Anda di halaman 1dari 14

Dr LINDA KARTIKA SARI SpKJ

INSOMNIA

Gejala kelainan dalam tidur, berupa kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu.

1.

Membutuhkan waktu lebih dari jam untuk tertidur atau tidur kembali setelah terbangun, sehingga siklus tidur tidak utuh dan menimbulkan keluhan gangguan kesehatan.
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala : penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin

2.

Lama tidur berifat individual, tidak bisa dijadikan acuan :


-

Long Sleeper (7-8 jam / hari) Short Sleeper (3-4 jam/hari)

Sindroma insomnia di bagi menjadi 3 tipe (menurut lamanya) :


1. 2. 3.

Transient insomnia, hanya berlangsung 2-3 hari Shorterm insomnia, berlangsung sampai 3 minggu Longterm insomnia, berlangsung dalam periode waktu yang lebih lama dan biasanya disebabkan oleh kondisi medik atau psikiatrik tertentu.

1.

Sindrom insomnia psikis: gangguan afektif bipolar dan unipolar (mania / depresi) gangguan anxietas (panik, fobia) Sindromn insomnia organik : hipertirordism, obat penekan SSP (benzodiazepin) zat perangsang SSP (cafein, efedrine) Sindrom insomnia situasional gangguan penyesuaian + anxietas, depresi, perubahan sleep wake schedule Sindrom insomnia penyerta gangguan fisik + insomnia, gangguan jiwa + insomnia

2.

3.

4.

Proses tidur adalah suatu siklus yang terdiri dari :


1. 2. 3. 4. 5. 6.

Stadium jaga (wake, gelombang beta) Stadium 1 (gelombang alfa, theta) Stadium 2 (gelombang delta 20%) Stadium 3 (gelombang delta 20-50%) Stadium 4 ( gelombang delta > 50%) Stadium REM (Rapid Eyes Morement)

Ditinjau dari sifat gangguan tidur, sindrom insomnia di bagi menjadi :


1.

Initial Insomnia : sulit masuk kedalam proses tidur. Obat yang dibutuhkan bersifat sleep inducing insomnia, yaitu golongan Benzodiazepine (short Acting) misal pada gangguan Anxietas

2. Delayed Insomia : proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit kembali ke proses tidur selanjutnya. Obat yang dibutuhkan adalah bersifat prolong latent phase anti insomnia, yaitu golongan hetereosiklik antidepresan (trisiklik dan tetrasiklik) misal gangguan depresi

3.Broken Insomia : siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening). Obat yang dibutuhkan bersifat sleep maintaining anti insomnia, yaitu golongan phenobarbital / golongan benzodiazepine (long acting). Misal gangguan stress psikososial.

Sediaan obat anti insomnia


1. Nitrazepam

Sediaan

Dosis anjuran

Tab 5 mg 5-10 mg/mlm Tab 15 Benzo diazepin mg e Tab 1 & 2 mg Non benzo diazepin e Tab 10 mg 15-20 mg/mlm 1-2 mg/mlm 10-20 mg/mlm Waktu paruh sedang Waktu paruh panjang

2. Flurazepam

3. Estrazolam

4. Zolpidem

Golongan obat anti depresi trisiklik : Amitriptiline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine Golongan obat anti depresi tetrasiklik : Maprotiline, mianserine, Amoxapine

1.

Pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 sebelum tidur

2.

Dosis awal dapat dinaikan sampai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat
Pada usia lanjut dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahan, untuk menghindari oversedasi dan intoksikasi

3.

4.

Menggunakan anti depresan sedatif dosis kecil 2-3 x seminggu untuk mengatasi insomnia pada usia lanjut

LAMA PEMBERIAN
Pemakaian obat anti insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih dari dua minggu agar resiko ketergantungan kecil

EFEK SAMPING ANTI INSOMIA


-

Supresi SSP pada saat tidur


Hati-hati pada pasien dengan insufisiensi pernafasan, uremia dan gangguan fungsi hati, oleh karena keadaan tersebut terjadi penurunan fungsi SSP dan dapat memudahkan timbulnya koma - Pada pasien usia lanjut dapat terjadi oversedation sehingga resiko jatuh dan trauma lebih besar, yang sering terjadi adalah hip fracture

KONTRA INDIKASI
-

Sleep Apnoe Syndrome Congestive Heart Failure Chronic Respiratory Disease

Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai resiko menimbulkan teratogenic effect. Khususnya pada trimester pertama. Benzodiazepine diekskreikan melalui ASI, berefek pada bayi ( penekanan fungsi SSP)

Anda mungkin juga menyukai