Anda di halaman 1dari 5

Kontradiktif kondisi Cina

1. PENDAHULUAN
Republik Rakyat Tiongkok/RRT) adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh wilayah kebudayaan, sejarah, dan geografis yang dikenal sebagai Cina/Cina. Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai. RRC adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 miliar jiwa, yang mayoritas merupakan bersuku bangsa Han. RRC juga adalah negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan dengan 14

negara: Afganistan, Bhutan,Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, KoreaUtara, Laos, Mongolia, Nepal, P akistan, Rusia, Tajikistan dan Vietnam. Dalam suatu pertikaian yang terus berlangsung, RRC menuntut hak memerintah atas Taiwan dan pulaupulau sekitarnya yang tidak pernah dilepaskan oleh Republik Cina. Pemerintah RRC mendakwa bahwa Republik Cina merupakan suatu entitas yang tidak lagi wujud dan secara administratif meletakkan Taiwan sebagai provinsi ke-23 RRC. (Lihat Cina dan Status politik Taiwan untuk informasi lebih lanjut). RRC mengklaim kedaulatan terhadap Taiwan namun tidak memerintahnya (hal yang sama juga berlaku terhadap Pescadores, Quemoy, dan Matsu).Status politik Taiwan merupakan hal yang kontroversial; Taiwan diperintah Republik Cina, yang kini berbasis di Taipei. Republik Cina mengklaim kedaulatan terhadap seluruh Cina daratan dan begitu juga dengan RRC. Cina Daratan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah pemerintahan RRC dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus Hong Kong dan Macau. Pemerintah RRC melihat

pemerintahannya di Cina sebagai Tiongkok Baru saat membandingkan dirinya dengan Cina sebelum tahun 1949. RRC juga dijuluki sebagai "Cina Merah" bagai kawasan yang sama, terutama oleh musuhnya di Barat, dengan merujuk kepada warna merah yang merupakan lambang komunis.

2. Ekonomi Cina
Ekonomi China tumbuh sekitar 10 persen pada tahun 2010 lalu, demikian pernyataan Wakil Perdana Menteri Li Keqiang yang dilaporkan secara resmi oleh kantor berita Xinhua. Dalam Sembilan hari tur kenegaraannya di Spanyol, Jerman dan Inggris, Li juga menyatakan bahwa penjualan retail di negara terpadat di dunia itu naik 18,5 persen dari tahun sebelumnya. Keterangan tersebut disampaikan didepan para eksekutif bisnis selama kunjungan ke Madrid. Sementara itu Yi Gang, Deputi Gubernur di Bank sentral, menegaskan kekuatan ekonomi Cina dengan mengatakan dalam bank website hari ini bahwa China adalah Negara yang menjaga pertumbuhan yang relatif cepat dan stabil. Menurut Dana Moneter Internasional, Negara tersebut telah tumbuh rata-rata 11,4 persen selama lima tahun. Badan perencanaan ekonomi nasional China pun berjanji untuk melanjutkan dan memastikan pembangunan " relatif cepat dan stabil" pada tahun 2011. Menurut para ekonom, pertumbuhan ekonomi Cina tahun 2011 diprediksi sekitar 9%. Ini adalah tiga kali lipat pertumbuhan AS dan enam kali lipat kecepatan pertumbuhan ekonomi di zona Eropa. Wakil Perdana Menteri Li memberikan pernyataan yang sama kepada para pelaku bisnis di Berlin kemarin. "China masih menghadapi tugas-tugas yang sulit dalam pembangunan dan harus terus memperluas perdagangan dan investasi dengan negara-negara lain untuk memastikan pertumbuhan lebih lanjut," kata Li kepada para pelaku bisnis. Sekitar 90 persen dari pertumbuhan ekonomi China didorong oleh permintaan domestik tahun lalu kata Li kepada para eksekutif di Berlin. Hal ini diperkuat fakta dari Ford Motor Co yang mengatakan penjualan kendaraan di Cina saat ini adalah yang terbesar di pasar mobil dunia, melompat 40 persen ke rekor 582,467 dari tahun lalu.

3. Tantangan Cina
Namun ini sangat kontras dengan kondiisi lingkungan yang ada di cina, sungguh menyedihkan ketika Cina menghadapi tantangan yang berat akibat perubahan iklim ini. Tantangan ini tidak bisa tidak ditangani dan diberi perhatian yang lebih serius.

Cina akan menghadapi salah satu krisis air terparah di dunia. Pemanasan global akan menyebabkan menurunnya curah hujan di daerah utara Cina dan meningkatkan curah hujan di bagian selatan Cina. Akibatnya daerah utara akan mengalami kekeringan, sedangkan banjir akan terus mengancam daerah selatan Cina.

Selain krisis air, Cina juga akan menghadapi krisis pangan. Berdasarkan laporan Pemerintah Cina dan Inggris pada bulan September 2004, produksi Beras, Gandum dan Jagung Cina selama 20 hingga 80 tahun ke depan akan mengalami penurunan hingga 20-37 persen. Dapat dibayangkan Cina akan kesulitan memberi makan rakyatnya yang mungkin pada saat itu penduduknya sudah mencapai 2 miliar lebih. Kemudian kasus pencemaran lingkungan yang terus berlangsung akan menambah daftar tantangan Cina dalam menghadapi perubahan iklim. Seperti contohnya bulan Agustus lalu, terdapat kasus pencemaran lingkungan. Kasus pencemaran timah oleh Perusahaan Dongling di provinsi Shaanxi, kemudian terjadi kembali kasus pencemaran yang terjadi di Kunming, Yunnan. Hal ini merupakan sebagian kasus pencemaran yang terjadi di Cina. Pencemaran ini membawa dampak buruk yakni 615 anak menjadi korban pencemaran di Shaanxi, kemudian 200 anak menderita keracunan di provinsi Yunnan. Pencapaian yang sungguh positif dalam bidang ekonomi tetapi negatif di bidang lingkungan terjadi pada tahun 2004. Cina menjadi produsen mobil keempat terbesar di dunia dan konsumen ketiga terbesar. Tingkat kepemilikan mobil di Cina meningkat 19 persen per tahun. Dampak yang muncul adalah masingmasing meningkatkan pendapatan dan karbondioksida.

Dalam menjawab tantangan tersebut sungguh tidak semudah membalik telapak tangan. Banyak hambatan yang merintangi langkah Cina untuk menjaga lingkungan. Dibutuhkan sinergi antara satu negara dengan

negara lainnya. Karena hal ini merupakan masalah bersama dan menyangkut nyawa seluruh makhluk hidup di seluruh dunia.
4.

Upaya yang di lakukan oleh Cina

Pada Maret 2008, Kongres Rakyat Nasional mengesahkan Departemen Perlindungan Lingkungan. Sebelum berdirinya departemen ini, badan perlindungan lingkungan ini disebut State Environmental Protection Administration (SEPA).

Departemen yang dipimpin oleh Zhou Shengxian ini, bertugas melakukan serangkaian perlindungan lingkungan. Mulai dari pengawasan, perencanaan undang-undang, serta pelaksanaan dari undang-undang tersebut. Berselang tujuh bulan, Cina mengeluarkan Chinas White Paper on Climate Change yang diberi judul Kebijakan dan Aksi Cina dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Dengan adanya program ini langkah Cina semakin kokoh dan jelas dalam menghadapi masalah perubahan iklim. Sebelumnya pada bulan Juni 2007, Cina sudah mengeluarkan Program Nasional Perubahan Iklim Cina.

Aksi untuk melindungi lingkungan sudah dilaksanakan Cina sejak tahun 1970an. Pada saat itu, Cina sudah menetapkan prinsip-prinsip untuk mengatur dan mengalokasi pengeluaran dari perlindungan lingkungan. Prinsip-prinsipnya adalah pertama, menekankan pada tindakan pencegahan dan secara ketat mengontrol sumber polusi baru. Kedua, menetapkan pencegahan polusi harus dimulai pada saat proses industri berlangsung. Ketiga, pelaku pecemaran harus menanggung biaya pemulihan lingkungan. Keempat, memberikan bantuan finansial kepada para perusahaan yang berupaya untuk mencegah polusi. Kelima, mengontrol polusi secara terpusat untuk mengurangi masalah-masalah lingkungan di perkotaan. Bahkan pemerintah Cina telah melakukan investasi untuk penghematan energi. Pada tahun 1991-1993, Cina meningkatkan investasi mencapai 17 miliar Yuan untuk konstruksi modal dan konservasi energi. Li Keqiang pada bulan Agustus 2009, mengadakan rapat mengenai survei nasional tentang polusi. Dalam rapat ini, Li menghimbau untuk terus menjaga lingkungan dan menyelesaikan masalah mengenai polusi

ini, yang bertujuan untuk menjaga pembangunan berkelanjutan di Cina dan meningkatkan kualitas dan standar hidup rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai