Jurusan Teknik Sipil S1: Oleh
Jurusan Teknik Sipil S1: Oleh
Tugas Kelompok
Oleh:
KELOMPOK IV ANDIKA ARINGGA BENNY HAMDI R.P EDO PUTRA FARID HILWAN FADLY SUTRISNO (0607113649) (0707120097) (0607113445) (0607135015) (0707134325)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan petunjukNya penulis dapat menyelesaikan tugas ini, yang merupakan tugas kelompok untuk mata kuliah Bangunan Air. Ucapan terimakasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah memberikan masukan dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam tugas ini. Saran yang bersifat membangun untuk meningkatkan mutu tugas ini sangat ditunggu penulis. Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca semua.
Penulis
PENYELIDIKAN GEOLOGI
Geologi adalah ilmu yang mempelajari batuan penyusun kerak bumi dan proses-proses yang berlangsung di dalamnya. Oleh karena itu, mengenal macam dan sifat batuan serta struktur geologi yang berkembang menjadi sangat penting di dalam geologi tata lingkungan.
Survey Geologi Studi geologi pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dilapangan dari lokasi dimana akan dilakukan pembangunan bendungan, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi tanah dan batuan yang terdapat di bawah permukaan. Evaluasi geologi teknik ini dimaksudkan untuk menyiapkan data dasar dan informasi mengenai sebaran tanah dan batuan baik permukaan maupun bawah permukaan, beserta sifat tekniknya terutama yang berkaitan dengan daya dukung tanah, serta berbagai aspek geologi teknik lainnya seperti geomorfologi, kegempaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam survey geologi : geologi di site bendungan lempengan patahan umur batuan kemiringan lereng geologi lokasi waduk kondisi tanah kondisi batuan kandungan mineral
Hasil Survey Geologi sifat tanah daya dukung pondasi dangkal daya dukung tiang pancang tunggal kedudukan pondasi bendungan
Penyelidikan Geologi Tahapan-tahapan dalam penyelidikan geologi antara lain adalah : 1. Pemetaan Geologi Pemetaan geologi pada suatu konstruksi tergantung keteliian dan luas daerahnya. Metode Pemetaan (methods) : Metode orientasi lapangan (Field orientation method) Metode Lintasan Kompas (Compass traverse method)
Metode lintasan pita-ukur dan kompas (Tape & Compass traverse method) Hasil Pemetaan (products) : Peta kerangka geologi Peta pola jurus perlapisan batuan peta dan penampang geologi blok diagram peta geomorfologi, peta geologi lingkungan Laporan pemetaan geologi Peta kerangka geologi : Pada peta dasar plot semua singkapan batuan dari tiap titik (stasion) pengamatan, lengkap dengan simbol litologi (bukan simbol satuan batuan, belum satuan) dan besaran strike/dip lapisan batuan sedimen, Plot nomor stasionnya (dikerjakan setiap hari di base camp setelah pulang dari pendataan di lapangan) Plot semua singkapan elemen struktur geologi (singkapan sesar) lengkap dengan deskripsinya yang ditulis pada keterangan (legenda). Setiap singkapan sesar memiliki data sendiri-sendiri. Data tsb nanti dicek dan masuk ke dalam kriteria sesar apa. Lanjutkan dengan membuat peta kerangka geologi, sambungkan lintasan antar semua stasion. Peta ini disiapkan untuk membuat peta jurus perlapisan batuan di bawah ini.
2. Geologi di Bawah Permukaan Meskipun perdebatan tentang asal-muasal dari Bumi telah berlangsung sangat lama, dan masalahmasalah yang berhubungan dengan itu masih banyak yang belum terjawab, para ahli umumnya sependapat dengan teori kabut pilin. Menurut teori ini, kabut yang terpilin berputar membentuk pusaran. Di bagian pusat dari kabut berpusar ini terbentuk matahari, dan di bagian luarnya, butiran-butiran yang terbentuk dalam pusaran-pusaran yang lebih kecil, berbenturan dan berhimpitan satu dengan lainnya, sehingga terbentuk planet. Salah satu dari planet ini adalah Bumi (Sutherland, B., dkk., 1984, hal. 43). Bumi ini selalu bergerak dan gerakan tektonik yang terjadi, antara lain, menimbulkan gempa bumi dan aktivitas gunung api. Sebagian dari akibatnya adalah wajah mosaic rupa permukaan bumi yang terbentuk dari lempeng-lempeng tektonik daratan dan samudera yang selalu bergerak seperti lembaran-lembaran tikar yang terapung-apung. Teori-teori tersebut kemudian berkembang, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, serta disusul dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sampai pada sekitar abad 18, William Smith (1789-1851) memperkenalkan ilmu, yang mempelajari bumi dan seluk beluknya, seperti yang kita kenal sekarang geologi (Winchester, S., 2001, hal. 30). Geologi dengan cabang-cabang ilmunya seperti stratigrafi, struktur, hidrogeologi, geokimia,
paleontologi, mineralogi, geomorfologi, petroleum geologi, geologi batubara, sebagai suatu jenis ilmu baru mengalami perkembangan yang pesat pula. Teori geosinklin tentang pembentukan cekungan, palung laut dan
pegunungan yang berkembang sebelum Tahun 1970-an mulai ditinggalkan dan muncul Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic Theory). Dengan dimotori oleh, antara lain, A. Wegener (1922), S. Sibinga (1933) dan Kraus (1951), yang kemudian dilanjutkan oleh John A. Katili, Warren Hamilton, Sukendar Asikin, R. Sukamto, A. J. Barber, dan lainnya, di Indonesia, Teori ini berkembang sangat pesat. Penemuan-penemuan cekungan dan lapangan minyak dan gas bumi baru, serta cebakan mineral di beberapa wilayah di Indonesia sangat didukung oleh Teori ini. Prinsip dari Teori Tektonik Lempeng ini adalah adanya alur-alur perbukitan yang terbentuk di dasar samudera samudera besar, seperti, Atlantik, Pasifik dan Hindia, adanya palung-laut, terbentangnya busur volkanik dan busur kepulauan, memanjang sepanjang pinggiran samudera besar, terbentuknya cekungan-cekungan di depan dan di belakang busur volkanik serta ditemukannya pusat-pusat gempa yang jauh berada di bawah permukaan bumi. Dari rekahan-rekahan yang terbentuk di perbukitan di dasar samudera tersebut mengalir cairan lava yang mendorong ke kanan dan ke kiri kerak samudera. Akibat dari dorongan ini, kerak samudera terbecahpecah menjadi potongan-potongan berbentuk tikar. Selanjutnya lempeng-lempeng/tikar-tikar tektonik ini bergerak ke arah daratan dan menunjam ke dalam di bawah kerak daratan. Cairan magma yang terbentuk akibat penunjaman ini, kemudian mengalir ke atas, menembus kerak daratan, melalui rekahan-rekahan yang terbentuk akibat tumbukan kerak samudera dan kerak daratan, lahirlah gunung api. Palung laut, cekungan busur luar, busur gunung api dan kepulauan serta cekungan-cekungan di belakang busur vulkanik, di Indonesia, terbentuk melalui proses tektonik lempeng (Katili, 1975, Coleman, 1975, Hamilton, 1981, Katili, 1985), disamping menggambarkan proses pembentukan palung laut, gunung api, busur kepulauan dan cekungan-cekungan, menggambarkan pula hubungan antara struktur geologi yang terbentuk di bawah permukaan dengan bentuk rupa bumi yang tercipta di permukaan.
Keywords: geophysical, sampling, penetrometer, plate load test, pressuremeter test, piezometer
Keywords: stability, settlements sand, silt, clay, rock, ground water, safety factor, structure, construction Depth of investigation for structures
Keywords: map, site visit, authorities, contractor, topography, buried services, geological condition, previous use of site Site investigation (cont.)
Keywords: geophone, distance, travel time, time, detonation, chart Surface investigation
Keywords: trial trench, trial pit, casing, ground water Soil sampler
Soil sampler
Keywords: split spoon sampler, SPT, Shelby tube sampler Swedish foil sampler
Undisturbed samples
Keywords: piston, friction, gas, sample, friction, stress release, disturbance Rock drilling
Keywords: double tube core barrel, diamonds, coring bit, outer tube, inner tube, ball bearing
Keywords: description, RDQ, very poor, poor, fair, good excellent Field vane test
Keywords: Sgi, undrained shear strength, casing, rod, sheath, vane, clay, measuring head, torque
Keywords: Geotech, slip coupling, undrained shear strength, friction, torque, Pore pressure probe
Keywords: piezocone, jacking, cable, clay, pore pressure, excess pore pressure, layer, undrained shear strength
Pressuremeter
Keywords: guard cell, measuring cell, Menard, water, gas Evaluation of Pressuremeter test
Keywords: cell pressure, volume, expansion of cell, shear modulus, Poisson's ratio, Pressuremeter modulus, limit pressure, shear modulus
Keywords: beam, anchor, plate, jack, dial indicators load, displacement, load Screw plate test
Keywords: settlement, load, ultimate large plate, small plate, diameter Plate load test, clay
Keywords: Gltzl cell, coefficient of lateral earth pressure, at rest, clay Triaxial test
Keywords: sand, clay, normally consolidated, plasticity index Determination of ground water level
PRESSUREMETER :
Sondir (Static Cone Penetration Test, CPT, DCPT) Beban statis menekan batang baja dengan ujung standar (konus/kerucut) Konus : - tunggal (single cone) - ganda (bikonus) / friction cone
luas tampang konus = 10 cm2 luas selimut yang diukur = 100-150 cm2 Perlawanan tanah terhadap konus - perlawanan ujung = cone resistance (qc) kg/cm2 - perlawanan selimut keliling (side/local friction) fs Pengujian/pembacaan perlawanan setiap kedalaman 20 cm Hasil : -
Grafik kedalaman vs. qc Grafik kedalaman vs. fs Grafik kedalaman vs. jumlah fs (ft) Grafik kedalaman vs. FR (=fs/qc %)
mantel/ selimut
konis A = 10 cm 2
STANDARD PENETRATION TEST Prinsip : tabung belah ( luar = 51 mm, panjang > 60 cm) ditumbuk masuk ke tanah di dasar lubang bor Penumbuk/palu : - berat 63.5 kg - tinggi jatuh bebas 760 mm
Pengujian : - seating ditumbuk masuk 15 cm - uji ditumbuk masuk 30 cm berikutnya dicatat jumlah tumbukannya N (nilai SPT) Satuan N : jumlah tumbukan/30 cm
Palu :
Tabung belah :
M D2 h D3 2 6
untuk h = 2D
M 3.66 D 2