Anda di halaman 1dari 23

PENCEMARAN LAUT oleh logam berat

Dyah Anggrahini M 140410080070

Pengertian Pencemaran Laut


Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup , zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia

sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.

Pengertian Logam Berat


Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan/atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup, namun tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup.

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7.

Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini


dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang

berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain

sebagainya.

Jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di


mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui

manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam

tubuh.
Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh

lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi,


mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan.

Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari


dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri. Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam

sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di


laut.

Kehadiran logam berat terutama bersumber


dari pabrik/industri, di mana logam berat banyak maupun digunakan sebagai sebagai bahan bahan baku Sifat penolong.

beracun dan berbahaya dari logam berat

ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan baik


dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Masuknya limbah ini ke perairan laut telah


menimbulkan pencemaran terhadap perairan.

Hg (Merkuri/ Air Raksa)


Salah satu logam berat dalam bentuk cair. NAB (Nilai Ambang Batas) Hg adalah 0.001 ppm untuk biota laut. Jika terjadi akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil, gangguan

pada luas pandang, kerusakan sarung selaput


saraf dan bagian dari otak kecil.

Cd (Kadmium)
kadar Cd yang normal dalam air laut yakni 0.11 ppb, dan dengan Nilai

Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan untuk kepentingan biota laut


adalah 0.001 ppm atau 1 ppb. Cd merupakan salah satu logam berat yang bersifat racun dan

merugikan bagi semua organisme hidup, bahkan juga berbahaya untuk


manusia. Dalam badan perairan, kelarutan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota perairan.

Untuk biota-biota yang tergolong bangsa udang-udangan (crustacea)

akan mengalami kematian dalam selang waktu 24 - 504 jam bila di dalam badan perairan di mana biota tersebut hidup terlarut logam atau persenyawaan Cd pada rentang konsentrasi antara 0.005-0.15 ppm. Untuk biota-biota yang tergolong ke dalam bangsa serangga (insecta) akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-672 jam bila ditemukan di dalam badan perairan di mana biota tersebut hidup terlarut Cd atau persenyawaan Cd dalam rentang konsentrasi antara 0.003-18 ppm. Untuk biota-biota perairan yang tergolong ke dalam keluarga

Oligochaeta akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-96 jam


bila di dalam badan perairan terlarut logam Cd atau persenyawaannya dengan rentang konsentrasi antara 0.0028-4.6 ppm.

Pb (Timah Hitam)
NAB yang ditetapkan untuk biota laut yakni 0.008 ppm. Kadar Pb yang tinggi berbahaya bagi kehidupan biota laut. Pb bersifat toksis terhadap biota laut, kadar Pb sebesar 0.1 0.2 ppm telah dapat menyebabkan keracunan pada jenis ikan tertentu, dan pada kadar 188 ppm dapat membunuh ikan-ikan.

biota-biota perairan seperti crustacea akan mengalami kematian setelah 245 jam, bila
pada badan perairan di mana biota itu berada terlarut Pb pada konsentrasi 2.75-49 ppm.

Sedangkan biota perairan lainnya, yang dikelompokkan dalam golongan insecta akan mengalami kematian dalam rentang waktu yang lebih panjang yaitu antara 168-336 jam, bila pada badan perairan tempat hidupnya terlarut 3.5-64 ppm Pb.

Cu (Tembaga)
Kadar normal Cu dalam air laut berkisar antara 0.002

0.005 ppm dan 2 ppb atau 0.002 ppm.


Nilai Ambang Batas (NAB) Cu yang ditetapkan untuk

kepentingan biota laut adalah 0.008 ppm.


Cu termasuk kedalam kelompok logam esensial, di mana dalam kadar yang rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai Koenzim dalam proses metabolisme tubuh, sifat racunnya baru muncul dalam kadar yang

Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam badan perairan di mana ia hidup. Konsentrasi Cu terlarut dalam air laut sebesar 0,01 ppm dapat mengakibatkan kematian fitoplankton. Kematian tersebut disebabkan daya racun Cu telah menghambat aktivitas enzim dalam pembelahan sel fitoplankton. Jenis-jenis yang termasuk dalam keluarga Crustasea akan mengalami kematian dalam tenggang waktu 96 jam, bila konsentrasi Cu berada dalam kisaran 0.17-100 ppm. Dalam tenggang waktu yang sama, biota yang tergolong ke dalam keluarga moluska akan mengalami kematian

bila kadar Cu yang terlarut dalam badan perairan di mana biota tersebut
hidup berkisar antara 0.16-0.5 ppm, dan kadar Cu sebesar 2.5-3.0 ppm dalam badan perairan telah dapat membunuh ikan-ikan.

Zn (Zink)
Kadar normal Zn dalam air laut adalah 2,0 ppb atau 0,002 ppm. Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan untuk

kepentingan biota laut adalah 0.05 ppm.


Seperti halnya Cu, Zn juga bersifat racun dalam kadar tinggi, namun dalam kadar rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai ko-enzim.

Ni (Nikel)
kadar normal Ni dalam air laut yakni 2.0 ppb atau 0.002 ppm NAB yang ditetapkan untuk kepentingan biota

laut yakni 0.05 ppm.


Seperti halnya logam berat yang lain, Ni juga

bersifat racun terhadap organisme perairan.

Logam berat bersifat akumulatif, sifat racunnya baru


muncul bila logam berat tersebut terakumulasi dalam kadar yang relatif tinggi dalam tubuh biota, keadaan ini tercapai dalam waktu yang cukup lama, sehingga tidak dapat menimbulkan kematian secara mendadak. Selain merkuri, penyebab lain kematian ikan dapat disebabkan oleh senyawa fenol. Fenol merupakan

senyawa alkohol aromatik yang bersifat toksis dan banyak


digunakan sebagai antiseptik.

Proses Pencemaran Air Laut oleh Logam Berat


Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun lautan

akan dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu pengendapan,
adsorbsi, dan absorbsi oleh organisme-organisme perairan. Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian

tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke


dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumicumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).

Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton. Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi. Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar mengandung bahan polutan yang tinggi.

Penanggulangan Pencemaran Logam Berat


Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan reverse osmosis. Penanganan logam berat dengan mikroorganisme atau mikrobia (dalam istilah Biologi dikenal dengan bioakumulasi, bioremediasi, atau bioremoval), menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan tersebut. Beberapa hasil studi melaporkan, penggunaan mikroorganisme untuk

menangani pencemaran logam berat lebih efektif dibandingkan dengan ion exchange
dan reverse osmosis dalam kaitannya dengan sensitivitas kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat organik dan logam berat lainnya. Serta, lebih baik dari proses pengendapan (presipitation) kalau dikaitkan dengan kemampuan menstimulasikan

perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya.

Organisme Selular Cyanobakteria merupakan organisme selular yang termasuk kelompok mikroalga atau ganggang mikro. Di

alam, organisme ini tersebar luas baik di perairan tawar maupun


lautan. Berdasarkan penelitian terbaru, Cyanobakteria

merupakan salah satu organisme yang diketahui mampu

mengakumulasi (menyerap) logam berat tertentu seperti Hg, Cd


dan Pb. Umumnya, penyerapan ion logam berat oleh

Cyanobakteria dan mikroorganisme terdiri atas dua mekanisme

yang melibatkan proses aktif uptake (biosorpsi) dan pasif uptake


(bioakumulasi).

a. Proses aktif uptake


Mekanisme ini secara simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan cyanobakteria, dan/atau akumulasi intraselular ion logam tersebut. Logam berat dapat juga diendapkan pada proses metabolisme dan ekresi sel pada tingkat

kedua. Proses ini tergantung dari energi yang terkandung dan sensitivitasnya terhadap
parameter yang berbeda seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya dan lainnya. Namun demikian, proses ini dapat pula dihambat oleh suhu rendah, tidak tersedianya sumber energi dan penghambat metabolisme sel. Proses pertama, sianobakteria pilihan

dimasukkan, ditumbuhkan dan selanjutnya dikontakkan dengan air yang tercemar ion
logam berat tersebut. Proses pengontakkan dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang ditujukan agar sianobakteria berinteraksi dengan ion logam berat, selanjutnya biomassa sianobakteria ini dipisahkan dari cairan. Proses terakhir, biomassa sianobakteria yang

terikat dengan ion logam berat diregenerasi untuk digunakan kembali atau kemudian
dibuang ke lingkungan.

b. Proses pasif uptake

Proses ini terjadi ketika ion logam berat terikat pada dinding sel biosorben. Mekanisme passive uptake dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan cara pertukaran ion di mana ion pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam

berat; dan kedua adalah pembentukan senyawa kompleks


antara ion-ion logam berat dengan gugus fungsional seperti karbonil, amino, thiol, hidroksi, fosfat, dan hidroksi-karboksil

secara bolak balik dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai