Anda di halaman 1dari 9

KEGIATAN MONITORING SARANG DAN PENGENDALIAN PREDATOR DI PANTAI JAMURSBA MEDI DAN WARMON

Upaya pengelolaan habitat penyu khususnya penyu belimbing di Jamursba medi dan Warmon terus dilakukan oleh WWF Indonesia kantor Sorong dalam rangka pelestarian Penyu Belimbing yang merupakan satwa yang sangat terancam sehingga masuk dalam daftar merah menurut IUCN organisasi conservasi alam internasional. Kegiatan

pengelolaan yang dilakukan antara lain 1. Kegiatan Monitoring Dalam Kegiatan monitoring mencakup beberapa kegiatan antara lain : a. Survey jumlah sarang penyu b. Relokasi sarang c. PITTAG dan Taging penyu d. Foto pantai e. Pembersihan kayu log di sepanjang pantai yang mengahalangi penyu naik bertelur Kegiatan tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Survey Jumlah Sarang Penyu Kegiatan survey sarang penyu yang selama ini dilakukan oleh WWF dengan

memperkerjakan tenaga patroller dari masyarakat local dengan perincian Pantai Wembrak 2 orang, Baturumah 2 orang, Warmamedi 3 orang, Warmon 4 orang, terjadi pergantian bulan jaga setiap bulan sehinngga total patroller local mencapai 23 orang. Dengan dibantu dengan tenaga Officer monitoring 2 orang dan 1 orang coordinator. Survey dilakukan pada waktu malam dan pagi hari. Hasil kegiatan survey jumlah sarang dilakukan untuk mengestimasi besarnya

populasi penyu khususnya penyu betina. Survey jumlah sarang yang dilakukan oleh WWF Indonesia selama ini dilakukan untuk semua jenis penyu yang naik bertelur di Pantai Jamursba medi dan Warmon. Data jumlah sarang sejak 2005 sampai Maret 2011 ditunjukkan dalam grafik dibawah ini :

Jumlah Sarang Penyu di Pantai Warmon


Belimbing 1600 1400 Jumlah Sarang 1200 1000 800 600 400 200 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Mar-11 415141 132 8 4 4 48 3 4 53 2 119 3 13 111 3 10 1 13 2 646 1539 1378 1216 1037 1381 1543 Sisik Sisik semu Hijau

Tahun

Jumlah Sarang Penyu di Pantai Jamursba medi


2500 2000 Jumlah Sarang 1500 1000 500 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Mar-11 191 58 284 46 384 121 341 222 348 159 390 84 781843 1435 2308 2387 2006 1644 1340 Belimbing Sisik Sisik semu Hijau

Tahun
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan kecenderungan penurunan populasi penyu di Pantai Jamursba medi dan Warmon. Untuk pantai Warmon terlihat di tahun 2005 dengan jumlah 1539 sarang Penyu belimbing kemudian mengalami penurunan di 2006 kemudian naik 112 sarang di tahun 2007. Di tahun 2009 terjadi penurunan jumlah sampai mencapai 300 sarang, dan di tahun 2010 terlihat jumlah sarang yang meningkat mencapai 1543 sarang. Untuk jenis penyu lain terlihat yang paling menonjol adalah penyu sisik semu (Lepidochelys olivacea) namun jumlah sarang hanya mencapai 150 sarang.

Dengan data jumlah sarang kita dapat memperkirakan populasi penyu betina di pantai warmon. Menurut Dutton et al (2000) diketahui bahwa rata-rata satu ekor individu penyu belimbing bertelur dalam satu musim yaitu 5.8 kali sehingga kita dapat meng estimasi jumlah penyu betina yang bertelur di pantai Warmon yaitu sekitar 266 ekor. Grafik diatas menunjukkan jumlah penyu di Jamursba medi cenderung menurun lebih besar dibandingkan pantai Warmon. Dari tahun 2005 jumlahnya mencapai 2308 sarang, ditahun 2010 turun menjadi 1310 sarang, penurunan 50% selama kurun waktu 5 tahun. Jika dilihat jumlah sarang di tahun 2010 yaitu 1340 ekor , maka dapat diperkirakan sekitar 230 ekor penyu betina yang naik bertelur di Jamursba medi. A B

Gambar.

A Jejak penyu di pantai Warmon; B Kegiatan Monitoring Malam; C Penyu Belimbing meletakkan telurnya; D patroller local yang melakukan monitoring.

b. Relokasi Sarang Kegiatan relokasi sarang yang selama ini dilakukan oleh WWF dimaksudkan untuk menyelamatkan sarang dari ancaman predasi maupun air laut pasang. Syarat sarang yang di relokasi antara lain : 1. Berada di bawah Airlaut pasang 2. Berada di depan Muara kali yang tergenang

3. Berada di daerah open beach (terutama pantai wembrak) yang memiliki sukses penetasan rendah akibat temperature pasir yang panas menyebabkan telur menjadi masak, 4. Jarak telur ke permukaan pasir yang dangkal sehingga rawan predasi 5. Berada di daerah aliran air saat hujan (pada umunya dibawah gunung). E F

Gambar E Sarang penyu belimbing yang di relokasi dan ditandai dengan pita; F kegiatan relokasi tampak 2 orang officer sementara mengisi telur ke dalam sarang.

Di tahun 2010 saat musim peneluran Jamursba medi tim monitoring WWF besama UNIPA telah merelokasi 55 sarang penyu belimbing dengan sukses penetasan di atas 63 %. Untuk sarang penyu sisik semu tim monitoring telah menyelamatkan 38 sarang . Kegiatan relokasi sarang penyu harus terus dilakukan sebagai upaya

penyelamatan sarang dari ancaman. Namun kendala di lapangan terutama kurangnya tenaga untuk mengangkat telur dari lokasi awal ke tempat relokasi menjadi hambatan utama mengingat panjangnya pantai peneluran.

c. Pittag dan Metal Tagging

Aktivitas PITTAG dan Tagging perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah individu yang hadir di Pantai Jamursba medi dan Warmon setiap musim. Dengan PITTAG kita dapat membedakan jenis penyu yang naik dan berapakali naik setiap musim. Tahun 2008 -2009 tercatat 219 indivudu penyu belimbing betina yang ditemukan oleh staf monitoring, 131 diantaranya penyu yang baru bertelur, dan 88 ekor penyu lama yang pernah ditandai saat bertelur dimusim sebelumnya (Final Report UNIPA to WWF

Indonesia, 2010). Di tahun 2010 dari tanggal 14 Januari sampai 25 June tercatat 235 individu penyu betina yang kembali bertelur dari musim sebelumnya, sedangkan penyu yang baru tercatat 109 individu sehingga total individu yang yang naik dari Januari hingga June di Pantai Jamursba medi dan Warmon tercatat 304 individu betina.
d. Foto Pantai

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengambil foto secara periodik setiap bulan sepanjang tahun untuk mendokumentasikan perubahan kondisi pantai, pertumbuhan vegetasi dan pepohonan, serta erosi yang terjadi akibat perubahan musim. Foto pantai dilakukan di empat pantai dengan melakukan foto pantai di

setiap sektor.

Gambar . G Pantai di Warmamedi; H Pantai di Warmon; I Pantai di Wembrak; J Pantai di Baturumah

e. Pembersihan Kayu Log Di Sepanjang Pantai Yang Mengahalangi Penyu Naik Bertelur Kegiatan pembersihan kayu log setiap musim dilakukan di setiap pantai. Umumnya kayu log yarng berada di pantai dibawa oleh ombak laut akibat erosi atau tanah longsong yang terjadi di sepanjang aliran sungai. Air sungai yang meluap

membawa serta kayu dari hutan sehingga terdampar di pantai. Kegiatan pembersihan dilakukan dengan cara di potong dengan alat (sensaw) ataupun di bakar di pantai. Kegiatan ini penting mengingat kayu log yang berada di sepanjang pantai merupakan factor penghambat penyu untuk bertelur di pantai. Gambar dibawah ini menunjukkan kegiatan yang dilakukan.

Gambar. K Kayu log yang di bakar di pantai Warmon; L pemotongan kayu dengan alat di Pantai Wembrak; M Kayu log yang berserakkan di Pantai Baturumah

2. Kegiatan Predator Controll Kegiatan predator control dilakukan setiap musim di empat pantai peneluran terutama disaat musim puncak peneluran. WWF melalui tim Monitoring terus melakukan upaya pengendalian predator dengan berbagai metode yang telah dilakukan selama ini. Predator utama berdasarkan grafik di bawah ini menunjukkan babi masih menjadi ancaman serius bagi pelestarian penyu belimbing, diiukuti anjing, biawak dan ombak. Warmamedi merupakan menempati posisi pertema pantai terpredasi terparah sepanjang 2010.

Grafik tingkat predasi yang terjadi di Pantai Jamursba Medi dan Warmon Tahun 2010
200 180 160 140 Jumlah 120 100 80 60 40 20 0 BB AN BW Predator OB 3 4 0 26 12 65 62 32 12 20 5 2 4 6 3 192 Wembrak Baturuma h Warmam edi Warmon

Kegiatan yang sudah dan sementara terus dilakukan untuk mengnendalikan predasi di Pantai Jamursba medi dan Warmon adalah : 2.1. Pemasangan keranjang Bambu untuk menutup sarang

Keranjang bambu yang dibuat tersebut berdiameter 1,5 meter, mulut keranjang di tanam mengeliling sarang. Pemasangan dilakukan jika diketahui dengan pasti posisi telur untuk di tutup. Kelemahan dari keranjang bambu ini adalah ongkos buatnya yang mahal dan tidak praktis untuk digunakan, selain itu dapat menghalangi penyu yang lain untuk naik bertelur. Uji coba pemasangan dilakukan di pantai Warmon. 2.2. Perburuan tradisional Perburuan tradisional dilakukan bekerja sama dengan masyrakat local untuk berburu terutama hewan babi hutan. Kegiatan ini cukup efektif namun berisiko dan sulit mendapatkan babi liar secara langsunng di pantai.

2.3. Pemasangan Jerat Kegiatan pemasangan jerat telah dilakukan secara masal di pantai Warmamedi , beberapa mata di pasang di pantai Baturumah dan Wembrak. Di musim Jamursba saat ini terpasang 170 jerat di jamursba medi, 5 buah di Baturumah.

2.4 Pemasangan pagar penghalang Pemasangan pagar penghalang dilakukan di pantai Warmamedi dilakukan sepanjang 50 meter arah vertical ke pantai. Gambar pemasangan dapatdilihat pada gambar dibawah ini :

2.5 Pemasangan Jaring penutup sarang Jaring penutup sarang baru diujicobakan di musim Jamursba 2011 ini ada lebih dari 50 jaring yang dipasangkan di pantai. Ada dua model jaring penutup sarang yang dibuat di Jamursba medi yaitu dengan rotan dan dengan tali. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

2.6. Mata pancing Biawak Mata pancing ini dibuat khusus untuk predator biawak. Ada 20 mata yang dipasang di Warmamedi dan Baturumah. Namun belum efektif cara ini ini karena matakailnya bengkok dan putus. Kendala lain adalah daging yang digunakan sebagai umpan sangat susah di dapat.

Dalam melakukan survey jumlah sarang tim monitoring juga sekaligus melakukan pengnusiran dan perburuan terhadap predator penyu. Pada umumnya anjing yang merusak sarang adalah anjing milik masyarakat local namun, banyak masalah akan terjadi jika kita membasmi anjing masyarakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai