Anda di halaman 1dari 5

Take Home Test Perencanaan Kawasan Pesisir - I

Studi Kasus Pengembangan Kawasan Ekowisata Wonorejo Surabaya


Disusun oleh : Dimas Darmawansyah (3609100023)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember SURABAYA 2011

Take Home Test Perencanaan Kawasan Pesisir - I SOAL : Menurut Anda, apakah langkah yang ditempuh oleh pemkot Surabaya dengan menjadikan area pertambakan Wonorejo sebagai kawasan ekowisata sudah tepat? Mengingat bahwa relatif sedikit potensi wisata di daerah tersebut (misalnya: luasan mangrove relatif sempit, aksesibilitas kurang memadai, kondisi eksisting sebagai lahan pertambakan). Berdasarkan pengalaman, intuisi dan pengetahuan Anda; model pengelolaan seperti apa yang sekiranya sesuai dengan kondisi bentang alam kawasan Wonorejo?

JAWABAN : Pertumbuhan kota dalam negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya bertumpu pada pemanfaatan lahan sebagai area pemukiman, pertanian dan industri. Hal ini terkait pula dengan area lahan basah termasuk pesisir pantai Wonorejo, Surabaya yang dimanfaatkan sebagai area perumahan dan tambak perikanan masyarakat serta area sabuk hijau pantai timur Surabaya. Wonorejo sendiri memiliki nilai-nilai yang penting dalam fungsinya sebagai lahan basah yaitu nilai ekonomi, budaya dan ekologis. Nilai ekonomi dapat terlihat bahwa Wonorejo menjadi daerah sumber mata pencaharian bagi nelayan, sumber industri kecil berbahan baku mangrove bagi masyarakat dan sebagai area perumahan. Nilai budaya pada daearah ini terlihat dari berkembangnya budaya maritim. Selain itu, Wonorejo memiliki nilai ekologis yang menjadikannya sebagai area sabuk hijau Surabaya dengan berbagai fungsi, diantaranya sebagai daerah penjaga sistem alami dan habitat berbagai flora fauna. Flora dan fauna yang mengisi ekosistem daerah Wonorejo terutama adalah burung air dan migran, mamalia serta mangrove. Wonorejo sendiri merupakan salah satu daerah Important Bird Area yaitu suatu daerah khusus konservasi burung dimana pada daerah ini memiliki kelimpahan burung yang besar dan penting dalam sirkulasi populasi burung. Meskipun demikian, pada daerah ini masih banyak kegiatan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik alami maupun manusia. Permasalahan ini sudah mulai dapat teratasi namun perlu adanya tindakan lebih lanjut untuk pencegahan kerusakan yang lebih parah.

Gambar 1. Peta Lokasi Wonorejo, Surabaya.

Studi Kasus Pengembangan Kawasan Ekowisata Wonorejo Surabaya

2011

Take Home Test Perencanaan Kawasan Pesisir - I Wonorejo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Rungkut, Surabaya. Berikut adalah kondisi eksisting penggunaan lahan di Kelurahan Wonorejo.
Tabel 1. Distribusi Penggunaan Lahan di Kelurahan Wonorejo

No. 1 2 3

Jenis Penggunaan Pergudangan/ Bengkel Perumahan Fasilitas Umum a. Peribadatan b. Pendidikan c. Kesehatan d. RTH e. TPS Perdagangan Tanah Kosong Tambak Ikan Sawah Jalan Sungai/ Saluran Kolam Renang Kawasan Mangrove 1,67

Luas Lahan (Ha)

206.85 4,98 0,41 1,48 0,45 2,59 0,05 2,60 53,16 484,9 7,27 7,53 0,14 306,29

4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Profil Kelurahan Wonorejo Tahun 2010. Berdasarkan data di atas, pertambakan dan kawasan mangrove dapat menjadi potensi alam sebagai objek wisata yang dapat memberdayakan Wonorejo sendiri dan Kota Surabaya, melalui pendapatannya dari kawasan ekowisata mangrove. Namun seiring dengan perkembangan Kota Surabaya, mulai timbul permasalahan-permasalahan lain seperti berdirinya permukiman-permukiman baru di kawasan ini mengingat pertumbuhan di Surabaya timur yang didominasi oleh perusahaan properti. Hal ini tentu mengurangi lahan yang seharusnya menjadi bagian dari Gambar 2. Salah Satu Lahan yang Dijadikan Permukiman Baru di Wonorejo. kawasan konservasi Wonorejo. Keberadaan hutan mangrove di Wonorejo ini mampu menyedot kedatangan 147 spesies burung. Dari 84 spesies burung yang diketahui menetap di Pamurbaya (Pantai Timur Surabaya), 12 spesies termasuk jenis yang dilindungi. Jenis burung tersebut tidak hanya burung air seperti kuntul perak, pecuk hitam, mandar padi, mandar batu, dan kowak malam. Di sana juga sebagai tempat persingahan ribuan burung migran setiap tahun. Diketahui ada 44 jenis burung migran yang singgah

Studi Kasus Pengembangan Kawasan Ekowisata Wonorejo Surabaya

2011

Take Home Test Perencanaan Kawasan Pesisir - I di Pamurbaya. Burung tersebut kebanyakan asal Benua Australia yang hijrah menuju ke Eropa. Di lokasi itu, selain bisa menikmati segarnya hawa pesisir, pengunjung bisa berkeliling menyusuri pantai berhutan bakau tersebut. Dengan kondisi tersebut, ada beberapa solusi yang dapat digunakan sebagai upaya konservasi nilai-nilai penting dan pencegahan kerusakan lingkungan pada daerah ini adalah dengan sebuah penataan Wonorejo sebagai daerah ekowisata. Ekowisata sendiri menurut organisasi The Ecotourism Society (1990) dapat didefinisikan sebagai suatu konsep perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Konsep ekowisata pada daerah Wonorejo ini dapat menerapkan metode edukasi Shorebird Sister School dan Wisata alam Birdwatching sebagai turunan dari EcoAdventure. Shorebird Sister School merupakan sarana pendidikan konservasi burung dan habitatnya pada tingkat anak-anak. Proses pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara belajar di alam secara langsung maupun di dalam kelas. Proses pendidikan ini meliputi tingkatan umur yang berbedabeda pada tiap kelas. Penerapan tingkatan kelas yang dapat diusulkan adalah Tingkat kelas Kindergarten. Intermediet dan kelas primer.

Gambar 3. Burung Singgah di Wonorejo.

Program atau mata pelajaran pada tingkat kelas akan berbeda sesuai dengan penerapan pendidikan pada usia anak. Misalnya, program pengenalan mengenai lingkungan akan diterapkan pada kelas Kindergarten, pengenalan pada dasar nilai lingkungan dan habitat pada kelas Intermediet dan pengenalan nilai konservasi pada tingkat primer. Konsep pendidikan ini akan mempermudah dalam pelestarian lingkungan karena adanya penanaman nilai konservasi pada usia dini. Konsep ekowisata lain yang dapat diterapkan adalah konsep Birdwatching. Birdwatching merupakan metode pengenalan dan monitoring burung yang dapat diikuti dari tingkat anak-anak dan dewasa, sehingga dapat dijadikan sarana wisata keluarga, pendidikan maupun penelitian. Birdwatching dilakukan dengan cara menjelajah area melalui track atau jalur pengamatan yang telah ditentukan, mengidentifikasi baik secara langsung ataupun Gambar 4. Sarana Pos Pantau di Kawasan menggunakan Fieldguide. Selain itu, spot atau titik-titik yang Ekowisata Wonorejo. terdapat didaerah Wonorejo dapat digunakan sebagai area pengamatan burung yang tepat dan menyenangkan termasuk pemanfaatan pos pantau. Birdwatching juga dapat dijadikan sebagai kegiatan kompetisi Birdrace bagi pengamat, pecinta maupun peneliti burung yang dapat menambah nilai dari suatu daerah seperti Wonorejo. Usulan penataan ekowisata dan sarana pendukung pada jangka waktu tertentu pada daerah Wonorejo ini meliputi Usulan jangka pendek seperti pemetaan burung Wonorejo, persiapan data penyedia bisnis pariwisata, turis dan sara pendukung serta perlindungan daerah. Usulan jangka menengah misalnya pembuatan website Wonorejo, papam, pemetaan partisipatif dari sarana Studi Kasus Pengembangan Kawasan Ekowisata Wonorejo Surabaya 3

2011

Take Home Test Perencanaan Kawasan Pesisir - I pendukung dan jalan,perbaikan spot pengamatan. Pengembangan UKM dan forum wisata. Sedangkan, usulan jangka panjang dapat meliputi perbaikan dan pembangunan jalan, kantor dan sarana pendukung ekowisata, pemaksimalan telekomunikasi, pengadaan kegiatan seni dan Surabaya fair yang didalamnya terdapat area promosi wisata dan perlindungan wilayah Wonorejo.
Gambar 5. Akses Menuju Kawasan Ekowisata Wonorejo yang Masih Minim.

Konsep Ekowisata ini akan memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat yang memiliki industri kecil seperti usaha sirup mangrove dan usaha kecil lainnya untuk peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar Wonorejo, Surabaya. Pemerintah sendiri juga akan mendapatkan keuntungan dalam penerapan kebijakan dan visi mengenai konservasi wilayah. Hasil akhir yang terpenting dari konsep ini adalah keuntungan ekologis lahan yang dapat terus dilestarikan termasuk flora dan fauna yang berada di wilayah Wonorejo, Surabaya.

Studi Kasus Pengembangan Kawasan Ekowisata Wonorejo Surabaya

2011

Anda mungkin juga menyukai