Anda di halaman 1dari 11

A.

Ekosistem
Benda-benda tak hidup disebut juga komponen abiotik. Sedangkan makhluk hidup disebut juga komponen biotik. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup disebut ekosistem. Ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan abiotiknya disebut ekologi.

1. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem


a. b.
Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup, yaitu : Individu. Individu adalah makhluk hidup tunggal. Contoh : seekor ikan, sebatang pohon bunga mata hari. Populasi. Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh : sekumpulan bunga matahari membentuk populasi bunga matahari, sekelompok ikan membentuk populasi ikan. Kepadatan populasi adalah banyaknya individu sejenis (satu spesies dalam setiap satuan luas daerah tertentu. Kepadatan populasi dalam suatu ekosistem dapat berubah. Perubahan yang bersifat pengurangan populasi dapat disebabkan oleh kematian (mortalitas) dan perpindahan (emigrasi) ke tempat lain. Perubahan populasi yang bersifat pertambahan dapat disebabkan kelahiran (natalitas) dan kedatangan (imigrasi) dari tempat lain. Jika anggota populasi bertambah sedangkan daerah yang ditempati populasi itu tetap, kepadatan populasi akan meningkat. Sebaliknya, jika populasi pada suatu tempat berkurang sedangkan daerah yang ditempati populasi itu tetap, kepadatan populasinya akan berkurang. Komunitas. Komunitas adalah seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu. Komunitas merupakan komponen biotik dalam suatu ekosistem. Contoh : populasi ikan, populasi ganggang, dan populasi hewan disekitarnya membentuk komunitas terumbu karang.

c.

2. Macam-macam Ekosistem
a.
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem ada dua macam, yaitu : Ekosistem alami. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami, tanpa adanya campur tangan manusia. Ekosistem alami dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem darat (contoh : ekosistem hutan) dan ekosistem perairan (contoh : ekosistem danau, ekosistem rawa dan ekosistem laut). Ekosistem buatan. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat manusia. Contoh : ekosistem waduk, ekosistem kolam, ekosistem akuarium, ekosistem kebun, ekosistem sawah.

b.

Ekosistem darat yang mencakup daerah yang luas disebut bioma. Contohnya bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput, bioma padang pasir, bioma tundra (padang rumput). Dapat dikatakan bahwa bioma terdiri dari ekosistem-ekosistem. Semua ekosistem yang ada di bumi beserta atmosfer (udara) yang melingkupinya saling berinteraksi membentuk biosfer atau ekosistem dunia.

Bioma tundra (padang rumput)

3. Komponen-komponen Ekosistem
Ekosistem alami dan ekosistem buatan dibentuk oleh dua komponen, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.

a.

Komponen Biotik

Komponen biotik ekosistem terdiri dari semua makhluk hidup yang berada dalam suatu ekosistem, misalnya manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Setiap komponen memiliki peranan tertentu yang membuat kehidupan dalam ekosistem seimbang. Peranan itu berkaitan dengan cara makhluk hidup memenuhi kebutuhan makanannya. Peran suatu makhluk hidup dalam suatu ekosistem disebut relung/niche. Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen-komponen biotik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : Produsen. Produsen (penghasil) dalam pengertian biologi adalah makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanannya sendiri. Dari berbagai macam makhluk hidup, hanya organisme berklorofil yang mampu membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, organisme berklorofil disebut produsen. Tumbuhan merupakan produsen terbesar dalam ekosistem. Didalam ekosistem perairan, baik perairan ekosistem air tawar maupun ekosistem laut, yang menjadi produsen adalah fitoplankton. Fitoplankton adalah organisme berklorofil yang ukurannya lnklksangat kecil dan melayang-layang di dalam air. Pada umumnya, fitoplankton merupakan lnklkgolongan ganggang bersel satu. Konsumen. Konsumen (pemakai) dalam pengertian biologi adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makannya sendiri. Jadi, hewan dan manusia tergantung pada produsen baik secara langsung maupun tidak langsung. Makhluk hidup yang secara langsung tergantung pada produsen adalah hewan pemakan tumbuhan. Makhluk hidup yang Makhluk hidup yang secara tidak langsung tergantung pada produsen adalah hewan pemakan daging atau hewan lain. Hewan yang secara langsung memakan tumbuhan disebut konsumen tingkat I (konsumen primer). Hewan yang memakan hewan pemakan tumbuhan disebut konsumen tingkat II (konsumen sekunder). Hewan yang memakan konsumen tingakat II disebut konsumen tingkat III (konsumen tersier). Contoh : tanaman padi dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh ular, dan ular dimakan oleh burung elang. Tanaman padi adalah produsen, tikus adalah konsumen tingkat I, ular adalah konsumen tingkat II, dan burung elang adalah konsumen tingkat III.

Pengurai (dekomposer). Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan zat-zat yang nklklterkandung dalam sampah dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati (substansi organik). Pada hewan dan tumbuhan yang mati, tumbuh bakteri, jamur, atau mikroorganisme lainnya yang bersifat saprofit. Makhluk saprofit merupakan makhluk hidup yang hidup pada sampah atau sisa makhluk hidup lainnya. Zat-zat yang menyusun tubuh hewan dan tumbuhan itu diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana dan dikembalikan ke lingkungan abiotiknya, misalnya tanah. Dalam suatu ekosistem, jumlah masing-masing komponen biotik (produsen, konsumen, dan pengurai) selalu mengalami perubahan yang teratur sehingga perbandingannya selalu tetap. Perubahan komponen-komponen biotik yang terjadi pada ekosistem selalu seimbang dan terjadi secara alamiah. Keseimbangan ekosistemnya terjaga karena adanya proses makan-dimakan. Oleh karena itu, dalam suatu ekosistem yang seimbang selalu terjadi kenaikan dan penurunan populasi

organisme, baik hewan maupun tumbuhan dalam batas-batas tertentu. Populasi selalu mengalami fluktuasi, yaitu perubahan naik dan turun. Jadi, populasi senantiasa bersifat dinamis.

b. Komponen Abiotik
Komponen abiotik ekosistem terdiri dari semua benda tak hidup yang ada disekitar makhluk hidup, misalnya : Air. Air merupakan zat yang mutlak diperlukan oleh makhluk hidup. Air berfungsi sebagai pelarut zat-zat yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Air juga berperan sebagai habitat dari berbagai makhluk hidup dalam ekosistem perairan. Pada ekosistem darat, air merupakan zat yang menentukan kelembaban udara dan memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan makhluk di darat. Tanah. Tanah dalam ekosistem berperan sebagai tempat hidup berbagai makhluk hidup, yaitu manusia, hewan tumbuhan, dan mikroorganisme. Tanah juga merupakan sumber zat hara (bahan-bahan mineral) bagi sebagian besar tumbuhan. Tanah yang kaya akan zat-zat mineral menyebabkan tumbuhan dapat tumbuh dengan subur. Sebaliknya, tanah yang kurang zat-zat mineral dapat menyebabkan pertumbuhan tumbuhan terganggu. Udara. Udara terdiri dari beberapa macam gas, antara lain oksigen dan karbon dioksida. Oksigen diperlukan oleh makhluk hidup untuk bernapas. Karbon dioksida merupakan zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau (berklorofil) intuk fotosintesis. Karbon dioksida yang terlarut dalam air dibutuhkan oleh fitoplankton untuk fotosintesis. Cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber tenaga (energi) bagi makhluk hidup di bumi. Tumbuhan hijau akan menyerap energi matahari melalui klorofil pada daun dan menggunakannya untuk proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis, bahan baku yang berasal dari karbon dioksida dan air akan menghasilkan zat gula (glukosa) yang kemudian diubah menjadi zat pati. Zat pati yang dihasilkan disimpan dalam tubuh tumbuhan, misalnya pada akar, batang, dan daun. Energi yang terkandung dalam tumbuhan itu akan menjadi sumber energi bagi makhluk hidup lain yang memakannya. Ketika kita makan nasi, sebenarnya kita mendapatkan energi dari matahari. Suhu. Suhu lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Misalnya, tumbuhan tertentu hanya dapat hidup pada suhu tertentu. Inilah sebabnya tumbuhan yang biasanya tumbuh di daerah panas (bersuhu tinggi) akan mati atau terhambat pertumbuhannya bila di tanam di daerah dingin (bersuhu rendah). Kelembaban. Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Pada golongan hewan tertentu, kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Misalnya, cacing tanah memiliki habitat di tanah yang lembab.

4. Organisme Autotrof dan Organisme Heterotrof


Berdasarkan cara memperoleh makannya, organisme dibedakan menjadi dua, yaitu :

a.

Organisme Autotrof

Organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dengan mengambil zat-zat dari proses fotosintesis. Sebagian dari zat-zat itu digunakan untuk membangun

tubuhnya. Sebagian lagi digunakan sebagai sumber energi. Organisme yang bersifat autotrof adalah tumbuhan. Dalam ekosistem, organisme autotrof berperan sebagai produsen. Berdasarkan energi yang digunakan dalam penyusunan makanan, organisme autotrof dibedakan menjadi dua macam, yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof. Fotoautotrof dalam penyusunan makanan menggunakan energi matahari, terjadi pada tumbuhan yang berdaun hijau. Kemoautotrof dalam penyusunan makanan menggunakan energi kimia, terjadi pada bakteri zat lemas dan bakteri belerang. Fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan glukosa. Selain menghasilkan glukosa, proses fotosintesis juga menghasilkan oksigen (O2). Oksigen akan dilepaskan ke udara bebas. Oksigen inilah yang dibutuhkan oleh oleh semua organisme untuk pernapasan (respirasi). Kehidupan di dalam air juga sangat tergantung pada proses fotosintesis. Fotosintesis di dalam air dilakukan oleh fitoplanton dan tumbuhan air lainnya. Fotosintesis sering disebut pula asimilasi zat karbon.

b. Organisme Heterotrof
Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Berbeda dengan tumbuhan, manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri. Untuk membangun tubuhnya dan untuk mendapatkan sumber energi, manusia dan hewan mengambil zatzat yang bersumber dari tumbuhan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk organisme heterotrof adalah hewan, tumbuhan heterotrof, dan jamur. Hewan. Hewan dapat dibedakan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan. Kelompok ini umumnya memiliki usus relatif lebih panjang daripada kelompok karnivora atau omnivora. Contoh herbivora adalah kuda, rusa, dan sapi. Karnivora adalah hewan pemakan daging. Karnivora yang membunuh dan memakan hewan hewan predator (pemangsa). Contoh karnivora adalah singa, harimau, dan serigala. Omnivora adalah organisme yang memakan segala, baik yang berasal dari tumbuhan maupun yang berasal dari hewan. Contoh omnivora adalah ayam,babi, dan tikus. Ketiga kelompok organisme heterotrof yang telah disebutkan di atas merupakan konsumen. Herbivora merupakan konsumen tingkat I karena memakan tumbuhan. Karnivora merupakan konsumen tingkat II apabila memakan herbivora, atau sebagai konsumen tingkat III apabila memakan konsumen tingkat II, dan seterusnya. Jadi, karnivora bisa sebagai konsumen tingkat II, tingkat III, dan seterusnya, tergantung dari jenis hewan yang dimakannya. Tumbuhan heterotrof. Tumbuhan heterotrof adalah tumbuhan yang memenuhi kebutuhan makanannnya dengan mengambil zat makana dari organisme lain yang masih hidup (sebagai parasit). Cara hidup tumbuhan tersebut merugikan organisme yang ditumpanginya. Contoh tumbuhan heterotrof adalah tali putri. Tali putri toidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat makanannya sendiri. Jamur. Jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri karena jamur tidak memiliki klorofil. Jamur mengambil zat makanan dari organisme yang sudah mati. Dalam ekosistem, jamur berperan sebagai pengurai. Berdasarkan cara memperoleh makanannya organisme heterotrof dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : Fagotrof. Fagotrof yaitu makhluk hidup yang cara memperoleh makanannya dengan memakan.

Saprofit. Saprofit yaitu makhluk hiup yang cara memperoleh makanannya dengan mengurai sisa-sisa makhluk hidup. Parasit. Parasit yaitu makhluk hidup yang cara memperoleh makanannya dengan mengambil zat-zat makanan yang terdapat dalam makhluk hidup lain

B. Hubungan Saling Ketergantungan


Di dalam suatu ekosistem, juga terjadi hubungan saling ketergantungan. Saling ketergantungan tersebut terjadi antara makhluk hidup (komponen biotik) dengan komponen abiotiknya. Saling ketergantungan juga terjadi terjadi antar komponen abiotiknya.

1. Saling Ketergantungan antara Komponen Biotik dan Komponen Abiotik


Dalam ekosistem, kadang-kadang komponen abiotik sangat besar pengaruhnya terhadap makhluk hidup. Komponen abiotik dapat mempengaruhi komponen biotik. Begitu juga komponen biotik dapat mempengaruhi komponen abiotik dalam ekosistem. Pengaruh air terhadap makhluk hidup. Air sangat berguna bagi makhluk hidup. Sebagai contoh, perhatikan tanaman padi yang hidup di sawah. Akar tanaman padi menembus ke dalam tanah untuk menyerap air dan zat-zat hara. Bila tanah mengandung cukup air, maka padi akan tumbuh subur. Sebaliknya, bila kekurangan air, padi tidak akan tumbuh dengan baik. Selain berguna bagi tanaman, air juga berguna bagi hewan, misalnya untuk minum. Pengaruh udara terhadap makhluk hidup. Udara juga berguna baik bagi hewan maupun tumbuhan. Udara mengandung antara lain oksigen dan karbon dioksida. Oksigen berguna untuk pernapasan, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pengaruh tumbuhan terhadap tanah dan udara. Penghijauan biasanya dilakukan pada lahan yang kritis, yaitu lahan yang hampir tidak dapat ditanami karena tanahnya tandus. Dengan penanaman pohon-pohon yang dapat hidup di tanah yang kurang subur, kondisi tanah yang tandus itu dapat diperbaiki. Pohon-pohon penghijauan akan mempengaruhi tanah sebagai komponen abiotiknya dengan cara mengubah struktur tanah dan mengurangi erosi. Daun kering yang gugur dan jatuh ke tanah dapat mencegah cucuran air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah. Tanpa ada daun itu, tanah akan terpadatkan oleh air hujan sehingga daya serapnya berkurang. Daun yang berguguran kemudian membusuk dan bercampur dengan tanah sehingga membentuk humus. Humus adalah lapisan tanah yang sangat subur untuk pertanian. Penghijauan juga menyebabkan kandungan oksigen di udara cukup banyak sehingga kondisi udara cukup baik. Pengaruh cacing tanah terhadap kesuburan tanah. Cacing tanah juga dapat menyebabkan struktur tanah menjadi berongga-rongga sehingga tanah banyak mengandung udara. Udara didalam tanah selain membantu proses penyerapan zat-zat hara oleh akar taanman, juga menyebabkan hidupnya mikroorganisme tertentu. Tanah yang gembur secara umum merupakan tanah yang cukup udara dan merupakan tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Dari berbagai macam makhluk hidup, manusia memiliki kemampuan paling besar dalam mempengaruhi lingkungan abiotiknya karena manusia dapat dengan mudah mengubah lingkungannya. Semakin meningkatnya jumlah populasi manusia serta semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi, akan semakin besar pula pengaruh manusia terhadap lingkungannya. Akan tetapi, harus diingat bahwa perubahan lingkungan, meskipun untuk kesejahteraan manusia, harus diperhitungkan dampaknya dengan cermat agar tidak merugikan generasi yang akan datang.

2. Saling Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai


Semua makhluk hidup, apapun peranannya, akan saling mempengaruhi. Konsumen tidak dapat membuat makannnya sendiri sehingga hidupnya tergantung produsen. Demikian pula pengurai yang umumnya golongan mikroorganisme, hidupnya sangat bergantung dari produsen dan konsumen yang telah mati. Hasil penguraian organisme yang telah mati akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk mineral, yang akhirnya akan digunakan kembali oleh tumbuhan berklorofil. Jadi, pada suatu ekosistem terjadi ketergantungan antara produsen, konsumen, dan pengurai. Peristiwa makan dan dimakan terjadi antara produsen, konsumen, dan pengurai. Peristiwa makan dan dimakan ini membentuk rantai makanan. Kumpulan beberapa rantai makanan membentuk jaring-jaring makanan. Pada rantai makanan, terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain.

a.

Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Dalam proses makan dan dimakan ini terjadi perpindahan energi dari produsen ke konsumen lalu ke pengurai. Rntai makanan selalu dimulai dari umbuhan hijau yang berperan sebagai produsen. Dalam rantai makanan, tumbuhan hijau akan dimakan oleh herbivora sehinnga herbivora disebut konsumen tingkat pertama. Herbivora akan dimakan oleh karnivora sehingga karnivora disebut sebagai konsumen tingkat kedua, dan seterusnya. Pengurai mendapatkan energi dari produsen dan konsumen yang telah mati. Di dalam ekosistem perairan, baik perairan tawar maupun laut, terjadi pula peristiwa makan dan dimakan. Dalam ekosistem ini terdapat makhluk hidup sangat kecil yang disebut plankton. Plankton ada yang berklorofil sehingga dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Plankton inilah yang berperan sebagai produsen utama dan disebut sebagai fitoplankton. Fitoplankton kan dimakan oleh zooplankton dan ikan-ikan herbivora (konsumen tingkat pertama). Sementara itu, zooplankton dan ikan-ikan herbivora (konsumen tingkat kedua), dan seterusnya. Ikan-ikan yang mati akan diuraikan oleh pengurai.

b. Jaring-jaring Makanan
Di dalm suatu ekosistem, rantai makana yang satu berhubungan dengan rantai makanan yang lain membentuk suatu jaring-jaring makanan. Jadi, jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan. Dalam kehidupan yang sesungguhnya, satu jenis produsen dalam suatu ekosistem tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen. Begitu juga sebaliknya. Sebagai contoh, belalang tidak hnya memakan rumput, tetapi juga memakan jenis-jenis tumbuhan yang lain. Sebaliknya, rumput juga tidak hanya dimakan oleh belalang, tetapi juga juga oleh burung, ulat, atau herbivora lainnya. Rantairantai makanan tersebut saling berhubungan dan erat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

Gambar rantai makanan

c.

Piramida Makanan

Secara umum dapat dikatakan bahwa di dalam suatu ekosistem terdapat lebih banyak produsen daripada konsumen. Bila dinyatakan dengan lebih terperinci lagi, maka produsen lebih banyak daripada konsumen tingkat I, konsumen tingkat I lebih banyak daripada konsumen tingkat II, konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, dan seterusnya. Keadaan ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida yang disebut piramida makanan. Bentuk piramida makanan dapat dikatakan bersifat tetap. Jadi, bila produsen berkurang maka konsumen tingkat I akan berkurang juga. Bila konsumen tingkat I berkurang maka konsumen tingkat II akan berkurang juga, dan seterusnya. Bentuk piramida menggambarkan komposisi rantai makanan yang semakin ke atas, massanya semakin kecil. Hal ini terjadi agar dalam ekosistem ada suatu keseimbangan yang mantap. Sebagai contoh, dalam ekosistem yang seimbang, sejumlah rumput lebih banyak daripada jumlah kelinci yang memakan rumput tersebut. Jumlah serigala yang memakan kelinci lebih sedikit daripada jumlah kelincinya. Dalam ekosistem, jumlah kelinci yang terlalu banyak akan menimbulkan persaingan dalam mendapatkan rumput. Namun, dengan adanya serigala yang memangsa kelinci, maka populasi kelinci dapat dikurangi dan rumput mendapat kesempatan untuk tumbuh lebih banyak lagi. Dalam suatu ekosistem, setiap kelompok atau populasi makhluk hidup menempati tingkat tertentu dari sumber makanan atau sumber energi. Tingkatan-tingkatan itu disebut tingkat trofik. Tumbuhan hijau sebagai produsen selalu menempati tingkat trofik pertama. Konsumen tingkat I (konsumen primer) misalnya kelinci, menempati tingkat trofik kedua. Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) misalnya serigala, menempati tingkat trofik ketiga dan seterusnya sampai konsumen puncak. Semakin rendah tingkat trofiknya, semakin besar kandungan energi atau biomassanya. Makhluk hidup yang memperoleh sumber makanan melalui langkah yang sama dianggap termasuk pada tingkat trofik yang sama. Suatu populasi makhluk hidup tertentu mungkin dapat menempati lebih dari satu tingkat trofik, tergantung dari sumber makanan yang diperolehnya.

d. Arus Energi
Energi masuk ke dalam jaring-jaring makanan melalui produsen. Hal ini disebabkan produsen mampu mengikat energi matahari untuk digunakan oleh makhluk hidup lain. Caranya, dengan menyimpan energi matahari sebagai energi kimia dalam bentuk makanan. Sebagai contoh, rumput sewaktu tumbuh menimbun energi dalam tubuhnya. Rumput lalu dimakan oleh kelinci, dan kelinci dimakan oleh serigala. Jadi, energi berpindah dari rumput ke kelinci lalu ke serigala. Perlu diketahui juga bahwa energi yang dimiliki rumput tidak semuanya dipindahkan ke kelinci karena rumput sendiri memerlukan energi untuk tumbuh dan menjalankan kegiatan hidupnya. Jadi, sebelum sampai ke kelinci, sebagian energi yang diserap rumput dari cahaya matahari telah digunakan untuk aktivitas hidupnya. Demikian pula kelinci, sebagian energi digunakan untuk kegiatan hidupnya, misalnya berlari, berkembang biak, mencari makanan, dan untuk pembelahan sel-sel tubuhnya. Dengan demikian, energi yang dipindahkan ke tubuh serigala hanya sebagian saja. Perpindahan energi dalam rantai makanan ini disebut arus energi.

e.

Siklus (daur) Materi

Tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan tersusun oleh materi. Materi yang menyusun tubuh makhluk hidup itu berasal dari lingkungannya. Materi terdiri dari unsure-unsur kimia seperti karbon (C), oksigen (O), hydrogen (H), dan nitrogen (N). UNsur-unsur kimia tersebut sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dan merupakan bahan penting yang terdapat di dalam sel. Materi tersebut akan beredar dari lingkungan, masuk ke tubuh makhluk hidup dan kembali lagi ke lingkungan membentuk suatu siklus materi. Berikut ini beberapa gambaran jalannya unsure yang dubutuhkan makhluk hidup. Siklus oksigen. Selain menghasilkan karbohidrat, fotosintesis pada tumbuhan hijau juga akan menghasilkan oksigen (O2). Oksigen akan dilepas ke udara. Oksigen tersebut dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam proses pernapasan (respirasi). Jadi, ada oksigen yang dilepas ke udara (oleh makhluk hidup). Proses tersebut berlangsung dalam keadaan seimbang. Dengan demikian, jumlah oksigen yang ada di udara akan tetap jumlahnya, yaitu sekitar 20%.

Siklus karbon. Zat karbon terdapat dalam berbagai bentuk senyawa organic seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Unsur karbon di udara terdapat dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Dalam proses fotosintesis, karbon dioksida di udara dan air akan dibentuk menjadi glukosa. Dalam proses selanjutnya, baik pada produsen maupun konsumen, glukosa dibentuk menjadi persenyawaan lain. Pada akhirnya karbon dioksida akan dilepaskan oleh konsumen ke udara pada waktu bernapas. Produsen dan konsumen yang telah mati akan diurai oleh bakteri-bakteri pengurai, sehingga dihasilkan karbon dioksida yang kemudian dilepas ke udara.

Siklus Karbon Siklus air. Semua makhluk hidup memerlukan air untuk menjalankan sebagian besar aktivitas hidupnya. Tubuh makhluk hidup mengandung banyak air, mencapai kurang lebih 95% berat tubuhnya. Alam menyediakan cukup banyak air untuk digunakan oleh makhluk hidup. Air yang berasal dari hujan atau salju sebagian akan meresap ke tanah, kemudian mengalir ke sungai dan menuju ke laut. Karena panas matahari, sebagian air itu akan menguap kembali ke atmosfer, kemudian mengembun menjadi titik-titik air dan akan jatuh lagi ke bumi sebagai hujan. Pada umumnya hewan darat mendapatkan air dengan cara minum. Tumbuhan mendapatkan air dengan cara menyerap melalui akar-akarnya.

C. Pola Interaksi Organisme


Hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan berkaitan erat dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelestarian. Interaksi dapat terjadi pada setiap tingkatan kehidupan. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada setiap strata menghasilkan pola-pola tertentu dan dampak-dampak tertentu. Dampak ini bisa bersifat positif (misalnya interaksi saling menguntungkan) dan negatif (misalnya pola interaksi kompetisi dan predasi). Adanya dampak interaksi ini menyebabkan setiap makhluk hidup bersifat saling ketergantungan. Pola interaksi individu dalam komunitas membentuk simbiosis, predasi, dan kompetisi.

1. Simbiosis
Simbiosis merupakan cara hidup bersama antara dua jenis makhluk hidup yang berbeda yang bersifat langsung dan erat. Simbiosis berdasarkan sifatnya membentuk tiga model, yaitu :

a.

Simbiosis Mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah cara hidup bersama antara dua jenis organisme yang berbada dan saling menguntungkan. Contoh : lebah dengan bunga (lebah memperoleh makanan berupa madu, sedangkan bunga dibantu proses penyerbukannya), ganggang dengan jamur membentuk lumut kerak (ganggang mendapatkan air dan mineral dari jamur, sedangkan jamur mendapatkan makanan dari ganggang), ikan badut dengan anemon laut (ikan badut dan anemon laut saling melindungi terhadap pemangsa mereka), dll.

Simbiosis mutualisme ikan badut dengan anemon laut. Ikan badut dan anemon laut saling melindungi terhadap pemangsa mereka.

b. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah cara hidup bersama antara dua jenis organisme, yang satu mendapatkan keuntungan sedangkan yang lain dirugikan. Organisme yang mendapatkan keuntungan ini disebut parasit, sedangkan organisme yang dirugikan disebut inang. Karena parasit hidup dan mendapatkan makanan dari inangnya, maka kematian inang akan mendatangkan kematian bagi parasit itu sendiri. Parasit yang hidup pada inangnya dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup menempel pada tubuh inangnya dan mengambil zat-zat makanan dari luar tubuh inang. Contohnya, kutu rambut pada kepala manusia. Endoparasit adalah parasit yang hidup didalam tubuh inangnya. Contohnya, cacin perut dalam tubuh manusia. Contoh : benalu yang tumbuh pada pohon lain disebut setengah parasit, nyamuk hidup secara parasit dengan mengisap darah manusia.

Simbiosis parasitisme Benalu yang tumbuh pada pohon lain disebut setengah parasit

c.

Simbiosis Komensalisme

Simbiosis komensalisme adalah cara hidup bersama antara dua jenis organisme yang berbeda, organisme yang satu mendapatkan keuntungan sedangkan yang lain tidak untung tetapi juga tidak rugi. Contoh : ikan remora dan ikan hiu, anggrek atau paku-pakuan yang menempel pada pohon, dll.

Simbiosis kemensalisme anggrek yang menempel pada pohon

2. Predasi
Predasi merupakan hubungan individu antarpopulasi atau antara pemangsa dengan yang dimangsa. Individu yang memangsa disebut predator atau musuh alami, karena bersifat membatasi populasi yang dimangsa. Misalnya hubungan antara katak dengan ular, tikus dengan burung hantu, atau burung dengan belalang, serta kelompok herbivora dengan kelompok karnivora.

3. Kompetisi
Kompetisi merupakan hubungan antarindividu dalam populasi yang sama atau berbeda dalam menggunakan unsur/sesuatu yang sama. Misalnya persaingan memperebutkan pasangan dalam kelompok hewan, atau persaingan memperebutkan unsure hara antara gulma (rumput) dengan tanamn budidaya (padi) dll.

Anda mungkin juga menyukai