Anda di halaman 1dari 26

Miopia 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Miopia atau nearsightedness atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di depan retina pada mata tanpa akomodasi.1-7 Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mengubah daya bias lensa dengan kontraksi otot siliar yang menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan lensa sehingga bayangan pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus di retina.3,4 Kelainan ini banyak ditemukan pada anak-anak sekolah. Pada suatu penelitian di Amerika didapatkan bila pada kedua orang tua menderita miopia memiliki kemungkinan 6 kali lebih anak-anak mereka akan menderita miopia dibandingkan dengan salah satu orang tua yang menderita atau tidak sama sekali orang tuanya menderita miopia. Prevalensi penderita miopia di negara Amerika Serikat dan Eropa adalah sekitar 40-60% tetapi di asia prevalensinya mencapai 70-90 %, dan angka rata-ratanya meningkat di seluruh kelompok etnik. Di Indonesia sendiri terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa, dari 300 anak-anak sekolah di perkotaan, 15 % di antaranya mengalami kelainan refraksi. Padahal, di pedesaan hanya 11 %. Hanya 6-15 % dari anak-anak yang menderita miopia berasal dari orang tua yang tidak menderita miopia. Dalam suatu keluarga dengan salah satu orang tua yang menderita miopia, 23- 40 % anak-anaknya menjadi miopia. Jika kedua orang tuanya menderita miopia, angka ini meningkat rata-rata menjadi 33-60 % dimana anak-anak mereka menderita miopia.4 Miopia dapat terjadi karena ukuran bola mata yang relatif panjang atau karena indeks bias media yang tinggi. Penyebab utamanya adalah genetik, namun faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi seperti kekurangan gizi dan vitamin, dan membaca serta bekerja dengan jarak terlalu dekat dan waktu
July 1, 2011

SMF Mata, RSUP Persahabatan

Miopia 2011
lama dapat menyebabkan miopia. Penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus yang tidak terkontrol, katarak jenis tetentu, obat anti hipertensi serta obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kekuatan refraksi dari lensa yang dapat menimbulkan miopia.4 Terapi yang dapat diberikan adalah dengan koreksi atau memperbaiki tajam penglihatan. Koreksi diperlukan untuk mengatur masuknya sinar atau bayangan benda ke dalam mata sehingga bayangan jatuh tepat di retina. Terdapat alat bantu untuk memperbaiki kelainan refraksi seperti : kaca mata dan lensa kontak, dengan menggunakan lensa sferis konkaf (negatif), sedangkan untuk tindakan bedah dapat dilakukan radikal keratotomy, Automated Lamellar Keratoplasty, Photoreactive Keratotomy atau Laser Assisted in-Situ Keratomileusis (LASIK).4

B. TUJUAN Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai anatomi dan fisiologi mata serta definisi, klasifikasi, insidensi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi dari miopia .

SMF Mata, RSUP Persahabatan

July 1, 2011

Miopia 2011
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.5 1. Kornea Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. Kornea terdiri dari lapisan jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:5 a. Epitel Epitel berasal dari ektoderm, tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.5 Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom
July 1, 2011

SMF Mata, RSUP Persahabatan

Miopia 2011
dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.5 b. Membran Bowman Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.5 c. Stroma Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.5 d. Membran Descement Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea, dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.5 e. Endotel Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula okluden.5
July 1, 2011

SMF Mata, RSUP Persahabatan

Miopia 2011
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.5

Gambar 1. Penampang melintang kornea Sumber : Hasyim AA. duniamata.blogspot.com [Internet]. Jakarta; c1999-2011. About eye. c2010 Mei [cited 2011 Sep 03] available from : http://duniamata.blogspot.com/2010/05/struktur-bola-matakornea.html

2. Aqueous Humor (Cairan Mata) Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam SMF Mata, RSUP Persahabatan 5
July 1, 2011

Miopia 2011
korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan

pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi.5,8 3. Lensa Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.5 Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan

memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus
July 1, 2011

lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar. Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:5 SMF Mata, RSUP Persahabatan

Miopia 2011
a. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung b. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan, c. Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body dan berada di sumbu mata.5

4. Vitreous Body (Badan Kaca) Vitreous body menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Vitreous body mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan vitreous body disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan, tidak terdapatnya kekeruhan vitreous body akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi. Vitreous body penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis.5,8

Gambar 2. Struktur bola mata Sumber : Canadian Institutes of Health Research. thebrain.mcgill.ca [Internet]. Canada; c2002-2011. The eye. [cited 2011 Sep 03] available from : http://thebrain.mcgill.ca/flash/i/i_02/i_02_cr/i_02_cr_vis/i_02_cr_vis. html

SMF Mata, RSUP Persahabatan

July 1, 2011

Miopia 2011
5. Panjang Bola Mata Panjang bola mata menentukan keseimbangan dalam pembiasan. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh karena kornea (mendatar atau cembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma.5 B. FISIOLOGI Pembelokan suatu berkas cahaya, yang disebut dengan refraksi terjadi ketika berkas cahaya berpindah dari satu medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan densitas yang berbeda. Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain, misalnya air dan kaca. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi, cahaya tersebut melambat (sebaliknya juga berlaku). Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya jika mengenai permukaan medium baru pada setiap sudut selain tegak lurus.8 Dua faktor berperan dalam derajat refraksi yaitu : densitas komparatif antara dua media, dimana semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan, dan faktor kedua yaitu : besarnya sudut berkas cahaya yang jatuh jatuh di medium kedua, dimana semakin besar sudut, semakin besar pembiasannya.8

SMF Mata, RSUP Persahabatan

July 1, 2011

Miopia 2011

Gambar 3. Pembiasan berkas sinar pada 2 medium yang berbeda Sumber : Surya Y. fisikaasyik.com [Internet]. Jakarta; c2009-2011. Jumlah sudut datang dan sudut bias. c2009 Feb 11 [cited 2011 Sep 03] available from : http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/235/44/

Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi, atau penyatuan berkas berkas cahaya, sedangkan lensa dengan permukaan konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas berkas cahaya.8 Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. Permukaan kornea, yang melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan densitas pertemuan udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan cairan yang mengelilinginya. Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah
July 1, 2011

kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat atau jauh.8 Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot

SMF Mata, RSUP Persahabatan

Miopia 2011
siliaris. Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium.8 Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa, sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas berkas cahaya lebih dibelokkan.8 Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cambung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.8 Pada mata normal, sumber cahaya jauh difokuskan di retrina tanpa akomodasi, sementara kekuatan lensa ditingkatkan oleh akomodasi untuk membawa sumber dekat ke fokus. Pada miopia, karena bola mata terlalu panjang atau lensa terlalu kuat, sumber cahaya dekat dibawa ke fokus di retina tanpa akomodasi (walaupun dalam keadaan normal akomodasi diperlukan untuk penglihatan dekat), sementara sumber cahaya jauh difokuskan di depan retina dan tampak kabur. Dengan demikian, orang yang mengalami miopia memiliki penglihatan dekat yang lebih baik daripada penglihatan jauh, keadaan ini dapat dikoreksi oleh lensa konkaf.8

SMF Mata, RSUP Persahabatan

10

July 1, 2011

Miopia 2011

Gambar 4. Akomodasi : perubahan lensa mata dalam melihat objek Sumber : Refractive errors. In: Khaw PT, Shah P, Elkington AR, author. ABC of eyes. 4th Ed. London. BMJ Publishing Group:2004; p.15-20

C. MIOPIA 1. Definisi Miopia disebut sebagai rabun jauh, akibat ketidakmampuan untuk melihat jauh, akan tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. Miopia adalah kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibias membentuk bayangan di depan retina.1-7

SMF Mata, RSUP Persahabatan

11

July 1, 2011

Miopia 2011
A B

Gambar 4. Miopia atau nearsightedness atau rabun jauh. (A) Cahaya yang berasal dari benda yang terletak jauh difokuskan di depan retina. (B) Setelah dikoreksi dengan lensa konkaf, cahaya difokuskan di retina. (C) Tanpa bantuan lensa koknaf, cahaya yang berasal dari benda yang terletak dekat, difokuskan di retina dengan atau tanpa akomodasi Sumber : Refractive errors. In: Khaw PT, Shah P, Elkington AR, author. ABC of eyes. 4th Ed. London. BMJ Publishing Group:2004; p.15-20

2. Klasifikasi Miopia dikenal dalam beberapa bentuk, yaitu miopia refraktif dan miopia aksial. Miopia refraktif adalah miopia dimana bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terdapat pada katarak intumesen, dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Disebut juga dengan miopia bias atau miopia indeks. Miopia aksial adalah miopia yang terjadi akibat bertambah panjang sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.4 Menurut derajat beratnya, miopia dibagi menjadi 3 yaitu, miopia ringan, miopia sedang dan miopia berat atau tinggi. Dikatakan miopia ringan, apabila kurang dari -3,00 dioptri, miopia sedang antara -3,00 sampai dengan -6,00 dioptri dan miopia berat atau tinggi apabila lebih besar dari -6,00 dioptri.3,4
July 1, 2011

SMF Mata, RSUP Persahabatan

12

Miopia 2011
Menurut perjalanan miopia dikenal dalam bentuk miopia stasioner, miopia progresif dan miopia maligna atau miopia degeneratif. Miopia stasioner adalah miopia yang menetap setelah dewasa atau tidak ada penambahan ukuran lensa negatif seiring dengan bertambahnya usia setelah dewasa. Miopia progresif adalah miopia yang terjadi penambahan terus-menerus ukuran lensa negatif pada uasia dewasa, akibat bertambah panjangnya sumbu bola mata. Miopia maligna atau miopia degeneratif adalah miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasio retina dan kebutaan. Biasanya terjadi bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai dengan kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya

neovaskularisasi subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optik.4 3. Insidensi Prevalensi penderita miopia di negara Amerika Serikat dan Eropa adalah sekitar 40-60% tetapi di asia prevalensinya mencapai 70-90 %, dan angka rata-ratanya meningkat di seluruh kelompok etnik. Pada suatu penelitian di Amerika didapatkan bila pada kedua orang tua menderita miopia anak-anak mereka akan memiliki kemungkinan 6 kali lebih besar menderita miopia dibandingkan dengan salah satu orang tua yang menderita atau tidak sama sekali orang tuanya menderita miopia.4 Penelitian yang pernah dilakukan oleh dr Vidyapati
July 1, 2011

Mangunkusomo SpM, Kepala Subbagian Refraksi Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan, dari 300 anak-anak sekolah di perkotaan, 15 % di antaranya mengalami kelainan refraksi. Padahal, di pedesaan hanya 11 %. Hanya 6-15 % dari anak-anak yang menderita miopia berasal dari orang tua yang tidak menderita miopia.

SMF Mata, RSUP Persahabatan

13

Miopia 2011
Dalam suatu keluarga dengan salah satu orang tua yang menderita miopia, 23-40 % anak-anaknya menjadi miopia. Jika kedua orang tuanya menderita miopia, angka ini meningkat rata-rata menjadi 33-60 % dimana anak-anak mereka menderita miopia.4 4. Etiologi dan Faktor Risiko Etiologi dan patogenesis pada miopia tidak diketahui secara pasti dan banyak faktor memegang peranan penting dari waktu kewaktu misalnya konvergen yang berlebihan, akomodasi yang berlebihan, lapisan okuler kongestif, kelainan pertumbuhan okuler, avitaminosis dan disfungsi endokrin.6 Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan miopia diantaranya : riwayat miopia dalam keluarga, kelainan refraksi berupa hiperopia 0,50 D, penurunan daya akomodasi, kegiatan sehari hari yang sering melihat dekat dalam jangka waktu lama, pengaruh faktor herediter telah diteliti secara luas. Macam-macam faktor lingkungan prenatal, perinatal dan postnatal telah didapatkan untuk operasi penyebab miopia.6 5. Patofisiologi Miopia terjadi karena pembiasan sinar di dalam mata yang terlalu kuat, hal ini dapat diakibatkan oleh :7 a. Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter anteroposterior yang lebih panjang, bola mata yang lebih panjang) disebut sebagai miopia aksial b. Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat) disebut miopia kurvatura/refraktif c. Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes
July 1, 2011

mellitus. Kondisi ini disebut miopia indeks d. Miopi karena perubahan posisi lensa posisi lensa lebih ke anterior, misalnya pasca operasi glaukoma.7

SMF Mata, RSUP Persahabatan

14

Miopia 2011
6. Gejala Klinis
a. Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia hanya dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan penglihatan kabur bila melihat objek jauh. b. Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh

untuk mendapatkan efek pinhole agar dapat melihat dengan lebih jelas.
c. Penderita miopia biasanya menyenangi
7

membaca,

sebab

mudah

melakukannya tanpa usaha akomodasi.

7. Diagnosis Dalam menegakkan diagnosis miopia, harus dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesa, pasien mengeluh penglihatan kabur saat melihat jauh, cepat lelah saat membaca atau melihat benda dari jarak dekat. Pada pemeriksaan opthalmologis dilakukan pemeriksaan refraksi yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara subjektif dan cara objektif. Cara subjektif dilakukan dengan penggunaan optotipe dari snellen dan trial lenses; dan cara objektif dengan oftalmoskopi direk dan pemeriksaan retinoskopi.4 Pemeriksaan dengan optotipe Snellen dilakukan dengan jarak pemeriksa dan penderita sebesar 6 m, sesuai dengan jarak tak terhingga, dan pemeriksaan ini harus dilakukan dengan tenang, baik pemeriksa maupun penderita. Pada pemeriksaan terlebih dahulu ditentukan tajam penglihatan atau visus (VOD/VOS) yang dinyatakan dengan bentuk pecahan :4 Jarak antara penderita dengan huruf optotipe Snellen
July 1, 2011

Jarak yang seharusnya dilihat oleh penderita yang normal4 Visus yang terbaik adalah 6/6, yaitu pada jarak pemeriksaan 6 m dapat terlihat huruf yang seharusnya terlihat pada jarak 6 m.2-4

SMF Mata, RSUP Persahabatan

15

Miopia 2011
Bila huruf terbesar dari optotipe Snellen tidak dapat terlihat, maka pemeriksaan dilakukan dengan cara meminta penderita menghitung jari pada dasar putih, pada bermacam-macam jarak. Hitung jari pada penglihatan normal terlihat pada jarak 60 m, jika penderita hanya dapat melihat pada jarak 2 m, maka visus sebesar 2/60. Apabila pada jarak terdekat pun hitung jari tidak dapat terlihat, maka pemeriksaan dilakukan dengan cara pemeriksa menggerakkan tangannya pada bermacam-macam arah dan meminta penderita mengatakan arah gerakan tersebut pada bermacam-macam jarak.2-4,9 Gerakan tangan pada penglihatan normal terlihat pada jarak 300 m, jika penderita hanya dapat melihat gerakan tangan pada jarak 1 m, maka visusnya 1/300.2-4,9 Namun apabila gerakan tangan tidak dapat terlihat pada jarak terdekat sekalipun, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan

menggunakan sinar/cahaya dari senter pemeriksa dan mengarahkan sinar tersebut pada mata penderita dari segala arah, dengan salah satu mata penderita ditutup. Pada pemeriksaan ini penderita harus dapat melihat arah sinar dengan benar, apabila penderita dapat melihat sinar dan arahnya benar, maka fungsi retina bagian perifer masih baik dan dikatakan visusnya 1/~ dengan proyeksi baik. Namun jika penderita hanya dapat melihat sinar dan tidak dapat menentukan arah dengan benar atau pada beberapa tempat tidak dapat terlihat maka berarti retina tidak berfungsi dengan baik dan dikatakan sebagai proyeksi buruk. Bila cahaya senter sama sekali tidak terlihat oleh penderita maka berarti terjadi kerusakan dari retina secara keseluruhan dan dikatakan dengan visus 0 (nol) atau buta total.2-4,9
July 1, 2011

SMF Mata, RSUP Persahabatan

16

Miopia 2011

Gambar 5. Optotipe snellen. (A) Gambaran penglihatan seorang emetrop. (B) Gambaran penglihatan seorang miopia berdasarkan kekuatan lensa Sumber : en.wikipedia.org [Internet]. c2007. File:Snellen-myopia. c2009 Sep 14 [cited 2011 Sep 03] available from : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Snellenmyopia.png

Ketajaman penglihatan yang kurang baik dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa sferis + (S+), sferis (S-), silindris +/(C+/-). Pada kelainan refraksi miopia, ketajaman penglihatan dapat dikoreksi dengan menggunakan Sferis negatif terkecil yang akan memberikan ketajaman penglihatan terbaik tanpa akomodasi.2-4 Pemeriksaan oftalmoskopi direk bertujuan untuk melihat kelainan dan keadaan fundus okuli, dengan dasar cahaya yang dimasukkan ke dalam fundus akan memberikan refleks fundus dan
July 1, 2011

akan terlihat gambaran fundus. Pemeriksaan oftalmoskopi pada kasus yang disertai dengan kelainan refraksi akan memperlihatkan gambaran fundus yang tidak jelas, terkecuali jika lensa koreksi pada lubang penglihatan oftalmoskopi diputar. Sehingga dengan terlebih dahulu memperlihatkan keadaan refraksi pemeriksa, maka pada pemeriksaan SMF Mata, RSUP Persahabatan 17

Miopia 2011
oftalmoskopi besar lensa koreksi yang digunakan dapat menentukan macam dan besar kelainan refraksi pada penderita secara kasar. Pada penderita miopia, pada segmen anterior tampak bilik mata dalam dan pupil lebih lebar dan kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol. Pada miopia simplek, segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau disertai miopia kresen yaitu gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus posterior fundus mata mipoia, yang terdapat pada daerah papil saraf optik akibat tertutupnya sklera oleh koroid.4 Pada penderita miopia patologik, segmen posterior memberikan gambaran kelainan pada badan kaca, papil saraf optik, makula dan fundus. Pada badan kaca, dapat ditemukan kekeruhan berupa perdarahan atau degenerasi yang terlihat sebagai floaters atau bendabenda yang mengapung dalam badan kaca. Kadang ditemukan ablasi badan kaca yang hubungannya belum jelas diketahui dengan keadaan miopia. Pada papil saraf optik, terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia, papil lebih pucat meluas kearah temporal. Kresen miopia dapat keseluruh lingkaran papil sehingga seluruh lingkaran papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur. Pada makula, berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan perdarahan subretina pada daerah makula. Dan seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina, akibat penipisan retina ini bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.4

SMF Mata, RSUP Persahabatan

18

July 1, 2011

Miopia 2011

Gambar 2. Kelainan retina pada pemeriksaan funduskopi. (A) Gambaran retina normal pada pemeriksaan funduskopi, (B) Stafiloma posterior pada miopia degeneratif, (C) Perdarahan subretina dari membran neovaskular koroid pada miopia degeneratif, (D) Perdarahan subretina dan bercak Fuchs dari membran neovaskular koroid pada miopia degeneratif, (E) Gambaran Fundus Trigoid Sumber : scribd.com [Internet]. London; c2011. Miopia. c2010 Mei [cited 2011 Sep 03] available from : http://www.scribd.com/doc/33262543/Miopia July 1, 2011

SMF Mata, RSUP Persahabatan

19

Miopia 2011
Pemeriksaan streak retinoskopi merupakan metode

pemeriksaan yang dalam pelaksanaannya tidak memerlukan kerja sama dari penderita, sehingga dapat dilakukan pada anak-anak ataupun pada orang yang tidak dapat membaca. Retinoskopi dilakukan dalam kamar gelap, dengan jarak pemeriksa dan penderita sejauh 1 m. Sumber cahaya terletak di atas penderita, agak ke belakang sehingga wajah penderita dalam keadaan gelap, dan cahaya ditujukan kepada pemeriksa yang memegang cermin, dimana cermin kemudian memantulkan cahaya tersebut ke arah pupil penderita, sehingga pemeriksa dapat melihat refleks fundus pada pupil penderita m sampai dengan -6,00 dioptri dan miopia berat atau tinggi apabila lebih besar dari -6,00 dioptri.3,4elalui lubang pada bagian tengah cermin. Kemudian cermin tersebut digerak-gerakkan dan pemeriksa

memperhatikan gerakan dari refleks fundus pada mata penderita. Pada penderita miopia akan didapatkan arah gerak refleks fundus yang berlawanan dengan arah gerak cermin, maka perlu ditambahkan dengan lensa konkaf (minus), sampai refleks pupil mengisi seluruh apertura pupil dan tidak lagi terdeteksi adanya gerakan (titik netralisasi). Selain itu, pemeriksa juga perlu memperhatikan terang, bentuk dan kecepatan gerak fundus. Refleks yang terang, pinggirnya tegas dan gerak yang cepat menunjukkan kelainan refraksi yang ringan, sedangkan refleks yang suram, pinggir tidak tegas dan gerak lamban menunjukkan adanya kelainan refraksi yang tinggi.4 8. Penatalaksanaan Penderita miopia dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata, kontak lensa atau melalui operasi. Terapi terbaik pada miopia adalah dengan penggunaan kacamata atau kontak lensa yang sinar yang masuk jatuh tepat di retina.4 Menggunakan kacamata merupakan cara terapi yang sering digunakan untuk mengkoreksi miopia. Lensa konkaf yang terbuat dari
July 1, 2011

akan mengkompensasi panjangnya bola mata dan akan memfokuskan

SMF Mata, RSUP Persahabatan

20

Miopia 2011
kaca atau lensa plastik ditempatkan pada frame dan dipakai di depan mata. Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal tanpa akomodasi. Sebagai contoh bila pasien dikoreksi dengan 3,00 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga bila diberi S 3,25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi 3,00 agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi.4 Penggunaan kontak lensa merupakan pilihan kedua pada terapi miopia. Kontak lensa merupakan lengkungan yang sangat tipis terbuat dari plastik yang dipakai langsung di mata di depan kornea. Meski terkadang ada rasa tidak nyaman pada awal pemakaian tetapi kebanyakan orang akan cepat membiasakan diri terhadap pemakaian kontak lensa.4 Bagi orang-orang yang tidak nyaman pada penggunaan kacamata atau kontak lensa dan memenuhi kriteria umur, derajat miopia dan kesehatan secara umum dapat melakukan operasi refraksi mata sebagai alternatif atau pilhan ketiga untuk mengkoreksi miopia yang dideritanya. Ada tiga tipe dalam melakukan operasi mata tersebut : 1) radial keratotomi, 2) photorefraktive keratectomi dan 3) LaserAssisted in-Situ Keratomileusis ( LASIK ).4 LASIK merupakan metode terbaru didalam operasi mata, LASIK direkomendasikan untuk miopia dengan derajat sedang sampai berat. Pada LASIK digunakan laser dan alat pemotong yang dinamakan mikrokeratome untuk memotong flap secara sirkular pada kornea. Flap yang telah dibuat dibuka sehingga terlihat lapisan dalam bentuk dan fokusnya, setelah itu flap ditutup kembali.4
July 1, 2011

dari kornea. Kornea diperbaiki dengan sinar laser untuk mengubah

SMF Mata, RSUP Persahabatan

21

Miopia 2011

Gambar 3. Terapi pembedahan dengan LASIK. Keterangan : F = Flap kornea, L = Sinar laser, S = Jaringan kornea Sumber : scribd.com [Internet]. London; c2011. Miopia. c2010 Mei [cited 2011 Sep 03] available from : http://www.scribd.com/doc/33262543/Miopia

Gambar 4. Terapi pembedahan pada miopia. (1) Photo Refractive Keratectomy (PRK), (2) Radial Keratotomy

SMF Mata, RSUP Persahabatan

22

July 1, 2011

Miopia 2011
Sumber : scribd.com [Internet]. London; c2011. Miopia. c2010 Mei [cited 2011 Sep 03] available from : http://www.scribd.com/doc/33262543/Miopia

9. Prognosis Kacamata dan kontak lensa dapat mengkoreksi (tetapi tidak selalu) penglihatan pasien menjadi 6/6. operasi mata dapat memperbaiki kelainan mata pada orang yang memenuhi syarat.4 Faktor genetik yang mempengaruhi perkembangan dan derajat keparahan miopi tidak dapat diubah, tetapi kita dapat mempengaruhi faktor lingkungan sebagai sebab timbulnya miopi. Cara pencegahan yang dapat kita lakukan adalah dengan membaca di tempat yang terang, menghindari membaca pada jarak dekat, beristirahat sejenak ketika bekerja di depan komputer atau mikroskop, nutrisi yang baik dan terapi penglihatan.4 Tidak ada angka kejadian berdasarkan penelitian yang menjelaskan bahwa kontak lensa atau latihan mata dapat menghentikan progresifitas dari miopi. Ketegangan mata dapat dicegah dengan menggunakan cahaya yang cukup pada saat membaca dan bekerja, dan menggunakan kacamata atau lensa yang disarankan. Pemeriksaan secara teratur sangat penting untuk penderita degeneratif miopi

karena mereka mempunyai faktor resiko untuk terjadinya ablasi retina, degenerasi retina atau masalah lainnya.4 10. Komplikasi Pada penderita miopia yang tidak dikoreksi dapat timbul komplikasi. Komplikasi tersebut antara lain, ablasi retina dan strabismus esotropia. Ablasi retina terjadi karena pada miopia tinggi terbentuk stafiloma sklera posterior yang terletak dipolus posterior,
July 1, 2011

maka retina harus meliputi permukaan yang lebih luas sehingga teregang dan menimbulkan fundus tigroid. Akibat regangan mungkin dapat menyebabkan ruptura dari pembuluh darah retina dan mengakibatkan perdarahan yang dapat masuk kedalam badan kaca, mungkin juga terjadi ablasi retina akibat timbulnya robekan karena

SMF Mata, RSUP Persahabatan

23

Miopia 2011
tarikan.Strabismus esotropia terjadi karena pada pasien miopia memiliki pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam atau kedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia. Bila terdapat juling keluar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.4

SMF Mata, RSUP Persahabatan

24

July 1, 2011

Miopia 2011

BAB III PENUTUP

1. Miopia atau nearsightedness atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di depan retina pada mata tanpa akomodasi. 2. Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mengubah daya bias lensa dengan kontraksi otot siliar yang menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan lensa sehingga bayangan pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus di retina. 3. Miopia dapat terjadi karena ukuran bola mata yang relatif panjang atau karena indeks bias media yang tinggi. Penyebab utamanya adalah genetik, faktor lingkungan, seperti kekurangan gizi dan vitamin, dan membaca serta bekerja dengan jarak terlalu dekat dan waktu lama. Penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus yang tidak terkontrol, katarak jenis tetentu, obat anti hipertensi serta obat-obatan 4. Dalam menegakkan diagnosis miopia, harus dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesa, pasien mengeluh penglihatan kabur saat melihat jauh, cepat lelah saat membaca atau melihat benda dari jarak dekat. Pada pemeriksaan opthalmologis dapat dilakukan dua cara, yaitu. Cara subjektif dilakukan dengan penggunaan optotipe dari snellen dan trial lenses; dan cara objektif dengan oftalmoskopi direk dan pemeriksaan retinoskopi. 5. Penderita miopia dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata, kontak lensa atau melalui operasi. Terapi terbaik pada miopia adalah dengan penggunaan kacamata atau kontak lensa yang akan mengkompensasi panjangnya bola mata dan akan memfokuskan sinar yang masuk jatuh tepat di retina.
July 1, 2011

SMF Mata, RSUP Persahabatan

25

Miopia 2011

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan DG, Asbury T, Riodan-Eva P. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika, 2000 2. Kelainan refraksi. Dalam. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setyowulan W, editor. Kapita selekta kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001; p.72-4 3. Ilyas S. Kelainan refraksi dan kacamata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997 4. scribd.com [Internet]. Jakarta; c2011. Miopia. c2010 Jun 19 [cited 2011 Aug 28]
available from : http://www.scribd.com/doc/33262543/Miopia

5. scribd.com [Internet]. Jakarta; c2011. Kelainan refraksi. c2010 Mei [cited 2011 Aug
14] available from : http://www.scribd.com/doc/44373654Kelainan refraksi

6. Irwana O, Rahman A, Faradilla N, Mardhiya WR. Files-of-DrsMed.tk [Internet]. Pekanbaru; c2009. Miopia tinggi. c2009 Feb [cited 2011 Aug 28] available from : http://www.Files-of-DrsMed.tk 7. scribd.com [Internet]. Jakarta; c2011. Miopia. c2010 Mei [cited 2011 Aug 28]
available from : http://www.scribd.com/doc/44367696/MIOPIA

8. Mata : penglihatan. Dalam Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001; p160-76 9. Ilyas S. Dasar teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009

SMF Mata, RSUP Persahabatan

26

July 1, 2011

Anda mungkin juga menyukai