Anda di halaman 1dari 16

A.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan. Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal itu. Manajemen merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran melalui kepemimpinan. Manajemen memiliki fungsi yaitu membuat kerja organisasi berjalan lancar dengan fokus pada penerapan kemampuan menajer dalam merencanakan, meorganisasikan, mengimplementasikan rencana, mengawasi, mengevaluasi dan melaporkan kinerja organisasi. Sehingga manajemen sangat penting karena dalam setiap melakukan usaha tentu memerlukan suatu perencanaan. Pada saat melakukan suatu usaha tentu telah melaksanakan serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai keberhasilan dan kegagalan usahanya. Disadari atau tidak, hal ini telah termasuk menempuh proses manajemen. Akan tetapi, alangkah lebih baik apabila dalam praktik usahanya menerapkan pemahaman yang mendalam tentang ilmu manajemen. Tentu usahanya akan lebih terarah dan mudah mencapai tujuan. Ilmu manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan secara konsisten memberikan arah yang jelas, langkah yang teratur dan

keberhasilan dan kegagalan dapat mudah dievaluasi dengan benar, akurat dan lengkap sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya. Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang bukan hanya saja besar secara fisik, tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tentu saja memerlukan manajemen yang professional. Maka guru dan murid perlu mengetahui apa itu manajemen, supaya apa yang dilakukan tidak sia-sia. Untuk menghasilkan suatu usaha yang terarah dan mudah dalam mencapai tujuan maka diperlukan adanya manajemen sebaik mungkin. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk membuat suatu rangkuman materi tentang MANAJEMEN SEKOLAH dengan harapan semoga bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca rangkuman materi ini.

2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dan diungkapkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: (a) Apa pengertian manajemen pendidikan?, (b) Apa tujuan dari manajemen pendidikan?, (c) Sebutkan pendekatan-pendekatan manajemen?, (d) Sebutkan prinsip dari manajemen?, (e) Bagaimana proses manajemen?, (f) Bagaimana perkembangan tentang pemikiran manajemen?, (g) Bagaimana manajemen dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)?

3. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis membuat makalah ini dengan tujuan sebagai berikut: (a) Untuk mengetahui pengertian manajemen pendidikan, (b) Untuk mengetahui tujuan dari manajemen pendidikan, (c) Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan manajemen, (d) Untuk mengetahui prinsip manajemen, (e) Untuk mengetahui proses manajemen, (f) Untuk mengetahui perkembangan tentang pemikiran manajemen, (g) Untuk mengetahui bagaimana manajemen dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Pendidikan Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2009) mengatakan setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain. Pengertian manajemen memiliki tiga fokus untuk mengartikan yaitu : a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. b. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menetukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen. c. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya seseorang dalam menggunakan atau memperdayakan orang lain untuk mencapai tujuan. Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal (www.id.wikipedia.org, diakses tanggal 1 oktober 2011). Dengan demikian manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara

perorangan ataupun individu bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktifitas, efektif dan efisien. Pengertian pendidikan menurut beberapa para ahli (Nunuk Adiarni, 1996) yaitu: a. Menurut Brubecker bahwa pendidikan merupakan proses timbak balik antara kepribadian individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan. Yang di maksud dengan lingkungan pendidikan adalah suatu upaya yang di ciptakan untuk membantu kepribadian invidu tumbih dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan. b. Dictionary of eduation mendefinisikan pendidkan sebagai (1) proses sesorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku dalam masyarakat, (2) proses social yang menyediakan lingkungan yang terpilih dan terkontrol untuk mengembangkan kemampuan social dan individual secara normal. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiiki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta penampilan yang diperlukan dirinya,, masyarakat, bangsa dan Negara (Sudarjat 2010, diakses tanggal 1 oktober 2011). Menurut Pidarta (2004) pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seluruh aspek yang ada di dalam kehidupan kita, baik orang terdekat, masyarakat ataupun lembaga-lembaga yang ada, baik terjadi secara formal maupun non formal dengan tujuan untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan tidak baik menjadi kebiasaan baik yang terjadi selama kita hidup untuk memperbaiki kualitas diri menjadi lebih baik dan mampu menjawab tantangan dimasa depan. Dengan demikian pendidikan merupakan usaha yang di ciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk mendidik, melatih dan membimbing seseorang agar dapat mengembangkan kemampuan social dan individual. Dari pengertian manajemen dan pendidikan dapat disimpulkan pengertian manajemen pendidikan kejuruan adalah suatu penataan garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomuniskasian, pemotivasian, penganggaran,

pengendalian, pengawasan, penilaian dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan pendidikan secara berkualiatas.

2. Tujuan Manajemen Pendidikan Menurut Hitt A, Michael, R Duane Ireland, dan Robert E Hoskisson (1997) tujuan dilaksanakan manajemen yaitu agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secaara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien. a. Produktifitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang digunakan (input). Produktifitas dapat di nyatakan secara kuantitatif maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan sumberdaya selebihnya. b. Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang di berikan atau di kenakan kepada barang (produc) dan atau jasa (service) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot atau kinerjanya. Jasa/pelayanan atau produk harus menyamai kebutuhan atau harapan pelanggannya. c. Efektifitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Etzioni mengatakan bahwa keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Sergiovani keefektifan yaitu kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan. Efektifitas juga di telaah dari : (1) masukan yang merata, (2) keluaran banyak dan bermutu tinggi, (3) ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, (4) pendapatan tamatan yang memadai. d. Efisiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu yang betul sementara efektifitas adalah menyangkut tujuan rencana dengan tujuan yang di capai. Efisiensi lebih di tekankan pada perbandingan input/sumber daya dengan output. Suatau kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat di capai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Efisien pendidikan adalah bagaimana tujuan dapat di capai dengan mimiliki tingkat efisien waktu, biaya, tenaga dan sarana.

Menurut Mulyasa (2003) manajemen dalam suatu sekolah bertujuan untuk : a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola sumber daya yang ada. b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya. d. Meningkatkan kompetensi yang sehat dalam sekolah tentang mutu pendidikan yang akan di capai.

3. Pendekatan - Pendekatan Manajemen (Yusuf Udaya, 1994) Koontz menemukan sebelas macam pendekatan terhadap teori dan praktik manajemen, sebagai berikut. a. Empirikal atau kasus yaitu ilmu dan praktik manajemen dikembangkan

melaui pengkajian kasus yang telah di alami pada masa lalu. b. Perilaku antar pribadi yaitu ilmu dan praktik manajemen dipelajari melalui hubungan-hubungan antar pribadi pada organisasi dan fokus kajian pada individu dan motivasinya. c. Perilaku kelompok yaitu studi tentang perilaku kelompok dalam organisasi lebih domain daripada hubungan antar pribadi. d. Sistem-sistem Sosial koperatif yaitu mamadukan antara hubungan pribadi dengan kelompok. Bahwa mempelajari manajemen dapat dilakukan dengan mempelajari hubungan antara manusia sebagai sitem sosial yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. e. Sistem-sistem Sosio-teknikal, bahwa sistem teknikal memberi pengaruh besar pada sistem sosial, sehingga perlu di kembangkan keterpaduan perhatian dan praktik secara simultan untuk keduanya. f. Teori keputusan, bahwa manajer adalah mengambil keputusan sehingga pengembangan mananejem ada pada kemampuan dan kehlian mengambil keputusan. g. Sistem, mempelajari bagian-bagian interdependen organisasi dan hubungan dengan lingkungan yang mempengaruhinya.

h.

Matematikal atau management science, mempelajari manajemen secara mathematical melalui pengkajian model-model alat identifikasi problem dan penilaian alternatif solusi.

i.

Kontingensi atau Situasional, kredebilitas manajer diukur dari kontribusinya memberikan saran dan prakrik manajemen yang cocok untuk suatu situasi tertentu.

j.

Peranan-peranan manejerial, observasi yang dilakukan manejer

untuk

mengidentifikasi dan mengklasifikasi peranan-peranan umum bagi manajer. k. Operasional, menggunakan konsep-konsep prinsip-prinsip, teori serta teknikteknik sebagai landasan dan menghubungkanya dengan fungsi atau proses manajemen.

4. Prinsip Manajemen Menurut Depdikbud (1999) prinsip manajemen diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu: a. Prinsip manajemen berdasarkan sasaran. Organisasi merumuskan tujuan dengan tepat sesuai arah organisasi, tuntutan zaman dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan sasaran-sasaran. b. Prinsip manajemen berdasarkan orang. Orang adalah penggerak organisasi yang perlu di perhatikan secara manusiawi kebutuhan, tuntutan, keinginan, aspirasinya, perkembangannya dan juga keluhan-keluhannya. Manajemen pendidikan berdasarkan orang adalah suatu aktivitas manajemen yang di arahkan pada pengembangan sumber daya manusia. c. Prinsip manajemen berdasarkan informasi. Banyak aktifitas manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap dan akurat. Suatu aktifitas pengambilan keputusan sangat di dukung oleh informasi begitupun untuk melaksanakan kegiatan rutin dan incidental diperlukan informasi yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan menajer dan pengguna mengakses dan mengolah informasi. (jurnal-sdm.blogspot.com, diakses tanggal 1 oktober 2011) Prinsip

manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak

boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas : a. Pembagian kerja yang berimbang Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang. b. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung. c. Disiplin Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata maksudnya bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan rencana, peraturan dan waktu yang telah ditetapkan. d. Kesatuan perintah Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung, bukan dari beberapa orang yang samasama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut. e. Kesatuan arah Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan). Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan diantara para kerabat kerja/karyawan. Karena ada yang diberi tugas yang banyak dan ada pula yang sedikit, padahal mereka memiliki kemampuan yang sama.

5. Proses Manajemen Pendidikan Beberapa definisi menunjukan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang sistematis dalam melakukan kegitan organisasi. Proses manajemen menurut

Sutisna (1993) mengikuti langkah-langkah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan. a. Merencanakan Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan di capai atau di raih di masa depan. Dalam melakukan organsasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode yang tepat. Merencanakan pada dasarnya membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan di ambil, sumber daya yang akan di olah dan teknik metode yang dipilih untuk di gunakan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Prosedur itu dapat berupa pengaturan sumber daya dan penetapan teknik/metode. b. Mengorganisasikan Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan dan

mendistribusikan, pekerjaan, wewenag dan sumbeer daya diantara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah prosses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dengan cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. Mengorganisassikan berarti: (1) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) merancang dan

mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan, (3) menugaskan sesesorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab, tugas dan fungsi tertentu, (4) Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluasaan melaksanakan tugas. Mengorganisasikan sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya melalui pemilihan, pengalokasian, dan pendistribusian kerja yang professional, organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. c. Memimpin Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok fungsinya

dengan baik. Memimpin menurut adalah proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi. Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinaan yang senstiasa dapat menjadi pengarah yang didengar ide dan pikirannya oleh para anggota organisasi. Hal ini tidak semata mata mereka cerdas membuat keputusan tetapi dibarengi dengan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan. d. Mengendalikan Mengendalikan institusi pendidikan adalah membuat institusi berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan secara efektif dan efisien. Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi dan dinilai supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Apabila hal ini terjadi, harus dilakukan upaya pengembalian pada arah semula. Dari hasil evaluasi dapat dijadikan informasi yang harus menjamin bahwa aktifitas yang menyimpang tidak terulang kembali. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu: (1) menetapkan standar kinerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.

6. Perkembangan Pemikiran Manajemen Menurut Depdikbud (1999), perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktik yang dilandasi konsep teori adalah sebagai barikut : a. Teori manajemen ilmiah

Empat prinsip yang di kembangkan Taylor adalah : 1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar suatu pekerjaan dapat di tentukan metode pencapaian tujujannya secara maksimal. 2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat di berikan tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian. 3. Pendidikan dan pengembangan karyawan. 4. Kerjasama yang harmoni antara manajemen dan para karyawan.

Teknik yang di gunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu. Pengawasan fungsional, sistem tarif berbeda yaitu karyawan yang lebih produktif dan efisien mendapatkan gaji yang lebih besar dari yang lainnya. b. Manajemen organisasi klasik Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasinal manajemen di kenal julukan Bapak teori manajemen modern. Ia adalah perumus empat belas prinsip manajemen yaitu : (1) pembagian kerja, (2) wewenang, (3) disiplin, (4) kesatuan pemerintah, (5) kesatuan pengarahan, (6) meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum, (7) balas jasa/imbalan, (8) sentralisasi, (9) rantai scalar/khirarki, (10) order atau susunan, (11) keadilan, (12) stabilitas staf organisasi, (13) inisiatif, (14) esprit de corp. Fayol percaya bahwa melalui penguasaan keteranpilan dan prinsip dasar manajemen orang yang mendalaminya dapat menjadi manajer yang baik. c. Aliran perilaku Elton Mayo dan F.J Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Elektric dengan temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan memiliki pengaruh besar terhadap produktifitas. Aliran perilaku organisasi menganut prinsip bahwa : 1. 2. Organisasi adalah satu keseluruan jangan di pandang bagian perbagian. Motivasi karyawan yang sangat penting menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi. 3. Manajemen tidak dapat di pandang sebagai suatu proses teknis secara ketat

d. Pendekatan sistem Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang di persatukan dan diarahakan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang Saling berkaitan. Sistem miliki makna yaitu: (1) suatu sistem terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait satu dengan yang lainya, (2) bagian-bagian yang saling hubung itu dapat bekerja dan berfungsi secara independen atau bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai umum dari

keseluruhan, (4) suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada dalam suatu lingkup yang kompleks. e. Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang di hadapi. Tidak seluruh metode manajemen ilmiah dapat diterapakan untuk seluruh situasi begitupun tidak selalu hubungan manusiawi yang perlu di tekankan karena adakalanya pemecahan yang efektif melalui pendekatan kuantitatif. Itu semua sangat tergantung pada karakteristik situasi yang di hadapai dan tujuan yang ingin dicapai.

7. Manajemen dalam peningkatan SDM Di dalam organisasi ada beberapa orang yang melakukan kegiatan sesuai tugas masing-masing dan mereka saling berinteraksi. Sebenarnya bukan hanya interaksi saja namun setiap individu di dalamnya perlu dipacu untuk terus andil mengambil peran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia di dalam organisasi sangatlah penting. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen organisasi yang memfokuskan pada pengelolaan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia dibagi dalam beberapa area kerja yaitu desain organisasi, pengembangan organisasi, perencanaan dan pengembangankarir pegawai, perencanaan sumber dayamanusia, sistem kinerja pegawai, kompensasi dangaji, kearsipan pegawai. Perlu dipahami juga olehsuatu organisasi bahwa pilar utama dalammembangun organisasi yang berwawasan globaladalah kemampuan setiap individu yangtergabung dalam organisasi. Satu pertanyaankritis muncul karakteristik individu seperti apayang dibutuhkan oleh suatu lembaga dalam erareformasi. Karakteristik sumber dayamanusia yang diperlukan saat ini adalahmempunyaiintegritas, inisiatif, kecerdasan, keterampilan sosial, penuh daya dalam bertindak dan penemuan baru, antusiasme dan mempunyai daya imajinasi dan kreatif, keluwesan, juang (kecerdasan adversity /

kemampuanmengubah hambatan menjadi peluang),mempunyai pandangan ke depan danmendunia. Kemampuan-kemampuan diantasadalah kemampuan yang

dianggap sesuai untuk era reformasi. Dalam recruitment danpengembangan sumber daya manusia tentunyamengacu kepada karakteristik-karakteristik di atas. Lembaga mempersiapkan panduanrecruitment sesuai karakteristik tsb. Karyawanatau guru yang baru yang menginjakkankakinyauntuk bergabung bersama membutuhkan masaorientasi agar nantinya mampu berkembang danberjuang sesuai yang diharapkan lembaga. Masaorientasi sangat penting untuk mengurangikeluhan pada masa mendatang akanketidakmampuan individu ketika lembagamengadakan perubahan. Masa orientasi ini perludi desain sebaik mungkin karena merupakanmasa transisi dimana setiap individu dibentuksesuai yang diharapkan lembaga dengan dimulaidari kompetensi awal yang dimiliki

mereka.Kegiatan pada masa orientasi terbatas pada waktutertentu dan kegiatan dapat berupa pelatihan ataukegiatan apa saja yang wajib diikuti oleh setiapindividu untuk memenuhi standar yangdiharapkan. Masa ini menjadi masa kritis guruuntuk tetap dipertahankan atau tidak bergabungdengan lembaga. Masa orientasi dapat diteruskanpada masa pemantapan dengan pola yangsama dengan orientasi hanya kadar kompetensiyang dituntut berbeda. Guru seumur hidupnya cenderung tetapmenjadi guru karena peluang menjadi kepalasekolah sangatlah minim. Hal ini disebabkan satusekolah hanya membutuhkan satu kepala sekolah.Realita keseharian kualitas guru berbedabeda,ada guru yang dapat diandalkan ada pula guruyang hanya sekedar menjalankan tugas. Lalu apayang membedakan guru yang berkualitas denganyang tidak? Apa yang membuat guru termotivasiuntuk meningkatkan kinerjanya? Careerdevelopment dapat menjadi solusinya. Career development perlu

diciptakan oleh lembaga agardapat memotivasi setiap individu yang terlibat.Setiap individu tahu jelas persyaratan yang harusdipenuhi untuk menduduki satu jabatan atautingkatan tertentu. Bagi individu ada satukepastian sejauh mana kemampuan danpengetahuannya perlu dikembangkan. Setiapindividupun dapat menilai dirinya sendiri padalevel apa sebenarnya kemampuan danpengetahuannya. Jelas disini dapat menghindariunsur subyektivitas. Career development dapatmenjadi satu

nilai positif ketika pada setiap leveldi dalamnya jelas alat ukurnya. Pengendalianposisi dapat menjadi partner dalam career development. Karena dalam pengendalian posisiada aturan untuk kapan dipromosikan, berapalama di

posisi tersebut, kapan berhenti, individutersebut direncanakan untuk posisi apa dsb.Pengendalian posisi ini untuk mengantisipasi jika semua guru mempunyai motivasi berprestasisekaligus mensortir guru yang tak mempunyaimotivasi berprestasi. Kondisi demikian akanmemicu setiap individu untuk berprestasi sesuaidengan harapan individu dan lembaga. Manajemen dalam mengelola pendidikan tidak dapat dilepaskan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukti dari pertalian erat tersebut adalah perubahan yang terjadi pada hampir semua aspek kehidupan manusia dengan berbagai permasalahan yang ditimbulkannya dapat dipecahkan melalui upaya penguasaan serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi demikian membawa dampak kepada perlunya seseorang mengikuti perkembangan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dan berubah. Perkembangan dan perubahan yang terus bergulir ini pun membawa manusia ke era persaingan global yang ketat. Oleh karena itu kalau tidak ingin kalah bersaing dalam era globalisasi peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien. Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing international dan mempunyai kompetensi untuk bertahan pada

perkembangan zaman menjadi suatu perhatian penting dalam manajemen pendidikan. Globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Menurut Reigeluth dan Garfinkle (1994) dalam Syafaruddin, kebutuhan terhadap paradigma baru pendidikan di dasarkan atas perubahan besar-besaran dalam kondisi dan kebutuhan-kebutuhan pendidikan dalam masyarakat informasi. Untuk melakukan perubahan tersebut maka peranan manajemen pendidikan sangat signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu yang menghasilkan SDM terandalkan dan tangguh yang dibutuhkan masyarakat. Kualitas pendidikan yang diserap pada sekolah yang bermutu sudah seharusnya dipersiapkan seirama dengan perkembangan zaman. Saat ini zaman berada pada era globalisasi dan informasi, maka era inilah yang membawa perubahan-perubahan mendasar dan mewarnai kehidupan pendidikan

C. PENUTUP

1. Kesimpulan a. Manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien. b. Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang melaui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaanm, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian,

penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sitematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas. c. Tujuan manajemen adalah mancapai kinerja oraganisasi secara produktif, efektif efisien dan berkualitas. d. Pendekatan manajemen dapat di lakukan melalui studi empiris, perilaku individu, perilaku kelompok, sistem sosial, teori keputusan, peranan manajerial, matematikal atau management science, manajemen

operasional, dan kontingen atau situasional. e. Prinsip-prinsip manjemen merupakan nilai yang tidak dapat di abaikan dalam praktik manajemen. Bahwa praktik manajemen harus didasari prinsip berorientasi pada tujuan dengan mimikirkan kemampuan sumberdaya yang dimilki, senantiasa memperhatikan aspek psikologis manusia dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. f. Proses manajemen merupan langkah sistematis yang dilakukan dalam menata, mengelola, mengatur dan mengembangkan organisasi melalui aktifitas merencanakan (leading), (planning), mengorganisasikan (coordinating). (organizing), Memantau,

memimpin

megkoordinasikan

mengendalikan dan mengevaluasi (controlling and evaluating), dan melaporkan kinerja (reporting).

D. DAFTAR RUJUKAN

Depdikbud. 1999. Panduan Managemen Sekolah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Menengah Umum Gibson, James L., Ivancevich, John M.,dan Donnelly, James H. 1995. Organisation (8 Ed). Ricard D, Irwan Inc. Alih bahasa oleh: Nunuk Adiarni. 1996. Organisasi (Edisi 8 Jilid I dan II). Jakarta: Binapura Aksara. Hitt, A., Michael & R Duane Ireland, Robert E. Hoskisson. 1997. Manajemen Strategis ; Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi. (alih bahasa Armand Hediyanto), Jakarta: Erlangga. Robbins, Stephen P. 1990. Organization Theory: Structure, Design, and Application. Prentice Hall Inc. Alih bahasa: Yusuf Udaya. 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta: Arcan. Sudrajat, Akhmad. Landasan Kurikulum. 25 Agustus 2007. Tersedia diwww.akhmadsudrajat.wordpress.com, pada 13 oktober 2008. Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional. Bandung: Angkasa. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai