Anda di halaman 1dari 14

BIOLOGI SELULER

CELL JUNCTIONS

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi seluler yang berjudul cell junctions. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, April 2011

Penyusun

Daftar isi
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN a.Latar Belakang b.Tujuan c.Rumusan Masalah BAB II : PEMBAHASAN a.Klasifikasi cell junctions b.Evolusi cell adhesion junctions c.Hubungan antara sel dan matriks extraseluler BAB III : PENUTUP a.Kesimpulan b.Saran Daftar pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang


Cell junctions merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya dan dengan matriks ekstraseluler. Cell junctions merupakan suatu struktur dalam jaringan organisme multiseluler. Cell junctions dapat diklasifikasikan ke dalam 3 grup fungsional yaitu occluding junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam epitel dengan cara mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring junctions (melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler), dan communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyalsinyal kimiawi atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).Klasifikasi fungsional cell junctions,Occluding junctions:Tight junctions (hanya vertebrata)danSeptate junctions(invertebrata).Anchoring junctions:Cell-cell junctions (adherens junctions)dan Cell-matrix junctions (focal adhesions).Situs-situs pelekatan intermediate filament:Cell-cell junctions (desmosom)danCell-matrix junctions (hemidesmosom).Communicating junctions:Gap junctions,Chemical synapses dan Plasmodesmata (hanya tumbuhan). Fungsi occluding junctions adalah menghubungkan sel epitel yang satu dengan sel epitel yang lain, membagi sel atas 2 domain yaitu domain apikal dan basolateral, mencegah protein membran di domain apikal bergerak ke domain basolateral, dan menyegel ruang antar 2 sel serta mencegah lalu lintas molekul di ruang antar sel.Tight junctions merupakan occluding junctions yang penting dalam mempertahankan perbedaan konsentrasi molekulmolekul hidrofilik kecil diseberang lembaran-lembaran sel epitel. Protein transmembran utama pada tight junctions adalah claudin yang penting untuk pembentukan tight junctions dan fungsinya berbeda dalam tight junctions yang berbeda. Protein transmembran utama yang kedua pada tight junctions adalah occludin, fungsinya tidak jelas. Claudin dan occludin berikatan dengan protein membran periferal intraseluler yang disebut protein ZO. Claudin, occludin, dan protein ZO ditemukan dapat berikatan dengan tight junctions.Septate junctions merupakan occluding junctions yang utama pada invertebrata. Morfologinya berbeda dengan tight junctions. Protein yang disebut Discs-large, yang dibutuhkan untuk pembentukan septate junctions pada Drosophila, secara struktur berhubungan dengan protein ZO yang ditemukan dalam tight junctions vertebrata.

Anchoring junctions menghubungkan sitoskeleton suatu sel ke sitoskeleton sel tetangganya atau ke matriks ekstraseluler. Anchoring junctions tersebar luas dalam jaringanjaringan hewan dan paling melimpah dalam sel-sel jantung, otot, dan epidermis. Fungsi anchoring junctions adalah menghubungkan sel dengan sel, menghubungkan sitoskeleton 2 sel yang berdampingan, menyatukan sel dalam satu kesatuan kokoh, dan menghubungkan sel dengan matriks ekstraseluler.Protein penyusun anchoring junctions adalah intracellular anchor proteins dan transmembrane adhesion proteins.Anchoring junctions terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda secara fungsional yaitu adherens junctions dan desmosom (memegang sel bersama-sama dan dibentuk oleh transmembrane adhesion proteins yang termasuk dalam famili cadherin), focal adhesions dan hemidesmosom (mengikat sel-sel pada matriks ekstraseluler dan dibentuk oleh transmembrane adhesion proteins pada famili integrin). Gap junctions merupakan celah sempit di antara membran 2 sel atau dinding sel (sekitar 2-4 nm) yang dihubungkan oleh channel protein. Gap junctions disusun oleh connexon (12 satuan protein), connexon tersusun atas 6 subunit connexin transmembran.Komunikasi gap junctions juga dapat diregulasi oleh sinyal-sinyal ekstraseluler. Contohnya adalah neurotransmitter dopamine yang mengurangi komunikasi gap junctions di antara kelas neuron dalam retina sebagai jawaban atas peningkatan dalam intensitas cahaya.6Fungsi gap junctions adalah membolehkan jalan lintasan ion-ion dan molekul-molekul kecil yang dapat larut dalam air. Matriks ekstraseluler merupakan komponen paling besar pada kulit normal dan memberikan sifat yang unik pada kulit dari elastisitas, daya rentang dan pemadatannya. Matriks ekstraseluler merupakan komponen paling besar pada lapisan kulit dermis. Matriks ekstraseluler dapat memengaruhi bentuk sel, kelangsungan hidup sel, perkembangbiakan sel, polaritas dan kelakuan sel. Sebagian besar sel perlu melekat ke matriks ekstraseluler untuk tumbuh dan berkembangbiak.2 kelas utama makromolekul yang menyusun matriks ekstraseluler: Rantai-rantai polisakarida pada kelas yang disebut glikosaminoglikans (GAGs), yang biasanya ditemukan terhubung secara kovalen dengan protein dalam bentuk proteoglikan dan Fibrous proteins, yang meliputi kolagen, elastin, fibronektin, dan laminin, yang memiliki fungsi struktural dan adhesif.

TUJUAN 1. 2. 3. 4. Untuk mengetahui penggolongan cell junctions dalam komunikasi antar sel Untuk mengetahui fungsi dari masing masing golongan cell junctions Untuk mengetahui evolusi cell adhesions junction Untuk mengetahui hubungan antara sel dan matriks extraseluler

RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. Apa yang dimaksud dan fungsi cell junctions? Apa saja golongan dari cell junctions?Apa fungsinya? Bagaimana evolusi cell adhesions junction? Bagaimana hubungan antara sel dan matriks extraseluler?

BAB II PEMBAHASAN

I.

KLASIFIKASI CELL JUNCTIONS Pada komunikasi antar sel di bantu oleh cell junctions. Cell junctions adalah tempat hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya dan matriks extraseluler. Cell junctions dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : occluding junctions, anchoring junctions dan communicating junctions. Occluding junctions bertugas menempelkan sel bersama sama dalam epitel dengan cara mencegah molekul molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya. Berdasarkan fungsinya diklasifikasikan menjadi dua ,yaitu tight junctions ( hanya dimiliki oleh vertebrata, fungsinya menyegel ruang antar 2 sel serta mencegah lalu lintas molekul diruang antar sel. Dan septate junctions ( hanya dimiliki invertebrate ) terdapat protein discslarge yang terhubung dengan protein ZO dalam tight junctions.

Anchoring junctions bertugas melekatkan sel sel dan sitoskeleton ke sel tetangga atau ke matriks extraseluler.Berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu : adherens junctions dan desmosom, yang sama sama memegang sel dan pembentukannya oleh membrane trans adhesion protein dan family chaderin. Dan focal junctions dan hemidesmosom, yang mengikat sel sel pada sel extraseluler dan pembentukannya oleh membrane trans adhesions protein pada family integrin.

Communicating junctions bertugas sebagai perantara jalan lintasan sinyal sinyal kimia atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya. Perantara communicating junctions dikelompokkan menjadi 3, yaitu Gap junctions ( celah sempit diantara dua membrane atau dinding sel ini membolehkan jalan lintasan ion ion dan molekul molekul kecil yang dapat larut dalam air ), chemical synapses ( sambungan khusus letak sinyal neuron yang berhubungan satu sama lain dengan sel sel non syaraf seperti pada otot atau kelenjar ), Dan plasmodesmata ( hanya terdapat pada tumbuhan ) fungsinya menghubungkan sel yang satu dengan yang lain melalui reticulum endoplasma, memudahkan pergerakan ion dan molekul molekul kecil seperti gula, asam amino dan RNA antar sel.

Diagram berikut menunjukkan bahwa sel dapat melalui berbagai mekanisme.

II.

EVOLUSI CELL ADHESION JUNCTIONS


Evolusi organisme tingkat tinggi diperlukan bahwa sel tunggal pertama kali dibentuk asosiasi multisel. Setelah ini tercapai sel-sel individual atau kelompok sel-sel kemudian dapat mengkhususkan diri untuk fungsi-fungsi tertentu. Dalam bentuk yang paling sederhana, adhesi sel melibatkan dua molekul identik: adhesi sel homotypic. Mengikat antara dua molekul adhesi sel yang berbeda disebut adhesi sel heterotypic. Kedua asosiasi sederhana-serta beberapa orang lain yang dibahas dalam ceramah berikutnya yang dipimpin ke langkah berikutnya dalam mekanisme adhesi sel: Clustering molekul adhesi sel untuk membentuk struktur adhesi lebih kompleks. Hari ini, ini dilihat sebagai persimpangan adhesi sangat terorganisir yang terdiri dari molekul adhesi sel serta protein aksesori dan adaptor yang memungkinkan interaksi lainnya termasuk link ke sitoskeleton intraseluler dan ekstraseluler matriks. Di sini, kita meneliti persimpangan utama. Kemudian, kita akan melihat secara rinci pada beberapa molekul adhesi sel.

III.

HUBUNGAN ANTARA SEL DAN MATRIKS EXTRASELULER Matriks ekstraseluler merupakan komponen paling besar pada kulit normal dan memberikan sifat yang unik pada kulit dari elastisitas, daya rentang dan pemadatannya. Matriks ekstraseluler merupakan komponen paling besar pada lapisan kulit dermis. Matriks ekstraseluler dapat memengaruhi bentuk sel, kelangsungan hidup sel, perkembangbiakan sel, polaritas dan kelakuan sel. Sebagian besar sel perlu melekat ke matriks ekstraseluler untuk tumbuh dan berkembangbiak. 2 kelas utama makromolekul yang menyusun matriks ekstraseluler: Rantai-rantai polisakarida pada kelas yang disebut glikosaminoglikans (GAGs), yang biasanya ditemukan terhubung secara kovalen dengan protein dalam bentuk proteoglikan dan Fibrous proteins, yang meliputi kolagen, elastin, fibronektin, dan laminin, yang memiliki fungsi struktural dan adhesif. Glikosaminoglikans (GAGs) GAGs merupakan rantai-rantai polisakarida tidak bercabang yang tersusun atas unitunit disakarida berulang dan merupakan grup heterogenus pada rantai-rantai polisakarida yang bermuatan negatif yang terhubung secara kovalen dengan protein untuk membentuk molekul proteoglikan. Disebut GAGs karena satu dari 2 gula pada disakarida yang berulang selalu merupakan gula amino (N-acetylglucosamine/N-acetylgalactosamine). Gula kedua biasanya asam uronat (glukuronat atau iduronat). GAGs sangat bermuatan negatif karena ada grup sulfat atau karboksil pada sebagian besar gulanya.

4 grup utama GAGs dibedakan berdasarkan gulanya, tipe hubungan di antara gula, dan jumlah serta lokasi grup sulfat: (1) hyaluronan, (2) chondroitin sulfat dan dermatan sulfat, (3) heparan sulfat, dan (4) keratan sulfat. Contoh GAGs: hyaluronan dan proteoglikan. Hyaluronan merupakan GAGs yang paling sederhana. Hyaluronan tidak mengandung gula yang bersulfat, semua unit disakaridanya sama, panjang rantainya sangat besar (ribuan monomer gula), dan umumnya tidak terhubung secara kovalen dengan beberapa protein inti. Proteoglikan tersusun atas rantai-rantai GAG yang terhubung secara kovalen dengan protein inti. Proteoglikan dianggap memiliki sebuah peranan utama dalam pemberian isyarat kimiawi di antara sel.

Kolagen Kolagen merupakan protein utama pada matriks ekstraseluler dan merupakan sebuah famili fibrous protein yang ditemukan dalam semua hewan multiseluler. Tipe utama kolagen yang ditemukan pada jaringan penghubung adalah tipe I, II, III, V, dan XI. Rantai polipeptida kolagen disintesis pada ribosom yang terikat membran dan dimasukkan ke dalam lumen retikulum endoplasma sebagai prekursor besar, yang disebut rantai pro-. Setiap rantai pro- lalu bergabung dengan dua yang lainnya untuk membentuk molekul heliks yang terikat hidrogen dan triple-stranded yang dikenal sebagai prokolagen. Setelah sekresi, molekul prokolagen fibrillar dipotong menjadi molekul kolagen, yang berkumpul menjadi fibril.Dalam pemanfaatannya, kolagen digunakan untuk bahan kosmetik agar kulit menjadi kencang karena sifatnya yang lentur.

Fibronektin Fibronektin merupakan protein ekstraseluler yang membantu sel melekat dengan matriks dan merupakan glikoprotein besar yang ditemukan dalam semua vertebrata. Fibronektin adalah dimer yang tersusun atas 2 subunit yang sangat besar yang terhubung dengan ikatan disulfida pada satu ujungnya. Tipe utamanya disebut ulangan fibronektin tipe III, berikatan dengan integrin. Tipe ini memiliki panjang sekitar 90 asam amino.

Fibronektin muncul dalam bentuk yang dapat larut dan fibrillar. Ada banyak isoform fibronektin yaitu fibronektin plasma dan fibril fibronektin. Pentingnya fibronektin pada perkembangan hewan ditunjukkan dengan eksperimen inaktivasi gen. Fibronektin tidak hanya penting untuk pelekatan sel ke matriks tapi juga untuk menuntun migrasi sel dalam embrio vertebrata. Fibronektin memiliki banyak fungsi, yang membolehkannya berinteraksi dengan banyak zat ekstraseluler, seperti kolagen, fibrin dan heparin, dan dengan reseptor membran yang spesifik pada sel-sel yang responsif.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN


Cell junctions merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya dan dengan matriks ekstraseluler. Cell junctions merupakan suatu struktur dalam jaringan organisme multiseluler. Cell junctions dapat diklasifikasikan ke dalam 3 grup fungsional yaitu occluding junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam epitel dengan cara mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring junctions (melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler), dan communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyalsinyal kimiawi atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).Klasifikasi fungsional cell junctions,Occluding junctions:Tight junctions (hanya vertebrata)danSeptate junctions(invertebrata).Anchoring junctions:Cell-cell junctions (adherens junctions)dan Cell-matrix junctions (focal adhesions).Situs-situs pelekatan intermediate filament:Cell-cell junctions (desmosom)danCell-matrix junctions (hemidesmosom).Communicating junctions:Gap junctions,Chemical synapses dan Plasmodesmata (hanya tumbuhan)

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular Biology of the Cell. Ed ke-4. Bickenbach J. 2006. Principles in molecular and cell biology. Biology kenyon. 2008. Plasmodesmata. Biology ultranet. 1999. Junctions between cells. Miami.edu. 2008. How do cells communicate. Schultz GS, Ladwig G, Wysocki A. 2005. Extracellular matrix: review of its roles in acute and chronic wounds.

Anda mungkin juga menyukai