Daging Sapi
Daging Sapi
Informasi Utama :
Harga daging sapi di pasar dalam negeri pada bulan Agustus 2011 mengalami peningkatan sebesar 3,2% dibandingkan dengan bulan Juli 2011, dan juga mengalami kenaikan sebesar 6,1% jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2010; Harga daging sapi secara nasional dalam satu tahun terakhir relatif stabil, dengan koefisien keragaman harga pada bulan September 2010 sampai dengan bulan Agustus 2011 sebesar 1,6%, tetapi pada tingkat harga yang relatif tinggi yaitu rata-rata mencapai Rp. 65.918/kg; Disparitas harga daging sapi antar wilayah pada Agustus 2011 relatif moderat dengan koefisien keragaman antar wilayah sebesar 8,8%, lebih rendah dari disparitas pada Juli 2011 yaitu 9,0%; Kemendag meminta para importir ternak dan produk turunannya untuk mendaftar IT (Importir Terdaftar) yang akan dibuka mulai tanggal 1 Oktober 2011.
Tabel 1. Perkembangan Harga Rata-Rata Bulanan Daging Sapi di Beberapa Kota (Rp/kg)
Gambar 1. Perkembangan Harga Bulanan Daging sapi Paritas Impor dan Daging Sapi Dalam Negeri
Sumber : Dinas Perindag daerah, 2011 (diolah) Catatan : Rata-rata nasional adalah rata-rata tertimbang dengan menggunakan jumlah populasi.sebagai faktor pembobot.
Kebijakan Terkait : Pada tanggal 7 September 2011 telah ditandatangani Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 24.M-DAG/ PER/9/2011 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan. Permendag tersebut merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, di mana dalam UU tersebut diamanatkan bahwa pengaturan atas kegiatan pemasukan dan pengeluaran hewan dan produk hewan dilakukan oleh Kementerian yang membidangi urusan perdagangan. Salah satu isi dari permendag tersebut yaitu bahwa impor hewan/produk hewan hanya dapat dilakukan oleh IT (Importir Terdaftar) dengan menyertakan rekomendasi dari Kementerian Pertanian dan/atau Badan POM.
Disusun oleh Yati Nuryati dan Muhammad Fadhel Jamali, Tim Komoditi Spesialis Daging Sapi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Disusun oleh Yati Nuryati dan Muhammad Fadhel Jamali, Tim Komoditi Spesialis Daging Sapi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Sumber
Terkait dengan adanya Permendag Nomor 24 tahun 2011 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan, Kemendag meminta para importir ternak dan produk turunannya untuk mendaftar IT (Importir Terdaftar) yang akan dibuka mulai tanggal 1 Oktober 2011. Untuk mendapatkan IT tersebut, importir harus memenuhi sejumlah persyaratan antara lain memiliki instalasi pemeliharaan ternak, fasilitas penggemukan ternak, dan rumah potong hewan yang memenuhi standar. Persyaratan lainnya yaitu importir harus memiliki ruang pendingin (cold storage) untuk penyimpanan serta alat pengangkutan berpendingin. Fasilitas cold storage ini sangat penting karena akan menentukan jumlah alokasi kuota impor yang didapat. (http://industri.kontan.co.id/v2/read/1315573629/77087/Aturan-baru-importir-hewanternak-dan-produk-turunannya-harus-daftar-ulang, 9 September 2011)
Disusun oleh Yati Nuryati dan Muhammad Fadhel Jamali, Tim Komoditi Spesialis Daging Sapi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Sumber
Dari Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa harga daging sapi dunia pada bulan Agustus 2011 mengalami peningkatan. Setelah sempat menyentuh harga terrendah di bulan Juni tahun 2011, harga daging sapi dunia kembali meningkat sejak bulan Juli 2011 yang berlanjut pada Agustus 2011. Peningkatan pada bulan Agustus 2011 sebesar 1,04% dibanding dengan bulan Juli 2011, yaitu dari US$ 3.952 per ton menjadi US$ 3.993 per ton. Kenaikan harga tersebut disebabkan karena kenaikan harga input, terutama pakan. Harga pakan yang semakin mahal membuat biaya penyimpanan sapi meningkat, dan peternak lebih memilih untuk menjual sapi-sapi ternak mereka lebih awal dari pada seharusnya. Dampak jangka panjang dari penjualan tersebut yaitu supply sapi yang semakin menipis, dan harga yang semakin meningkat. (http://www.bloomberg.com, 20 September 2011).
Isu terkait :
Kemarau berkepanjangan yang terjadi di Amerika Serikat menambah beban peternak di sana, karena peternak kesulitan mencari pakan hijau. Akibatnya, penggunaan pakan konsentrat meningkat, sehingga menambah biaya pemeliharaan ternak karena harga pakan konsentrat juga semakin mahal. (http://www.agrimoney.com, 15 Agustus 2011)
Disusun oleh Yati Nuryati dan Muhammad Fadhel Jamali, Tim Komoditi Spesialis Daging Sapi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia