Anda di halaman 1dari 15

Kontra Ahmadiyah

Oleh: Muhammad Zidny Nafan

Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah 2011

Outline
Latar Belakang Lahirnya Aliran Ahmadiyah Biografi Mirza Ghulam Ahmad Ajaran Ahmadiyah Pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi Makna Khatam an-Nabiyyin Implikasi Arti Khatam Versi Ahmadiyah Dalil Ahmadiyah Mengenai Kenabian Belum Berakhir Bantahan Terhadap Dalil Ahmadiyah Kitab Suci Ahmadiyah Tadzkirah Dalil bahwa Al-Quran telah Sempurna
2

Latar Belakang Lahirnya Aliran Ahmadiyah


Kemerosotan kondisi umat Islam di India karena ekspansi Inggris di India sehingga diperlukan adanya gerakan pembaharu Protes terhadap kaum misionaris Kristen yang mendapat pengikut-pengikut baru

Latar Belakang Lahirnya Aliran Ahmadiyah


Protes terhadap paham misionaris dan westernisasi yang dibawa Sayyid Ahmad Khan Kolonial Inggris membentuk kelompok Islam anti jihad untuk memadamkan semangat Jihad muslim India

Biografi Mirza Ghulam Ahmad


Lahir pada tanggal 13 Februari 1835 Keturunan Kerajaan Qesh (dinasti Mughal) Pendidikan keagamaan diperoleh secara privat dengan guru-guru dari India Pada umur 29 tahun menjadi pegawai Inggris di kantor bupati Sialkot Mengarang kitab Barahayn Ahmadiyah yang berisi tentang kebenaran ajaran-ajaran umat Islam
5

Ajaran Ahmadiyah
Nabi Muhammad saw bukan nabi terkahir Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi dan rasul Allah menurunkan kitab suci kepada Mirza Ghulam Ahmad yang disebut al-Kitab alMubin (tadzkirah) Orang yang tidak beriman kepada kenabian Mirza Ghulam Ahmad dianggap kafir

Pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi


Pada bulan Desember 1888 menyatakan diri mendapat perintah Tuhan melalui ilham Illahi untuk menerima baiat dari para pengikutnya

Pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi


Pembaiatan dilakukan pada tanggal 11 Maret 1889 setelah turun wahyu dalam bahasa Urdu:

Pada tahun1891 meyatakan dirinya sebagai AlMahdi


8

Makna Khatam an-Nabiyyin


QS. Al-Ahzab ayat 40 Terjemahan Depag:
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

Terjemahan Ahmadiyyah:
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan meterai sekalian nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
9

Implikasi Arti Khatam Versi Ahmadiyah


Khatam (khatama) yang berarti memeterai, mencap, mensahkan, atau mencetak Implikasi dari arti tersebut:
Nabi Muhammad saw. adalah meterai para nabi Nabi Muhammad saw. adalah yang terbaik Kenabian belum berkakhir dan akan turun nabi setelah Nabi Muhammad saw.

10

Dalil Ahmadiyah Mengenai Kenabian Belum Berakhir


QS. Al-Ahzab ayat 40 Hadits riwayat Siti Aisyah
Katakanlah bahwa beliau (Rasulullah saw.) adalah khatam an-nabiyyin, tetapi janganlah mengatakan tidak ada lagi nabi sesudah beliau

Hadits riwayat Ibnu Majah


sekiranya Ibrahim (putra Rasulullah saw.) masih hidup niscaya ia akan menjadi nabi

11

Bantahan Terhadap Dalil Ahmadiyah


QS. Al-Ahzab ayat 40 Makna pokok dari kata khatam dalam bahasa arab adalah mencapai akhir segala sesuatu Jika kata khatam diartikan sebagai stempel/materai maka berarti sesuatu yang distempel atau dimaterai tersebut telah mencapai batas akhir Sebagian besar qiraat lain yang mutawatir membaca dengan lafadz wa khatim annabiyyin yang secara tegas bermakna penutup
12

Bantahan Terhadap Dalil Ahmadiyah


Hadits riwayat Aisyah Maksud hadits tersebut adalah anjuran menggunakan redaksi dalam mengungkapkan bahwa Rasulullah saw adalah nabi terakhir. Untuk mengungkapkan mengungkapkan bahwa Rasulullah saw adalah nabi terakhir adalah cukup dengan lafadz khatam alnabiyyin bukan dengan lafadz laa nabiyya badahu
13

Bantahan Terhadap Dalil Ahmadiyah


Hadits riwayat Ibnu Majah Menurut Al-Aljuni dan Albani, salah seorang perawi hadits tsb yaitu Ibrahim bin Utsman alWashiti dhaif Maksud hadits tersebut adalah sekiranya akan ada nabi setelah Nabi Muhammad saw maka Ibrahim akan dibiarkan hidup terus. Tapi karena setelah Nabi Muhammad tidak akan ada nabi lagi maka Ibrahim wafat dari kecil
14

Referensi
Dr. Muchlis M. Hanafi, Menggungat Ahmadiyah, Penerbit Lentera Hati, 2001. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, Islam Masa Kini, Pustaka Firdaus. M. Amin Djamaluddin, Ahmadiyah & Pembajakan Al-Qur`an, Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI, 2005.

15

Anda mungkin juga menyukai