Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN SAAT YOUTH CAMP

OLEH : BERGAS KRISTIADI


Bersyukur sekali Tuhan, saya memperoleh kesempatan ini. Saya sangat tidak menyangka, saya yang penuh kelemahan, kekurangan, dan cacat cela ini dipanggil Tuhan untuk diubahkan, diperlengkapi dan diperbarui melalui SAAT YOUTH CAMP. Tuhan Yesus sunggguh baik, mengacu pada perumpamaan domba yang hilang, saya adalah domba yang hilang. Tuhan Yesus rela mencari saya dan mengembalikan saya ke tempat saya semestinya berada. Karena Tuhan Yesus telah memberkati saya dengan luar biasa melalui camp ini, saya mencoba membagikan sedikit berkat yang saya terima. Jadi saya tidak akan menceritakan semua kegiatan saya, namun hanya apa yang berkesan bagi saya. Pada awalnya saya agak ogah-ogahan untuk mengikuti camp ini. Saya merasa berat karena camp ini cukup lama, 4 hari, dan beberapa hari setelah itu, saya harus segera kembali ke Surabaya untuk memulai aktivitas kuliah saya. Saya merasa waktu saya di rumah semakin singkat. Jadi saya ingin ikut camp ini sehari atau 2 hari saja, dan orang tua saya menyetujuinya. Hari senin, saat saya sampai di SAAT, saya terkejut. Ternyata SAAT ini tempatnya berbeda dengan yang saya tahu sebelumnya. Selain itu saya tidak menyangka SAAT dulu yang kelihatannya penuh kesederhanaan, seperti sebelum pindah (dari sukun), sekarang jauh dari kesan sederhana. Tempatnya sungguh mewah bagi saya yang datang dari kota kecil ini. Hehehe. Kalau menurut saya kampusnya, infrastrukturnya sudah bisa dibilang tingkat internasional. Penyambutan luar biasa juga saya terima dari kakak-kakak panitia, yang paling berkesan adalah seorang kakak yang bersedia jadi potter atau bellboy seperti di hotelhotel berbintang. Sembari mengantar dan menunjukkan kamar saya, kakak ini membawakan tas saya dan teman saya (Ivan). Padahal saya mampu membawanya sendiri. Setelah sampai di kamar saya mengucapkan terima kasih dengan bersalaman namun tanpa memberi uang tip. Di kamar saya berkenalan dengan beberapa teman baru setelah itu saya beristirahat dan mandi untuk persiapan acara pembukaan. Itu salah satu hal yang berkesan bagi saya. Lanjut ke seminar 1 yang bertema The Humanity and Deity of Christ yang dibawakan oleh Pdt. Timotius Fu, M. Th. Pada sesi 1 beliau

menjelaskan tentang dwinatur Kristus. Jadi Kristus adalah manusia sempurna 100% sekaligus Allah yang sempurna 100% namun tanpa pencampuran, tanpa perpecahan, tanpa perpisahan dan selalu bersamasama. Materi ini jika diterima oleh logika kita, seperti memasukkan unta ke lubang jarum karena logika kita terbatas, tidak seperti Allah yang tidak terbatas. Namun jika kita menerima dengan iman, saya yakin kita bisa menerima karena Tuhan Yesus sendiri yang memberi hikmat pada kita. Pada sesi 2, dibahas tentang Saksi Yehovah. Saksi Yehovah adalah sekelompok orang yang dengan terang-terangan mengaku kristen tapi menyangkal Yesus adalah Tuhan dengan mengutip ayat-ayat Alkitab sepotong demi sepotong. Contohnya pada Wahyu 3:14. Tertulis ...permulaan dari ciptaan Allah. Mereka menganggap Yesus adalah ciptaan Allah, namun itu salah besar. Faktanya istilah permulaan diterjemahkan dari kata arche yang berarti permulaan/mulanya, pemerintah/kepala, asal-usul, sumber. Jadi sesuai dengan pengajaran Alkitab secara keseluruhan, teks ini harus diterjemahkan menjadi Yesus adalah sumber dari segala ciptaan. Setelah seminar 1, ada aktivitas yang bertajuk Tracing the Footsteps of Our Lord. Aktivitas ini adalah semacam outdoor activity yang dilakukan secara berkelompok dan ditujukan untuk mengenalkan pada peserta jejak-jejak Tuhan Yesus selama di dunia ini. Aktivitas ini memperdalam pengertian kitab Injil dan menunjukkan betapa dalamnya kasih Tuhan pada peserta. Contohnya yang paling berkesan adalah penghitungan hutang piutang. Dalam pos ini, kami diberi tugas untuk menghitung utang 2 orang yang berbeda. Utang yang pertama berupa utang pribadi yang berjumlah Rp 4.700.000,00. Yang kedua adalah seseorang yang memiliki utang dagang yang berjumlah sekitar enam triliyun rupiah. Ternyata setelah dijelaskan oleh panitia, permainan ini mengacu pada Matius 18:21-35 yaitu perumpamaan tentang pengampunan. Utang kedua jika dikonversikan pada zaman dulu setara dengan 10.000 talenta, sedangkan utang yang kedua setara dengan 100 dinar. Jadi dengan ini kita sadar bahwa pengampunan manusia tidak sebanding dengan pengampunan Allah seperti empat juta dengan enam triliyun. Masakan kita yang telah diampuni terlebih dahulu, tidak mengampuni sesama kita? Malamnya dilanjutkan dengan KKR 2 yang bertema Imitanting Christ yang disajikan oleh Pdt. Rahmiati T. Di sini ada beberapa poin yang saya tangkap, dan yang berkesan bagi saya yaitu saya sebagai anak Tuhan, saya harus menyesuaikan zaman, mengikuti perkembangan zaman, namun jangan menjadi anak zaman. Anak zaman maksudnya adalah kita menjadi serupa dengan zaman ini tidak serupa dengan Allah.

Hari ketiga, tepatnya hari rabu tanggal 31 Agustus 2011, ada aktivitas yang bertajuk The World of Gospel. Aktivitas ini menggambarkan aspek geografi, sosial, budaya, dan sejarah bangsa Israel saat zaman Tuhan Yesus. Ini dapat membantu kita untuk mengenal Tuhan Yesus lebih dalam lagi. Mungkin selama ini kita mengenal Tuhan Yesus hanya dari pendeta, penatua, orang tua, dll. Namun sebenarnya kita dengan tuntunan Roh Kudus bisa menggali sendiri isi dari Alkitab dengan mempelajari aspek-aspek yang telah disebutkan diatas. Pada pos yang pertama dipaparkan tentang geografis Israel. Dari aspek geografis, kita dapat menggali lebih dalam lagi perumpamaan-perumpamaan yang dibawakan oleh Yesus. Misalnya Lukas 10:25-37 tentang Orang Samaria yang murah hati. Dikisahkan bahwa ada seorang yang turun dari Yerusalem ke Yeriko (Yeriko lebih rendah dari Yerusalem) jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang merampoknya habis-habisan, memukulnya dan meninggalkannya setengah mati. Lalu ada imam lewat jalan itu; ia melihat orang itu tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian seorang Lewi yang lewat melakukan hal yang sama. Lalu ada seorang Samaria ketika datang ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu tergeraklah hatinya ileh belas kasihan. Dari perumpamaan ini mungkin sebagian dari kita sudah mengerti maksudnya yaitu seseorang yang dianggap najis malah menolong seorang yang menganggapnya najis (orang Samaria dianggap najis oleh orang Yahudi). Namun kalau kita melihat keadaan jalan yang menghubungkan kedua kota itu, maka akan ditemukan banyak gua dan jalan pada saat itu sangat tandus dan sepi sekali. Lihat gambar.

Banyak gua digunakan sebagai sarang penyamun. Mengapa para penyamun meninggalkan korbannya dalam keadaan setengah mati? Karena setiap orang yang lewat ditempat itu akan merasa iba dan akan menolong korban tersebut. Jadi orang Samaria yang menolong seorang yang turun dari Yerusalem menuju ke Yeriko tersebut bukan hanya mempertaruhkan harta, martabat, dan waktu saja, namun nyawanya juga. Seperti keadaan kita sekarang, kalau memang ada seseorang yang

membutukan kasih Tuhan Yesus, maka kita harus menolongnya, mengabarkan kabar keselamatan walaupun nyawa taruhannya. Pada pos yang kedua diperagakan tentang orang-orang yang sering muncul dalam Injil Tuhan Yesus Kristus yaitu orang Farisi, Sanhedrin, Zelot, Saduki dan wanita Samaria yang berdialog dengan Tuhan Yesus. Peragakan ini diperagakan dalam bentuk fashion show sehingga memudahkan peserta menangkap isi dari peragaan tersebut. Selanjutnya dalam pos yang ketiga memaparkan sejarah Greco Roman Empire, yaitu kerajaan yang menjajah bangsa Israel pada zaman tesebut. Hal yang paling berkesan yaitu tentang penafsiran Mat 22:15-22 tentang membayar pajak pada Kaisar. Orang-orang Farisi memang sengaja menjebak Tuhan Yesus dengan menanyakan bolehkan membayar pajak pada Kaisar. Sebab jika Tuhan Yesus menjawab boleh, maka Ia dituduh tidak menjunjung tinggi budaya bangsa Israel. Sedang jika Ia menjawab tidak, maka ahli-ahli Farisi akan menuduhNya sebagai pemberontak. Namun Tuhan Yesus jelas sudah mengerti maksud mereka dan menjawab hal diluar dugaan mereka. Tuhan Yesus memulai dengan mengambil satu dinar pada mereka dan bertanya, Gambar dan tulisan siapakah ini? Lalu dijawab oleh orang banyak bahwa itu adalah gambar dan tulisan Kaisar. Lalu Tuhan Yesus melanjutkan, Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. Sekedar perbandingan, koin satu dinar yang bergambar dan memuat tulisan Kaisar saja wajib diberikan pada Kaisar, apalagi tubuh kita yang segambar dan serupa dengan Allah, seharusnya kita persembahkan kepada Allah.

Selain materi yang berkesan, banyak hal lain yang disuguhkan sungguh berkesan. Misalnya yang sederhana saja, komplek kampus SAAT lingkungannya sangat bersih, asri, dan enak dipandang. Setelah saya selidiki, tidak ada pesuruh yang dipekerjakan selama saya menjalani camp. Lalu saya berpikir siapa yang bisa mengkondisikan seperti ini? Ternyata mahasiswa sendiri yang mengerjakannya namun mereka dengan santai, enjoy, dan menikmati melakukannya. Pernah suatu sore

saya melihat seorang mahasiswa yang ternyata dari Hongkong, sedang mengepel lantai. Suatu hal yang sangat mengejutkan bagi saya sebab Indonesia saja tiap tahun mengirim ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Hongkong. Selain itu mahasiswa SAAT sangat ramah dan memperlakukan kami dengan kasih. Dengan kasih, tanggung jawab, dan kerja mebuat saya sungguh segan dan hormat pada kakak mahasiswa bukan dengan tekanan dan kekerasan seperti perguruan tinggi pada umumnya. Pada sore hari ketiga saya dan beberapa teman sedang bermain basket. Tibatiba seorang kakak panitia yang juga merupakan mahasiswa SAAT mengingatkan bahwa sebentar lagi ada sesi. Kami taat dan langsung meninggalkan lapangan walaupun tanpa diminta untuk berhenti ( hanya diingatkan). Para peserta yang mengikuti SAAT Youth Camp ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari usia SMP sampai yang sudah bekerja, dan daerah di Indonesia bahkan sampai Timor Leste. Hal ini membuat kami dapat saling sharing dalam berbagai hal misalnya budaya, pengalaman, sampai kami juga bisa memperluas link satu dengan yang lain. Selama camp ini kami juga saling menguatkan satu dengan yang lain untuk semakin mengenal dan melayani Tuhan Yesus Kristus. Jadi dari sharing saya diatas saya menyimpulkan bahwa biaya Rp 500.000,00 tidaklah percuma untuk dibayarkan dibanding dengan pengenalan akan Tuhan Yesus, motivasi, dan pengalaman yang didapat. Untuk itu saya merekomendasikan untuk mengirim lebih banyak lagi utusan dari GKI Kediri pada SAAT Youth Camp tahun depan agar pemuda dan remaja di gereja ini sungguh mengenal lebih dalam lagi Tuhan Yesus, mewaspadai serangan kuasa roh jahat, memperluas hubungan kekerabatan, dan sungguh melayani Tuhan Yesus lebih sungguh. Sedikit bocoran tahun depan akan membahas Lima Kitab Musa mulai Kejadian sampai Ulangan (Pentateuch) pada 20-23 Agustus 2012.

Anda mungkin juga menyukai