Anda di halaman 1dari 33

LANDASAN & ASAS-ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. LANDASAN PER-UU - FORMAL KONSTITUSIONAL PASAL2 DALAM UUD 1945 YG MEMBERIKAN SINYAL TERHADAP PROSEDUR PEMBENTUKANNYA.

- MATERIIL KONSTITUSIONIL PENJABARAN SUBSTANSI YG PERATURAN PER-UU DARI KONSEDERAN MENIMBANG, PENJABARAN DALAM BATANG TUBUH SAMPAI DG PENJELASAN TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DG LANDASAN KONSTITUSIONAL YAITU UUD 45.

PEMBENTUKAN PER-UU HRS MEMPERHATIKAN KAIDAH2 YAITU : 1. LANDASAN FILOSOFIS DASAR FILSAFAT, IDE/PANDANGAN DISAAT MENUANGKAN HASRAT DAN KEBIJAKN DALAM SUATU RENCANA PERATURAN PER-UU.

2. LANDASAN SOSIOLOGIS PER-UU ISINYA MEMBERIKAN INDIKASI FAKTA2/KEADAAN YG NYATA YG TERJADI DLM MASYARAKAT.

3. LANDASAN POLITIS <PRODUK HUKUM YG DITERBITKAN OLH PEJABAT/LEMBAGA YG BERWENANG DPT BERJALAN SESUAI DG TUJUAN TANPA MENIMBULKAN GEJOLAK>.

4.

LANDASAN YURIDIS KETENTUAN HK YG MENJAD DASAR HK BAGI PEMBUATAN PERATURAN TERMASUK DI DALAM KEWENANGAN PEMBUATAN PERUU.

EMPAT LINGKUNGAN BERLAKUNYA HUKUM (LOGEMANN) : 1. KUASA TEMPAT 2. KUASA PERMASALAHAN <MENUNJUKKAN LINGKUP MATERI 3. KUASA ORANG <DIBERLAKUKAN KPD SEKELOMPOK ORG. MIS. UU TENAGA KERJA> 4. KUASA WAKTU <BERLAKUNYA PEUU OLH WAKTU>

ASAS PEMBENTUKAN PER-UU


PRINSIP HK UMUM (GENERAL PRINCIPLES OF LAW): 1. LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIORI PER-UU LEBIH TINGGI DIDAHULUKN BERLAKU DARI PERUU LBH RENDAH

2. LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALIS <PER-UU LEBIH KHUSUS DIDAHULUKAN BERLAKU DARI PADA PER-UU UMUM>

3. LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI <PER-UU YG BARU DIDAHULUKAN BERLAKU DARI PADA YG LAMA> 4. LEX NEMINEM COGIT AD IMPOSSOBILIA <PER-UU TDK MEMASKSA SESEORG UTK MELAKUKAN SESUATU YG TDK MUNGKIN DSB DG ASAS KEPATUTAN>

5. ASAS LEX PERFECTA <PER-UU TDK SAJA MELARANG SESUATU TINDAKAN TETAPI MENYATAKAN TINDAKAN TERLARANG TERSEBUT BATAL> 6. ASAS NON RETROCTIVE <PER-UU TDK DIMAKSUDKAN UTK BERLAKU SURUT KRN AKAN MNIMBULKAN KETIDAKPASTIAN HUKUM DAN INI BERKAITAN DG ASAS LEGALITAS>.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

A. HAMID TAMIMI, ASAS2 FORMAL PEMBENTUKAN PER-UU : TUJUAN YANG JELAS PERLUNYA PENGATURAN ORGAN/LEMBAGA YG TEPAT MATERI MUATAN YG TEPAT DAPAT DILAKSANAKAN, DAN DAPAT DIKENALI

ASAS MATERIIL PEMBENTUKAN PER-UU: A. SESUAI DG CITA HK INDONESIA/ NORMA FUNDAMENTAL NEGARA B. SESUAI DG NORMA HK DASAR NEGARA C. SESUAI PRINSIP NEGARA BERDASARKAN ATAS HK D. SESUAI DG PRINSIP2 PEMERINTAHAN BERDASRKAN SISTEM KONSTITUSI

ASAS PEMBENTUKAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK (PASAL 5 UU NO. 10/2004)

1. Kejelasan tujuan <Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai>;

2. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat <setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang>;

3. kesesuaian antara jenis dan materi muatan <dalam Pembentakan Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis Peraturan. Perundangundangannya>.

4. "dapat dilaksanakan" <setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis>.

5. kedayagunaan dan kehasilgunaan <setiap Peraturan Perundangundangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara>.

6. kejelasan rumusan <setiap Peraturan Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundangundangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya>.

7. Keterbukaan <dalam proses Pembentukan Peraturan Perundangundangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan Peraturan Perundang-undangan>.

ASAS-ASAS MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN (Pasal 6(1)) UU 10/2004)

1. pengayoman <setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat> 2. kemanusiaan <setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan HAM serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.

3. kebangsaan <setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan Republik Indonesia>.

4. Kekeluargaan <setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan>.

5. Kenusantaraan <setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila>.

6. bhinneka tunggal ika <Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara>.

7. Keadilan <setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali>.

8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan <Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial>.

9. ketertiban dan kepastian hukum <Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum>.

10.keseimbangan, keserasian, dan keselarasan <Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara>.

11. ASAS HUKUM YANG BERLAKU SEBAGAI LEX SPESIALIS BAGI PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN TERTENTU, HUKUM PIDANA, PERDATA, DLL.

Anda mungkin juga menyukai