Anda di halaman 1dari 2

STRATEGI KOGNITIF

Strategi kognitif menurut GAGNE adalah kemampuan internal seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berfikir unik di dalam menganalisa, memecahkan masalah, dan di dalam mengambil keputusan. Strategi kognitif lahir berdasarkan paradigma konstruktivism, menurut von Glasersfed pengertian konstruksi kognitiv muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas di perdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Piaget menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa organisme itu bukan suatu penyebab yang pasif dalam perkembangan genetic. Perubahan genetic bukanlah kejadian kebetulan yang menyebabkan makhluk tetap bertahan hidup oleh seleksi alam, adaptasi biologi dan proses interaksi antara organisme dan lingkunganlah yang menyebabkan makhluk itu hidup. Menurut Piaget Perkembangan fungsi kognitif terdiri dari 4 faktor, yaitu : lingkungan fisik, kematangan, pengaruh social, dan proses pengaturan diri. Yang disebut ekuilibrasi. Piaget memberikan fungsi intelek dari tiga prespektif, yaitu sebagai berikut : 1. Proses mandasar yang terjadi dalam interaksi dengan lingkungan ( asimilasi,akomodasi, dan equilibrasi ). 2. Cara bagaimana pengetahuan disusun ( pengalaman fisik dan logismatetis ) 3. Perbedaan kualitatif dalam berfikir dalam berbagai tahap perkembangan ( skema tindakan dari bayi,berfikir praoperasional,operasi konkrit ) ASIMILASI adalah yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam fikirannya. AKOMODASI sesuatu yang sering terjadi dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru, seseorang tidak dapat mengasimilasi pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia punyai. Skema yang baru itu bisa saja tidak cocok dengan skema yang sudah ada. Dalam situasi yang seperti ini biasanya seseorang akan mengadakan akomodasi, yaitu : membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru, atau dengan memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. EQUILIBRATION adalah proses keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi dengan melakukan pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.

Strategi Kognitif
Secara etimologis, istilah cognitive-strategy diturunkan dari kata kerja Latin co-agitare yang antara lain berarti memikirkan, merencanakan, merancang, mereka-reka; dan kata strategema, atis yang berarti siasat. Dengan demikian, strategi kognitif adalah siasat untuk mengerti. Tetapi strategi kognitif tidak identik dengan intellectual skill (keterampilan intelektual). Keterampilan intelektual lebih berorientasi pada interaksi pebelajar sebagai individu dengan lingkungan belajarnya, yaitu angka, kata-kata (bahasa), simbol, rumus, prinsip, prosedur dan sebagainya. Sedangkan strategi kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol interaksinya dengan lingkungan. Menurut Robert M. Gagne (1974), strategi kognitif adalah kemampuan internal yang terorganisasi, yang dapat membantu pebelajar dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Jenis-jenis strategi kognitif menurutnya

adalah (1985): 1) cognitive strategies in attending; 2) cognitive strategies in encoding; 3) cognitive strategies in retrieval; 4) cognitive strategies in problem solving; 5) cognitif strategies in thinking. Sedangkan Bell-Gredler (1986) mendefinisikan strategi kognitif sebagai proses berpikir induktif. Ketika mempelajari sesuatu, seseorang membuat suatu generalisasi berdasarkan fakta atau prinsip yang telah diketahuinya. Hasil belajar setiap orang berbeda dari orang lain karena strategi kognitif setiap orang pun tak pernah benar-benar sama. Kemampuan internal yang dimiliki dan atau dilakukan setiap orang berbeda dari orang lain. Keunikan setiap orang dalam mengolah informasi hingga pengambilan keputusan itu lazim disebut sebagai executive control, kontrol tingkat tinggi. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif setiap orang, yaitu: 1) kedewasaan (maturasi); 2) pengalaman fisik; 3) pengalaman logikomatematik; 4) transmisi sosial; dan 5) pengendalian diri (ekuilibrasi). Strategi kognitif bermanfaat bagi pebelajar untuk belajar mandiri, yakni dengan mendayagunakan segala keterampilan intelektual yang pernah dipelajari. Masalah yang dihadapi seseorang tak selalu persis sama dengan yang sudah pernah dialami. Maka keterampilan intelektual saja sering tidak memadai. Seorang pebelajar membutuhkan pengorganisasian dan kontrol terhadap proses belajarnya untuk dapat memilih alternatif strategi pemecahan masalah yang paling tepat di antara sekian pilihan.

Anda mungkin juga menyukai