Anda di halaman 1dari 48

STRATEGI MEMBANGUN INTEGRASI DATA MELALUI LOCAL AREA NETWORK DI KABUPATEN BIMA - NTB

Disusun Oleh Muhammad Irfan

CHIEF INFORMATION OFFICER - MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


Februari 2009

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG Setiap organisasi memiliki karakteristik sendiri-sendiri dan tidak ada yang sama persis walaupun jenis usahanya sama. Kebutuhan setiap organisasi juga akan berbeda-beda termasuk kebutuhan akan sistem jaringan komputernya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa computer secanggih apapun, tidak secara otomatis dapat mengubah kinerja organisasi yang buruk menjadi baik. Computer memang dapat membantu meningkatkan kinerja dan prestasi, asalkan direncanakan dan dianalisa dengan baik. Perencanaan dan analisa yang baik juga secara tidak langsung akan dapat membantu dalam menelaah ulang kondisi organisasi. Dalam beberapa tahun terakhir ini, teknologi computer telah berkembang sangat pesat. Akibat perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, maka teknologi-teknologi saling terkait. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam pengumpulan, pengiriman dan pengolahan informasi telah dapat diatasi. Dalam hal ini memungkinkan pengguna dapat memperoleh informasi secara cepat dan akurat. Sampai saat ini, teknologi dari jenis personal computer hingga super computer terus mangalami perkembangan, sehingga meningkatkan kapasitas dan pengolahan data. Penggabungan antara teknologi computer dan komunikasi berpengaruh sekali terhadap bentuk organisasi sistem computer. Konsep pusat computer dalam sebuah ruangan yang berisi sebuah

computer besar, tempat dimana semua pemakai mengolah pekerjaannya, merupakan konsep yang sudah ketinggalan zaman. Model computer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi telah diganti oleh sekumpulan computer yang berjumlah banyak dan terpisah tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Sistem ini disebut sebagai jaringan computer (computer network). Jaringan computer adalah sekelompok computer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protocol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selain itu jaringan computer dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu computer yang saling berhubungan. Secara umum, jaringan computer mempunyai beberapa

manfaat yang lebih dibandingkan dengan computer yang berdiri sendiri dan dunia usaha maupun pemerintahan telah mengakui bahwa akses ke teknologi modern selalu memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing yang terbatas dalam bidang teknologi. Salah satu manfaat yang didapat dalam membangun jaringan computer adalah integrasi data. Dimana pembangunan jaringan computer dapat mencegah ketergantungan pada computer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu computer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat terbentuk data yang terintegrasi sehingga dengan

demikian memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat. (Wahana Komputer, 2003). Pada tataran dunia birokrasi, implementasi integrasi data dirasa sangat mendesak dan dipercaya akan menjadi solusi bagi terwujudnya tata pemerintahan dan berwibawa (good governance). yang baik, transparan Dengan tersedianya

infrastruktur ini, maka komunikasi dan koordinasi antar dinas / instansi dapat berjalan dengan baik. Dan kondisi ini akan berimbas pada terciptanya layanan data dan informasi yang up to date dan seragam di antara instansi pemerintahan yang ada. Bila hal ini dapat terwujud maka pelayanan prima sebagai indicator utama keberhasilan pengelolaan pemerintahan dapat terlaksana. Integrasi data di Kabupaten Bima sangat memungkinkan sehubungan dengan telah terbangunnya jaringan LAN (Local Area Network) yang menghubungkan 30 instansi. Oleh karena itu, dengan adanya infrastruktur LAN ini, modal awal untuk membangun integrasi data telah dimiliki. Berangkat dari konsep berpikir dan relitas tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merasa perlu untuk segera membangun integrasi data dimaksud.
B. RUMUSAN PERMASALAHAN

Banyak persaoalan yang kerap dijumpai para praktisi teknologi informasi, termasuk di kalangan birokrat/instansi pemerintah ketika menghadapi tantangan integrasi data. Peristiwa yang dimaksud misalnya terjadi pada saat aktivitas merger dan akuisisi, penggabungan satu atau dua institusi pemerintahan,

kerjasama sebagainya.

program

berbasis

lintas

sektoral,

dan

lain

Demikian juga di Kabupaten Bima, berdasarkan pengalaman, kompleksitas permasalahan yang dijumpai kadang bersumber dari hal-hal yang bersifat teknis tetapi kadang lebih menonjol pada hal-hal yang bersifat non teknis. Kesalahan-kesalahan yang bersifat teknis antara lain : -

kerusakan perangkat keras ; kerusakan perangkat lunak; kesalahan logika program; kesalahan arsitektur jaringan yang dibangun dan lain-lain.

Sedangkan kesalahan yang bersifat non teknis antara lain :


-

adanya ego sektoral organisasi yang sangat tinggi sehingga menutup kemungkinan untuk mau diatur atau bekerjasama dengan organisasi lain ;

anggapan bahwa sistem informasi merekalah yang terbaik dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pihak-pihak mitra lainnya;

konteks kepentingan yang berbeda pada setiap organisasi sehingga sulit dicari titik temu yang memungkinkan untuk melakukan integrasi secara cepat.

berebutan untuk menjadi pemimpin tim integrasi dalam sebuah konsorsium kerjasama;

ketidakinginan untuk saling membagi data, informasi, maupun pengetahuan yang dimiliki karena akan dianggap

mengurangi organisasi.

keunggulan

kompetitif

individu

maupun

Tanpa adanya strategi yang jelas, maka seringkali kegiatan integrasi data menemui jalan buntu, atau tidak berhasil. Oleh karena itu, berdasarkan serangkaian persoalan tersebut di atas maka rumusan permasalahannya adalah bagaimana strategi membangun integrasi data melalui local area network di Kabupaten Bima. C.TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dengan dibangunnya integrasi data di Kabupaten Bima yaitu : 1. Terjalinnya komunikasi dan koordinasi antar dinas / instansi dengan baik dan berkelanjutan ; 2. Terjadinya penghematan anggaran sehubungan dengan terjalinnya sistem bagi pakai beberapa perangkat computer yang ada;
3. Terjadinya

penyingkatan

prosedur

operasi

dan

penghematan waktu dalam melakukan konsolidai kerja antar instansi; 4. Tersedianya keseragaman data dan informasi daerah yang up to date ; 5. Terjadinya peningkatan kinerja dan produktivitas instansi pemerintah ; 6. Terjadinya pemerintah; 7. Terwujudnya pelayanan prima. peningkatan akuntabilitas kinerja instansi

D.

SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Penyusunan tugas tentang Strategi Membangun Integrasi Data melalui Local Area Network (LAN) di Kabupaten Bima dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : Bab I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Permasalahan C. Tujuan D. Sistematika Penyusunan Bab II : LANDASAN TEORI A. Data dan Informasi B. Manajemen Informasi C. Arsitektur Informasi D. Desain dan Implementasi Jaringan Komputer E. Parameter Pendukung Integrasi Data F. Gangguan-gangguan Terhadap Integrasi Data
G. Metodologi Evolusi Strategi Integrasi

Bab III

: HASIL PENGAMATAN A. Infrastruktur B. Sistem Informasi C. Sumber Daya Manusia

Bab IV

: ANALISA STRATEGI INTEGRASI DATA


A. Analisa Infrastruktur dan Sistem Informasi

B. Analisa Kendala Non Teknis Bab V : PENUTUP A. Kesimpulan

B. Saran

BAB II
LANDASAN TEORI

A. DATA DAN INFORMASI 1) DATA Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. Misalnya, anda mempunyai deretan angka seperti berikut : 6.30 27 6.32 28 6.34 27. Apa yang terpikir pada anda ketika melihatnya ? Anda mungkin merasakan bahwa deretan bilangan tersebut tidak memberikan makna apa pun. Itulah contoh data. Berbeda halnya kalau disuguhi table seperti berikut :

Waktu 6.30 6.32 6.34

Suhu 27 28 27

Namun dalam konteks yang berbeda, isi table di atas dapat dipandang hanya sebagai data. Data dapat berupa nilai yang terformat, teks, citra, audio dan video. Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks adalah sederetan huruf, angka dan symbol-simbol khusus (misalnya + dan $) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual. Contoh teks adalah artikel Koran. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan, ataupun gambar yang lain. Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrument music, suara orang atau suara binatang, gemerecik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio. Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabadikan suatu kejadian atau aktivitas.

2) INFORMASI McFadden, dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga

meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Siklus Informasi (Abdul Kadir, 2003)

Gambar di atas memperlihatkan siklus informasi (Abdul Kadir, 2003), yang menggambarkan dan pemakaian pengolahan informasi data untuk menjadi informasi

mengambil keputusan, hingga akhirnya dari tindakan hasil pengambilan keputusan tersebut dihasilkan data kembali. Jadi, hal yang terpenting untuk membedakan informasi dengan data, informasi itu mempunyai kandungan makna, dan data tidak. Pengertian makna di sini merupakan hal yang sangat penting, karena berdasarkan maknalah si penerima dapat memahami informasi tersebut dan secara

lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan. Table tentang waktu dan suhu di atas dapat dianggap sebagai contoh suatu informasi bagi orang yang sedang memantau suhu perselang waktu, tetapi tidak berarti apaapa bagi orang yang tidak berkepentingan dengan hal tersebut. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar yaitu tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness) dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage), (Jogiyanto HM, 2005).

B. MANAJEMEN INFORMASI Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen modern. Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada informasi. Sebagaimana diketahui, sumber daya 4M + 1I yang mencakup manusia, material, mesin, modal dan informasi merupakan sumber daya vital bagi kelangsungan organisasi bisnis. Kini, istilah manajemen informasi sangat popular. Yang

dimaksud manajemen informasi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan informasi, penggunaan informasi seefekti mungkin, dan juga pembuangan terhadap informasi (yang tidak berguna lagi) pada waktu yang tepat (Abdul Kadir, 2003).

Untuk memahami bagaimana informasi digunakan dalam manajemen, menjadi tiga ada baiknya untuk mengetahui level-level atas, manajemen dalam suatu organisasi. Manajemen biasa dibagi kelompok, yaitu manajemen tingkat manajemen tingkat menengah, dan manajemen tingkat bawah (Abdul Kadir, 2003). Ketiga level manajemen ini sering digambarkan sebagai suatu kesatuan dalam bentuk piramida, dengan bagian dasar piramida berupa bagian yang bersifat operasional, yang melakukan pemrosesan transaksi.

Arus Informasi (Abdul Kadir, 2003)

Manajemen

tingkat

bawah

bertanggung

jawab

terhadap

pengawasan dan pengendalian kegiatan operasional seharihari. Yang termasuk manajemen tingkat bawah antara lain : penyelia (supervisor), kepala proyek, dan kepala bagian perusahaan (Abdul Kadir, 2003) atau kepala seksi, kepala sub bagian, kepala sub bidang organisasi pemerintah daerah. Manajemen tingkat bawah secara umum membutuhkan sistem informasi transaction processing systems (TPS) dan

Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mendukung kegiatan operasionalnya. ERP merupakan sistem informasi terintegrasi meliputi beberapa fungsi-fungsi di organiasi (Jogiyanto HM, 2005). Manajemen tingkat menengah bertanggung jawab dalam hal perencanaan dan koordinasi kegiatan-kegiatan janka pendek yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi (pengendalian manajemen). Termasuk dalam kategori ini, yaitu manajer pabrik, manajer operasi, dan manajer divisi perusahaan (Abdul Kadir, 2003) atau kepala bidang, kepala bagian organisasi pemerintah daerah. Manajemen tingkat menengah membutuhkan sistem-sistem informasi (DSS), tambahan group system seperti (GIS), decision expert support system system (ES) dan support system (GSS), geographic

information

artificial neural network (ANN) (Jogiyanto HM, 2005). Manajemen tingkat atas bertanggung jawab terhadap

perencanaan jangka panjang (yang biasa disebut rencana strategis) dan menetapkan tujuan organisasi. Termasuk dalam kategori ini yaitu direktur dan wakil direktur perusahaan (Abdul Kadir, 2003) atau Kepala Dinas dan Kepala Badan organisasi pemerintah daerah. Manajemen tingkat atas membutuhkan tambahan sistem informasi khusus yang disebut dengan executive information system (EIS) atau juga disebut executive support system (ESS). Semua manajemen di semua tingkatan dihubungkan dengan office automation system (OAS). OAS menyediakan fasilitas untuk melakukan komunikasi (e-mail, chat, dan

lainnya) dan kolaborasi (misalnya teleconference) antar orang di organisasi. Karena ketiga tingkatan manajemen mempunyai tipe dan karakteristik kegiatanannya yang berbeda, maka informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing tingkatan juga berbeda. Tipe informasi untuk tingkat bawah lebih ke pengumpulan dan tabulasi data yang disebut dengan informasi pengumpulan data (scorekeeping information). Tipe manajemen yang dibutuhkan karena manajemen menengah lebih ke informasi pengarahan perhatian (attention directing information) digunakan berupa untuk untuk memperbaiki strategij penyimpanganmembutuhkan (problem penyimpangan yang ada. Manajemen tingkat atas dengan kegiatannya information perencanaan pemecahan masalah

solving information) (Jogiyanto HM, 2005).

C.ARSITEKTUR INFORMASI Arsitektur informasi (atau arsitektur teknologi informasi,

arsitektur sistem informasi, infrastruktur teknologi informasi) adalah suatu pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi. Arsitektur ini berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetakbiru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Tujuan dari arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu, arsitektur informasi memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi, dan teknologi pendukung.

Arsitektur informasi menggunakan arsitektur teknologi yang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tersentralisasi (centralized), desentralisasi (decentralized), dan client/server (Abdul Kadir, 2003). 1) Arsitektur Tersentralisasi Implementasi dari arsitektur terpusat adalah pemrosesan data yang terpusat (biasa disebut komputasi terpusat). Semua pemrosesan data yang dilakukan oleh computer yang ditempatkan di dalam suatu lokasi yang ditujukan untuk melayani semua pemakai dalam organisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, dominasi mainframe pada lingkungan dengan komputasi terpusat menjadi berkurang karena kehadiran minicomputer dan mikrokomputer (PC).

Contoh arsitektur tersentralisasi (Abdul Kadir, 2003)

2) Arsitektur Desentralisasi

Arsitektur pemrosesan pemrosesan

desentralisasi data data tersebar

merupakan (atau (atau

konsep biasa

dari Sistem disebut

terdistribusi).

terdistribusi

komputasi tersebar) sebagai sistem yang terdiri atas sejumlah computer yang tersebar pada berbagai lokasi yang dihubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masingmasing computer mampu melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri, tetapi bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data.

Contoh arsitektur desentralisasi (Abdul Kadir, 2003)

3) Arsitektur Client/Server Dewasa ini, konektivitas antara berbagai macam computer sangatlah tinggi. Beragam computer dari vendor yang bermacam-macam bisa saling berinteraksi. Istilah interoperabilitas sering dipakai untuk menyatakan keadaan ini. Perkembangan ini akhirnya juga disusul oleh kemudahan

perangkat lunak untuk saling berinteraksi. Sebuah basis data pada prinsipnya dapat diakses oleh perangkat lunak apa saja. Sebagai gambaran, jika anda menggunakan basis sata oracle, anda bisa memanipulasi basis data anda dengan menggunakan perangkat lunak seperti Delphi, PHP, Visual Basic, ataupun yang lain. Dari perangkat lunak seperti Delphi, anda juga bisa memanipulasi basis data yang lain seperti InterBase atau MySQL. Kebebasan di atas merupakan cirri-ciri yang khas pada arsitektur yang dinamakan client/server.

Contoh arsitektur client/server (Abdul Kadir, 2003)

Client

adalah

sembarang adalah

sistem sistem

atau atau

proses proses

yang ysng

melakukan sesuatu permintaan data atau layanan ke server. Sedangkan server menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client. Secara fisik, sebuah server dapat berupa computer atau piranti yang lain (misalnya printer).

Tetapi server juga bisa berupa proses. Sebagai contoh, yang disebut sebagai database server adalah sebuah proses di dalam computer untuk menangani permintaan akses terhadap basis data.

D.

DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN KOMPUTER

1) KLASIFIKASI JARINGAN KOMPUTER Ditinjau dari rentang geografis yang dicakup oleh suatu jaringan, jaringan biasa dibagi menjadi 3 jenis : LAN, MAN, dan WAN (Abdul Kadir, Terra Ch Triwulan, 2005).

- Local Area Network (LAN) LAN adalah jaringan computer yang mencakup area dalam satu ruang, satu gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. Sebagai contoh, jaringan dalam satu kampus yang terpadu atau sebuah lokasi perusahaan tergolong sebagai LAN. LAN umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel (UTP, kabel koaksial, ataupun serat optic). Namun ada juga yang tidak menggunakan kabel dan disebut sebagai Wireless LAN (WLAN) atau LAN tanpa kabel. Kecepatan LAN berkisar dari 10 Mbps sampai 1 Gbps. - Metropolitan Area Network (MAN) MAN adalah jaringan yang mencakup area satu kota atau dengan rentang sekitar 10-45 km. Jaringan yang menghubungkan beberapa kantor yang terletak dalam

satu kota atau kampus yang tersebar dalam beberapa lokasi tergolong termasuk sebagai MAN. Jaringan ini umumnya menggunakan media transmisi dengan mikrogelombang atau gelombang radio. Namun, ada juga yang menggunakan jalur sewa (leased line). - Wide Area Network (WAN) Jaringan yang mencakup antarkota, antarpropinsi,

antarnegara, dan bahkan antarbenua disebut dengan WAN. Contoh WAN adalah jaringan yang menghubungkan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Contoh lain adalah Internet.

2) DASAR JARINGAN LAN Sebelum melakukan perencanaan jaringan computer local atau LAN, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang berkaitan erat dengan LAN, yaitu masalah topologi jaringan, arsitektur jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak.

Topologi Jaringan Dalam kaitan dengan konfigurasi, tipe LAN dibagi menjadi dua bagian (Wahana computer, 2003) :
1. Kaitan administrasi antar node, jaringan server-base dan

jaringan peer to peer. 2. Kaitan fisik dan logic antar data node, melewati ditentukan jaringan oleh yang

bagaimana

logika/fisik

dibedakan atau star.

oleh

arsitektur

jaringan berupa

Ethernet,

Token-Ring atau FDDI dll, dan tipe logic jaringan bus, ring

Adapun topologi fisik itu meliputi (Abdul Kadir, Terra Ch Triwulan, 2005) : 1. Topologi Bus Pada topologi ini semua computer dihubungkan melalui kabel yang disebut bus. Kabel yang digunakan adalah kabel koaksial. Jika seorang pemakai mengirimkan pesan ke seorang pemakai lain maka pesan tersebut akan melalui bus. Setiap computer perlu membaca alamat dalam pesan. Sekiranya alamat pada pesan cocok dengan alamat computer pembaca, computer tersebut akan segera mengambil pesan tersebut. Topologi bus biasa digunakan untuk LAN dengan jumlah computer yang sedikit. Misalnya, dapat digunakan pada warnet. 2. Topologi Cincin (Ring) Topologi cincin mirip dengan topologi bus. Informasi dikirim oleh sebuah computer akan dilewatkan ke media transmisi, berikutnya. Kelemahan topologi cincin terletak pada kegagalan salah satu simpul akan menyebabkan semua hubungan terputus. 3. Topologi Bintang melewati satu computer ke computer

Pada topologi ini terdapat komponen yang bertindak sebagai pusat pengontrol. Semua simpul yang hendak berkomunikasi selalu melalui pusat pengontrol tersebut. Dalam hal ini, pusat pengontrol berupa hub atau switch. 4. Topologi Pohon Topologi pohon merupakan pengembangan dari topologi bintang, dengan salah satu simpul menjadi pengontrol bagi sejumlah simpul yang berada di bawahnya. Topologi ini biasa digunakan pada LAN mengingat kemudahan untuk melakukan ekspansi dan mengurangi keruwetan kabel. Dengan menggunakan sebuah hub tambahan, sejumlah computer (atau peranri lain) dapat dihubungkan dengan mudah. (Abdul Kadir, Terra Ch, 2003). Arsitektur Jaringan Arsitektur jaringan terdiri dari pengkabelan, topologi, media metoda akses dan format paket. Arsitektur yang umum digunakan dalam jaringan adalah berbasis kabel elektrik, melalui perkembangan teknologi optic kini banyak digunakan juga serat optic sebagai media alternatif. Selain jaringan kabel tembaga, dikenal juga jaringan

nirkabel atau wireless. Jaringan nirkabel menggunakan sistem transmisi gelombang radio dan gelombang mikro (microwave). Serat optic mempunyai kelebihan yang sama dengan nirkabel diabandingkan jaringan kabel tembaga yaitu jangkauan jarak yang lebih jauh. Serat optic banyak dipakai untuk lintas pulau dan lintas Negara yang lebih sering disebut kabel laut, sedangkan

nirkabel

menggunakan

komunikasi

satelit

(Wahana

computer, 2003). Perangkat Keras Perangkat keras jaringan yang berbasis PC adalah computer itu sendiri, kartu jaringan, kabel, konektor, kabel konsentrator, pelindung dan perlengkapan tambahan (tools) (Wahana computer, 2003). Perangkat Lunak Perangkat lunak jaringan terdiri dari driver interface (NIC), Sistem Operasi Jaringan atau Network Operating System (NOS), Aplikasi Jaringan, Aplikasi Manajemen dan Aplikasi Diagnostik / Monitoring serta Aplikasi Backup (Wahana computer, 2003). 3) PERENCANAAN JARINGAN Tahap awal ini bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan (needs), keinginan (desirability) dan kepentingan (interest). Untuk mendapatkan ketiga hal ini harus dilakukan survey ataupun wawancara terhadap user. Selain itu harus ditentukan pendekatan yang paling feasible untuk tahapan selanjutnya. Satu langkah yang paling penting dalam perencanaan jaringan ini adalah pencarian atau investigasi dalam konteks sebelum jaringan terbentuk. Investigasi ini untuk mencari pola kerja, alur, trafik dan kemungkinan bottleneck di dalam jaringan, selain itu investigasi ini bisa membantu dalam kemungkinan kebutuhan di masa selanjutnya.

Keputusan terhadap sistem jaringan bisa dilakukan dengan dua hal, memenuhi kebutuhan kebutuhan melalui secara hal hal langsung yang atau memenuhi alternative. Dalam beberapa kondisi investasi di awal mungkin lebih besar dibandingkan dengan operasional yang ada, tetapi di masa mendatang investasi maupun operasional selanjutnya bisa jauh lebih kecil. Langkah selanjutnya adalah merancang biaya dengan bersifat

batasan factor-faktor kebutuhan dan keinginan di atas. Dengan kata lain, perencanaan jaringan dapat dilaksanakan melalui sejumlah langkah-langkah sebagai berikut (Wahana computer, 2003): 1. Analisa Kebutuhan Merupakan langkah yang penting dan pada langkah ini kita akan mendefinisikan apa sebenarnya sasaran yang ingin dicapai dengan adanya jaringan computer. Apakah dengan jaringan tersebut akan dapat memcahkan masalah yang dihadapi sekarang ? Apakah tingkat efisien akan meningkat dan dapatkah diukur ? Sesuaikah biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh ? ini merupakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab sebelum kita memutuskan memasang jaringan computer. 2. Analisa Lokasi Meliputi usulan pemasangan peralatan di masing-masing ruang kerja karyawan, penentuan penyebaran beban listrik, dan letak outlet listrik, lokasi seluruh computer yang ada sekarang ini, lokasi pemasangan kabel dan

sebagainya yang sangat penting juga dalam menekan biaya instalasi. 3. Mencocokkan Peralatan Merupakan langkah analisa dari peralatan yang dipunyai dan disesuaikan dengan peralatan baru atau jaringan yang akan dipasang. 4. Rencana Konfigurasi Meliputi penataan piranti keras dan piranti lunak yang akan dipasang beserta seluruh diagram yang dibutuhkan. 5. Penjadwalan Merupakan rencana pemasangan dari waktu ke waktu dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan.

4) PERANCANGAN JARINGAN Tahap ini merupakan detil perencanaan di atas. Dalam tahap ini factor-faktor yang ada dalam perencanaan dijabarkan secara detil untuk kebutuhan tahap selanjutnya pada saat implementasi. Perancangan jaringan adalah proses yang melibatkan science, keberuntungan (luck) dan accident (terjadi begitu saja). Meskipun demikian ada banyak jalan dan strategi untuk melaluinya.
1. Jumlah Node dan Pendelegasian Tugas. Dari jumlah node

yang

ada,

bisa

kita

definisikan

tugas

yang

harus

dikerjakan oleh setiap node, misalnya karena jumlah node

sedikit, print-server cukup satu disambungkan di server atau di salah satu workstation.
2. Pendefinisian

Operasional

Jaringan.

Perhitungan

ini

berkaitan dengan spesifikasi perangkat keras yang akan dipakai seperti : apakah harus menggunakan switch daripada hub, seberapa besar memori yang dibutuhkan dan sebagainya.
3. Pendefinisian Administrasi Keamanan. Selain ancaman

terhadap jaringan dari arah luar juga harus diperhatikan ancaman dari arah dalam, dari user jaringan itu sendiri. Pertimbangan terhadap keamanan ini juga mempengaruhi pemakaian peralatan baik secara fisik dan logic.
4. Pendefinisian

Administrasi Jaringan. Untuk kelancaran jaringan, standard sumber baik daya yang menyangkut yang seperti

operasional jaringan harus ada pembagian tugas dalam me-maintenance perangkat berkaitan lunak, dengan prosedur maupun

manusia

administrator dan operator.

5) IMPLEMENTASI JARINGAN Pemasangan jaringan secara aktual terjadi pada tahap implementasi. Di tahap ini semua rencana dan rancangan diterapkan dalam pekerjaan fisik jaringan. Beberapa pertimbangan dalam melakukan instalasi jaringan : - Tetap informasikan ke user apapun yang terjadi selama pemasangan.

- Dapatkan diagram eksis jaringan, jika terjadi kemungkinan kabel yang sudah eksis tetap bisa dipakai atau digunakan sebagai backup/cadangan. - Tes semua komponen sebelum dipasang dan tes kembali setelah komponen terpasang. - Kabel dan komponen harus dipasang oleh orang yang mengerti tentang hal tersebut. - Jangan selesai. - Catat dengan eksak perangkat keras yang dipasang termasuk aksesorisnya, seperti catu daya (power supply), patch cable, konektor dsb. - Catat masing-masing komponen yang terinstalasi termasuk spesifikasi dan lokasinya. - Setelah semua terpasang tes secara menyeluruh dalam jaringan. - Selain catatan instalasi buatlah manual yang detil untuk administrator, supervisor, operator maupun user. Manual ini bisa dijadikan sebagai prosedur standard dalam operasional maupun perawatan. Lengkapi manual dengan diagram dan as-built-drawing dari sistem kabel yang dipasang. Tahap implementasi harus dibarengi dengan proses melanjutkan langkah ke langkah berikutnya telah sebelum

memastikan

sebelumnya

benar-benar

pelatihan. Proses pelatihan ini ditujukan ke semua pemakai jaringan baik itu administrator, supervisor, operator maupun user. Proses pelatihan bisa diadakan secara in-house

maupun outside training. Tahap pelatihan ini juga menjadi factor dalam pembiayaan jaringan secara keseluruhan. Implementasi dalam lingkungan kerja. Selain implementasi sebuah jaringan baru dalam kondisi tertentu dalam lingkungan kerja tidaklah semudah memasang jaringan yang benar-benar baru. Ada beberapa strategi dalam menghadapi hal ini :
- Cool conversion, strategi ini adalah penggantian total dari

jaringan lama (atau tanpa jaringan) ke jaringan baru. Strategi ini termasuk paling mudah dilakukan tetapi biasanya tidak dipakai untuk jaringan yang mempunyai tugas atau misi yang kasir kritis seperti tidak jaringan boleh yang terjadi menghubungkan downtime.
- Conversion

swalayan,

with

overlap,

strategi

ini

melakkukan

pemasangan dan operasional secara parallel, selama jaringan baru dipasang jaringan lama tetap berjalan sambil sedikit demi sedikit beralih ke jaringan baru. Strategi ini harus mempertimbangkan waktu jika factor waktu menjadi batasan utama.
- Piecemeal conversion, strategi ini mirip dengan strategi

sebelumnya hanya dilakukan secara lebih detail dan bertahap. Sasaran pindah ke jaringan baru merupakan target jangka yang lebih panjang.

6) OPERASIONAL JARINGAN

Setelah

implementasi

selesai

dilaksanakan

tahap

selanjutnya adalah pemakaian atau operasional jaringan. Tahap ini merupakan tugas yang cukup berat untuk seorang administrator jaringan karena tahap ini secara global banyak dijalankan oleh administrator. Administrator atau supervisor jaringan bertugas menjalankan dan merawat jaringan. Administrator bertanggung jawab melakukan sesuatu yang diperlukan untuk memastikan jaringan bekerja. Tugas tersebut bukan berarti memaksa seorang administrator untuk tahu serba hal. Lebih spesifik administrator bertugas memberi hak dan wewenang terhadap user untuk akses ke jaringan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan operasional ini antara lain :
1. Perawatan dan backup, kapan, siapa dan menggunakan

apa.
2. Pemantauan software dan upgrade untuk memastikan

semua software aman terhadap bugs. 3. Standard prosedur untuk kondisi darurat seperti mati listrik, virus ataupun rusaknya sebagian dari alat. 4. Regulasi yang berkaitan dengan keamanan, seperti user harus menggunakan password yang tidak mudah ditebak atau penggantian password secara berkala.

7) MANAJEMEN JARINGAN Pada saat jaringan selesai terpasang baik piranti keras maupun piranti lunaknya dan semua telah berjalan dengan

baik,

tidaklah

berarti

bahwa

pekerjaan

telah

selesai.

Jaringan, sebagaimana mestinya akan terus berkembang dari segi peralatan maupun aplikasi dan data yang terdapat di dalamnya. Setiap penambahan peralatan atau aplikasi maupun data akan selalu ada pengaruhnya pada sistem yang berjalan dan hal tersebut teruslah selalu dimonitor atau dikelola (manajemen). Beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam rangka manajemen jaringan yaitu pemahaman yang mendalam mengenai jaringan. sistem, mem-backup data dan keamanan

E. PARAMETER PENDUKUNG INTEGRASI DATA Salah satu komponen sistem informasi adalah manusia. Sumber daya manusia yang menjadi komponen sistem informasi sesungguhnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pemakai akhir dan spesialis TI.

1) Organisasi PDE Untuk organisasi yang kecil, unit PDE kadang hanya berupa seorang pegawai yang mengurusi dari pemasukan data, pembuatan program, sampai ke pembangkitan laporan. Sedangkan untuk organisasi yang cukup besar, unit ini berupa sebuah bagian atau departemen yang memiliki kepala bagian atau manajer.

Namun seiring dengan pemberlakuan pp No. 41 Tahun 2007, organisasi khusus yang menangani bidang PDE telah menjadi bidang komunikasi dan informatika. Dimana mayoritas daerah menggabungkan bidang ini dengan bidang perhubungan dalam sebuah instansi bernama Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Pergantian ini sebenarnya tidak menjadi persoalan asalkan tugas dan fungsi dalam mengembangkan PDE tetap berjalan. Dengan adanya kepastian tugas pokok tersebut maka implementasi integrasi data dapat dilaksanakan dengan baik.

2) Regulasi TI Kehadiran regulasi di bidang TI sangat dibutuhkan dalam menjamin kesuksesan implementasi kegiatan bidang PDE. Berbagai persoalan di lapangan, terutama adanya ego sektoral yang berimbas pada tidak berjalannya sebuah pekerjaan akan dapat diatasi. Adanya unsure pemaksaan melalui regulasi tersebut diharapkan baik. 3) Standard Operation Prosedur Salah satu kendala tidak berjalannya sebuah kegiatan secara berkelanjutan disebabkan tidak adanya standar operation prosedur (SOP). Oleh karena itu sedapat mungkin SOP dapat diterbitkan pasca pembuatan sebuah kegiatan sehingga terdapat acuan pelaksanaan bagi user/klient. akan menjami kelancaran kegiatan dan memaksa berbagai sector dapat melaksanakannya dengan

4) Pemakai Akhir Pemakai akhir (disebut juga klient) adalah orang yang memakai sistem informasi atau informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Dalam organisasi, pemakai internal dapat diklasifikasikan menjadi : - Staf - Manajer tingkat bawah - Manajer tingkat menengah - Manajer tingkat atas, dan - Pekerja berpengetahuan (knowledge worker) Pekerja berpengetahuan adalah pekerja spesialis yang menggunakan informasi dan pengetahuan sebagai bahan mentah dan yang bergantung pada teknologi informasi untuk merancang produk-produk atau sistem bisnis baru. Termasuk dalam kategori ini yaitu insinyur dan analis bisnis.

5) Spesialis Teknologi Informasi Spesialis TI adalah orang yang bertanggung jawab

terhadap kelangsungan operasi dan pengembangan sistem informasi. Personil yang termasuk dalam kategori ini adalah : - Operator

- Analis Sistem (System Analyst) - Pemrogram Aplikasi (Application Programer) - Analis Pemrogram (Analyst/Programer) - Pemrogram Sistem (System Programer) - Administrator Basis Data (database Adminstrator / DBA) - Teknisi Komunikasi Data atau Spesialis Komunikasi Data - Teknisi Perawatan Sistem - Webmaster - Auditor PDE (EDP Auditor)

F. GANGGUAN-GANGGUAN TERHADAP INTEGRASI DATA

Gangguan-gangguan terhadap integrasi data dapat dilakukan secara secara tidak sengaja atau sengaja. Gangguan secara tidak disengaja dapat terjadi karena kesalahan-kesalahan teknis (technical errors), gangguan lingkungan (environmental hazards), dan karena kesalahan-kesalahan manusia (human errors). Kesalahan-kesalahan kesalahan yang teknis terjadi karena kesalahan-

disebabkan

oleh

permasalahan-

permasalahan perangkat kerasnya (hardware problems) dank arena kesalahan di dalam penulisan sintak (syntax error) dan kesalahan logika (logical error) perangkat lunaknya. Gangguan-gangguan lingkungan dapat berupa gempa bumi, kegagalan arus listrik karena petir, api, temperature tinggi, debu, air karena banjir, angin rebut. Kesalahan-kesalahan

manusia yang tidak disengaja dapat terjadi karena misalnya memasukkan data yang salah, mengoperasikan program dan basis data yang salah, menghapus data secara tidak disengaja dan lain sebagainya. Kesalahan-kesalahan yang disengaja dilakukan manusia

untuk tujuan tertentu, misalnya untuk mencuri data, merusak data atau hanya sekedar iseng supaya terkenal. (jogiyanto, 2005). Kendala non teknis lain sebagai fenomena resistensi terhadap integrasi data, Richardus Eko Indrajit (indrajit@post.harvard.edu), kebanyakan disebabkan karena hal-hal sebagai berikut :
- adanya

ego

sektoral

organisasi

yang

sangat

tinggi

sehingga menutup kemungkinan untuk mau diatur atau bekerjasama dengan organisasi lain ; - anggapan bahwa sistem informasi merekalah yang terbaik dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pihak-pihak mitra lainnya;
- konteks kepentingan yang berbeda pada setiap organisasi

sehingga sulit dicari titik temu yang memungkinkan untuk melakukan integrasi secara cepat; - berebutan untuk menjadi pemimpin tim integrasi dalam sebuah konsorsium kerjasama;
- ketidakinginan

untuk saling membagi data, informasi, kompetitif individu maupun

maupun pengetahuan yang dimiliki karena akan dianggap mengurangi organisasi; keunggulan

- ketidaktahuan harus memulai usaha integrasi dari mana

sehingga kondusif untuk dilakukan sejumlah pihak terkait; dan lain sebagainya.

G. METODOLOGI EVOLUSI STRATEGI INTEGRASI

Tanpa adanya strategi yang jelas, sering kali kegiatan integrasi data menemui jalan buntu atau tidak berhasil. terletak pada kesalahan pemilihan pendekatan Kunci atau permasalahan terjadinya fenomena tersebut pada dasarnya metodologi proses terkait. Dalam menghadapi tantangan ini, metodologi harus mampu menjawab berbagai kendala teknis maupun non teknis yang seyogiyanya dijumpai pada setiap isu penggabungan. dibangun dengan Artinya, metodologi yang dipakai harus memperhatikan berbagai aspek yang

dimaksud tersebut. Dengan mempelajari sejumlah ilmu perilaku organisasi, jalan buntu tersebut dapat dipecahkan dengan menggunakan sebuah metodologi yang disusun berdasarkan fenomena resistensi yang kebanyakan disebabkan sebagaimana disebut di atas. Pendekatan tahap berikut : dimaksud integrasi, adalah dengan menggunakan Indrajit

metodologi yang menekankan pada evolusi pelaksanaan enam Richardus Eko (indrajit@post.harvard.edu), seperti yang dijelaskan sebagai

Tahap I :

Eksploitasi Kapabilitas Lokal

Pada tahap pertama ini, yang perlu dilaksanakan adalah melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem informasi masing-masing organisasi. Tujuan dari dilakukakannya tahap ini adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan baik dilihat dari kesungguhannya maupun keterbatasannya. Berbagai pendekatan teori manajemen dapat dipakai untuk membantu proses eksploitasi ini, seperti misalnya SWOT, risk assessment, gap analysis, value assessment, dan lain sebagainya. Esensi keluaran (outcome) dari tahap ini adalah pemahaman akan keunggulan dan keterbatasan sistem informasi yang dimiliki organisasi dalam hal memenuhi visi dan misi

organisasi

yang

bersangkutan

maupun

dalam

kaitannya dengan kebutuhan organisasi lainnya. Tahap II : Lakukan Integrasi Tak Tampak

Pada saat ini, masing-masing organisasi melalui CIOnya (Chief Information Officer) atau personal dengan otoritas tertinggi di bidang sistem informasi berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Secara tidak langsung, dalam proses ini, cetak biru arsitektur masing-masing sistem informasi dapat mulai saling diperkenalkan dan dipertukarkan. Jika hal ini berhasil dilakukan, maka tahap yang tersulit dalam integrasi, yaitu duduk bersama untuk memikirkan kepentingan yang lebih besar berhasil dilalui. Tahap III : Kehendak Berbagi Pakai berikutnya efisien adalah melakukan solusi evaluasi tersebut daya

Langkah seberapa

dan

optimum ragam

berhasil dibangun terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beranekan sumber organisasi. Sekali lagi para CIO akan berkumpul dan melihat bahwa banyak peluang untuk meningkatkan kinerja terhadap solusi yang dihasilkan. Dalam konteks ini mulai terlihat adanya tawaran untuk misalnya menggunakan server dari organisasi A, aplikasi dari organisasi B, database dari organisasi C, jaringan dari organisasi D, dan lain sebagainya. Keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai bergesrnya pemikiran-pemikiran yang didominasi

oleh factor emosional ke ide-ide brilian yang dipandu oleh pemikiran rasional. Tahap IV : Redesain Arsitektur Proses

Di sini tahap penentu integrasi diuji kembali, karena yang akan terlibat tidak sekedar para CIO, melainkan pimpinan nomor satu dari masing-masing organisasi. Dengan berpegang pada konsep dan teori BPR (=Business Process Reengineering) sejumlah usaha untuk melakukan eliminasi, simplifikasi, integrasi, dan otomatisasi proses akan dilakukan. Keluaran dari tahap terberat ini adalah kesepakatan untuk melakukan kolaborasi secara lebih jauh, yaitu dengan memperhatikan kepentingan nilai (atau value) dari dari pemegang utama seluruh

organisasi yang berkolaborasi. Tahap V : Optimalkan Infrastruktur

Penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang ada dalam hal ini adalah arsitektur sistem informasi terintegrasi yang dimiliki. Dalam kaitan inilah maka optimalisasi sistem informasi terintegrasi yang bercikal bakal pada masing-masing sistem informasi organisasi akan menghasilkan sebuah sistem dengan kompnen-komponen lengkapnya seperti : perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, sumber daya manusia, sistem database terpadu dan lain sebagainya. Keluaran dari tahap optimalisasi ini adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dapat bekerja secara

efektif

melayani

kepentingan

vertical

maupun

horizontal. Tahap VI : Transformasi Organisasi

Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi masing-masing organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun.

Tahapan setelah Integrasi Dengan memperhatikan rangkaian kejadian di atas, terlihat bahwa proses integrasi merupakan sebuah strategi transisi yang terjadi secara alami, bukan dipaksakan oleh satu atau dua kubu kepentingan tertentu. Hal inilah yang sebenarnya menjadi kunci untuk melumerkan berbagai persoalan yang terjadi dalam setiap proyek penggabungan atau kolaborasi sistem informasi.

BAB III
HASIL PENGAMATAN
A.INFRASTRUKTUR Sampai dengan tahun 2008, berbagai infrastruktur teknologi informasi di Kabupaten Bima telah dibangun, antara lain : 1) Local area network (LAN) di 30 instansi (3-6 client);
2) Wireless LAN di 30 instansi;

3) Tower triangle antenna omni 1 buah;


4) Tower monopole antenna grid 3 buah; 5) Website www.bimakab.go.id; 6) Server operation system LINUX; 7) Server bandwidth manager;

8) Personal Computer client di 30 instansi;

9) Switch di 30 instansi 10) Kabel UTP Infrastruktur yang dibangun secara bertahap sejak tahun 2005 sampai tahun 2008 tersebut di atas tidak beroperasi secara maksimal. Berbagai kendala teknis dan non teknis dihadapi sehingga pada bulan Oktober 2007 sampai mei 2008 WLAN di non-aktifkan. Dan setelah dilakukan perbaikan pada bulan November 2008, seluruh jaringan dengan jarak maksimal antara intansi dengan titik pusat 2 km dapat beroperasi kembali dengan baik. Namun pada tataran pelaksanaannya belum belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga integrasi data secara terpadu belum terwujud.

B.SISTEM INFORMASI Di samping infrastruktur tersebut di atas, di beberapa instansi Pemerintah Kabupaten Bima terdapat Sistem Informasi, antara lain : 1. Sistem Informasi Kepegawaian di BKD; 2. Sistem Informasi Keuangan Daerah di Bagian Keuangan Setda; 3. Sistem Informasi Pendapatan Asli Daerah di Dispenda.

Namun sistem informasi tersebut masih beroperasi secara individu pada satu PC di masing-masing organisasi yang bersangkutan.

C.SUMBER DAYA MANUSIA Untuk menjamin kelancaran tenaga operasional operator jaringan telah calon

dilakukan

pelatihan

terhadap 60

operator computer pada masing-masing instansi ditambah dengan 20 orang calon operator di Sekretariat Daerah dan 10 orang calon operator pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Jadi jumlah total calon operator yang dilatih 90 orang.

BAB IV
ANALISA STRATEGI INTEGRASI DATA

A. ANALISA INFRASTRUKTUR DAN SISTEM INFORMASI

Melihat hasil pengamatan tentang kondisi infrastruktur saat ini di Kabupaten Bima pada Bab III dan disesuaikan dengan landasan teori pada Bab II, maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut :
a. Jaringan

computer yang dibangun di Kabupaten Bima

dengan jarak maksimal antara setiap instansi dengan titik pusat 2 km dikategorikan masuk pada klasifikasi jaringan Local Area Network (LAN).
b. Pembangunan integrasi data di Kabupaten Bima sudah

mulai dilaksanakan, walaupun membutuhkan waktu yang lama dengan tahapanisasi pembangunan infrastruktur sejak tahun 2005 sampai sekarang. Dalam hal ini telah dilakukan dengan baik langkah-langkah perencanaan dan perancangan jaringan serta telah dilakukan implementasi jaringan. Termasuk telah dilakukan pelatihan bagi calon operator di semua instansi se-Kabupaten Bima. Namun belum sampai pada tahap operasional dan manajemen jaringan. Sehubungan dengan hal tersebut, strategi yang harus dilakukan lebih lanjut yaitu : 1) Menunjuk seseorang yang berkompeten untuk menjadi seorang administrator jaringan; 2) Administrator melakukan pembagian hak dan wewenang masing-masing user (operator) yang telah dilatih untuk melakukan perawatan dan backup, memantau dan

melakukan

upgrade

terhadap

software,

menyusun

standar prosedur operasi dan regulasi keamanan. 3) Terus melakukan monitoring terhadap penambahan

peralatan atau aplikasi maupun data karena akan berpengaruh pada sistem yang sedang berjalan. 4) Melakukan integrasi terhadap beberapa sistem yang ada

B. ANALISA KENDALA NON TEKNIS

Kendala non teknis sebagaimana disebut di atas akan terus mewarnai setiap upaya penggabungan (merger) atau integrasi data di dunia birokrasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka langkah strategi yang perlu dilakukan yaitu : 1) melakukan instansi enam langkah evolusi strategi integrasi.

Terhadap kondisi belum adanya tenaga CIO di seluruh dapat diatasi dengan memilih orang-orang (pegawai) yang memilliki kompeten dan otoritas di bidang Teknologi Informasi sehingga memiliki visi yang sama ketika akan melakukan sebuah diskusi ; 2) memperkuat struktur organisasi PDE ; 3) membuat Peraturan Daerah tentang Teknologi Informasi ; 4) menyusun standar operation prosedur ; 5) membangun komunikasi yang baik terhadap semua level pemakai internal, yaitu staf, manajemen tingkat bawah, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat atas

BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN Strategi membangun integrasi data melalui local area network (LAN) di Kabupaten Bima dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
1. Pembangunan integrasi data di Kabupaten Bima sudah

mulai

dilaksanakan,

namun

baru

sampai

pada

tahap

implementasi jaringan;
2. Untuk membangun integrasi data secara terpadu, perlu

dilakukan strategi lebih lanjut sebagai berikut : a) Menunjuk seseorang yang berkompeten untuk menjadi seorang administrator jaringan; b) Administrator melakukan pembagian hak dan wewenang masing-masing user (operator) yang telah dilatih untuk melakukan perawatan dan backup, memantau dan melakukan upgrade terhadap software, menyusun standar prosedur operasi dan regulasi keamanan.

c) Terus

melakukan monitoring

terhadap

penambahan

peralatan atau aplikasi maupun data karena akan berpengaruh pada sistem yang sedang berjalan. d) Melakukan integrasi terhadap beberapa sistem yang ada 3. Menghadapi kendala non teknis dalam membangun

integrasi data dapat melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut : a) melakukan enam langkah evolusi strategi integrasi. Terhadap kondisi belum adanya tenaga CIO di seluruh instansi dapat diatasi dengan memilih orang-orang (pegawai) yang memilliki kompeten dan otoritas di bidang Teknologi Informasi sehingga memiliki visi yang sama ketika akan melakukan sebuah diskusi ;
b) memperkuat struktur organisasi PDE/Kominfo ;

c) membuat Informasi ;

Peraturan

Daerah

tentang

Teknologi

d) menyusun standar operation prosedur ;


e) membangun komunikasi yang baik terhadap semua level

pemakai internal, yaitu staf, manajemen tingkat bawah, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat atas.

B.SARAN Dalam rangka keberhasilan pembangunan integrasi data melalui local area network (LAN) di Kabupaten Bima, berikut ini saya sampaikan beberapa saran yaitu :

1. Kiranya dapat memilih administrator jaringan yang betulbetul memiliki kompetensi, otoritas dan integritas yang tinggi karena tanggung jawabnya sangat berat dalam menjalankan dan merawat jaringan; 2. Kiranya dapat membentuk CIO dimasing-masing instansi sehingga segala perencanaan, perancangan dan implementasi, sampai pada tahap operasional teknologi informasi dapat dikelola oleh orang yang memiliki skill di bidangnya. 3. Kiranya dapat memperkuat struktur organisasi PDE atau semacamnya yang secara khusus menangani komunikasi dan integrasi data. 4. Secepatnya informasi. membuat regulasi di bidang teknologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi

Offset, 2003
2. Abdul Kadir, Terra CH Triwahyuni, Pengenalan Teknologi

Informasi, Yogyakarta, Andi Offset, 2005


3. Jogiyanto HM, Sistem Teknologi Informasi, Yogyakarta, Andi

Offset, 2005
4. Richardus Eko Indrajit (indrajit@post.harvard.edu)

5. Wahana

Komputer, Konsep Jaringan Komputer dan Pengembangannya, Jakarta, Salemba Infotek, edisi pertama, 2003.

Anda mungkin juga menyukai