Article Review
Contextual learning strategies or known by the term Contextual Teaching and Learning (CTL), is a learning strategy that emphasizes the involvement of children in full process to be able to find material to learn and connect it with the real situation so as to encourage students to apply in their lives, and can learn the material through the events around them. From this concept, there are three things that need to be understood. First. Contextual Teaching and Learning (CTL) stressed to the involvement of children to find the material, meaning that the teaching-learning process be oriented to the process of direct experience. The learning process in Contextual Teaching and Learning (CTL) does not expect only the child understand the subject matter, but most important is the process of seeking and finding their own learning experience. Second, Contextual Teaching and Learning (CTL) encourages children to discover the relationship of matter being studied with real life situation, meaning that children are required to capture the relationship between relationship learning at school with life in their social environment. It is very important, because with correlate with real life, the material will be meaningful in a functional, and the material will be more in mind in their cognitive domain. Third, Contextual Teaching and Learning (CTL) encourages children to be able to apply them in their everyday life, meaning Contextual Teaching and Learning (CTL) is not just expect children to understand the subject matter, but how the subject matter to paint behavior. Subject matter in the context of Contextual Teaching and Learning (CTL) not only to remember in the brain, but in preparation for the child in the face of the real nature of life. Contextual Teaching and Learning (CTL), in accordance with the spirit of the four pillars of education: 1. Learning to know 2. Learning to do 3. Learning to be
4. Learning to live together Seven of Learning Component CTL Contextual Teaching and Learning (CTL) is a study initiated by Mark Baldwin and developed by Piaget. The form of this learning model is to emphasize the knowledge acquired by students, based on the reality of life in everyday environments. Acquisition of knowledge is not limited to information provided by teachers, but students are given the freedom to read real life and adjust to the learning materials. There are seven essential components in implementing the Contextual Teaching and Learning (CTL): 1. Constructivism; develop knowledge in the cognitive process of students based on the experience of life in the neighborhood 2. Inquiry; knowledge gained in learning Contextual Teaching and Learning (CTL) is based on the process of discovery and search students 3. Questioning; the process of question and answer between teacher and students reflect the existence of feedback between students' knowledge and curiosity of students to acquire knowledge 4. Modeling; acquisition of knowledge can be obtained through the figures, for example, in certain cases, teachers can bring in an expert and interested students to demonstrate an activity. 5. Learning community; acquisition of knowledge was obtained through interaction with others, this theory departs from the idea of a Russian psychologist Vygotsky. 6. Reflecting; that the knowledge acquired, and in descending again remember these events, in Contextual Teaching and Learning (CTL) activity is critical reflection, the teacher gives students the opportunity to reflect and remember the events and express their experiences 7. Authentic Assessment; should teachers to assess learning outcomes in Contextual Teaching and Learning (CTL) with a real assessment, conducted through direct observation of events in class, but not only through an assessment by written tests. Pembahasan Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami : 1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman langsung sehingga siswa mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. 2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. 3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah, dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu: pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subjek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola, atau signal, dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar. Sehubungan dengan hal tersebut terdapat lima karakteristik penting dari CTL yaitu: 1. Activiting knowledge, dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang telah ada. 2. Acquiring know;edge, CTL adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru. 3. Understanding knowledge, pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. 4. Applying knowlwdge, pengetahuan dan pengalaman yang yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. 5. Reflecting knowledge, melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Contoh kasus penggunaan CTL, yaitu, ketika siswa belajar IPA, siswa melakukan: 1. Observing (menggunakan semua indera, mengamati bagian-bagian daun, menggunakan lensa pembesar untuk mengamati bagian-bagian daun). 2. Sorting and Grouping (membandingkan, mengelompokkan, melihat pola persamaan/ perbedaan, anak mengelompokkan benda-benda sekitar sekolah ke dalam kelompok makhluk hidup dan tak hidup). 3. Raising questions (bertanya, manakah yang termasuk biji, daging buah?, manakah yang termasuk makhluk tak hidup?, mengapa daun berwarna hijau?). 4. Predicting (making hypotheses, membuat hipotesis, saya kira/ berpikir/ berpendapat bahwa gula lebih cepat larut daripada garam, saya kira kelarutan zat dipengaruhi oleh pengadukan,). 5. Testing (eksplorasi, investigasi, memberi perlakuan), contoh: siswa melarutkan gula ke dalam air, melarutkan garam ke dalam air, memberi perlakuan pengadukan, suhu air dijaga tetap, ). 6. Recording (merekam, mengumpulkan data, mengumpulkan informasi, memasukkan data kedalam tabel, gambar, ). 7. 8. Interpreting findings (membuat grafik pengamatan, menganalisis hasil). Communicating (melaporkan, mendiskusikan temuan dengan guru, mendiskusikan dengan teman, melaporkan hasil, memajang hasil temuan). Jenis Penilaian Sesuai Dengan Pembelajaran CTL Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model CTL adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio. Dari uraian di atas, model pembelajaran CTL ini dapat diterapkan untuk membangun keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa, terutama dalam problem solving. Dengan banyaknya keterlibatan siswa dalam menentukan materi belajar, untuk kemudian dicari hubungannya dengan pengalaman nyata, lalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mempertajam kreativitasnya dalam menganalisa masalah, mensitesa fakta,
MAGISTER P ENDIDIKAN - TEKNOLOGI P ENDIDIKAN - BATCH 25 UNIVERSITAS P ELITA HARAPAN JAKARTA
dan mengevaluasi hasilnya, sesuai dengan tingkatan High Order Thinking Skills dalam Bloom Taxonomy, yaitu analisa, sintesa, dan evaluasi, yang disebut oleh Gagne sebagai keterampilan berpikir kritis. Daftar Pustaka Anonimous. Pembelajaran Aktif. Buletin P & P, Versi Elektronik, Edisi 3 (April Juni 2005). Edgar Dale. Audio-Visual Methods in Teaching (3 rd edition) Holt, Tinehart and Winston, 1969. Gagne, Robert M. The Condition of Learning and The Theory of Instruction. Holt, Rinehart and Winston, Inc. Forth Edition. 1977. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. 2009.