Anda di halaman 1dari 9

Nama Nomor Kelas

: Agus Tri Pamungkas : 03 :XI MOB

MENGHARAGAI KARYA ORANG LAIN MENURUT ISLAM


Sebagai muslim yang baik, kita tidka boleh melakukan perbuatan apapun yang sifatnya merendahkan, mengejek dan menghina orang lain baik dari segi kepribadiannya, karyanya, postur tubuhnya maupun keadaan sosialnya. Karena penghinaan, celaan, apalai merendahkan akan memunculkan perasaan sakit hati dan dendam. Oleh karena itu, setiap individu muslim hendaknya berusah sekuat kemampuan unnutk menahan dari dari sikap yang membuat orang lain merasa direndahkan. Manusia yang baik adalah mereka yang selalu memperhatikan dan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tidak mampu atau lemah disekitarnya. Inilah ajaran yang telah dijelaskan oelh rasulullah SAW

) (
Artinya : Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepaa manusia lain. (HR Muttafaqun Alaih) A. Perduli Terhadap Orang Lain. Dalam Al Quran surat Al Fath ayat 29, Allah menerangkan kepada kita bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya dan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang bersama mereka. Ayat ini menjelaskan bahwa nabi diutus kepada semua umat manusia dalam rangka memberi peringatan dan kabar gembira, menerangi kehidupan manusia yang dulunya berada dalam kebodohan agar mereka tidak lagi berbuat sewenangwenang terhadap orang lain. Sebagai contoh, pada zaman jahiliyah, khusunya pada kaum quraisy yang dianggap penguasa, sedangkan orang miskin dan lemah

dianggap sebagai budak. Hukum ketika itu bersifat ekslusif dan melindungi orangorang tertentu saja sehingga orang-orang kuat menindas orang-orang lemah. Allah mengutus rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat m,anusia yang rusak. Rasulullah memulai kembali dengan menata perilaku seluruh umatnya yang selama ini terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai manusia yang mulia. Orang-orang yang kuat selalu diarahkan untuk berlemah lembut dan mengasihi orang yang lemah, membantu dan melindungi mereka. Manusia dianggap sama keberadaanya di hadapan Allah yang membedakannya hanyalah ketakwaanya. Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus muslim hendaknya turut mengasah kepekaan terhadap orang yang lemah atau duafa dengan mengikuti sifat kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh rasulullah SAW

) (
Artinya :Allah itu senantiasa menolong hambanya, selagi hambanya itu menolong saudaranya. (HR Asy Syaikhan).

()
Artinya : Perumpamaan seorang mukmin itu (dalam kasih sayang mereka, lemah lembutnya, dan rasa cinta mereka) bagaikan satu jasad atau badan yang apabila sakit salah satu anggota tubuhnya maka seluruh tubuhnya merasakan sakitnya. (HR Bukhari) B. Menghargai Karya Orang Lain 1. Pengertian Menghargai karya orang lain adalah menghormati hasil, kerja usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain, baik berupa barang, jasa, pendapat atau ide. Sedang kebaikkannya adalah merendahkan, menghina hasil karya orang lain baik dengan

perkataan, perbuatan, maupun isyarat. Sikap mencela ini dapat menyakiti hati orang lain dan dapat menyebabkan kemarahan, perselisihan, dan permusuhan. Manusia adalah makhluk yang dimuliakan ALLAH SWT. Firman Allah SWT : Artinya : dan sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan kami angkut mereka didarat dan di laut, dan Kami rezeki mereka dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka diatas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (Q.S Al Isra/17 :50) 1. Cara menghargai Hasil Karya Orang Lain Dalam hal ini Allah telah memberikan contoh, menghargai amal kebaikkan manusia dengan cara memberi pahala. Beberapa sikap menghargai orang lain : 1. 2. 3. 4. Member komentar yang baik Member saran dan kritik yang bersifat membangun Jujur , mengakui Tetap menjaga senyum saat melihat hasil karya orang

Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat dan derajat sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia. Menumbuhkan sikap menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang terpuji karena hasil karya tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai manusia yang ingin diharagai. Hadits yang nabi Muhammad yang artinya :Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bekerjan dan menekuni kerjanya. (HR Baihaqi) Menghormati dan menghargai karya orang lain harus dilakukan tanpa memandang derajat, status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil

karya merupakan pencerminan pribadi seseorang. Berkarya artinya melakukan atau mengerjakan sesuatau sampai menghasilkan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa atau hal yang lainnya Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bersama-sama menghadapi persoalan tertentu, seseorang harus berusaha saling memberi dan menerima saran, pendapat atau nasehat dari orang lain yang pada awalnya pasti akan terasa sulit. Sikap dan perilaku ini akan terwujud bila pribadi seseorang telah mapu menekan ego pribadinya melalui pembiasaan dan pengasahan rasa empati melaui pendidikan akhlak.


Artinya : Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah (HR Asy Syaikhan) Kita tidak dapat mengingkari bahwa keberhasilan seseorang tidak dicapai dengan mudah dan santai tapi dengan perjuangan yang gigih, ulet, rajin dan tekun serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh karena itu, kita patut memberikan penghargaan atas jerih payah tersebut. Isyarat mengenai keharusan seseorang bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan dalam Al Quran sebagai berikut. Artinya : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain. (QS Al Insyirah : 5-7) lihat al-Quran online di Goole, Cara yang bisa diwujudkan untuk menghargai hasil karya orang lain adalah dengan tiak mencela hasil karya orang tersebut meskipun hasil karya itu menurut kita jelek. Memberikan penghargaan terhadap hasil karya orang lain sama dengan menghargai penciptanya sebagai manusia yang ingin dan harus dihargai. Bisa

menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang luhur dan mulia yang menggambarkan keadilan seseorang karena mampu menghargai hasil karya yang merupakan saksi hidup dan bagian dari diri orang lain tanpa melihat, kedudukan , derajat, martabat, status, warna kulit dan pekerjaan orang tersebut.

Conditional Sentence Type 2


if clause : simple past tense main clause : past future tense (S + would + V1) Tipe ini digunakan untuk menyatakan suatu tindakan/keadaan yang berlawanan/ bertentangan dengan kenyataan pada saat ini. Sebenarnya syarat dalam if-clause bisa saja terpenuhi, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Hi, nice to meet you again fellas. Hari ini kita membahas tentang Conditional Sentence type 2. Berbeda dengan "kakaknya" Conditional Sentence type 1 yang kemungkinan untuk terjadinya sangat besar, Conditional Sentence type 2 ini kemungkinan terjadinya agak kecil. Nah, Conditional Sentence type 2 ini digunakan untuk mengandaikan kejadian atau peristiwa di masa sekarang atau Present. Kalau dalam Bahasa Indonesia, kita biasa mengenal dengan kalimat seperti ini, "Wah seandainya hari ini saya mempunyai banyak uang, saya akan pergi ke Bangladesh" ^_^ Kalau mau kita ubah ke dalam Bahasa Inggris, kalimat tersebut berubah menjadi: If I had much money, I would go to Bangladesh today". Dalam pembahasan kita hari ini, kita juga akan belajar tentang bagaimana mencari fakta dari Conditional Sentence type 2. So, check it out! Concept: Meaning of the If Clause Verb form in the If Clause Type 2 Untrue in the present/ future Simple past Verb form in the Result Clause Would + simple form (infinitive) (c) If I had enough time now, I would write to my parents (In truth, I do not have enough time, so I dont write to them)

Conditional Sentence type 2 Conditional Sentence type 2 S + would/ should + simple form S + would/ should + not + simple form S + did + not + simple form S + simple past (V2) S + were + adj/ adv S + were + not + adj/ adv Fact S + dont/ doesnt + simple form (Vo) S + simple form (Vo/ Vs) S + simple form (Vo/ Vs) S + dont/ doesnt + simple form (Vo) S + is/am/are + not + adj/ adv S + is/am/are + adj/adv

Study these sentences:

1. If my husband were here , I would be happy Fact: Because my husband is not here, I am not happy

2. I would not visit Fact: I (x) visit

her if it rained her because it doesnt rain

3. If my husband didnt call me now, I would not cook something for him Fact: Because my husband (x) calls me now, I (x)cook something for him

Conclusion: The fact of Conditional Sentence type 2 is using SIMPLE PRESENT TENSE and to be WERE

TYPE 3 CONDITIONAL SENTENCES if clause : past perfect tense (S + had + V3) main clause : past future perfect (S + would have + V3) Conditional sentence type 3 ini digunakan untuk menyatakan suatu syarat yang tidak mungkin lagi dipenuhi karena waktunya telah berlalu. Dengan kata lain, kenyataan bertentangan/berlawanan dengan keadaan di masa lampau. 1. Form In a Type 3 conditional sentence, the tense in the if clause is the past perfect, and the tense in the main clause is the perfect conditional: IF CLAUSE If + past perfect If it had rained If you had worked harder Perfect conditional form The perfect conditional of any verb is composed of two elements: would + the perfect infinitive of the main verb (=have + past participle): Subject He They Affirmative I Negative She Interrogative Would Interrogative negative Wouldnt would would would would wouldnt you he perfect infinitive have gone have stayed have believed have given have left? have been? MAIN CLAUSE Perfect conditional you would have got wet you would have passed the exam.

Example: to go, Past conditional Affirmative I would have gone You would have gone He would have gone We would have gone You would have gone They would have gone Negative I wouldnt have gone You wouldnt have gone She wouldnt have gone We wouldnt have gone You wouldnt have gone They wouldnt have gone Interrogative Would I have gone? Would you have gone? Would it have gone? Would we have gone? Would you have gone? Would they have gone?

In these sentences, the time is past, and the situation is contrary to reality. The facts they are based on are the opposite of what is expressed. Type 3 conditional sentences, are truly hypothetical or unreal, because it is now too late for the condition or its result to exist. There is always an unspoken but phrase:

If I had worked harder I would have passed the exam (but I didnt work hard, and I didnt pass the exam). If Id known you were coming Id have baked a cake (but I didnt know, and I havent baked a cake).

NOTE: Both would and had can be contracted to d, which can be confusing. Remember that you NEVER use would in the IF-clause, so in the example above, If Id known must be If I had known, and Id have baked must be I would have baked.. Examples: a. If Id known you were in hospital, I would have visited you. b. I would have bought you a present if Id known it was your birthday. c. If theyd had a better goalkeeper they wouldnt have lost the game. d. If you had told me you were on the Internet, Id have sent you an e-mail. e. Would you have bought an elephant if youd known how much they eat?

Anda mungkin juga menyukai