Ekonomi Kreatif-Depdagri1
Ekonomi Kreatif-Depdagri1
Pusjakstra-Kepdagri, 2010
Peradapan Dunia
Pra-peradapan
Masyarakat pemburu dan pengumpul 10 6 tahun Masyarakat Pertanian 10 4 tahun Masyarakat Industri 150 tahun Masyarakat Informasi/Pengetahuan 50-75 tahun?
Penggagas Konsep
Toffler dalam The Future Shock (1970) memperkenalkan gelombang peradapan manusia dan istilah era pengetahuan sebagai perpanjangan era informasi. John Howkins dalam The Creative Economy (2001) menunjukkan munculnya era baru yang disebut dengan ekonomi kreatif. Richard Florida dalam The Rise of the Creative Class (2002) mengemukakan munculnya kelas baru dalam ekonomi yang disebut kelas kreatif.
Definisi
kegiatan lembaga dan manusia yang terlibat dalam produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, dan hiburan. Pelanggan mempunyai ikatan estetika, intelektual, dan emosional yang memberikan nilai terhadap produk kreatif di pasar. Mesin ekonomi kreatif adalah industri kreatif
Sumber: Simatupang, T.M. (2007), Gelombang ekonomi kreatif, Pikiran Rakyat , 1 Agustus, hal. 25.
Distribusi dan Pasar Media Panggung Pertunjukan Pagelaran Festival Penjual Antara Ritel Perpustakaan dan Museum Produksi Hiburan Produksi Film & Video Produksi Musik Seni Pertunjukan Permainan Komputer Radio dan TV Perpustakaan Rekaman Audio Buku Koran Periodik Seni Visual Artisan dan Kerajinan Seni Kulinari Pengolahan Makanan Restoran
Katering Desain Desain Grafis Periklanan Percetakan Warisan Barang Antik Batik Produksi Ornamen Kreasi Pengarang Pelukis Koki Pematung Fotografer Koreografer Seniman Desainer Interior Arsitek Taman Desainer Grafis Arsitek Komposer Pengarang Lagu Musikus Kota Nasional
INDUSTRI KREATIF
Industri Kreatif
Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual. Industri kreatif terdiri dari penyediaan produk kreatif langsung kepada pelanggan dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan. Produk kreatif mempunyai ciri-ciri: siklus hidup yang singkat, risiko tinggi, margin yang tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru.
Jenis Industri Kreatif Pelanggan Produk dengan Unsur Kreatif: pariwisata, otomotif, alas kaki, dll.
Jasa Kreatif ke Industri Lainnya: desain, periklanan, arsitektur, dll. INDUSTRI KREATIF
..industri kreatif
Komponen Industri Kreatif Industri Kreatif: Modal Intelektual ; TEKNOLOGI SENI ; BISNIS dan ; BUDAYA Asal-usul Istilah Industri Kreatif
Istilah industri kreatif pertama kali digunakan oleh Partai Buruh Inggris pada tahun 1997. Analisis pertama dari dampak ekonomi yang ditimbulkan sektor kreatif di Inggris dilakukan tahun 1998 oleh Departemen Kebudayaan, Media, dan Olah Raga Inggris. Industri kreatif Inggris ini menyumbang sekitar 7,9 persen penerimaan nasionalnya atau 76,6 milyar pada tahun 2000. Pemerintah Inggris menetapkan 13 sektor usaha yang tergolong sebagai industri kreatif, yakni (1) periklanan, (2) kesenian dan barang antik, (3) kerajinan tangan, (4) desain, (5) tata busana, (6) film dan video, (7) perangkat lunak hiburan interaktif, (8) musik, (9) seni pertunjukan, (10) penerbitan, (11) jasa komputer, (12) televisi, dan (13) radio.
Contoh di Malaysia
Sumber: http://cmc.msc.com.my/industry.php
Contoh di Hongkong
Periklanan (advertising) Arsitektur (architecture) Kesenian dan barang antik (art and antiques) Komik (comics) Desain (design) Tata Busana (designer fashion) Film (film) Permainan komputer (game software) Musik (music) Seni Pertunjukan (performing arts) Penerbitan (publishing) Perangkat lunak dan jasa teknologi informasi (software and IT services) Televisi (television)
Sumber: http://www.tdctrade.com/econforum/tdc/tdc020902.htm
Aspek SPASIAL
- Kota - Lingkungan Hidup - Prasarana dan Sarana
Kontribusi Ekonomi Pembangunan manusia Kualitas hidup Dampak Sosial Menciptakan pasar bagi usaha lain Mendukung sektor lain Bisnis Kebermaknaan Kreativitas Penciptaan Nilai Pemecahan Masalah Inovasi dan Kreativitas Menjaga Nilai-nilai Warisan Budaya Membangun Budaya Identitas Pemasaran Turisme
Citra Ide dan gagasan Ideologi Forum diskusi Komunikasi Lapangan Kerja Kemakmuran Pendapatan Nilai Tukar Rp Ikon Nasional Karakteristik Ekonomi Indonesia : Luas 1.919.400 Km2 dgn Jumlah Pulau 18.300 Populasi (2005) 220 juta Laju penduduk (1990-2005) 1,45% Tk. pengangguran (2005) 10,3% GDP/cap (2005) US$ 1100 GDP Growth (2000-2005) 4,8%
Tahun 2006
Besar
PDB (harga berlaku) Rp 3.338,2 triliun Besar PDB (harga konstan 2000) Rp 1.846,7 triliun PDB tumbuh 5,14%
Sektor Pertanian 3,41% Sektor pertambangan-penggalian 2,28% Sektor industri pengolahan 4,11% Sektor listrik gas air bersih 5,81% Sektor konstruksi 7,86% Perdagangan hotel restoran 5,52% Pengangkutan-komunikasi 12,75% Keuangan-real estate dan jasa 5,08% Jasa-jasa 6,44%
Dirjen Industri Kecil dan Menengah Departemen Perindustrian Sakri Widhianto mengatakan pemerintah membutuhkan dana Rp10 triliun untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif. Menteri Perdagangan Mari Pangestu menilai sektor ekonomi kreatif di dunia saat ini tumbuh dengan pesat seperti tercermin dari nilai ekonomi kreatif global yang diperkirakan dengan tingkat pertumbuhan lima persen per tahun akan berkembang dari 2,2 triliun dolar AS pada Januari 2000 menjadi 6,1 triliun dolar AS tahun 2020. Depdag mencatat 15 cakupan bidang ekonomi kreatif: Jasa periklanan ;Arsitektur ; Seni rupa ; Kerajinan ; Desain ; Mode (fashion) ; Film ; Musik ; Seni pertunjukan ; Penerbitan ; Riset dan pengembangan ; Software ;TV dan Radio ; Mainan dan Video game
Sumber: Jati, Yusuf Waluyo (2007), Pemerintah siapkan insentif untuk pacu industri kreatif, Bisnis Indonesia , 16 Juli.
..Kebijakan
Sektor Industri Kreatif menurut Mari Elka Pangestu ( Bisnis Indonesia ,24/10/2007) Periklanan Arsitektur Pasar Seni dan Antik Kerajinan Desain Desain Fesyen Film, Video, dan Fotografi Permainan Interaktif Musik Seni Pertunjukan Penerbitan dan Percetakan Jasa Komputer dan Piranti Lunak Televisi dan Radio Riset dan Pengembangan
Lemahnya kesadaran (awareness) di kalangan pimpinan pemerintahan dan pebisnis serta Universitas bahwa kita sudah berada di era kreatif. Aturan main dan kemampuan baru harus dikuasai supaya dapat bersaing dengan bangsa lain. Kalau tidak kita hanya menjadi pasar bukan produsen, menjadi tergantung bukan berkontribusi, dan manusia Indonesia menjadi beban bukan menjadi kekuatan. Kurangnya pemahaman (understanding) yang tepat akan pentingnya mengembangkan diri secara kolaborasi untuk menciptakan peluang dalam era ekonomi kreatif. Industri kreatif dipandang sebagai jargon baru yang muncul seketika dan akan menghilang dengan sendirinya. Masing-masing pihak dengan sudut pandangnya sendiri merespon peluang ekonomi kreatif, misalnya kabupaten x melihat sisi produk dan seni, kabupaten y dari aspek industri kulinernya dll. Ketiadaan motivasi (motivation) untuk melibatkan diri dalam ekonomi kreatif. Pemerintah kota atau kabupaten tidak mempunyai insentif dan perlindungan terhadap pelaku industri kreatif. Lemahnya tekad (commitment) dalam mengembangkan ekonomi kreatif baik dalam penyediaan dana untuk riset maupun inkubator industri kreatif baik di sisi pebisnis mapun pemerintah. Kurangnya penghargaan atau perayaan terhadap keberhasilan industri kreatif bagi pelopor/pemimpin, pelaku, dan pemerintah.
Contoh Indag Jabar menyusun agenda peristiwa (event) industri kreatif (Artepolis, Kickfest, dll.) di Kota Bandung. Publikasi hasil-hasil riset dalam bahasa yang lebih populer di media masa tentang pentingnya dan peluang industri kreatif oleh ITB, UBINUS, dan British Council. Menciptakan iklim yang kondusif untuk mengembangkan ekonomi kreatif Mengembangkan komunitas industri kreatif Seminar atau konferensi menjawab tantangan atau mencari solusi atau pemaparan hasil riset Meningkatkan kepemimpinan kreatif Riset bersama Meningkatkan kewirausahaan kreatif dengan kolaborasi Ikatan Alumni dan Industri Inkubator usaha kreatif Pendanaan Pendidikan kelas kreatif Teknologi kreatif Penghargaan Insentif Perijinan Iklim = prasarana industri kreatif
= melalui pendidikan dan iklim yang memungkinkan orang kreatif melakukan perubahan. Kampus menjadi penggerak ekonomi kreatif yang menghasilkan sarjana dengan standar global. Amartya Sen: setiap orang terpanggil mampu untuk hidup bagi dirinya sendiri dan keluarganya dan pembangunan adalah pembebasan. Sao Paulo: perubahan dari kota kumuh menjadi kota kreatif dalam bidang musik dan kriya.
Manchester: perubahan dari kota industri tekstil menjadi kota kreatif bidang musik
Saat ini tidak ada pilihan bagi Indonesia yang sudah berada dalam peradapan ekonomi kreatif (EK). Kalau tidak melakukan apa-apa Indonesia terutama daerah kabupaten dan kota akan menjadi penonton dan konsumen yang tergantung pada pasokan bangsa lain. Pengembangan EK sebaiknya bersifat ekosistem dan bersamasama mengembangkan sisi permintaan dan penawaran produk kreatif. Poros pengembangan adalah manusia dan komunitasnya. Pengembangan harus dirancang dan distimuli oleh Pemerintah. Bukan lagi zamannya membiarkan konsep EK berkembang dengan sendirinya. Kolaborasi antar pemain EK sangat penting. Kemdagri dan segenap lembaga pemerintah serta pemda terpanggil untuk tidak mengulangi kegagalan seperti pada era informasi dalam memanfaatkan momentum ekonomi kreatif.
Strategi dimulai dengan mengatasi masalah-masalah yang ditemui pada tahap kesadaran, pemahaman, motivasi, dan komitmen terhadap pengembangan EK di