Anda di halaman 1dari 2

PSC Meeting 2011: Ketika Kinerja EGSLP Dinilai

Selasa, 26 Mei, 2011 merupakan momen penting dimana EGSLP melaporkan hasil kerja program selama setahun. Momen penting tersebut adalah Project Steering Committee (PSC) Meeting yang dilaksanakan setiap tahun. Laporan program kerja setahun ini pun dinilai oleh para anggota Steering Committee seperti CIDA (Canadian International Development Agency), BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Propinsi Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Peran dari PSC Meeting itu sendiri terhadap program, berdasarkan MOU tertanggal 2 April 2007, adalah untuk menilai Laporan Kemajuan Tahunan, membahas program pokok serta membimbing dan memberikan arahan strategis dan menyetujui Rencana Kerja Tahunan. EGSLP telah menjalankan program yang termasuk dalam kategori pengembangan desa ini selama 3 tahun. Hingga kini, untuk aktivitas masyarakat di tingkat desa, 495 kegiatan CLESI telah selesai atau masih dalam proses dengan total dana 3 Miliar. Sementara untuk aktivitas masyarakat di tingkast DAS, belum ada kegiatan yang dilaksanakan. Setelah pengenalan dan pelatihan masyarakat untuk kegiatan lingkup Daerah Aliran Sungai (DAS) selesai untuk semua titik DAS yang menjadi obyek pembinaan EGSLP/PTLPB di Sulawesi Tenggara dan Gorontalo, kini (25/7 dan 27/7) EGSLP mengadakan pelatihan untuk prosedur administrasi dan keuangan untuk kegiatan DAS nantinya. Sifat dan tujuan utama prosedur administrasi dan keuangan ini adalah untuk memudahkan dan melancarkan teknis administrasi organisasi pelaksana (K2DAS) dalam menjalankan kegiatan-kegiatan DAS kedepan. Selain itu prosedur administrasi ini juga bertujuan sebagai perapihan data dalam pelaksanaan administrasi keuangan kegiatan. Namun terlepas dari itu semua, pelatihan prosedur administrasi dan keuangan yang baik ini sangat diperlukan bagi sistem administrasi yang transparan dan netral. Pada 19 24 Juni, 2011 Ibu Deputi Direktur Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Dr. Ir. Rr. Endah Murniningtyas, M.Sc, serta beberapa perwakilan dari BAPPENAS dan BAPPEDA Gorontalo dan Sulawesi Tenggara berkunjung ke Kanada dalam rangka studi tur. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan para pengambil keputusan dari pemerintah Indonesia (BAPPENAS, BAPPEDA) kepada institusi, model, dan pengalaman dari pengembangan masyarakat dan perspektif pengelolaan SDA yang berkelanjutan yang ada di Kanada, dan juga menghubungkan mereka dengan akademisi dan rekan-rekan terkait di Kanada dalam diskusi terbuka.

EGSLP
SEPTEMBER SEPTEMBERDESEMBER 2011

P.

2-3

P.

NEWS
VOL . 3

Kegiatan Masyarakat

Berita Umum EGSLP

Kunjungi EGSLP.org Untuk mendapatkan berita EGSLP secara online! :)

Budidaya Cabai Lokal Desa Lompotoo


Cabai merupakan salah satu komoditi unggulan dari desa Lompotoo. Sehingga masyarakat pun mengusulkan agar diadakan kegiatan budidaya cabai dengan metode Sekolah Lapangan menjadi salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakan untuk desa mereka yang didanai oleh EGSLP. Pembudidayaan cabai dilakukan di lahan tidur sehingga memanfaatkan sumber daya yang tak terpakai namun berpotensi.

Sekilas EGSLP
Program EGSL/PTLPB ini dirancang secara partisipatif di tingkat lokal, lingkungan pemerintahan, daerah kritis fokus akan membantu masyarakat miskin untuk mengembangkan proses dimana mereka memiliki akses lebih besar dan kontrol atas sumber daya alam, dengan cara yang dapat mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan dan pada saat yang sama, hal ini juga dapat meningkatkan pengelolaan lingkungan. Tujuannya adalah untuk mendukung dan kemudian menampilkan inovasi dalam pemerintahan lokal dengan memberikan kontribusi terhadap massa kritis kesuksesan lokal pada SDA secara partisipatif, mengurangi terjadinya konflik dan tingkat keamanan yang lebih tinggi atas kepemilikan dan akses terhadap sumber daya alam oleh masyarakat miskin baik laki-laki dan perempuan. Langkah-langkah tertentu akan dimasukkan untuk memastikan bahwa hak akses dan kontrol kaum perempuan atas penggunaan sumber daya alam semakin meningkat. Hal yang ingin dicapai program ini adalah untuk membantu pemerintah dan rakyat Indonesia dalam pengadaan dan perlindungan mata pencaharian yang berkelanjutan melalui akses yang setara dan adil, dan manajemen berkelanjutan, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dampak yang diharapkan adalah mengurangi kemiskinan melalui peningkatan kesempatan mata pencaharian yang berkelanjutan dan kesejahteraan untuk masyarakat di daerah pedesaan yang miskin, baik laki-laki, perempuan, anak laki-laki, dan perempuan di DAS yang terpilih di Sulawesi. Tujuan Program adalah untuk meningkatkan tata kelola lingkungan dan sumber daya alam di DAS yang terpilih di Sulawesi dan menunjukkan solusi negosiasi dan berkelanjutan.

Bedengan sedang dibuat.

Orientasi Prosedur Pelaksanaan WESI di Kendari dan Gorontalo

Orientasi Administrasi WESI di Unaaha, kendari (25/7)

Orientasi Administrasi WESI di Gorontalo (27/7)

Kegiatan ini dimulai pada 18 Juni 2011 dengan diadakannya Sosialisasi dan BIMTEK I. Dalam melaksanakan kegiatan ini, masyarakat dibimbing oleh narasumber yang kompeten yakni Ahmad Yanwar Arifin dan Yusuf Datau (BP4K Bone Bolango). Sehingga masyarakat tidak Biji cabai yang sudah ditanam diberi air hanya dan pupuk secara rutin. sekedar mendapat bimbingan secara teori, namun juga mendapatkan bimbingan secara langsung di lapangan. Proses ini berjalan dengan baik dan lancar. Kabar terbaru, kini masyarakat telah memindahkan bibit cabai ke lahan budidaya.
Hasil dari pembibitan yang sudah siap dipindahtanamkan.

Ada dua tujuan yang akan dikunjungi tim selama studi tur; (1) Daerah yang memiliki proyek-proyek yang berbasis tatakelola lingkungan yang berkelanjutan seperti Dewan Kota Fraser Basin dan Konservasi Grand River, (2) Pemerintah federal / provinsi, melalui CIDA untuk usaha kolaboratif untuk mendukung pembangunan dan pengelolaan Indonesia yang berkelanjutan. Studi tur ini diharapkan dapat memotivasi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan usaha strategis dalam mengembangkan tatakelola lingkungan dan penghidupan berkelanjutan di Indonesia.

Berikut 7 hal* yang dapat direnungkan agar hati kita tergerak untuk segera melindungi hutan kita: <<
4. Hutan adalah rumah bagi 300 juta orang di seluruh dunia, 1. Apa makna hutan bagi kehidupan kita? 5. dan 80% keanekaragaman hayati bertempat di hutan. 6. 50 % kota-kota besar di dunia mendapatkan suplai air dari sungai yang sumber airnya berasalh dari hutan. 7. 31 % dari total wilayah bumi berupa hutan. * berbagai sumber

Studi Tur Pemerintah Indonesia Ke Kanada 1924 Juni, 2011

2. Perdagangan kayu dan produk hutan lainnya bernilai USD 330 milyar setiap tahunnya. 3. Tidak kurang dari 1,6 milyar orang hampir seperempat dari penduduk dunia bergantung pada hutan demi kehidupan mereka.

EGSLP Gorontalo (Bone-Bolango) BP-DAS Bone Bolango Jl. Yusuf Hasiru No. 164 Limboto, Gorontalo Phone:. +62 435 880818

EGSLP Kendari (Konawe-Eha) Jl. Sabandara No. 440 Puunaha Unaaha, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Phone. +62 408 2421665

EGSLP Liaison Office Makassar Gedung BAKTI Jl. Dr. Sutomo No. 26 Makassar 90113 Phone. +62 411 3650349

EGSLP Liaison Office Jakarta Wisma GKBI 39th Fl. CEO Suite Jl. Jend. Sudirman No. 28 Jakarta 10210 Phone. +62 21 57998172

EGSLP NEWS 2011. Email: info@egslp.org

EGSLP: Catal st for Action


Selamat Idul Fitri 1432 H

Kunjungi www.egslp.org untuk mendapatkan berita EGSLP secara online

Petani di Desa Aleuti, Sulawesi Tenggara

Masyarakat sedang berdiskusi dalam Pelatihan Penanaman Kelapa di Desa Tulabolo, Gorontalo

Hal-hal yang Menarik di Workshop GESI


GESI (Gender Equality and Social Inclusion) merupakan salah satu materi yang ada dalam program EGSLP. Workshop GESI seringkali diadakan di desa-desa binaan EGSLP di Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. EGSLP memahami bahwa program seperti ini sangatlah baik diperuntukkan bagi masyarakat. Maka dari itu pengarusutamaan gender haruslah dipromosikan di semua tingkat, tidak hanya bagi pemerintah namun juga bagi akar rumput.
1. 2. 3. 4. 5.

5 Prinsip EGSLP:
Pemerintahan yang baik dan antikorpusi; Partisipatif pembangunan dan pengembangan kapasitas; Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial; Penghidupan Berkelanjutan; Ekosistem terpadu berdasarkan PengelolaanSDA.

Partisipasi Masyarakat Kelurahan Lawulo dalam Pemeliharaan Saluran Irigasi Tersier


K2PD Mepokoaso bekerjasama dengan beberapa Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Kelompok Petani Wanita melaksanakan kegiatan pemeliharaan saluran irigasi tersier. Kegiatan ini diusulkan karena saluran irigasi tersier tersebut sudah banyak yang tersumbat sehingga air yang diharapkan mengairi sawah-sawah berkurang. Pemeliharaan dilakukan dengan cara membersihkan saluran dari rumputrumput liar dan endapan tanah (sedimen) sesuai denPintu pembagi air irigasi telah selesai dibuat. gan petunjuk yang diberikan dari Dinas Pertanian. Pada kegiatan ini ditambahkan juga bangunan pintu air untuk memenuhi pasokan air bagi petani yang sawahnya terletak di daerah yang lebih tinggi datarannya. Dengan adanya kegiatan ini warga menjadi lebih tahu akan pentingnya pemeliharaan saluran tersier apabila mereka tidak mau sawah-sawahnya kekurangan air. Hal ini menjadi bukti bahwa partisipasi warga untuk memelihara saluran irigasi sangatlah besar.

Pak Djufri sedang memberikan materi dalam workshop GESI di Gorontalo

BAPPENAS to Visit Kendari and Gorontalo


Dalam rangka meningkatkan kemajuan program EGSLP, peninjauan perkembangan program kerap kali dilakukan baik oleh advisor dan pemangku kepentingan. Agustus 2011 kemarin, BAPPENAS yang merupakan salah satu pemangku kepentingan berkunjung ke Kendari (10-12/8) dan Gorontalo (1517/8) untuk meninjau kemajuan program yang sedang berjalan. Selama kunjungan berlangsung BAPPENAS melihat beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat baik yang telah selesai maupun yang sedang dijalankan.

Masyarakat Kel. Lawulo tampak sibuk dengan kegiatan pembersihan irigasi dan pembangunan pintu pembagi air.

Pengarusutamaan gender bukan program dan kebijakan yang hanya diperuntukan bagi perempuan. Juga bukan program yang dirancang menguntungkan pihak perempuan saja. Tapi lebih dari itu. Konsep pengarusutamaan yang baik haruslah bisa menguntungkan semua Peserta Workshop GESI di Kel. Bungguosu segender dan tidak boleh memenangdang melakukan Chinken Dance dalam sesi Icebreaking. kan salah satu gender. Dan jika konsep tersebut berjalan dengan baik, maka akan tercipta masyarakat yang harmonis. Banyak hal menarik yang terdapat pada workshop GESI. Pada 24 25 Juli, 2011 workshop GESI kembali diadakan di Gorontalo. Seperti biasa workshop ini diadakan oleh EGSLP bekerjasama dengan fasilitator yang kompeten di bidang Gender. Yang menarik dari workshop ini adalah dengan menghadirkan pembicara laki-laki. Sebab biasanya Gender sangat identik dengan perempuan. Bahkan pembicara dan peserta yang ada dalam sebuah workshop GESI seringkali didominasi oleh perempuan. Dalam workshop tersebut, M. Djufri (Pak Djufri) menjadi salah satu pembicara yang memberikan materi tentang inklusi sosial. Dengan adanya Pak Djufri, tujuan workshop untuk mempromosikan persamaan gender kepada laki-laki menjadi lebih mudah. Selain itu peserta laki-laki pun merasa nyaman mengikuti diskusi tanpa ada prasangka apapun dan pada akhirnya mereka juga mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap tentang konsep gender yang sesuai. Sementara itu di Kendari, pelatihan GESI menjadi pelatihan yang menarik dan diminati oleh masyarakat yang menjadi pesertanya. Hal ini dikarenakan para pembicara sudah menyiapkan jurus-jurus ampuh anti kebosanan yang diluncurkan pada sesi Ice breaking. Menurut andragogi.com, Ice breaking adalah padanan dua kata dalam bahasa Inggris yang mengandung makna memecah es. Istilah ini sering dipakai dalam training dengan maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan di antara peserta pelatihan, sehingga mereka dapat saling mengenal, mengerti dan berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan, penghasilan, jabatan dan sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah antara peserta yang satu dengan yang lainnya. Seperti pada pelatihan Gender di Kelurahan Bungguosu. Acara yang dimulai pukul 9 pagi hingga 5 sore ini berjalan lancar. Para peserta tampak senang mengikuti pelatihan yang berlangsung tersebut. Terlebih ice breaking yang digunakan pemateri cukup mengesankan yakni pengenalan diri masing-masing peserta, games dan juga chicken dance.

Tidak hanya laki-laki, perempuan pun ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini..

Audit Publik: Penanaman Bambu Kuning di Pinggir Sungai


Penanaman Bambu Kuning Selasa (26/7) masyarakat Kelurahan Tuladenggi, Kecamatan Dungingi mengadakan Audit Publik, salah satu kegiatan mereka yakni Penanaman Bambu Kuning di Pinggir Sungai. Melalui K2PD Karya Ikhlas, organisasi pelaksana yang mengeksekusi usulan-usulan kegiatan yang akan didanai EGSLP di Kelurahan Tuladenggi, melaksanakan kegiatan penanaman Bambu Kuning yang ditujukan untuk mencegah banjir dan longsor yang terjadi di sekitar bantaran sungai. Selain itu Bambu Kuning merupakan jenis tanaman yang sudah langka sehingga memiliki nilai ekonomis dan kelestarian yang tinggi bagi masyarakat. Bambu kuning juga merupakan tanaman yang sangat bernilai budaya bagi masyarakat, karena dalam budaya dan adat Gorontalo, bambu kuning sering digunakan dalam peristiwa-peristiwa sakral dan penting seperti pernikahan, kematian dan prosesi adat lainnya. Kegiatan Audit Publik Penanaman Bambu Kuning merupakan salah satu dari banyaknya Audit Publik yang telah dilakukan oleh masyarakat di desa-desa yang menjadi daerah intervensi EGSLP di Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Audit publik dilakukan ketika suatu kegiatan telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan sebagai pembelajaran bagi masyarakat dalam menjalankan organisasi secara jujur, adil dan transparan.

BAPPENAS mengunjungi Perbaikan Irigasi di Desa Amesiu (10-12/8)

BAPPENAS melihat Bunga Sinetron yang merupakan hasil karya para ibu di Kel. Tuladenggi (1517/8).

Anda mungkin juga menyukai