan pemerintah, dan (d) Izin alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi
radio oleh pemerintah atas usul KPI.
Dalam hal ini, kami sedang dalam masa “menunggu” Forum Rapat Bersama tersebut.
Dan dengan sendirinya, peringatan untuk pengurusan izin frekuensi sedang
berjalan, dan peringatan untuk mengurus standartdisasi, dipertanyakan,
3. Dengan diperbolehkannya beberapa stasiun radio existing yang ber – ISR frekuensi
AM untuk melakukan aktifitas siaran pada frekuensi FM, menurut kami ini adalah
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. Untuk itu; kebijakan ini Perlu ditinjau
ulang.
Dalam Hal supremasi hukum, kebijakan (yang menurut kami) sepihak ini, Perlu
diluruskan.
4. Membaca Siaran Pers KOMINFO No.11/DJPT.1/KOMINFO/1/2006 tertanggal 28
Januari 2007 dan membaca Siaran Pers KPI No.002/K/KPI/SP/2007 tertanggal 29
Januari 2007, Mengindikasikan sedang terjadi miscomunication antar 2 lembaga
tersebut. Untuk itu, sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
bermaksud menggunakan milik Negara (yaitu frekuensi), Kami merasa bingung:
kemana kami harus mengambil acuan.
Demikian Surat pengantar ini kami sampaikan sebagai wujud niat baik kami dalam mematuhi
perundang - undangan yang berlaku.
Atas perhatian, pengertian, dan kerjasamanya, kami sampaikan terima kasih.
Tembusan Yth:
1. Ketua KPI Pusat Jakarta.
2. Dirjen Postel Jakarta.
3. Kapolda Jambi (sebagai laporan).
4. Arsip.