Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA II

( Manusia, filsafat pendidikan islam dan konsep pribadi islam)

Kelompok 1: Muhammad akbar Myrna ayunani

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunian-Nya kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas makalh ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalh ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..2 DAFTAR ISI3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG4 B. IDENTIFIKASI MASALAH5 C. PEMBATASAN MASALAH5

BAB II ISI A. MANUSIA SECARA UTUH DALAM PENDIDIKAN ISLAM..6 B. KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM.8 C. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM...10 D. KONSEP PRIBADI ISLAM.12

BAB III PENUTUP.14 DAFTAR PUSTAKA15

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pendidikan didasarkan pada akidah Islam. Tujuannya adalah membentuk sumberdaya manusia terdidik dengan aqliyah islmiyah (pola berpikir islami) dan nafsiyah islmiyah (pola sikap islami). Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan keimanan sehingga melahirkan amal salih dan ilmu yang bermanfaat. Perhatikan bagaimana al-Quran mengungkapkan tentang ahsanu amalan atau amalan shlihan (amal yang terbaik atau amal shalih). Pendidikan ditujukan dalam rangka membangkitkan dan mengarahkan potensi-potensi baik yang ada pada diri setiap manusia selaras dengan fitrah manusia dan meminimaliasi aspek buruknya. Keteladanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pendidikan. Teladan yang harus diikuti adalah Rasulullah saw. Dengan demikian, Rasulullah saw. merupakan figur sentral keteladanan bagi manusia. Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah Swt. sebagai al-Khaliq, mengagungkanNya. Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah Swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapa pun tanpa pandang bulu. Ilmu yang dipelajari ditujukan untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan kausalitas, dan tujuan alam semesta. Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada Allah Swt. karena Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia. Ilmu yang dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri. Generasi yang akan terbentuk adalah SDM yang mumpuni dalam bidang ilmunya sekaligus memahami nilai-nilai Islam serta berkepribadian Islam yang utuh. Pendidikan dalam Islam harus kita pahami sebagai upaya mengubah manusia dengan pengetahuan tentang sikap dan perilaku yang sesuai dengan kerangka nilai/ideologi Islam. Dengan demikian, pendidikan dalam Islam merupakan proses mendekatkan manusia pada tingkat kesempurnaannya dan mengembangkan

kemampuannya yang dipandu oleh ideologi/akidah Islam. Secara pasti, tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan SDM yang berkepribadian Islami, dalam arti, cara berpikirnya harus didasarkan pada nilai-nilai Islam serta berjiwa sesuai dengan ruh dan nafas Islam. Metode pendidikan dan pengajarannya juga harus dirancang untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap metodologi yang tidak berorientasi pada tercapainya tujuan tersebut tentu akan dihindarkan. Jadi, pendidikan Islam bukan semata-mata melakukan transfer of knowledge, tetapi memperhatikan apakah ilmu pengetahuan yang diberikan itu dapat mengubah sikap atau tidak.

B. IDENTIFIKASI MASALAH Sesuai dengan judul makalah ini KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM terkait dalam pendidikan yang diperoleh setiap SDM yang berkepribadian islam dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan ilmu sesuai ajaran islam. Berkaitan dengan judul diatas, maka masalahnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara memperoleh pendidikan secara islam. 2. Bagaimana filsafat pendidikan islam diterapkan dalam kehidupan dunia pendidikan . 3. Bagaimana cara memperoleh konsep dasar pendidikan islam.

C. BATASAN MASALAH

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalh yang dibahas dibatasi pada masalah : 1. Konsep dasar pendidikan islam yang diperoleh setiap SDM. 2. Filsafat pendidikan islam dalam kehidupan dunia pendidikan. 3. Memperoleh konsep secara pribadi muslim.

BAB II ISI

A. MANUSIA SECARA UTUH DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Manusia sebagai makhluk yang dinamis yang dibekali dengan petunjuk wahyu yang jelas diharapkan tercipta kedamaian, kerahmatan dan kemakmuran baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Pendidikan Islam sebagai poros utama untuk mendorong perubahan prilaku dan watak manusia agar menjadi khaira ummah (kaum yang berkualitas). Melalui pendidikan Islamlah sosok generasi akan terwujud kesadaran sebagai abdullah dan sekaligus khalifatullah secara utuh. Suatu generasi yang berilmu pengetahuan, berakhlak mulia, terampil dan istiqamah kepada nilainilai kebenaran, keadilan, kasih sayang, dan selalu berkarya kebajikan untuk sesama. Profil manusia Indonesia yang berkepribadian tangguh secara lahiriyah dan batiniyah, mampu menjalin hubungan vertikal dengan Tuhan-Nya dan hubungan horizontal kepada sesama manusia, memberikan makna positif bagi kemajuan dan keharmonisan hidup bangsa dan umat manusia. Generasi yang akan terbentuk adalah SDM yang mumpuni dalam bidang ilmunya sekaligus
memahami nilai-nilai Islam serta berkepribadian Islam yang utuh. Pendidikan dalam Islam harus kita pahami sebagai upaya mengubah manusia dengan pengetahuan tentang sikap dan perilaku yang sesuai dengan kerangka nilai/ideologi Islam. Dengan demikian, pendidikan dalam Islam merupakan proses mendekatkan manusia pada tingkat kesempurnaannya dan mengembangkan kemampuannya yang dipandu oleh ideologi/akidah Islam. Secara pasti, tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan SDM yang berkepribadian Islami, dalam arti, cara berpikirnya harus didasarkan pada nilai-nilai Islam.

Pendidikan Islam masih menghadapi problem yang mendasar, yaitu belum mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman. Pendidikan Islam baik dalam tataran manajerial operasional maupun kegiatan pembelajarannya, dipandang belum mampu menjadi tumpuan yang kokoh untuk membangun peradaban umat Islam yang utuh. Yakni sebuah peradaban yang unggul dibidang keilmuan, yang dapat melahirkan tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan yang relevan dengan tuntutan global. Untuk melahirkan SDM unggul memerlukan sebuah pendidikan yang bermutu dan memiliki daya saing yang baik. Kalau pendidikan Islam hanya sebatas berbicara masalah

agama saja, seperti tauhid, fiqih, tarikh, tasawuf, dan semacamnya, maka harapan untuk melahirkan SDM unggul rasanya sulit di wujudkan. Sebab, sebagai lembaga pendidikan Islam dituntut mampu menangkap tanda-tanda perubahan dan kemajuan zaman yang disertai dengan etos pembahruan. Dalam mendapatkan sumber manusia yang unggul diperlukan menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepadanya. Kalau pendidikan Islam hanya menjadikan orang saleh secara ritual, maka sesungguhnya bukanlah tujuan utama. Akan tetapi bagaimana pendidikan Islam yang mampu mencetak generasi unggul yang mampu mengeksplorasi alam semesta ini sebagai sumber kehidupan manusia dan pada akhirnya mereka dapat mengatakan bahwa apa yang tercipta di muka bumi ini merupakan Mahakarya Allah yang tidak ada sedikit pun yang sia-sia. Pergerakan hidup manusia selalu dipengaruhi oleh dinamika sosio lingkungan. Bahwa manusia adalah makhluk yang saling bergantung dan berkerjasama. Artinya adalah pendidikan Islam itu harus melahirkan generasi yang suka memberi dari pada meminta-minta. Menurut hadits, bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dengan manusia secara hidup bukan individual saja melainkan manusia hidup secara berkelompok dan saling bergantungan kepada sesama, hal ini yang dapat menciptakan manusia yang secara utuh dan dapat hidup berpengaruh dalam dunia pendidikan, yang di utamakan untuk melangsungkan kehidupan di dunia maupun di akherat.

B. KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yg memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9). Pendidikan islam usaha yg dialakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yg benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yg tepat di dalam tatanan wujud dan keberadaan. Menurut Hasan Langgulung yg dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :

Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri.

Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.

Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasil di akhirat.

Jenis pendidikan yg pendirian dan penyelenggaraan didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk mengejewantahkan nilai-nilai Islam baik yang tercermin dalam nama lembaga maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Merupakan suatu upaya atau proses yg dilakukan secara sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup demi keselamatan di dunia dan akherat. Pendidikan Islam sebagai pencerahan dan penyelematan hidup manusia sangat membutuhkan pondasi yang kuat, arah yang jelas dan tujuan yang utuh. Melalui pondasi, arah dan tujuan tersebut diharapkan idealitas pendidikan Islam seperti yang tersirat dalam sumber ajaran Islam (al-quran dan hadits) senantiasa mendorong umatnya menjadi orang atau kelompok yang berkualitas (berilmu), beriman, dan punya kesalehan yang tinggi, meskipun secara konseptual pendidikan Islam masih mengalami perbedaan pandangan, akan tetapi dalam implementasi dan tujuan yang dicita-citakannya sama. Perbedaan tersebut terjadi karena cara pandang mereka juga berbeda-beda dalam memahami hakikat, ruang lingkup dan fungsi Islam. Pendidikan Islam itu harus mampu membawa cita-cita mulia yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam, menghargai ilmu dan orang yang berilmu, membangun peradaban di erainformasi. sebagai penyelamat peradaban umat manusia. Manusia sebagai makhluk yang dinamis yang dibekali dengan petunjuk wahyu yang jelas diharapkan tercipta kedamaian, kerahmatan dan kemakmuran baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Pendidikan Islam sebagai poros utama untuk mendorong perubahan prilaku dan watak manusia agar menjadi khaira ummah (kaum yang berkualitas). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam sebagai usaha membina dan

mengembangkan pribadi manusia baik dari aspek rohaniah, jasmaniah dan juga harus berlangsung secara hirarkis. oleh karena itu pendidikan Islam merupakan suatu proses kematangan perkembangan atau pertumbuhan baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan inovatif. Setelah memiliki ilmu yang kuat, generasi nanti diharapkan mampu membangun peradaban baru yang elegan di percaturan dunia informasi. Budaya dan transformasi nilai-nilai sosial harus lebih baik dengan didukung oleh

teknologi informasi yang sedemikian pesat. Melalui pendidikan Islam diangankan tercipta sebuah peradaban baru yang etis dan humanis. Suatu peradaban yang menjunjung tinggi nilainilai fitrah kemanusian yang sesuai dengan aturan ilahi. Kemajuan teknologi informasi yang saat ini berkembang secara pesat di muka bumi ini dalam banyak hal telah menyumbangkan nilai positif bagi kehidupan manusia, selain terdapat dampak negatifnya.

C. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf. Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Quran dan al Sunnah. Sebagai sumber ajaran, al Quran sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.

Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup ( long life education ). Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al- Quran dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Quran ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan Islam harus menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya. Mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik. Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, ysng tidak hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.

D. KONSEP PRIBADI SEORANG MUSLIM Konsep pribadi seorang muslim suatu potensi yang dimiliki manusia sebagai mahluk pribadi dan mahluk sosial dalam mengkomunikasikan dengan permasalahan hidup melalui pencerahan spiritual, kepribadian dan pengolahan daya fikir sehingga memantapkan pola tindakan secara benar dan bisa mengsinergikan dengan aktifitas sehari-hari secara seimbang antara pekerjaan, organisasi dan pergaulannya dengan manusia lainnya dalam kerangka nilai Islami Atau bisa juga diartikan sebagai nilai-nilai yang mampu merubah dan memberikan kekuatan pribadi sehingga bisa tetap survival dalam memperjuangkan hidupnya. Pembentukan kepribadian seorang muslim seharusnya di mulai sejak dia lahir di dunia ini. Pembentukan dapat dilakukan dengan pembiasaan dan pengalaman-pengalaman ajaran dan juga sering berkumpul bersama orang-orang yang shaleh. Sebab orang-orang yang berada disekitar kita, yang sering kita lihat prilakunya kita dengar perkataanya akan mempengaruhi pola fikir kita. Selain pembentukan pola berfikir islam kita juga harus mulai mengenal bagaimana menghidupi diri sendiri, yak ni dengan berlatih berwirausaha sejak kita masih kecil. Sebab seorang yang sudah balig secara fisik berarti dia sudah memiliki tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, sebagaimana orang dewasa. Sehingga setiap yang dia fikirkan, yang dia sembunyikan dalam hati, yang dia katakana, yang dia perbuat baik sengaja maupun tidak disengaja akan dicatat oleh Allah, karena semua itu akan dipertanggungjawabkan pada Allah di akhir nanti. Menurut An- Nabani (2000) kepribadiaan seorang muslim juga akan terwujud dari pola sikap / pola pikir ( yakni bagaimana ia bersikap dan berpikir ) dan pola tingkah laku ( bagaimana ia bertingkah laku ). Pola sikap seseorang ditunjukan dengan sikap , pandangan atau pemikiran yang ada pada dirinya dalam mensikapi atau menanggapi berbagai pandangan dan pemikiran tertentu. Pola sikap pada diri seseorang tentu sangat ditentukan oleh 'nilai paling dasar' atau ideologi yang diyakininya. Dari pola sikap inilah bisa diketahui bagaimana sikap, pandangan atau pemikiran yang dikembangkan oleh seseorang atau yang digunakannya dalam menanggapi berbagai sikap, pandangan dan pemikiran yang ada di masyarakat sekitarnya. Sedangkan pola tingkah laku seseorang muslim adalah perbuatan-perbuatan nyata yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya (kebutuhan biologis maupun naluriahnya). Pola tingkah laku pada diri seseorang pun sangat ditentukan oleh 'nilai paling dasar' atau ideologi yang diyakininya. Seseorang akan makan-minum apa saja dalam memenuhi kebutuhan biologisnya bila

ideologi yang diyakininya membolehkan hal itu. Dan ia pun akan mengatur aturan peribadahannya, tata cara berpakaiannya, tata cara bergaulnya dan berakhlak sesuai dengan keinginannya, bila ideologi yang diyakininya membolehkan hal itu. Dan karena pola sikap dan pola tingkah laku ini sangat ditentukan oleh nilai dasar/ideologi yang diyakininya, maka 'corak' kepribadian seseorang memang sangat bergantung kepada ideologi/aqidah yang dianutnya. Kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah) seseorang memiliki pola sikap yang Islami (Aqliyyah Islamiyyah) dan sejauh mana seseorang memiliki pola tingkah laku yang islami ( Nafsiyyah Islamiyyah). Aqliyah Islamiyah akan terwujud hanya akan terbentuk dan menjadi kuat bila memiliki keyakinan yang benar dan kokoh terhadap aqidah Islamiyah dan ia memiliki ilmuilmu ke-Islaman yang cukup untuk bersikap terhadap berbagai ide, pandangan, konsep dan pemikiran yang ada di masyarakat; dimana semua pandangan dan konsep tersebut distandarisasi dengan ilmu dan nilai-nilai Islami, Sedangkan Nafsiyyah Islamiyyah hanya akan terbentuk dan menjadi kuat bila seseorang menjadikan aturan-aturan Islam dalam memenuhi kebutuhan biologisnya (makan, minum, berpakaian, dsb.), maupun kebutuhan naluriahnya (beribadah, bergaul, bermasyarakat, berketurunan, dsb.). Jadi, seseorang dikatakan memiliki syakhshiyah Islamiyah, jika ia memiliki aqliyah Islamiyah dan nafsiyah Islamiyah. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersikap/berfikir atas dasar pola berfikir Islami dan orang-orang yang senantiasa memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya sesuai dengan aturan Islam.

BAB III PENUTUP Dapat disimpulkan dari penjelasan makalah ini pendidikan Islam memiliki harapan yang besar untuk melahirkan SDM unggul dan menciptakan tatanan sosio relgius modern. Untuk menggapai harapan tersebut perlu sebuah mindset yang utuh dalam memandang pendidikan Islam. Bahwa pendidikan Islam tidak identik hanya menyelenggarakan pendidikan tauhid, fiqih, tasawuf dan tarikh, melainkan mengajarkan semua pengetahuan baik yang bersumber pada ayat qauliyah (al-quran dan hadits) maupun dari ayat kauniyah (pemikiran logis, eksperimen dan observasi pada alam semesta). Pendidikan Islam juga memiliki peluang untuk mengubah sebuah peradaban menjadi lebih modern dan maju. Sebab, sesuai misi Islam bahwa pendidikan Islam harus dapat mengawinkan antara dimensi duniawi dengan ukhrawi. Islam dengan sumber ajarannya al Quran dan al Hadist yang diperkaya oleh penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran untuk kita katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang pendidikan, yakni pendidikan Islam. Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang diwariskan para filosof Muslim sangat kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri terhadap dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten. Dan seseorang harus memiliki konsep pribadi seorang muslim. Jadi, seseorang dikatakan memiliki syakhshiyah Islamiyah, jika ia memiliki aqliyah Islamiyah dan nafsiyah Islamiyah. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersikap/berfikir atas dasar pola berfikir Islami dan orang-orang yang senantiasa memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya sesuai dengan aturan Islam, tidak mengikuti hawa nafsunya semata.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Saifullah H.A., Drs., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983. Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Cet.II, Bumi Aksara, Jakarta, 1995. ( www.komunitas rindu syariah & khalifah ).

Anda mungkin juga menyukai