Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

UNIVERSITAS GUNADARMA

NAMA NPM KELAS

: BRYANT VAREL PURBA : 19111194 : 1 KA 40


1

URBANISASI PASKA LEBARAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Urbanisasi


Latar belekang urbanisasi paska lebaran ini adalah dorongan dari banyaknya persoalan yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan laju urbanisasi yang belakangan ini tingkat angkanya cukup tinggi. Apabila kita berbicara tentang urbanisasi, ada dua definisi dari urbanisasi. Definisi yang sesungguhnya dari urbanissasi adalah persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Namun saat ini definisi yang telah umum diketahui oleh masyarakat adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Meningkatnya prosses urbanisasi tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan pembangunan di perkotaan, khususnya pembangunan ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui peningkatan jumlah penduduk akan bekorelasi positif dengan meningkatkan urbanisasi di suatu wilayah. Ada kecenderungan bahwa aktivitas perekonomian akan terpusat pada suatu area yang memiliki tingkat konsentrasi penduduk yang cukup tinggi. Hubungan positif antara kosentrasi penduduk dengan aktivitas perekonomian tersebut menyebabkan semakin membesarnya area konsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan apa yang dikenal dengan nama daerah perkotaan. Arus urbanisasi tidak dapat dihindari oleh kota-kota besar. Urbanisasi merupakan masalah persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota yang akan menimbulkan brbagai permasalahan kehidupan sosial dan kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hokum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya. Tantunya ini adalah suatu masalah yang sangat serius dan harus segara dicari jalan keluarnya. Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah dari desa kekota, seseorang tersebut biasanya dipengaruhi oleh bentuk ajakan, informassi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan

ekonomi, dan lain sebagainya. Pengaruh-pengaruh tersebut bias dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memeksa atau pendorong seseorang unutk melakukan urbanisasi.

Arus balik lebaran selalu identik dengan pendatang baru ke kota-kotabesar seperti, Jakarta, Surabaya, Bali, dan Batam. Meningkatnya jumlah pendatang baru tersebut setiap tauhnnya mengalami peningkatan yang signifikan. Hampir sebagian besar pendatang baru tersebut datang dengan alasan ingin mencari pekerjaan atau mengadu nasib di kota besar. Jakarta sebagai pusat perekonomian Indonesia, Bali sbagai daerah wisata, Surabaya dan Batam sebagai daerah industry, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di daerah untuk mencari pekerjaan disana. Malihat peningkatan arus urbanisasi tersebut dari tahun ke tahun, maka tahun ini beberapa pemerintah daerah mulai memperketat persyaratan administrasi kependudukan dengan mengeluarkan Perda atau kebijakan pemerintah dengan tujuan mengurangi dan menerbitkan arus urbanisasi. Cara pertama yang dilakukan oleh pemerintah daearah, seperti penjagaan dipintu-pintu masuk pelabuhan atau stasiun kerata api, untuk melakukan razia terhadap pendatang baru. Pemerintah juga mensosialisasikan mengenai persyaratan pindah dan kerja bagi pendatang baru. Bahkan Pemda DKI Jakarta juga telah mengeluarkan Perda yang memeberikan ancaman pidana kurungan dan denda 5 juta bagi pendatang yang tidak memenuhi persyaratan pindah dan kerja tersebut. Dengan semakin memperketat penjagaan terhadap jumlah pendatang baru tersebut, akankah dapat menyurutkan keinginan mereka yang ingin memperoleh pekerjaan dan penghitungan yang layak serta baik.? Inilah dilema yang dihadapi oleh pemerintah kita. Disuatu sisi bahwa seperti bunyi pasal yang diatur dalam UUD 1945 bahwa Setiap warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghitungan yang layak, sedangkan di sisi lain juga pemerintah sedang berusaha untuk menata jumlah kepadatan penduduk. Inilah PR bagi pemerintah kita untuk membantu peningkatan pertumbuhn ekonomi didaerah sehingga dapat mengurangi jumlah arus urbanisasi.

1.2. Tujuan Urbanisasi


Kehidupan kota yang mewah merupakan salah satu daya tarik seseorang melakukan urbanisasi. Kehidupan perkotaan yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan pedesaan, apapun mudah untuk didapatkan diperkotaan mulai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

Perkotaan juga mempunyai sarana dan prasarana kota lebih lenkap seperti sarana pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi dan sebagainya. Impian untuk menjadi orang sukses juga merupakan salah satu faktor yang menyebapkan seseorang melekukan urbanisasi, karena perkotaanlah yang memberikan peluang cukup besar untuk mewujudkan impiannya itu. Biasanya seseorang yang telah menyelesaikan sekolah atau kuliahnya yang mereka pikirkan adalah mencari pekerjaan yang layak dikota untuk mandapatkan materi juga sebagi sarana menerapkan ilmu yang telah didapat dibangku sekolah maupun kaliah.

1.3. Sasaran Urbanisasi


Pada bahasan ini yang mejadi tujuan urbanisasi adalah kota-kota besar, hal ini bias kita pahami karena kota merupakan pusat pemerintahan, pusat indutri, pusat perdagangan baik barang maupun jasa. Sasaran seseorang urbanisasi adalah untuk mengisi kekurangan tenaga kerja terutama disektor industri. Karena industry merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Banyak peluang yang memungkinkan seseorang untuk melakukan melakukan kegiatan perdagangan, membuka lapangan usaha di kota. Karena dikota iklim perekonomiannya sangat cukup stabil. Hal ini seharusnya menjadi perhatian urbanisme sebagi salah satu alternaive untuk mewujudkan impiannya tentunya didukung dengan usaha keras dan modal usaha.

BAB 2 PERMASALAHAN

2.1. Kekuatan
Urbanisasi mambawa dampak positif apabila penduduk yang melakukan urbanisasi memepunyai skill yang sesuai dengan kiteria untuk mengisi kekosongan tenega kerja dari industri dan lembaga lainnya. Hal ini akan menciptakan sebuah hubungan timbale balik yang saling menguntungkan antara pengusaha atau lembaga dengantenaga kerjanya. Penyebaran penduduk melalui urbanisasi yang terkonrol dan merata disertai dengan pola pengembangan kota yang mendukung petumbuhan ekonomi yang seimbang, serasi dan berkelanjutan, yang secara operasional dituangkan dalam kebijaksanaan tata ruang kota atau prkotaan, sehingga akan tecipta iklim perekonomian yang stabil dan kuat. Walaupun mereka datang tanpa mamiliki kemampuan atau keterempilan yang lebih, serta tidak ada jaminan bahwa merekaa akan mendapatkan pekerjaan, tetap tidak menyurutkan keinginan mereka untuk datang ke kota. Mungkin hal ini disebabkan karena banyaknya alasan yang mengatakan bahwa penghasilan bekerja di daerah tidak sebesar penghasilan mereka yang bekerja di kota.

2.2. Kelemahan
Banyaknya penduduk yang melakukan urbanisasi yang tidak memiliki skill, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri atau lembaga yang ada. Hal inilah yang tentunya akan menimbulkan peningkatan angka penganguran dikota dan hal ini tentunya akan memicu naiknya tingkat angka kemiskinan diperkotaan. Tidak adanya peraturan yang jelas yang mengatur masalah urbanisasi sehingga laju urbanisasi tidak terkandali dan penyebarannya pun tidak merata. Selain itu kurangnya control dan pengawasan dari pemerintah kota.

2.3. Peluang
Kota selain sebagai pusat pemerintahan juga merupakan pusat kegiatan perekonomian, banyak peluang-peluang yang ada disana mulai dari lapangan kerja yang luas, peluang untuk melakukan kegiatan usaha danlain sebagainya.
5

2.4. Tantangan
Sejalan dengan kehidupan dikota yang modern akan menciptakan kenidupan yang individualis. Hal ini tantunya menjadi tantangan tersendiri bagi penduduk yang melakukan urbanisasi. Selain itu juga cenderung menciptakan perekonomian yang neoliberalisme sehingga pelaku usaha kecil, menengah lama kelamaan akan tersingkirkan dengan sendirinya.

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Urbanisasi merupakan proses yang wajar dan tidak perlu dicegah pertumbuhannya. Kareana, proses urbanisasi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi perkotaan. Namun demikian, proses urbanisasi tersebut perlu diarahkan agar tidak terjadi tingkat primacy yang berlebihan. Sehingga akan tercipta iklim perekomian kota yang kondusif dan kuat, dengan catatan disertai dengan pola pengembangan kota yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang seimbang, serasi dan berkelanjutan, yang secara operasional dituangkan dalam kebijaksanaan tat ruang atau pekotaan.

3.2. Rekomandasi
Potensi perekonomian pedesaan sebenarnya tidak kalah dengan potensi perekonomian perkotaan dan selama ini masih belum adanya pemaksimalan potensi pedesaan. Dan diharapkan dengan memaksimalkan perekonomian di pedesaan yang akan memacu pertumbuhan daerah pedesaan. Meningkatkan mutu pendidikan dan memperbanyak bilal latihan kerja sebagai sarana untuk maningkatkan skill penduduk sehingga apabila penduduk melakukan urbanisasi akan terserap oleh lapangan pekerjaan yang ada. Pemberian kredit lunak usaha kecil dan menengah yang pelaksanaanya selama ini dinilai masih kurang maksimal. Adanya peraturan yang jelas serta adanya pengawasan dalam penerapan berkaitan dengan laju urbanisasi, dengan harapan tingkat penyebaran dapat dikendalikan.

Sumber : www.detik.com www.okezone.com www.lintasberita.com

Anda mungkin juga menyukai