LATAR BELAKANG Dewasa ini seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, penyakitpun ikut berkembang. Banyak penyakit yang memerlukan pengobatan yang serius bahkan suatu tindakan pembedahan atau operasi. Selama ini tindakan operasi sangat ditakuti oleh masyarakat. Karena minimnya pengetahuan dan informasi tentang tindakan tersebut membuat masyarakat cemas. Karena itu pentingnya peran tenaga kesehatan untuk memberikan informasi yang tepat dan akurat tentang tindakan medis atau tindakan operasi yang akan diberikan pada pasien tersebut B. TUJUAN 1. Tujuan instruksional Umum (TIU) Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan sasaran memahami pentingnya informasi yang didapat bagi pasien yang akan menjalani operasi. 2. Tujun Instruksional Khusus (TIK) a. Menjelaskan pengrtian operasi b. Menjelaskan klasifikasi dalam prosedur operasi c. Menjelaskan persiapan fisik dan mental dalam menjalani operasi d. Menjelaskan latihan yang diberikan sebelum operasi C. MATERI 1. Pengertian operasi 2. Klasifikasi dalam prosedur operasi 3. Persiapan fisik dan mental dalam menjalani operasi 4. Latihan yang diberikan sebelum operasi D. METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. MEDIA 1. Media : slide 2. Alat : meja, kursi, laptop, LCD F. SUMBER G. SASARAN Pasien yang akan menjalani operasi H. WAKTU Hari
: :
SETTING TEMPAT RENCANA EVALUASI 1. Struktur a. Persiapan Alat dan media Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan lengkap dan siap digunakan, yaitu : laptop, LCD, Fokus atau layar, meja, kursi b.Persiapan materi Materi yang akan diinformasikan dalam penyuluhan disiapkan dalam bentuk makalah yang akan disajikan dalam slide yang sudah disiapkan yang mempermudah penyampaian kepada sasaran
c. Undangan atau peserta Undangan telah disebarkan 3 hari sebelum penyuluhan dilasanakan. Peserta berjumlah kurang lebih 50 orang dari Br. Belong Gede Desa Pemecutan Kaja. 2. Proses Penyuluhan a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar. b. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran. c. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung. d. Sasaran memperhatikan penyuluhan yang diberikan.
Sasaran dapat memahami dan menjelaskan pengertian kaki diabetik Sasaran dapat memahami dan menjelaskan faktor risiko kaki diabetik Sasaran dapat memahami dan menyebutkan masalah yang terjadi pada kaki diabetik Sasaran dapat memahami dan menyebutkan langkah-langkah perawatan kaki diabetik Sasaran dapat memahami dan menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada perawatan kaki diabetik
b. Jangka Panjang Menambah pengetahuan warga tentang perawatan kaki diabetik sehingga dapat mengurangi terjadinya kaki diabetik pada penderita DM di masyarakat dan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Lampiran 1 1. Pengertian operasi
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi.
Kontaminasi bakteri Saluran nafas, cerna dan GU dimasuki tanpa dapat terjadi dari sumber percikan yang berarti (atau urin atau empedu endogen terinfeksi, untuk traktus GU dan pohon biliaris).
Vagina dan orofaring dimasuki. Melanggar teknik aseptic. Luka dapat berair. Operasi terkontaminasi Kontaminasi telah terjadi Percikan dari traktus GI; urin atau empedu terinfeksi (pada prosedur traktus GU atau biliaris). Luka terbuka traumatic yang baru; inflamasi non (ex : perbaikan trauma purulen akut ditemui. Melanggar teknik aseptic. baru, terbuka) Operasi kotor dan terinfeksi (ex : drainase abses) Dijumpai infeksi, jaringan Luka traumatic lama (lebih dari 12 jam). Luka mati, atau kontaminasi terinfeksi, viscera mungkin mengalami perforasi. mikroba
dilakuakan pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium serum (normal : 135 145 mmol/l), kadar kalium serum (normal : 3,5-5 mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70 1,50 mg/dl). Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa. d. Kebersihan lambung dan kolon Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema/lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada pasien yang menbutuhkan operasi CITO (segera), seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas. Maka pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan NGT (naso gastric tube). e. Pencukuran daerah operasi Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. Meskipun demikian ada beberapa kondisi tertentu yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman. Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin (pubis) dilakukan pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha. Misalnya : apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis, operasi pemasangan plate pada fraktur femur, hemoroidektomi. Selain terkait daerah pembedahan, pencukuran pada lengan juga dilakukan pada pemasangan infus sebelum pembedahan. f. Personal Hygine Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene. g. Pengosongan kandung kemih Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter. Selain untuk
pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperluka untuk mengobservasi balance cairan.
Ulangi lagi sesuai kebutuhan. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk. 3. Latihan Gerak Sendi Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setalah operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri. Status kesehatn fisik merupakan faktor yang sangat penting bagi pasien yang akan mengalami pembedahan, keadaan umum yang baik akan mendukungh dan mempengaruhi proses penyembuhan.