Anda di halaman 1dari 12

Dinamika Gerak Pesawat Terbang

Ujian Tengah Semester FISIKA I

Oleh :

FRISKA SUWIYADHI NATHA


NIM. 0704405060

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JIMBARAN-BALI 2011

Soal :

Tugas : 1. Landasan dasar teori (lengkap gambar) 2. Analisis Landasan teori 1. Kecepatan 2. Uraian gaya a. Dorong b. Berat c. Gesekan udara d. Angkat

I. LANDASAN TEORI

1.1

Kecepatan dan Percepatan Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda

berpindah. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per sekon (m/s atau ms-1). Kecepatan biasa digunakan untuk merujuk pada kecepatan sesaat yang didefinisikan secara matematis sebagai: Dimana V = kecepatan (ms-1) S = jarak (m) t = waktu (s)

Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu obyek yang semakin cepat ataupun lambat. Namun percepatan adalah besaran vektor, sehingga percepatan memiliki besaran dan arah. Dengan kata lain, obyek yang membelok (misalnya mobil yang sedang menikung)-pun memiliki percepatan juga. Satuan SI percepatan adalah m/s2. Dimensi percepatan adalah L T-2. Percepatan (dilambangkan dengan a) mengikuti rumus sebagai berikut:

Dimana

1.2

Gerak Lurus Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.

Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. 1.2.1 Gerak Lurus Beraturan Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.

dengan arti dan satuan dalam SI: s = jarak tempuh (m) v = kecepatan (m/s) t = waktu (s) 1.2.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik.

Dimana ( ) ( ( ) )

( ( )

1.3

Gaya Di dalam ilmu fisika, gaya atau kakas adalah apapun yang dapat

menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). 1.3.1 Hukum I Newton Setiap benda memiliki kecenderungan untuk mempertahankan kedudukannya. Sebuah benda dalam keadaan diam meiliki kecenderungan untuk tetap diam. Sebaliknya, benda dalam keadaan bergerak memiliki kecenderungan untuk tetap bergerak. Sifat seperti ini dinamakan sifat kelembaman atau inersia. Sifat kelembaman benda diungkapkan oleh Isaac Newton sebagai Hukum I Newton. Hukum I Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka benda tersebut akan tetap diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan. 1.3.2 Hukum II Newton Gaya yang bekerja pada sebuah benda menyebabkan benda tersebut bergerak dipercepat atau diperlambat. Hukum II Newton mempelajari hubungan antara gaya yang bekerja pada sebuah benda dengan percepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut. Hubungan gaya dan percepatan dapat ditulis secara matematis persamaannya sebagai berikut. Dimana ( ( ) )
5

( )

Hukum II Newton menyatakan bahwa percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda. 1.3.3 Hukum III Newton Hukum III Newton menyatakan bahwa jika anda mengerjakan gaya pada sebuah benda, benda itu akan mengerjakan gaya pada anda yang besarnya sama, tetapi dengan arah berlawanan. Gaya aksi dan gaya reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda dengan arah berlawanan.

1.3.4

Gaya Berat Semua benda akan mengalami percepatan yang sama tanpa dipengaruhi

massanya. Percepatan ini dinamakan dengan percepatan gravitasi yang dilambangkan dengan g. Dari Hukum II Newton didapatkan gaya gravitasi Fs pada benda bermassa m adalah Fs = mg. Dengan menggunakan a = g dan menuliskan untuk gaya gravitasi diperoleh:

Dimana W = Gaya berat (N) m = Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (ms-2) 1.3.5 Gaya Gesek Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis.

Untuk mencari gaya gesek dapat menggunakan persamaan berikut.

Dimana ( ) ( )

Agar benda dapat bergerak, maka gaya tarik minimum yang diberikan harus lebih besar dari gaya gesek (agar benda mulai bergerak maka F > fs). 1.3.6 Gaya yang bekerja pada pesawat terbang Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang terdiri atas Gaya Dorong (Thrust) yang mendorong pesawat ke depan, Gaya Hambat (Drag) yang arahnya ke belakang pesawat, berlawanan dengan Gaya Dorong, Gaya Angkat (Lift) yang mengangkat pesawat ke atas, dan Gaya Gravitasi yang bekerja pada pesawat sehingga menimbulkan Bobot (Weight) yang arahnya selalu ke bawah.

Thrust, adalah gaya dorong, yang dihasilkan oleh mesin (powerplant)/balingbaling. Gaya ini kebalikan dari gaya tahan (drag). Sebagai aturan umum, thrust beraksi paralel dengan sumbu longitudinal. Tapi sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi, seperti yang akan dijelaskan kemudian. Drag, adalah gaya ke belakang, menarik mundur, dan disebabkan oleh gangguan aliran udara oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain. Drag kebalikan dari thrust, dan beraksi kebelakang paralel dengan arah angin relatif (relative wind). Weight, gaya berat adalah kombinasi berat dari muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Weight menarik pesawat ke bawah karena gaya gravitasi. Weight melawan lift (gaya angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah melalui center of gravity dari pesawat. Lift, (gaya angkat) melawan gaya dari weight, dan dihasilkan oleh efek dinamis dari udara yang beraksi di sayap, dan beraksi tegak lurus pada arah penerbangan melalui center of lift dari sayap.

II. ANALISIS

2.1

Skenario I Skenario I merupakan skenario posisi awal pesawat terbang pada saat pesawat

terbang diam. Posisi awal pesawat terbang memiliki kecepatan awal V0 = 0 pada waktu ke t0. Gaya yang bekerja pada posisi awal hanyalah gaya berat (W).

Dimana persamaan gaya berat

Diasumsikan massa pesawat adalah 100 Ton atau 100.000 kg.

Ketika pesawat mulai bergerak dari posisi diam gaya yang bekerja adalah gaya dorong baling-baling pesawat, gaya grafitasi, gaya normal dan gaya gesek. Agar pesawat dapat bergerak, maka Gaya minimum harus lebih besar dari gaya geseknya.

Dimana gaya dorong baling-baling pesawat

Diasumsikan gaya dorong baling-baling pesawat sebesar 200.000 Newton.


9

Maka percepatan pesawat didapatkan sebesar: Ketika pesawat mulai bergerak selama (t), diasumsikan t = 10 detik, maka kecepatan pesawat setelah 10 detik dapat di hitung dengan persamaan

2.2

Skenario II Skenario II merupakan skenario dimana posisi pesawat pada saat akan lepas

landas dan pada saat pesawat pada posisi mendaki untuk mencapai tinggi maksimum. Panjang lintasan di bandara udara adalah 2500m, sedangkan pesawat memerlukan kecepatan minimum untuk dapat mengudara. Diasumsikan kecepatan minimum pesawat adalah 360km/jam = 100m/s agar dapat lepas landas.

Percepatan minimum yang harus dihasilkan oleh pesawat dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

Waktu yang ditempuh pesawat agar dapat lepas landas dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

Gaya yang terjadi saat pesawat akan lepas landas dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

10

Ketika pesawat pada posisi mendaki untuk mencapai tinggi maksimum, gaya yang terjadi seperti gambar berikut:

Pesawat yang memiliki gaya berat w = mg terletak pada bidang miring membentuk sudut kemiringan terhadap garis horizontal. Gaya yang bekerja pada benda adalah gaya normal N. arah gaya normal tegak lurus terhadap bidang sentuh. Sumbu x sejajar bidang miring dan sumbu y tegak lurus bidang miring. Komponen gaya berat yang terjadi pada sumbu x dan sumbu y sebagai berikut.

Gaya yang bekerja pada sumbu x adalah

Gaya yang bekerja pada sumbu y adalah

11

Hubungan antara sudut kemiringan dapat ditulis dengan persamaan

Dimana ( )

2.3

Skenario III

Skenario III merupakan scenario dimana posisi pesawat mengudara di udara. Gaya yang terjadi pada pesawat dapat dilihat pada gambar berikut:

Hubungan yang benar antara gaya-gaya dalam penerbangan dapat dilihat pada gambar diatas. Pada dasarnya pada penerbangan yang lurus dan mendatar (straight and level),-tidak berakselerasi-, adalah gaya angkat dan gaya berat yang saling

berlawanan adalah sama, tapi kedua gaya itu juga lebih besar dari gaya dorong dan gaya udara dimana gaya dorong dan gaya udara nilainya sama besar. Atau dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Jumlah gaya ke atas (tidak hanya lift) sama dengan jumlah gaya ke bawah (tidak hanya weight) 2. Jumlah gaya dorong (tidak hanya thrust) sama dengan jumlah gaya ke belakang (tidak hanya drag)
12

Anda mungkin juga menyukai