Anda di halaman 1dari 12

DEVELOP AND DEPLOY AN ENTERPRISE KNOWLEDGE-BASED STRATEGY FOR INCREASING SHAREHOLDER/STAKEHOLDER VALUE AYU PRATIWI; NIM 1122201055; KELAS

01MAM ABSTRAK Sekarang ini, masih banyak perusahaan yang meremehkan kekuatan knowledge assets dan cenderung mementingkan manajemen aset-aset yang bersifat tangible daripada intangible yang sebenarnya bisa mempegaruhi shareholder value dengan lebih stabil dalam jangka panjang. Perlu diperhatikan bahwa tangible assets digerakkan oleh intangible assets dan kualitas atau value dari tangible assets ditentukan oleh bagus atau tidaknya knowledge management yang mengelola intangible tersebut. Sekarang ini, knowledge management sudah menjadi suatu kebutuhan dalam menunjang kelanjutan perusahaan. Dan yang paling penting adalah bagaimana knowledge tersebut bisa dikelola dengan sedemikian rupa agar bisa menghasilkan value yang berguna bagi competitive advantage perusahaan. Kata Kunci: Knowledge Management, Knowledge Based Strategy, Tangible Assets, Intangible Assets, Shareholder Value, Stakeholder value 1. Pendahuluan Dalam perkembangan ekonomi yang sudah sedemikian pesat, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang bermunculan dan menghasilkan bermacam-macam produk dan jasa. Banyak perusahaan yang berlomba-lomba dalam hal harga serta manfaat yang ditawarkan untuk menarik minat pelanggan. Hal itu membuat persaingan antar perusahaan semakin tajam sehingga hanya yang terbaiklah dan mampu menerapkan strategi bisnis yang bisa melahirkan sebuah keunggulan yang bisa bertahan. Sebuah perusahaan harus mempunyai value. Value yang akan dibayar oleh konsumen karena mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dulu sebelum persaingan meningkat secara dramatis, banyak perusahaan yang hanya mementingkan tangible assets. Tetapi seiring dengan perkembangan ekonomi, banyak perusahaan yang akhirnya menyadari bahwa pengetahuan merupakan aset strategis perusahaan. Beberapa perusahaan besar seperti Microsoft, Toshiba, IBM, dan masih banyak lagi perusahaan lainnya yang mengakui bahwa knowledge yang menjadi aset utama dalam perusahaan. Oleh karena itu, knowledge harus dikelola dan dikembangkan sehingga hasilnya maksimal bagi perusahaan. Perusahaan harus menciptakan suatu lingkungan yang kondusif untuk mendukungnya proses pembelajaran dalam perusahaan. Knowledge yang dimiliki setiap karyawan juga harus dijaga agar tidak hilang karena itu merupakan aset penting bagi kemajuan perusahaan. Oleh karena itu semua knowledge yang dimiliki perusahaan harus didokumentasi secara sistematis agar bisa diakses oleh semua pihak dalam perusahaan dan terkumpul menjadi knowledge perusahaan yang bisa menghasilkan keunggulan dan meningkatkan competitive advantage dalam persaingan. 2. Ruang Lingkup Yang akan dibahas dalam penulisan ini secara garis besar adalah bagaimana menjadikan knowledge yang dimiliki perusahaan menghasilkan suatu value sebagai competitive advantage perusahaan.

3. Tujuan dan Manfaat Tujuan dibuatnya penulisan ini, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, agar perusahaan menyadari bahwa knowledge merupakan aset penting dan strategis bagi perusahaan yang bisa menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang yang seharusnya diolah, disimpan, dan dikembangkan agar bisa menjadi lebih unggul dan terdepan dalam persaingan. Manfaat yang akan diperoleh jika tujuan dari penulisan ini tercapai, yaitu : a. Didapatnya keuntungan jangka panjang yang menjamin kelangsungan perusahaan ke depannya b. Terciptanya sumber daya manusia yang handal dan teamwork yang kuat sehingga melahirkan inovasi-inovasi dalam menghasilkan produk dan jasa yang akan memperkuat posisi perusahaan dalam berkarya. c. Terciptanya budaya learning dan sharing knowledge sehingga semua pihak akan berkembang dan terciptanya lingkungan yang melahirkan satu ikatan yang kuat satu sama lain Tentunya masih banyak lagi manfaat jangka panjang yang didapatkan jika hal ini diterapkan lebih dini dalam perusahaan sehingga dapat menjadikan perusahaan selalu menjadi leader dalam persaingan 4. Pembahasan Knowledge Based Strategy Knowledge based strategy adalah suatu strategi yang dihasilkan dari hubungan keterkaitan antara penerapan knowledge management (KM) dengan strategi bisnis dalam suatu perusahaan atau lebih singkatnya bisa disimpulkan, strategi perusahaan yang berbasis pada penerapan KM di dalamnya. KM itu sendiri adalah bagaimana cara suatu organisasi atau perusahaan mengatur, mentransfer, serta mengsinkronisasikan knowledge yang dimiliki sumber daya manusia dengan knowledge perusahaan. Kenapa sumber daya manusia sangat ditekankan disini ? Terdapat tiga komponen pokok dalam KM, yaitu People, Technology, dan Processes. People adalah komponen utama dari KM, karena People lah yang menciptakan suatu knowledge. Meski suatu perusahaan mempunyai technologi dan proses terbaik, tetapi jika tidak ada people yang menggerakkan, semuanya akan sia-sia. Itulah penggambaran betapa pentingnya komponen people dalam penerapan KM dan ketiga komponen tersebut sering kali digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 : Tiga Pilar Utama Knowledge Management

Dari gambar tersebut, kita bisa lihat bagaimana ketiga komponen tersebut saling mendukung penerapan KM. Penerapan KM sendiri sangat erat hubungannya dengan knowledge yang merupakan intangible assets dari perusahaan. Selain itu knowledge management juga mempunyai 5 proses utama, yaitu : 1. Knowledge Identification Pada bagian awal ini, dilakukan identifikasi knowledge apa saja yang sudah dimiliki dan knowledge yang belum dimiliki dan diperlukan perusahaan 2. Knowledge Acquisition Setelah mengidentifikasi, saatnya mencari sumber knowledge yang dibutuhkan perusahaan tetapi belum perusahaan miliki. Adaptasi knowledge yang berasal dari luar perusahaan dan sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Perlu diingat, agar kita tidak memaksa sebuah knowledge untuk diadaptasi di perusahaan apabila tidak memungkinkan, tidak bisa diterima dan tidak sesuai dengan culture perusahaan. 3. Knowledge Development Intinya dari proses ini adalah membangun sebuah Knowledge Management System sebagai sarana dalam mengelola knowledge yang diperoleh dari proses sebelumnya agar terstrukturisasi, tercapture dan dapat disebarluaskan ataupun diakses dengan mudah. 4. Knowledge Sharing Disini adalah proses inti dari semua proses, yaitu sharing knowledge. Bagaimana proses yang sudah tersimpan dan terdokumentasi dalam sebuah sistem bisa menghasilkan value bagi perusahaan khususnya karyawan. Konten juga harus diperhatikan agar benar-benar bermanfaat bagi karyawan sebagai user 5. Knowledge Utilization Intinya dalam proses ini, bukan seberapa banyak knowledge yang dimiliki perusahaan, tetapi seberapa besar penerapan knowledge tersebut dalam aktivitas perusahaan sehingga dapat menghasilkan value bagi perusahaan Alasan Kenapa Perusahaan membutuhkan KM Penerapan KM dalam suatu perusahaan sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar. Perusahaan membutuhkan KM untuk mengelola sumber daya manusia perusahaan agar bisa memberikan value yang terbaik bagi pelanggan. Pada abad ke dua puluh satu seperti sekarang ini, perusahaan yang ingin bertahan pada kompetisi yang sangat ketat dan kompleks oleh karena adanya globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin maju, harus bisa secara kreatif untuk terus mencari sumber kekuatan baru yang bisa digunakan sebagai competitive advantage nya demi bisa mempertahankan pasar. Bahkan jika mungkin, perusahaan tidak hanya harus mampu mempertahankan pasarnya yang sekarang, tapi juga harus mampu menjadi pencetus area pasar baru yang belum bisa dijelajah oleh kompetitornya, sehingga perusahaan tersebut mampu menjadi leader yang disegani oleh para kompetitornya. Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan dinamis yang diciptakan oleh adanya persaingan. Jika tidak, perusahaan tersebut akan tenggelam digilas oleh orang lain yang lebih unggul dalam mencari peluang baru dan mempertahankan daya kompetitifnya. Oleh karena itu, perusahaan harus tahu, kekuatan apa yang bisa dijadikan pijakan untuk bisa terus mempertahankan daya saingnya dalam persaingan bisnis yang ketat bahkan agar bisa mengungguli kompetitor-kompetitor yang lain.

Jawabannya hanya satu, perusahaan harus mampu memahami sumber daya dan kemampuan mereka masing-masing. Jika mereka tidak tahu sumber daya dan kemampuan macam apa yang bisa membuat mereka unggul dalam persaingan, jangan harap bisa menang bersaing dengan yang lain. Selain harus mampu mengetahui kemampuan diri sendiri, perusahaan juga harus tahu kemampuan para kompetitornya yang juga ikut bersaing dalam persaingan bisnis, atau dengan kata lain, untuk bisa menang dibanding yang lain, perusahaan harus bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri sekaligus mengetahui kelemahan dan kelebihan dari pesaing lainnya, sehingga perusahaan bisa membuat strategi perang yang jitu sebagai senjata untuk tetap bertahan dalam persaingan. Untuk bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan suatu perusahaan pastinya harus melalui suatu kajian yang mendalam. Hasil kajian mendalam bisa dalam bentuk pengalaman ataupun berbagai macam pengetahuan baik tertulis atau tidak tertulis yang telah dimiliki perusahaan, bisa disebut juga dengan knowledge yang bisa digunakan sebagai basis untuk membentuk strategi dalam persaingan. Transfer Knowledge dari Tacit ke Explicit Pengetahuan tertulis atau Explicit Knowledge lebih mudah untuk ditemukan, dipelajari dan dipertahankan. Namun, pengetahuan tidak tertulis atau Tacit Knowledge seperti pengalaman kerja, sangat sulit untuk diekspresikan atau didokumentasikan secara nyata dan terstruktur. Padahal kebanyakan knowledge yang sangat berharga bagi perusahaan justru merupakan Tacit Knowledge yang dalam bentuk nyatanya mungkin merupakan pegawai-pegawai atau tenaga kerja unggulan dan professional dalam perusahaan, pelanggan atau customer atau para stakeholder. Berhubung pengetahuan yang mereka punya bisa menjadi senjata jitu untuk memenangkan persaingan pasar, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk dapat tetap memperoleh pengetahuan mereka:
a. Cobalah untuk mengkonversi pengetahuan mereka ke dalam bentuk yang

lebih eksplisit atau lebih jelas, misalnya dalam bentuk dokumen, informasi yang bisa disimpan di database, dan lain-lain. Proses transfer knowledge dari tacit ke eksplisit ini bisa dilakukan dengan cara mencoba interview mereka mengenai pengetahuan mereka yang ingin kita dapatkan, lalu tuangkan dalam sebuah tulisan atau pedoman baku yang standar misalnya. Walaupun begitu, memang hal ini merupakan hal yang sangat sulit dikarenakan untuk mengolah pengetahuan orang lain, kita tentu tidak bisa mendapatkan semua isi kepalanya terutama mengenai hal-hal yang sulit diekspresikan. b. Kembangkan akses kepada tacit knowledge mereka dengan membentuk sebuah hubungan atau interaksi yang lebih baik dengan mereka. Di jepang, aktivitas untuk mensosialisasikan, mengajarkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dengan mengadakan diskusi antar anggota tim yang saling memerlukan, merupakan suatu kegiatan yang sangat didukung penuh untuk terciptanya pengembangan ide-ide dan knowledge baru. Dibandingkan hanya menyimpan pengetahuan di beberapa kepala saja, lebih baik bila menggabungkan isi kepala banyak orang yang bisa membentuk suatu ide hebat untuk kemajuan perusahaan. Kembangkanlah suasana kerja yang saling mendukung bukan yang penuh dengan persaingan, sehingga mendorong semua orang untuk saling membantu dan bertukar knowledge tanpa rasa takut akan dijatuhkan oleh orang lain. Sistem reward berdasar prestasi atau

keberhasilan bekerjasama antar anggota tim akan lebih baik mendukung suasana ini dibanding bila menerapkan sistem reward berdasar prestasi individual. Selain itu, suasana yang mendukung dan penuh dengan semangat kerjasama juga akan meminimalkan resiko pengunduran diri dari karyawankaryawan yang merasa tidak betah dan menambah keloyalan atau kesetiaan mereka untuk mengabdi pada perusahaan. Semakin sedikit terjadi turnover, semakin sedikit juga peluang perusahaan kehilangan tacit knowledge yang diperlukan. Bagi karyawan-karyawan yang sudah lama menjabat pastilah mereka sudah lama bergelut dan bekerja untuk perusahaan sehingga banyak pengalaman yang tidak ternilai dan penting bagi kemajuan perusahaan. Knowledge tersebut harus kita jaga agar tidak hilang begitu saja. Oleh karena itu, cobalah gali knowledge mereka baik dari karyawan senior ataupun karyawan baru agar bisa dituangkan menjadi knowledge yang bersifat explicit. Semua knowledge harus didokumentasikan agar tersimpan dan terkumpul dalam knowledge perusahaan. Tacit knowledge juga bisa diperoleh dengan membentuk joint venture dengan perusahaan lain, dimana kerjasama antar kedua pihak bisa dimanfaatkan untuk saling bertukar pengetahuan yang masing-masing sudah miliki sebelumnya. Yang penting, yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah gunakan pengetahuan yang sudah Anda punya sebelumnya dengan cara yang kreatif sebagai strategi untuk memenangkan pasar, sharing your best practices, lakukan inovasi atau cari peluang baru yang mungkin belum dilirik sama sekali oleh kompetitor, dan ubahlah knowledge dan ide yang telah Anda punya menjadi basis untuk membentuk suatu produk atau jasa yang bernilai tinggi bagi konsumen, sehingga performa bisnis akan bisa berkembang dan terus meningkat. Alasan kenapa inovasi begitu penting bagi perusahaan Inovasi adalah menghasilkan suatu ide yang bisa digunakan sebagai peluang bisnis dengan cara memperbaharui pengimplementasian teknologi yang sudah ada dalam sesuatu yang baru ataupun mendorong batasan-batasan yang sudah ada. Singkatnya, inovasi adalah cara baru melakukan sesuatu. Proses mengimplementasi suatu ide ke dalam suatu produk atau jasa yang akan dibayar oleh konsumen atau dalam sebutan lain, menghasilkan value. Inovasi juga lah yang membuat suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain. Inovasi terlahir dari orang-orang yang cerdas, berfikir dengan cara yang berbeda, percaya diri, suka tantangan, punya hasrat dan imajinasi tinggi dan bisa menuangkannya ke dalam ide dan tentunya saja kreatif. Perusahaan perlu melakukan inovasi untuk menyelaraskan dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang cepat dan tuntunan lingkunan dan gaya hidup menuntut sebuah produk yang lebih canggih. Pelanggan pun selalu menuntut sebuah produk dengan teknlogi terbaru. Biasanya kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh inovasi yang diberikan oleh perusahaan. Inovasi bisa mencakup produk, proses, services, teknologi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Inovasi bisa membuat perusahaan selangkah lebih maju daripada para pesaingnya. Sekarang ini, inovasi baru yang muncul di pasaran akan dengan mudah dititu oleh para pesaingnya. Contohnya saja, inovasi yang dikeluarkan oleh Blackberry, Blackberry Messenger (BBM), ketika BBM dengan dramatis menginvasi pasar dan maka dengan sekejap pula pesaing-pesaingnya meniru inovasi mereka. Terbukti dengan keluarnya Nokia Messenger dan Esia Messenger.

Oleh karena itu, perusahaan juga harus terus berinovasi dan berkelanjutan agar bisa selalu menjadi leader dalam persaingan. Jika perusahaan berhenti berinovasi, maka pelanggan pun akan berhenti membeli produk mereka dan kelangsungan perusahaan pun akan terancam. Pemicu munculnya ide yang inovatif Banyak hal yang bisa memicu datangnya ide yang inovatif, antara lain : 1. Ketidakpuasan Pelanggan Ketidakpuasan pelanggan akan suatu produk akan memicu datangnya ide untuk melengkapi produk tersebut. Sehingga mendorong perusahaan berlomba-lomba untuk memenuhi dan melengkapi kekurangan produk tersebut 2. Imaginasi Imajinasi seseorang juga pemicu lahirnya inovasi, ditambah keinginan dan skill yang kuat serta kreatif untuk mewujudkannya maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat inovatif 3. Problem Solving Seringkali ide berinovasi muncul ketika perusahaan dihadapkan untuk mencari solusi dari permasalahan yang timbul. Sumber knowledge perusahaan yang bisa dikembangkan Sumber knowledge yang bisa perusahaan gunakan sebagai acuan untuk bisa membuat strategi perang yang tepat ada beberapa macam: a. Knowledge tentang pelanggan atau customer Dapat memenuhi atau bahkan dapat melebihi ekspektasi dari pelanggan merupakan strategi kunci untuk memenangkan pasar. Feedback pelanggan biasanya sangat berguna sebagai panduan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang dijual perusahaan. Oleh karena itu, tingkatkan komunikasi dengan pelanggan dan binalah hubungan baik terpercaya dengan mereka karena pelangganlah yang menentukan kredibilitas suatu perusahaan. Buatlah pelanggan merasa terlibat dengan menanyakan inovasi-inovasi apa yang mereka inginkan dan ketahui profil pelanggan sehingga pelanggan merasa dispesialkan. Teknologi CRM bisa membantu perusahaan untuk merealisasikan hal tersebut. b. Knowledge tentang keunggulan dan kelemahan Produk dan Jasa Produk dan jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan, mempermudah aktivitas mereka, dan mempunyai value merupakan produk dan jasa yang bernilai jual tinggi. Untuk bisa mengetahui produk macam apa yang dibutuhkan pelanggan tentunya kita harus bertanya langsung kepada pelanggan ataupun melakukan semacam riset pasar. Divisi marketing adalah divisi penting yang berperan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan. Buatlah pertemuan rutin berkesinambungan untuk menceritakan pengalaman mereka dalam menghadapai pelanggan. Kumpulkanlah dan catat feedback, pujian bahkan kritikan dari pelanggan. Dari situ perusahaan akan tau kelemahan dan kekuatan produknya serta apa sih yang sebenarnya diinginkan dan diharapkan pelanggan. Lalu untuk menciptakannya, mungkin akan membutuhkan riset dan pengembangan mendalam yang biasa diserahkan kepada bagian Research and Development. Pada perusahaan seperti Apple dan Microsoft, investasi mereka yang besar untuk membiayai penelitian pada Research and Development lah yang memungkinkan mereka bisa menghasilkan produk

elektronik berkualitas tinggi. Hal ini menandakan bahwa produk dan jasa berkualitas bisa dihasilkan dari proses belajar terus-menerus untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik. c. Knowledge yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia di Perusahaan Sumber daya manusia merupakan aset paling berharga yang dimiliki perusahaan. Karena sebagus apapun teknologi yang dipakai dan sebaik apapun produk yang dijual, keberhasilan strategi untuk mengambil dan melaksanakan tindakan serta keputusan bisnis tetap bersandar pada kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakannya. Tantangannya adalah bagaimana mengubah knowledge dari para individu yang tentunya punya keahlian dalam bidang yang berlainan menjadi sebuah knowledge perusahaan secara keseluruhan. Banyak organisasi yang menerapkan ini dengan cara melakukan program pembelajaran organisasi (organizational learning). Organizational Learning didefinisikan oleh Miller (1996) sebagai upaya memperoleh knowledge dari individu atau tim yang ahli dalam perusahaan yang bersedia mengajarkan keahlian mereka kepada individu atau tim lain yang belum berpengalaman agar mereka bisa bekerjasama dalam menyelesaikan suatu tugas penting yang berguna bagi perusahaan. Pembelajaran secara terus-menerus merupakan hal yang sangat penting sebagai senjata untuk mempertahankan competitive advantage. Program training dan program pengembangan kemampuan karyawan biasanya merupakan cara untuk menerapkan organizational learning ini. Program dan training tersebut haruslah berkelanjutan dan biarkan karyawan memberi ideide dan inovasi yang akan dia lakukan di aktivitas sehari-harinya sehubungan dengan training tersebut dan adakan review berkala sehingga dapat tercipta learning into doing. Kebanyakan training berfokus untuk mengajarkan pengetahuan baru sesuai bidang profesi masing-masing untuk menjaga agar pengetahuan karyawan tetap up to date. Perusahaan juga harus mempunyai Knowledge Management System yang baik agar karyawan mengetahui dimana dia dapat sharing knowledge. Sistem tersebut juga harus mempunyai sebuah direktori contact person karyawan yang digroup berdasarkan keahliannya, jadi jika karyawan mempunyai problem, mereka tau harus menghubungi siapa untuk mendapatkan solusi. Sharing knowledge yang tidak terlalu formal yang umum dilakukan oleh perusahaan adalah Communities of Practices (CoP) dimana ketertarikan atas pengetahuan yang sama mendorong komunitasnya untuk saling memperbaharui pengetahuan mereka dan berbagi apa yang mereka kuasai. Perusahaan yang berbasis pengetahuan harus bergerak dinamis dan terbuka dengan perubahan yang cepat karena situasi yang kaku membuat perusahaan tidak dapat beradaptasi dengan perubahan dan menghambat kreativitas dan pengembangan pengetahuan. Perusahaan harus bisa menanamkan kepada seluruh karyawannya bahwa pengetahuan sangat penting bagi kesinambungan perusahaan baik dalam beraktivitas maupun mengambil keputusan. Agar setiap karyawan sadar akan kebutuhan akan pengetahuan, harus ada penggerak yang bisa memicu pemikiran mereka akan kesadaran tersebut, mungkin bisa disebut dengan change agent yang berfungsi mensosialisasikan, mengajak, mengarahkan dan mendukung setiap kegiatan-

kegiatan pembelajaran dan berinovasi agar aktivitas pembelajaran dan sharing knowledge dapat menjadi culture yang melekat erat pada perusahaan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, explicit knowledge lebih mudah untuk diuraikan dan disebarluaskan kepada yang lain, sedangkan tacit knowledge berupa pengalaman sukar untuk dipelajari. Untuk bisa mempelajari tacit knowledge, orang yang diajarkan harus bisa ikut terjun langsung untuk mempraktikkan pengalaman yang sama, sehingga untuk mempelajari tacit knowledge biasanya akan dibutuhkan interaksi jangka panjang dengan si pengajar secara intensif dan berkesinambungan. Proses pembelajarannya pun sangat kompleks dan lambat. Ada satu hal yang perlu diingat dan diketahui berkenaan dengan tacit knowledge. Sebenarnya perusahaan akan diuntungkan dengan adanya tacit knowledge. Tacit knowledge tidak mudah ditiru dengan cepat oleh kompetitor sehingga bisa menjadi salah satu kunci sukses memenangkan pasar dan penghalang dan kesenjangan yang besar bagi kompetitor-kompetitor lain. Oleh karena itu, jagalah terus knowledge perusahaan, baik yang berupa tacit ataupun explicit knowledge dengan terus menanamkan budaya learning bagi keseluruhan perusahaan. d. Knowledge mengenai Proses Bisnis terbaik Setiap proses bisnis pasti memiliki knowledge yang tersembunyi di dalamnya. Jika knowledge ini bisa dibuat menjadi terstruktur dan bisa disebarkan dan dipelajari secara luas ke seluruh bagian yang membutuhkannya, tentunya akan meningkatkan performa dari proses bisnis itu sendiri. Susunlah serangkaian tugas menjadi sistematis disertai dengan best practices untuk menyelesaikannya sehingga bisa diakses oleh semua karyawan. Dokumentasikan dan sertakan dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan untuk pengerjaannya. Buat juga knowledge mengenai orang-orang ahli dalam proses tersebut dan skill yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, sehingga tidak hanya orang yang sudah ahli di bidang itu saja yang bisa mengerjakannya, melainkan orang lain yang belum ahli pun bisa mempelajarinya dengan mudah dan bisa menanyakan kepada ahlinya jika menghadapi kesulitan. e. Memori Perusahaan Kebanyakan knowledge bersifat fana, tidak bisa dilihat dan diraba, atau dengan kata lain, tidak tercatat, tidak tertulis dan tidak terdokumentasikan. Biasanya knowledge semacam ini terdapat dalam percakapan-percakapan, meeting, email-email, catatan-catatan kecil dan hal-hal lain yang tidak terstruktur. Hanya berupa ucapan dan percakapan lisan. Sebaiknya memori atau ingatan-ingatan kecil yang penting semacam ini, bisa didokumentasikan secara terstruktur, untuk menghindari terjadinya kesalahan yang sama seperti di masa lalu bahkan untuk mendapatkan solusi dari masalah dengan situasi yang sama seperti yang telah berhasil dihadapi sebelumnya. Informasiinformasi mengenai kegiatan training, program pengembangan karyawan, program CoP, ataupun program-program sharing knowledge lainnya juga harus terdokumentasikan beserta dengan reviewnya. Data memori perusahaan bisa disimpan dalam dokumen atau disimpan dalam database. Review mengenai project yang telah selesai, daftar histori pelanggan, dan lain-lain merupakan bentuk contoh memori perusahaan yang bisa dipakai sebagai knowledge bagi perusahaan.

f. Knowledge mengenai hubungan dengan pihak lain

Knowledge perusahaan mengenai karakteristik hubungannya dengan pihak lain biasanya meliputi hubungannya dengan pelanggan, supplier, karyawan, partner bisnis, pemegang saham atau shareholder, dan lain lain. Hubungan perusahaan dengan mereka pastinya meliputi saling pengertian yang mendalam untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak. Knowledge semacam ini biasanya dilewatkan dan tidak didokumentasikan sama sekali oleh perusahaan, padahal sangat penting sebagai basis untuk mempertahankan pasar. Oleh karena itu hal-hal seperti karakteristik personal, motivasi, tingkah laku, dan lain lain dari masing-masing pihak, sebaiknya didokumentasikan dengan baik supaya bisa dipelajari dengan mudah oleh perusahaan ke depannya. Contoh perusahaan yang telah melakukan ini adalah Toshiba yang telah berhasil mengumpulkan data dan me-rating mengenai kualitas dari suppliersupplier mereka dalam bentuk rangking. Hal ini berguna bagi perusahaan untuk bisa memilih supplier mana yang bisa dimasukkan dalam jaringan supplier tetap mereka, dimana bisa membantu dalam pembentukan strategi perusahaan kedepannya. g. Aset Knowledge yang telah dimiliki perusahaan Knowledge adalah salah satu intangible assets perusahaan yang tidak terlihat dalam perhitungan balance sheet. Berhubung aset ini merupakan aset yang sulit dihitung, banyak ahli ekonomi yang kemudian mengatakan bahwa perlu dilakukan pendekatan untuk melakukan penelitian untuk penghitungan knowledge menjadi suatu resource yang bisa dihitung juga dalam satuan uang. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu pendekatan untuk memanajemen dan mengukur knowledge dalam ukuran yang tetap. Knowledge Management System (KMS) sebagai sarana pengintegrasian dan penerapan aktivitas KM KMS merupakan sarana berbasis teknologi sebagai pendukung dalam pengintegrasian proses sharing knowledge dan penyimpanan knowledge. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, knowledge haruslah dicapture, tersimpan dan disebarluaskan agar bisa menghasilkan knowledge yang menghasilkan value. KMS yang memfasilitasi hal tersebut secara terintegrasi agar tujuan dari knowledge management tercapai, yaitu mendokumentasikan knowledge secara terstruktur dan menyebarluaskannya dan bisa menjadi knowledge perusahaan. Membuat suatu KMS bukanlah hal yang mudah, harus ada keterlibatan dari semua pihak. Baik dari karyawan perusahaan yang menjadi user dari sistem tersebut yang berkontribusi dalam menuangkan knowledge yang mereka punya ke dalam sistem, ataupun keterlibatan dari pihak yang mengembangkan sistem. Konten yang dimasukkan ke dalam sistem juga tidak serta merta diterima dan disebarluaskan tanpa direview terlebih dahulu, karna itu haruslah ada pihak yang bertugas untuk mengatur, menolah, menjaga dan mereview kualitas dan batasan konten yang masuk ke sistem. Pihak tersebut juga harus mereview konten-konten yang sudah kadaluarsa. Kadaluarsa disini maksudnya konten-konten yang pemakaiannya sudah tidak terpakai lagi, sudah merupakan teknologi lama yang sudah jarang dipakai atau sudah tergantikan dengan konten-konten yang baru karena prosesnya lebih cepat dan praktis. Pada akhirnya, KMS akan menghasilkan knowledge users dan corporate knowledge. Tacit knowledge yang sudah ditransfer menjadi explicit knowledge serta didokumentasikan di dalam sistem akan menjadi knowledge perusahaan sehingga

dapat digunakan bagi semua karyawan dalam mengembangkan keahliannya. Perlu diingat, yang paling penting dalam sebuah KMS, bukanlah seberapa banyak sistem tersebut menyimpan informasi, tetapi seberapa besar yang sudah diterapkan bagi kemajuan karyawan dan perusahaan. Kemudian bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan value dari semua knowledge yang ada dalam perusahaan melalui Knowledge Management? Terdapat panduan yang bisa digunakan untuk bisa menghasilkan value yang diinginkan: a. Memperkirakan dimana kemampuan perusahaan yang sebenarnya (knowing where you are). b. Mengetahui business drivers yang bisa mempengaruhi perusahaan. c. Analisislah dimana kegiatan knowledge management di perusahaan yang paling punya andil yang tinggi dalam mewujudkan kesuksesan. Intinya, untuk bisa memperoleh value dari knowledge yang perusahaan punya, perusahaan harus bisa membuat strategi berbasis knowledge. Strategi berbasis knowledge merupakan wujud keterkaitan antara strategi bisnis dengan penerapan knowledge management perusahaan. Framework strength, weakness, opportunities, threat (SWOT) dapat memberikan dasar dalam mengembangkan strategi berbasis knowledge. Dengan framework SWOT perusahaan harus bisa menganalisis apa yang menjadi kekuatannya yang bisa diandalkan, apa saja kelemahan perusahaan yang harus diperbaiki, peluang apa saja yang bisa diambil untuk memenangkan pasar, dan ancaman apa saja yang harus diwaspadai oleh perusahaan. Perlu diketahui bahwa strength dan weakness merupakan faktor internal perusahaan yang harus dianalisis, misalnya tentang masalah managementnya, masalah proses bisnisnya, masalah produk dan jasa yang dia jual, dan lain - lain. Sedangkan opportunities dan threat merupakan faktor eksternal perusahaan yang sering kali mempengaruhi bisnis, seperti kompetitor, perubahan undang undang, pemerintahan, kondisi ekonomi negara, dan lain lain. Untuk mengidentifikasi strength dan weakness, perusahaan dapat membandingkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan yang masih harus diketahui, sedangkan untuk mengidentifikasi opportunities dan threat bagi perusahaan maka perusahaan bisa melakukan perbandingan antara knowledge yang dimiliki dengan knowledge yang dimiliki kompetitor. Intinya, perusahaan harus mengidentifikasi knowledge apa saja yang diketahui perusahaan sebagai basis untuk menjalankan strategi bisnis dan kemudian perusahaan juga harus mengetahui mengenai knowledge apa saja yang diketahui atau dikuasai oleh kompetitor.

Gambar 2 : Langkah Organisasi dalam Menyeimbangkan komponen SWOT

Gambar tersebut menjelaskan mengenai langkah organisasi dalam menyeimbangkan Strength dan Weaknesses (kemampuan internal) dengan Opportunities dan Threats di lingkungan eksternal perusahaan. Hal tersebut juga bisa dijadikan sebagai strategi, dimana strategi tersebut dibentuk berdasarkan knowledge yang telah dipunyai perusahaan. Bagaimana Menciptakan Knowledge Advantage yang bisa bertahan lama? Kreativitas dan inovasi punya peran sangat penting dalam menjalankan bisnis perusahaan. Perusahaan tidak akan dapat menikmati sustainable competitive Advantage jika hanya mengolah kemampuan sumber daya tanpa dibarengi oleh knowledge dan kreativitas. Perusahaan harus bisa mengkombinasikan penggunaan resource mereka dengan cara yang kreatif sehingga dapat mengembangkan kemampuan kompetitif yang baru. Hal ini bisa dengan melakukan inovasi, misalnya dengan menggunakan resource seperti ide kreatif dari sumber daya manusia plus sumber daya kapital seperti dana untuk mengembangkan penelitian produk atau jasa baru melalui Research and Development yang ditujukan untuk mewujudkan ide tersebut. Perusahaan tidak dapat mencapai sustainable competitive advantage, hanya dengan menggunakan strategi berbasis market produk, atau strategi berbasis penggunaan sumber daya saja tanpa penggunaan knowledge mendalam secara kreatif.

Gambar 3: Penggunaan knowledge dan Experience yang telah lama dipunyai perusahaan, disertai dengan Kreatifitas dan Ide untuk melakukan inovasi dari sumber daya manusia yang kreatif, bila digabungkan dapat menciptakan cara atau strategi bisnis baru dalam mengombinasikan resource yang ada serta dapat mengembangkan kemampuan baru, yang akhirnya akan mampu menciptakan daya kompetitif atau competitive advantage bagi perusahaan yang mampu bertahan lama

Gambar 4: Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh competitive advantage

Sesuai dengan gambar di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh perusahaan untuk memperoleh competitive advantage antara lain mengidentifikasi kelemahan mereka mengenai knowledge apa yang belum berhasil mereka kuasai, kemudian formulasikan dan jabarkan strategi knowledge dan strategi bisnis berdasarkan knowledge tersebut. Lalu hubungkan strategi knowledge dan strategi bisnis yang telah disusun sehingga bisa menghasilkan competitive advantage bagi perusahaan. Jadi intinya, strategi bisnis bila berdasarkan pada knowledge yang berhubungan maka akan menghasilkan competitive advantage yang berkesinambungan. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini, saat ini knowledge adalah bagian terpenting dalam perusahaan dan sudah seharusnyalah menerapkan knowledge management sejak dini dan membuat knowledge based strategy untuk meningkatkan competitive advantage dari perusahaan. Perusahaan harus menanamkan dan mencamkan kepada semua karyawan akan pentingnya knowledge yang membuat karyawan akan terus belajar dan berkembang sehingga terbentuklah culture perusahan yang kuat. Dengan knowledge based strategy yang didukung dengan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan selalu berinovasi akan mampu menyokong, mendukung dan membuat perusahaan menjadi leader dan selalu terdepan dalam persaingan. Dengan budaya learning yang melekat kuat akan menciptakan competitive advantage yang bertahan lama sehingga akan menghasilkan value yang maksimal bagi perusahaan. 6. Daftar Pustaka Debowski, Shelda. (2006). Knowledge management. John Wiley & Sons Australia, Ltd. Ichijo, Kazuo and Nonaka, Ikujiro. (2007). Knowledge Creation and Management: New Challenges for Managers. Oxford University Press. Anshori, Yudak. Analisis Keunggulan Bersaing Melalui Penerapan Knowledge Management dan Knowledge-Based Strategy di Surabaya Plaza Hotel. Jurnal Manajemen Perhotelan. Vol 1, No 2, September 2005 : pp 39 53 www.skyrme.com/kshop/kmseven_p4.pdf www.skyrme.com/pubs/AslibKMConf2002.doc http://debz.blog.binusian.org/2010/12/26/core-process-km-week-3/

Anda mungkin juga menyukai