Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) RELATIONSHIP LEVEL OF KNOWLEDGE WITH THE HEALTHY

LIVING BEHAVIOR
Maxi Rondonuwu*, I Made Ratiasa*, Nansi.Y.Laane** *Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRACT Health problems in the household give an effect to all family member, it can cause of different attitude of health for every man. Environment and behavior have a huge effect on people's health. Behaviour formed due to the knowledge of each individual to live a healthy stay. The purpose of this study was to analyze the relationship level of knowledge with a healthy hygienic behavior.Design research is a correlation study with cross sectional approach, which was conducted in Kelurahan Sagerat Weru The city of Bitung in February to March 2011. The population used was the entire community in the environment II with a sample in accordance with inclusion and exclusion criteria.Spearman Rho Test statistic showed there is a significant relationship between level of knowledge with a healthy clean life behavior with correlation coefficient (r = 0.358) with significantly (p = 0.023) smaller than <0.05 From the results of this study its suggested on existing community in Sagerat Weru II village to continue healthy hygienic behavior develop to maintain health and independence of the family. Keywords: Knowledge, Behavior Clean Healthy Living (PHBS)

ABSTRAK Masalah kesehatan dalam rumah tangga saling mempengaruhi anggota keluarga yang ada, namun prilaku terhadap kesehatan berbeda pada setiap orang, lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seseorang. Perilaku terbentuk karena adanya pengetahuan tiap individu terhadap hidup bersih sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih sehat (PHBS).Desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi dengan pendekatan Cross sectional, pada 40 sampel di laksanakan di lingkungan II, di Kelurahan Sagerat Weru Satu kota Bitung pada bulan Februari sampai Maret 2011. Hasil uji statistic Spearman Rho menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih sehat dengan nilai koefisien korelasi (r = 0,358) dengan signifikansi (p = 0,023) yang lebih kecil dari <0,05.Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa pengetahuan, merupakan bagian dari perilaku hidup bersih sehat, dengan pengetahuan yang baik maka perilaku seseorang akan menjadi baik. Dari hasil penelitian ini dasarankan pada masyarakat yang ada di kelurahan sagerat seru satu lingkungan II untuk terus mengembangkan perilaku hidup bersih sehat untuk menjaga kesehatan dan kemandirian keluarga.

Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

PENDAHULUAN Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. oleh sebab itu kesehatan baik individu, kelompok, mapun masyarakat merupakan aset yang harus dijaga (Notoatmodjo, 2007). Namum konsep sehat-sakit bagi setiap individu keluarga dan masyarakat maupun profesi kesehatan berbeda-beda bergantung pada paradigmanya (Asmadi, 2008). Terdapat empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan sesorang, yaitu herediter (keturunan), layanan kesehatan, lingkungan dan perilaku (Maulana, 2008). Dari keempat faktor di atas faktor perilaku dan lingkungan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (Asmadi, 2008) Menurut survey kesehatan rumah tangga, 1995 dikatakan bahwa penyakit yang erat hubungannya dengan perilaku dan lingkungan masih termasuk dalam sepuluh besar penyakit yang di derita oleh penduduk di Indonesia. Diantara penyakit tersebut, yaitu penyakit infeksi saluran pernapasan akut sebanyak 234 orang per 1000 penduduk. Penyakit yang berkaitan dengan sirkulasi mengalami peningkatan dari 16,0% menjadi 18,9%, system pernapasan dari 6,2% naik menjadi 9,5% dan terakhir menjadi 15,7% sedangkan diare walaupun menurun tetapi angkanya masih relative tinggi yaitu dari 12,0% menjadi 8,0% dan terakhir menjadi 7,4% (Sumijatun, 2005). Berdasarkan survey peneliti tentang 10 penyakit terbanyak di kelurahan Sagerat yang dilakukan peneliti di Puskesmas Sagerat, didapatkan bahwa terhitung bulan Januari sampai Desember 2010 2

untuk kasus penyakit yang menempati urutan utama adalah penyakit Degenaratif yaitu Hipertensi dengan presentase (21,0%), kemudian diikuti oleh penyakit infeksi tripik yakni infeksi salurah pernapasan akut (ISPA) yaitu (8,0%) kemudian diare (5,9%) (Sumber : wawancara langsung dengan Penanggung Jawab Tata Usaha Puskesmas Sagerat). Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat. Salah satu PHBS yang dapat diterapkan di masyarakat adalah PHBS rumah tangga dimana tujuannya adalah untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2007) Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat yang

berhubungan dengan PHBS (DepKes RI, 2003). Dalam rangka peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit maka pendididikan kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dan menyeluruh dalam peran perawat profesional di masyarakat (Sumijatun, dkk, 2006). Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan terutama Tenaga Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi sehingga terciptanya lingkungan yang kondusif dalam Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan menuju masyarakat sejahtera (DepKes RI, 2003). Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap Terjelaskan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih sehat oleh masyarakat

Pengumpulan Data Pengumpulan data di peroleh menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tujuan penelitian. Analisa Data Analisa Univariat: Dilakukan terhadap tiaa-tiap variabel penelitian terutama untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiaptiap variabel. Analisa Bivariat Di lakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan satu sama lain,dapat dalam kedudukan yang sejajar pada pendekatan komparasi dan kedudukan yang merupakan sebab akibat( eksperimentasi).Variabel tersebut adalah variabel independen yaitu tingkatv pengetahuan masyarakat dan variabel dependen yaitu Perilaku Hidup Bersih Sehat(PHBS) rumah tangga. Uji yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan mengunakan uji statistik Spearman Rho dengan nilai koefisien korelasi (r)=0,358. HASIL PENELITIAN Data Demografi Responden Distribusi frekwensi kelamin responden
Lakilaki 18 45,0%

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di di kelurahan Sagerat Weru Satu lingkungan II kota Bitung.selama Februari sampai Maret 2011. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional (Nursalam, 2008). Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lain di mana jenis penelitian lebih ditekankan pada waktu pengukuran/observasi data vaiabel independen dan dependen.

jenis

Perem puan 22 55,0% Laki-laki Perempuan

Gambar 1 : Distribusi frekwensi responden berdasarkan jenis kelamin di kelurahan Sagerat Weru Satu lingkungan II bulan Februari sampai Maret 2011

Berdasarkan gambar 1 menunjukan bahwa mayoritas responden adalah perempuan yaitu 22 responden atau (55,0%) dari 40 responden. Distribusi responden
32-41 Thn 10 25,0% 19-28 Thn 8 20,0% 29-31 Thn 3 7,5%

Berdasarkan gambar 3 menunjukan bahwa mayoritas responden berpendidikan Sekolam Menengah Atas (SMA) yaitu 31 responden atau (77,5%) dari 40 responden.

Analisa Univariate
Distribusi frekwensi Tingkat Pengetahuan Responden
Baik 11 27,5% Kurang 5 12,5% Cukup 24 60,0%

frekwensi

umur

> 41 Thn 19 47,5%

19 - 28 Thn 32 - 41 Thn

29 - 31 Thn > 41 Thn

Baik Cukup Kurang

Gambar 4 :

Gambar 2 :

Distribusi frekwensi responden berdasarkan jenis umur di kelurahan Sagerat Weru Satu lingkungan II bulan Februari sampai Maret 2011

Distribusi frekwensi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan di kelurahan Sagerat Weru Satu lingkungan II bulan Februari sampai Maret 2011.

Berdasarkan gambar 2 menunjukan bahwa mayoritas responden berumur lebih dari 41 tahun yaitu 19 responden atau (47,5%) dari 40 responden. Distribusi frekwensi Pendidikan responden

Berdasarkan gambar 4 menunjukan bahwa mayoritas tingkat pengetahua responden adalah cukup yaitu 24 responden atau (60,0%) dari 40 responden. Distribusi frekwensi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Responden

SMA 31 77,5% SMP 9 22,5%


Gambar 3 :

Baik 37 92,5% Cukup 3 7,5%

Baik

Cuk up

SMP SMA
Distribusi frekwensi responden berdasarkan Pendidikan di kelurahan Sagerat Weru Satu lingkungan II bulan Februari sampai Maret 2011. Gambar 5

Distribusi frekwensi responden berdasarkan PHBS di kelurahan Sagerat Weru Satu lingkungan II bulan Februari sampai Maret 2011.

Berdasarkan gambar 5 menunjukan bahwa mayoritas perilaku hidup bersih sehat responden adalah baik yaitu responden atau (92,5%) dari 40 responden. Analisa Bivariate
Tabel 1 Tabulasi silang analisa data Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Kelurahan Sagerat Weru Satu Lingkungan II Bulan Februari sampai Maret 2011

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup terhadap perilaku hidup bersih sehat yang baik 57,5%, dan sebagian tingkat pengetahuan yang baik memiliki perilaku hidup bersih sehat yang baik 27,5%. Dari table di atas menunjukan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih sehat di kelurahan sagerat weru satu lingkungan dua, berdasarkan hasil uji statistic Spearman Rho menunjukan nilai signifikansi (p) = 0,023 atau lebih kecil dari (=0,05) sehingga Ha di terima dan Ho ditolak, atau dengan kata lain ada hubungan yang nyata antara kedua variable yang diukur dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,358 yang menunjukan hubungan yang rendah Pembahasan Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Kelurahan Sagerat Weru satu Lingkungan II Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 40 responden di kelurahan sagerat weru satu lingkungan yang didukng dengan uraian dari gambar 3

menunjukan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden adalah cukup yaitu sekitar 60,0% yang mencerminkan tingkat pengetahuan dalam tingkatan evaluasi. Sesuai dengan teori bahwa Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil tahudari manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penawaran rasa, dan pereba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Menurut asumsi peneliti bahwa faktor yang bisa mempengaruhi pengetahuan masyarakat terhadap perilaku hidup bersih sehat terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pendidikan, dan faktor sosial budaya. Pendidikan seseorang mencerminkan pengetahuan dari orang tersebut menurut Nursalam (2001) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pola pengetahuannyan karena banyak informasi yang diterimanya baik yang didapatkan melalui pendidikan
Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Perilaku Hidup Bersih Sehat Baik 11 23 3 37 % 27,5 57,5 7,5 92,5 Cukup 1 2 3 % ,0 2,5 5,0 7,5 Total 11 24 5 40 % 27,5 60,0 12,5 100%

Signifikasi (p) = 0,023 Koefisien Korelasi Spearmen Rho (r) = 0,358

formal maupun non formal. Berdasarkan teori ini dan dikaitkan dengan uraian hasil penelitan yang menunjukan bahwa tingkat pendidikan pada sebagian besar responden adalah pada tingkatan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 31 responden atau

(77,5%) dari 40 responden. Yang menunjukan tingkat pendidikan yang tinggi dibanding dengan pendidikan SD dan SMP. Faktor sosial budaya berhubungan dengan kebiasaan yang telah ada sebelumnya di masyarakat, kebiasaan inilah yang membentuk nilai seseorang terhadap perilaku yang baru. Misalnya kebiasaan merokok di dalam rumah, sesuai dengan pengamatan peneliti walaupun pengetahuan masyrakat cukup tentang dampak dari merokok namun masih saja kebisaan merokok di dalam rumah tetap ada. Kebiasaan akan membentuk gaya hidup sehingga mempengaruhi perilaku sesorang. Asumsi peneliti ini didukung dengan teori Sarwono (1997) bahwa Pengetahuan dapat di pengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, ekonomi, sosial budaya dan politik. Pengetahuan bisa juga di pengaruhi oleh karakteristik yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, dan sosial ekonomi. Perilaku Hidup Bersih Sehat Masyarakat di Kelurahan Sagerat Weru satu Lingkungan II Berdasarkan gambar 4 menunjukan bahwa mayoritas perilaku hidup bersih sehat responden adalah baik yaitu sekitar (92,5%). Sesuai teori bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PUBS 6

melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Faktor pendukung perilaku hidup bersih sehat pada masyarakat menurut asumsi peneliti disebabkan karena : umur, dan pengalaman sebelumnya. Faktor umur : umur yang lebih dewasa cenderung menunjukan prilaku usaha pemeliharaan kesehatan yang baik. Orang yang lebih dewasa dianggap lebih mampu menjaga kondisi kesehatannya dibanding dengan orang yang lebih muda karena lebih dewasa berarti memiliki sikap yang selektif dalam menanggapi suatu masalah. Uraian ini didukung dengan pendapat oleh Mubarak, dkk (2008) bahwa sikap seseorang sukar diukur namun dapat dilihat dari tindakannya dalam kehidupan sehari-hari, sikap ini dipengaruhi oleh kesiapan mental yang berhubungan dengan perkembangan umur. Prilaku seseorang akan terbentuk jika pernah menghadapi pengalaman sebelumnya terhadap suatu masalah. Hal ini akan menjadikan seseorang lebih tanggap terhadap kondisi/keadaan kesehatan di masa datang, misalnya seorang dengan diare yang disebabkan karena kebiasaan lupa mencuci tangan sebelum makan akan menjadikan orang tersebut terdorong untuk mengatasi masalah yang dialaminya pada masa yang akan datang. Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukan oleh gambar 5.4 bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku hidup bersih sehat yang baik yang meliputi Penggunaan Air Bersih, Mencuci tangan Menggunakan Jamban, Pemberantasan Jentik, Konsumsi Sayur dan Buah, Kebiasaan Merokok dalam kategori baik yaitu sekitar 92,5% Asumsi ini didukung dengan teroi oleh Notoatmodjo (2005)

bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, salah satu fakor internal yang dijelaskan adalah adanya pengetahuan/pengalaman sebelumnya. KESIMPULAN 1. Pengetahuan masyarakat di kelurahan sagerat weru satu ligkungan II tentang perilaku hidup bersih sehat pada sebagian besar responden menunjukan tingkat pengetahuan yang termasuk dalam kriteria cukup yang meliputi tahu akan arti perilaku hidup bersih sehat, memahami pentingnya arti hidup sehat, dan mengevaluasi komponen yang terlibat dalam penerpan perilaku hidup bersih sehat. Perilaku hidup bersih sehat masyarakat di kelurahan sagerat weru satu ligkungan II, yang sebagian besar responden menunjukan perilaku hidup bersih sehat yang termasuk dalam kategori baik yang meliputi hidup sehat dalam Penggunaan Air Bersih, Mencuci tangan, Menggunakan Jamban, Pemberantasan Jentik, Konsumsi Sayur dan Buah, Kebiasaan Merokok Pengetahuan memiliki hubungan erat dengan penerapan perilaku hidup bersih sehat, masyarakat di kelurahan Sagerat Weru I lingkungan II

2. Bagi Pemerintah setempat Disarankan agar menyediakan sarana dalam menunjang perilaku hidup berish sehat ini misalnya adanya penyediaan lokasi khusus pembuangan sampah, maupun dengan peningkatan penyuluhan lokasi setempat 3. Bagi peneliti Berdasarkan hasil yang penelitian, maka disarankan bagai peneliti agar memperhatikan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab kurangnya prilaku masayarakat terhadap prilaku hidup bersih sehat.

2.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih serta memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: . 1. .Dr. Maxi Rondonuwu, DHSM selaku pembimbing I yang telah memberi bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 2. I Made Rantiasa,S.kep selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bagi pemerintah Kelurahan Sagerat Weru I serta masyarakat lingkungan II yang telah yang telah berpartisipasi dalam memberikan perhatian dan dukungan serta saran dan

3.

SARAN 1. Bagi masyarkat setempat Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan untuk tetap mempertahankan perilaku hidup bersih sehat ini untuk kesehatan bersama

semangat dalam penyelesaian skripsi ini

(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Rineka Cipta: Jakarta Nursalam, (2001). PendekatanPraktis Metodologi Rriset Keperawatan. Sagung seto Jakarta. Sumijatun, dkk. (2005). Konsep dasar Keperawatan Komunitas EGC: Jakarta Tim Editor (2010) Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi FAKEP UNSRIT Mahyudin (2009) Konsep dasar Keperawatan Jiwa diakses dari http://tugassekolahonline.blogs pot.com Maulana (2009). Promosi Kesehatan. EGC: Jakarta

DAFTAR PUSTAKA Anonim (2009). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat diakses dari http://www.dinkesjatengprov.g o.id tanggal 25/11/2010 Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik edisi revisi vi. Rineka Cipta : Jakarta Asmadi (2008) Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta Depkes RI (2003) Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Program PHBS di akses dari http://www.eurekaindonesia.or g Depkes RI (2007). Rumah tangga sehat dengan perilaku hidup bersih sehat. Pusat Promosi Kesehatan DEPKES RI: Jakarta Chandra Budiman (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan EGC: Jakarta Jann Hidajat Tjakraatmadja dan Donald Crestofel Lantu (2006). Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar,Penerbit SBMITB : Bandung.

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka Cipta: Jakarta (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai