Post By indosilat
Monday, October 24, 2005 11:12:12 Clicks: 3328
Jujur, ihlas, sportif, berani mengabdi, teguh pendirian, dan elegan. Pangkat-pangkat
inilah yang layak disandang para pendekar dari Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama
(IPS-NU) Pagar Nusa.
Lagi pula para pendekar dunia persialatan ini tak terlalu butuh pangkat-pangkat basah
di pemerintahan yang akhir-akhir ini ramai diperebutkan orang banyak. Para
pendekarlah sebenarnya yang berada di barisan terdepan perjuangan mendapatkan
”kedaulatan” negeri ini sekalipun belakangan nama mereka tidak banyak
mendapatkan tempat dalam catatan sejarah yang didominasi oleh para diplomat dan
politisi.
Menjelang pelaksanaan kongres saya sempat berbincang dengan Ketua Umum IPS-NU
Pagar Nusa yang selanjutnya terpilih kembali. Dialah Prof. DR. KH. Suharbillah.
Perbincagan berlangsung akrab dan sama sekali tanpa rasa takut meski saat itu
penulis berhadapan dengan seorang pimpinan pendekar yang brewokan dan bertubuh
besar kekar. Salah satu ucapan Kiai Suharbillah yang penting begini:
”Saya sempat menawarkan kepada para pengurus Pagar Nusa, apakah kongres ini
model Ansor atau model NU. Kalau model Ansor para anggotanya di kasih sangu.
Namun kalau model NU malah dimintai urunan. Ternyata warga Pagar Nusa Lebih
memilih model NU,” kata Kiai Suharbillah. Dua idealtipe barusan seharusnya tidak ada,
namun kadang menjadi problem ideologis yang pertama-tama harus diperbincangkan
secara intern, diselesaikan sampai tuntas.
Para pengurus cabang IPS-NU Pagar Nusa berangkat ke Jakarta dari daerahnya
masing-masing, Jawa dan luar Jawa, dengan biaya sendiri. Sedari awal Kiai
Suharbillah berpesan, ”Kami pengurus pusat tidak menyediakan tiket. Tiketnya nanti
di surga dan insyallah lebih mahal harganya.” Itupun para pengurus Pagar Nusa yang
hadir dimintai iuran 100 sampai 300 ribu-an percabang; jumlah yang lumayan besar
untuk kebanyakan warga Pagar Nusa.
Budaya Bangsa
Jika Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dan kalangan pesantren mengaku sebagai penjaga
tradisi, maka Pagar Nusalah anak NU yang paling cinta dengan budayanya. Misalnya
saja, jurus-jurus yang ada dalam Pagar Nusa tidak harus satu barisan namun
disesuaikan dengan trend pencak di daerah masing-masing dan dinamai dengan nama
daerahnya. Ada jurus Cimande, Kediri, Pasuruan, dan daerah lainnya. Pagar Nusa
tidak terlalu gemar mengimpor jurus-jurus silat dari Asing apalagi sampai menamai
jurus silatnya dengan istilah asing yang apalagi ngetrend.
”Sama dengan pesantren yang dulu-dulu itu. Namanya selalu identik dengan nama
daerahnya. Ada Pesantren Lirboyo, Tebuireng, Langitan, dan seterusnya. Inilah
pesantren yang asli, bukan pesantren yang belakangan dinamai dengan memakai
nama dari bahasa Arab,” kata Kiai Suharbillah.
Tema yang diusung dalam kongres Pagar Nusa kali ini adalah ”Berjuang Menegakkan
Moralitas dan Budaya Bangsa.” Pagar Nusa bertekat mengisi ruangnya sendiri
sekalipun ruangnya yang lama dan klasik dan tak harus sama dengan yang lain. ”Kami
akan menngalakkan gerakan ekonomi di seluruh basis NU dengan cara
mengampanyekan kembali semboyan cinta terhadap produk sendiri, terutama produk
dari warga Nahdliyyin, dan agar kembali ke model perekonomian lama yang merakyat
yakni model koprasi,” kata Kiai Suharbillah.
Para pendekar IPS-NU Pagar Nusa tidak hendak ambisius ingin menyelesaikan
problem Nusantara yang semakin edan ini secara cepat dan revolusioner, namun
secara pasti mengambil perannya sendiri. ”Dalam soal kenaikan BBM kami tidak ingin
memihak sana-sini. Kami hanya bertugas agar konflik yang terjadi akibat kenaikan
BBM tidak semakin parah,” kata Kiai Suharbillah. Semoga bisa.
(a khoirul anam)
Nama lengkap organisasi ini adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama' Pagar Nusa
disingkat IPSNU Pagar Nusa. Sedangkan Pagar Nusa sendiri merupakan akronim dari
Pagar NU dan Bangsa.
IPSNU Pagar Nusa adalah satu - satunya wadah yang sah bagi organisasi pancak silat
di lingkungan Nahdlatul Ulama' berdasarkan keputusan Muktamar.
Organisasi ini berstatus lembaga milik Nahdlatul Ulama' yang penyelenggaraan dan
pertanggungjawabannya sama sebagaimana lembaga - lembaga NU lainnya.
Status resmi kelembagaan inilah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan
dikembangkan oleh seluruh warga NU dengan mengecualikan pencak silat atau
beladiri lainnya.
Segala kegiatan yang berhubungan dengan pencak silat dan beladiri dengan segenap
aspeknya dari fisik sampai mental, dari pendidikan sampai sistem pengamanan dan
lain - lain merupakan bidang garapan bagi lembaga ini.
Pagar Nusa ber-Aqidah ala Ahlussunnah wal Jama'ah dengan asas organisasi
Pancasila. Pagar Nusa mengusahakan :
Berlakunya Ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah di tengah-tengah
kehidupan negar kesatuan Repubil Indonesia yang ber-Pancasila.
Pelestarian, pembinaan, dan pengembangan pencak silat baik seni, beladiri, mental
spiritual, maupun olahraga / kesehatan khususnya di lingkungan NU maupun di
lingkungan warga bangsa lain pada umumnya.
ANGGOTA
Keanggotaan diatur dalam Peraturan Dasar dengan kriteria mudah yaitu warga
Nahdlatul Ulama' :
Mulai kanak - kanak sampai sesepuh ( batasan usia )
Dari yang belum mengenal pencak silat sampai yang mahir ( batasan kemampuan )
Sistem penjenjangan anggota dll, disesuaikan dengan kemampuan, usia, dan
kebutuhan
FISIK BAKU
Gerak Dasar
Paket Kanak - kanak ( setingkat TK )
Paket I A & B ( setingkat SD )
Paket II A & B ( setingkat SMP )
Paket III A & B ( setingkat SMU )
Paket Beladiri ( setingkat perguruan tinggi )
Pencapaian jurus fisik baku menjadi tolak ukur tingkatan sebagai jenjang latihan.
Warna Dasar Badge pada sabuk tingkatan menyesuaikan dengan penjenjangan
tersebut.
Pendalaman = Seni Festival, Lomba, dll.
= Beladiri Terapan, Keamanan, dll.
= Olahraga Pertandingan, Senam Massal, dll.
= Kesehatan Pijat, Pernafasan, Obat, dll.
= Dan Lain - Lain.
MANFAAT
Bergabung dengan Pagar Nusa bermanfaat, baik sosio kultural, edukatif maupun
personal.
DEWAN KHOS
Dewan ini merupakan motor penggerak dan dapur organisasi yang menggali,
menggodok dan merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pencak silat dan
beladiri untuk kemudian disosialisasikan di tingkat kepengurusan dan operasional.
Dewan ini juga merupakan back up langsung jembatan penghubung antara orang -
orang khusus ( khos ) dengan kepengurusansecara operasional.
Dewan Khos antara lain :
PASUKAN KHOS
Adalah orang - orang khusus yang memiliki keahlian tertentu yang terjun langsung di
lapangan.
Pasukan ini dibentuk dengan kualifikasi tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam
kaitannya dengan keorganisasian dan kemasyarakatan
Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan
:
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola
utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman,
Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.
Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi
dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi
dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah
sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang
bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan.
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi
underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar
sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya.
Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan
Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal
pembentukannya berbunyi
LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi
tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum
( am ) bagi segala bidang kehidupan.
Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran
kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak
disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka
Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol
Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat
mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman
menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti
menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).
Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung
makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun
immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal
yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang
membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh
kebahagiaan di akhirat.
Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :
Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga
itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari
sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-
dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.
( QS.Kahfi : 31).
Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang
mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan
kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka
minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )
Sumber tulisan :
- www.nu.or.id
- Sumber lainnya
- Team silat