Anda di halaman 1dari 13

Cybercrime : Pengertian, Contoh Kasus dan Tinjauan Hukumnya

Pengertian Cybercrime
Cybercrime adalah tidak criminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi computer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi computer khususnya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi computer yang berbasasis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet (teknologi cyber). Polri dalam hal ini unit cybercrime menggunakan parameter berdasarkan dokumen kongres PBB tentang The Prevention of Crime and The Treatment of Offlenderes di Havana, Cuba pada tahun 1999 dan di Wina, Austria tahun 2000, menyebutkan ada 2 istilah yang dikenal : Cyber crime in a narrow sense (dalam arti sempit) disebut computer crime: any illegal behaviour directed by means of electronic operation that target the security of computer system and the data processed by them. Cyber crime in a broader sense (dalam arti luas) disebut computer related crime: any illegal behaviour committed by means on relation to, a computer system offering or system or network, including such crime as illegal possession in, offering or distributing information by means of computer system or network. Dari beberapa pengertian di atas, cybercrime dirumuskan sebagai perbuatan

melawan hukum yang dilakukan dengan memakai jaringan komputer sebagai sarana/ alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.

Kategori Cybercrime
Cyberpiracy /pembajakan
Penggunaan teknologi komputer untuk : mencetak ulang software atau informasi. mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan komputer.

Cybertrespass/ penyalahgunaan
Penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada: Sistem komputer sebuah organisasi atau individu. Web site yang di-protect dengan password.

Cybervandalism/ perusakan
Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang : Mengganggu proses transmisi informasi elektronik . Menghancurkan data di komputer.

Modus Operandi Cybercrime


Kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis komputer dan jaringan telekomunikasi ini dikelompokkan dalam beberapa bentuk sesuai modus operandi yang ada, antara lain: Unauthorized Access to Computer System and Service Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker cracker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Illegal Contents Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke Internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Misalnya pemuatan suatu berita bohong (HOAX) atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya. Data Forgery Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi salah ketik yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat saja disalah gunakan. Contoh kasus : munculnya situs-situs mirip www.klikbca.com antara lain wwwklikbca.com, www.klik-bca.com, www.clikbca.com, www.kilkbca.com, dsb. Dengan tampilan yang sangat mirip, membuat nasabah masuk perangkap, dan memasukkan userid dan password/PIN. Cyber Espionage Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan Internet untuk melakukan kegiatan matamata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data pentingnya (data base) tersimpan dalam suatu sistem yang computerized (tersambung dalam jaringan komputer)

Cyber Sabotage and Extortion Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan Internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku. Contoh pada kasus DDOS pada situs wordpress.com, twitter.com, facebook.com, dsb. Offense against Intellectual Property Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di Internet. Sebagai contoh, peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di Internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya. Infringements of Privacy Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

Contoh Kasus Cybercrime


1. Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana diberitakan Suara Pembaharuan edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang mahasiswa yang membobol uang dari sebuah bank swasta di Jakarta sebanyak Rp. 372.100.000,00 dengan menggunakan sarana komputer. Perkembangan lebih lanjut dari teknologi komputer adalah berupa computer network yang kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi global yang dikenal dengan internet. Pada kasus tersebut, kasus ini modusnya adalah murni criminal, kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank dengan menggunaka komputer sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan undang-undang yang ada di Indonesia maka, orang tersebut diancam dengan pasal 362 KUHP atau Pasal 378 KUHP, tergantung dari modus perbuatan yang dilakukannya. 2. Kasus ini terjadi saat ini dan sedang dibicarakan banyak orang, kasus video porno Ariel PeterPan dengan Luna Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di internet oleh seorang yang berinisial RJ dan sekarang kasus ini sedang dalam proses. Pada kasus tersebut, modus sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Penyelesaian kasus ini pun dengan jalur hukum, pengunggah dan orang yang terkait dalam video tersebut pun turut diseret pasal-pasal sebagai berikut, Pasal 29 UURI No. 44 th 2008 tentang Pornografi Pasal 56, dengan hukuman minimal 6 bulan sampai 12 tahun. Atau dengan denda minimal Rp 250 juta hingga Rp 6 milyar. Dan atau Pasal 282 ayat 1 KUHP.

3. Carding, salah satu jenis cyber crime yang terjadi di Bandung sekitar Tahun 2003. Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Modus kejahatan ini adalah pencurian, karena pelaku memakai kartu kredit orang lain untuk mencari barang yang mereka inginkan di situs lelang barang. Karena kejahatan yang mereka lakukan, mereka akan dibidik dengan pelanggaran Pasal 378 KUHP tentang penipuan, Pasal 363 tentang Pencurian dan Pasal 263 tentang Pemalsuan Identitas. 4. Perjudian online, pelaku menggunakan sarana internet untuk melakukan perjudian. Seperti yang terjadi di Semarang, Desember 2006 silam. Para pelaku melakukan praktiknya dengan menggunakan system member yang semua anggotanya mendaftar ke admin situs itu, atau menghubungi HP ke 0811XXXXXX dan 024-356XXXX. Mereka melakukan transaki online lewat internet dan HP untuk mempertaruhkan pertarungan bola Liga Inggris, Liga Italia dan Liga Jerman yang ditayangkan di televisi. Untuk setiap petaruh yang berhasil menebak skor dan memasang uang Rp 100 ribu bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu, atau bisa lebih. Modus para pelaku bermain judi online adalah untuk mendapatkan uang dengan cara instan. Dan sanksi menjerat para pelaku yakni dikenakan pasal 303 tentang perjudian dan UU 7/1974 pasal 8 yang ancamannya lebih dari 5 tahun 5. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi Internet/intranet. Belum lama ini terjadi aksi hack deface situs milik Polri yang beralamat di www.polri.go.id. Ketika diakses, muncul halaman berwarna hitam dengan gambar dua orang yang sedang berada di atas bukit, yang salah satunya membawa bendera yang tercantum tulisan bernada jihad yang mengatasnamakan Islam.

Penanggulangan Cybercrime
Aktivitas pokok dari cybercrime adalah penyerangan terhadap content, computer system dan communication system milik orang lain atau umum di dalam cyberspace. Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak memerlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Berikut ini cara penanggulangannya : Mengamankan sistem Tujuan yang nyata dari sebuah sistem keamanan adalah mencegah adanya perusakan bagian dalam sistem karena dimasuki oleh pemakai yang tidak diinginkan. Pengamanan sistem secara terintegrasi sangat diperlukan untuk meminimalisasikan kemungkinan perusakan tersebut. Membangun sebuah keamanan sistem harus merupakan langkah-langkah yang terintegrasi pada keseluruhan subsistemnya, dengan tujuan dapat mempersempit atau bahkan menutup adanya celah-celah unauthorized actions yang merugikan. Pengamanan secara personal dapat dilakukan mulai dari tahap instalasi sistem sampai akhirnya menuju ke tahap pengamanan fisik dan pengamanan data. Pengaman akan adanya penyerangan sistem melaui jaringan juga dapat dilakukan dengan melakukan pengamanan FTP, SMTP, Telnet dan pengamanan Web Server dengan menggunakan Firewall, Antivirus dan Monitoring secara berkala.

Penanggulangan Global The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) telah membuat guidelines bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan computer-related crime, dimana pada tahun 1986 OECD telah memublikasikan laporannya yang berjudul ComputerRelated Crime : Analysis of Legal Policy. Menurut OECD, beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan cybercrime adalah : melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya. meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional. meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime. meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi. meningkatkan kerjasama antarnegara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime. Perlunya Cyberlaw Perkembangan teknologi yang sangat pesat, membutuhkan pengaturan hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut. Sayangnya, hingga saat ini banyak negara belum memiliki perundang-undangan khusus di bidang teknologi informasi, baik dalam aspek pidana maupun perdatanya. Permasalahan yang sering muncul adalah bagaimana menjaring berbagai kejahatan komputer dikaitkan dengan ketentuan pidana yang berlaku karena ketentuan pidana yang mengatur tentang kejahatan komputer yang berlaku saat ini masih belum lengkap. Banyak kasus yang membuktikan bahwa perangkat hukum di bidang TI masih lemah. Seperti contoh, masih belum dilakuinya dokumen elektronik secara tegas sebagai alat bukti oleh KUHP. Hingga saat ini, di negara kita ternyata belum ada pasal yang bisa digunakan untuk menjerat penjahat cybercrime. Untuk kasuss carding misalnya, kepolisian baru bisa menjerat pelaku kejahatan komputer dengan pasal 363 soal pencurian karena yang dilakukan tersangka memang mencuri data kartu kredit orang lain. Perlunya Dukungan Lembaga Khusus Lembaga-lembaga khusus, baik milik pemerintah maupun NGO (Non Government Organization), diperlukan sebagai upaya penanggulangan kejahatan di internet. Amerika Serikat memiliki komputer Crime and Intellectual Property Section (CCIPS) sebagai sebuah divisi khusus dari U.S. Departement of Justice. Institusi ini memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan risetriset khusus dalam penanggulangan cybercrime. Indonesia sendiri sebenarnya sudah memiliki IDCERT (Indonesia Computer Emergency Rensponse Team). Unit ini merupakan point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah-masalah keamanan komputer.

Tinjauan Hukum Terhadap Cybercrime


UU Informasi dan Transaksi Eletronik (UU ITE) Bab VII
Pasal 27 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan : Yang melanggar kesusilaan Perjudian Penghinaan dan/atau pencemaran nama baik Pemerasan dan/atau pengancaman Dipidana dengan penjara paling lama 6 thn dan/atau denda paling banyak 1 miliar Pasal 28 : Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yg mengakibatkan kerugian konsumen dlm transaksi elektronik (ayat 1) Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yg ditujukan utk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) (ayat 2) Dipidana dgn penjara paling lama 6 thn dan/atau denda paling banyak 1 miliar. Pasal 29 : Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak mengirim informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yg berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. Dipidana penjara paling lama 12 thn dan/atau denda paling banyak 2 miliar Pasal 30 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik : Milik orang lain dgn cara apapun (6 thn/ 600 juta) Dgn cara apapun dgn tujuan utk memperoleh informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik (7 thn / 700 juta) Dgn cara apapun dgn melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan (8 thn / 800 juta). Pasal 31 : Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas : Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dlm suatu komputer dan/atau sistem elektronik tertentu tertentu milik orang lain. Transaksi informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yg tdk bersifat publik dari, ke dan di dlm suatu komputer dan/atau sistem elektronik tertentu milik orang lain, baik tdk yg menyebabkan perubahan apapun maupun yg menyebabkan adanya perubahan, penghilangan dan/atau penghentian informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yg sedang ditransmisikan.

Kecuali, intersepsi yg dilakukan dlm rangka gakkum atas permintaan Kepolisian, Kejaksaan dan/atau institusi penegak hukum lainnya yg ditetapkan berdasarkan UU. 10thn dan/atau denda 800 juta. Pasal 32 : Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dgn cara : Apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik milik orang lain atau publik (8 thn / 2 miliar) Apapun memindahkan atau mentransfer informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik kpd sistem elektronik orang lain yg tdk berhak (9thn / 3 miliar) Thd perbuatan sebagaimana ayat 1, yg mengakibatkan terbukanya suatu informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yg bersifat rahasia menjadi dpt diakses oleh publik dgn keutuhan data yg tdk sebagaimana mestinya (10 thn/5 miliar) Pasal 33 : Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak melawan hukum melakukan tindakan apapun yg berakibat terganggunya sistem elektronik dan/atau mengakibatkan sistem elektronik menjadi tdk bekerja sebagaimana mestinya (10 thn / denda 10 miliar) Pasal 34 : Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan utk digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki : Perangkat keras atau lunak komputer yg dirancang atau secara khusus dikembangkan utk memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dlm psl 27 s/d 33. Sandi lewat komputer, kode akses atau hal yg sejenis dgn itu yg ditujukan agar sistem elektronik menjadi dpt diakses dgn tujuan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dlm psl 27 s/d 33. Tindakan sebagaimana dimaksud pd ayat (1) bukan TP jika ditujukan utk melakukan kegiatan penelitian, pengujian sistem elektronik, utk perlindungan sistem elektronik itu sendiri secara sah dan tdk melawan hukum. (10 thn / 10 miliar) Pasal 35 : Setiap orang dgn sengaja dan tanpa hak melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dgn tujuan agar informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik tsb dianggap seolah-olah data yg otentik (12 thn / denda 12 miliar)

Cybercrime merupakan suatu kegiatan melanggar hukum yang berkaitan dengan kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber. Kegiatan ini mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan, yang termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll. Berikut ini beberapa contoh kasus yang pernah terjadi berkaitan dengan cybercrime : Pembajakan Account Facebook Saya sering sekali mendengar orang-orang disekitar saya mengeluh, karena tidak bisa login facebook miliknya, atupun ketika berhasil login ke dalam facebook, isinya sudah banyak yang berubah. Hal ini memang sering sekali terjadi, dan biasanya modus pelaku hanya untuk belajar menjadi hacker, karena dalam hal ini pelaku merupakan seorang pemula. Solusi dari masalah ini tidaklah banyak, karena pada dasarnya dibutuhkan kesadaran dari kedua belah pihak, baik dari pihak pelaku yang sadar untuk tidak melanggar privacy seseorang, maupun pihak pemilik yang harus lebih hati-hati dalam menjaga kerahasiaan username dan password, baik dengan secara berkala merubah username dan password, maupun dengan membuat username dan password yang unik. Kemiripan Nama Domain Nama Domain suatu perusahaan ternama sering sekali menjadi peluang bisnis dalam hal kejahatan. Bisanya si pelaku memanfaatkan nama tersebut dengan membuat nama domain yang mirip dengan nama domain perusahaan ternama. Pelaku bertujuan untuk mengambil keuntungan sejumlah uang dari orang-orang yang salah mengetik alamat domain tujuan, yang akhirnya masuk kedalam alamat domain pelaku. Sebenarnya banyak sekali contoh kasus yang pernah terjadi dalam hal ini, akan tetapi salah satu yang pernah menjadi bahan pembicaraan adalah contoh kasus klikbca.com, yang pada akhirnya sebagai solusinya, pihak dari Bank BCA membeli semua domain yang memiliki kemiripan dengan nama domainnya. Pornografi Banyak sekali kasus pornografi yang terjadi di dunia maya, baik dalam bentuk photo, video, maupun tulisan-tulisan yang menjurus kearah pornografi. Sebenarnya dalam hal ini penegak hukum mengalami kesulitan dalam menemukan pelaku pornografi dan pengedar photo maupun video pornografi, karena tidak terdapatnya identitas diri yang lengkap. Akan tetapi, hal berbeda terjadi pada kasus asusila ariel dan luna maya, pada kasus yang terjadi pada kedua orang tersebut menjadi kasus yang besar dan dibawa hingga meja hijau dikarenakan, kedua orang tersebut memiliki popularitas yang tinggi, sehingga pihak berwenang dengan mudah dapat menangkap dan mengadili kedua orang tersebut. Pada dasarnya tujuan dari tindakan pornografi yang terjadi didunia maya beragam, ada yang mencari popularitas, mencari nafkah, ada pula hasil dari kecerobohan menyimpan data pribadi. Sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan meningkatkan pengamanan dari pihak penegak hukum, dan kesadaran pengguna internet baik dalam hal moral maupun kehatihatian dalam menyimpan data pribadi.

Penyebaran Virus Dalam Kasus penyebaran virus, sebenarnya memiliki beragam bentuk, modus, maupun tujuan. Salahsatunya adalah penyebaran virus yang bertujuan untuk mencari popularitas, aksi protes, maupun untuk mengganggu suatu kegiatan yang sedang berjalan. Sebagai contoh adalah munculnya kasus virus yang menyerang gedung MPR/DPR, dimana komputer-komputer yang terdapat di pintu masuk diserang oleh virus dengan tidak berfungsinya sistem dan munculnya sebuah gambar yang mengandung unsur pornografi. Pada masalah ini, bagian atau pihak yang menjadi korban harus membuat pertahan yang lebih kuat, agar masalah tersebut tidak terulang lagi. Kejahatan Transaksi Perbankan Elektronik Kurangnya pengamanan proses transaksi keuangan dalam beberapa Bank, menyebabkan beberapa pengguna yang memanfaatkan transaksi perbankan menggunakan elektronik, mengalami kerugian sejumlah materil, karena adanya penipuan, maupun penarikan sejumlah uang dari orang yang tidak berkepentingan. Hal ini sebenarnya memerlukan peningkatan keamanan dari pihak Bank, agar tidak terdapat lubang hitam, yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Penipuan Penjualan Pada kasus ini sering sekali dialami oleh orang-orang yang lebih menyukai belanja barangbarang melalui internet, walaupun tidak jelas siapa penjualnya, akan tetapi sistem ini dianggap lebih efektif, karena mempermudah dalam proses pemilihan, dan waktu. Akan tetapi tidak sedikit orang-orang yang mengalami penipuan dengan tidak terkirimnya barang pesanan, setelah uangnya telah dikirim. Solusi dari masalah ini, hanyalah ketelitian dan kehati-hatian pembeli dalam memesan barang, dan mengetahui dengan jelas siapa penjualnya. Penipuan Reward Banyak sekali orang yang terjerumus dengan kata hadiah atau free. Padahal pemberian hadiah ini sering kali hanyalah sebuah trik yang dilakukan seseorang, untuk mendapatkan keuntung yang lebih besar dari orang-orang yang terperangkap dengan umpan tersebut. Oleh Karena itu, Ketelitian dalam memilih dan menelaah sangat dibutuhkan agar terhindar dari penipuan ini. Pemalsuan Wajah Sebenarnya hal ini sudah sering terjadi,tujuannyapun beragam, ada yang hanya sebagai hiburan semata,adapula yang bertujuan untuk menjatuhkan nama baik seseorang, dan ada pula yang bertujuan untuk mencari keuntungan materil dengan memanfaatkan popularitas seseorang. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah kasus-kasus yang dihadapi oleh artis-artis, baik artis nasional maupun internasional. Biasanya pemecahan dari masalah ini adalah pakar telematika yang bertugas untuk memastikan keaslian gambar tersebut.

Indonesia bukan hanya terkenal sebagai negara terkorup di dunia, melainkan juga Negara dengan carder tertinggi di muka bumi, setelah Ukrania. carder adalah penjahat di internet, yang membeli barang di toko maya (online shoping) dengan memakai kartu kredit milik orang lain. Meski pengguna internet Indonesia masih sedikit dibanding negara Asia Tenggara lainnya, apalagi dibanding Asia atau negara-negara maju, nama warga Indonesia di internet sudah ngetop dan tercemar! Indonesia masuk blacklist di sejumlah online shoping ternama, khususnya di amazon.com dan ebay.com Kartu kredit asal Indonesia diawasi bahkan diblokir. Sesungguhnya, sebagai media komunikasi yang baru, internet memberikan sejuta manfaat dan kemudahan kepada pemakainya. Namun internet juga mengundang ekses negatif, dalam berbagai tindak kejahatan yang menggloblal. Misalnya, tindak penyebaran produk pornorgrafi, pedofilia, perjudian, sampah (spam), bermacam virus, sabotase, dan aneka penipuan, seperti carding, phising, spamming, dll. Yang gawat, nama negara terseret karenanya. Berikut sejumlah jenis kejahatan via internet :

CARDING
Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah carder. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini adalah cyberfroud alias penipuan di dunia maya. Menurut riset Clear Commerce Inc, perusahaan teknologi informasi yang berbasis di Texas AS , Indonesia memiliki carder terbanyak kedua di dunia setelah Ukrania. Sebanyak 20 persen transaksi melalui internet dari Indonesia adalah hasil carding. Akibatnya, banyak situs belanja online yang memblokir IP atau internet protocol (alamat komputer internet) asal Indonesia. Kalau kita belanja online, formulir pembelian online shop tidak mencantumkan nama negara Indonesia. Artinya konsumen Indonesia tidak diperbolehkan belanja di situs itu. Menurut pengamatan ICT Watch, lembaga yang mengamati dunia internet di Indonesia, para carder kini beroperasi semakin jauh, dengan melakukan penipuan melalui ruang-ruang chatting di mIRC. Caranya para carder menawarkan barang-barang seolah-olah hasil cardingnya dengan harga murah di channel. Misalnya, laptop dijual seharga Rp 1.000.000. Setelah ada yang berminat, carder meminta pembeli mengirim uang ke rekeningnya. Uang didapat, tapi barang tak pernah dikirimkan.

HACKING
Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya. Hacker memiliki wajah ganda; ada yang budiman ada yang pencoleng. Hacker budiman memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa bocor, agar segera diperbaiki. Sedangkan, hacker pencoleng, menerobos program orang lain untuk merusak dan mencuri datanya.

CRACKING
Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk cracker adalah hacker bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan carder yang hanya mengintip kartu kredit, cracker mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain, hacker lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan cracker lebih fokus untuk menikmati hasilnya. Kasus kemarin, FBI bekerja sama dengan polisi Belanda dan polisi Australia menangkap seorang cracker remaja yang telah menerobos 50 ribu komputer dan mengintip 1,3 juta rekening berbagai bank di dunia. Dengan aksinya, cracker bernama Owen Thor Walker itu telah meraup uang sebanyak Rp1,8 triliun. Cracker 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu tertangkap setelah aktivitas kriminalnya di dunia maya diselidiki sejak 2006.

DEFACING
Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata-mata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.

PHISING
Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password) pada suatu website yang sudah di-deface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital yang telah dikirim akhirnya akan menjadi milik penjahat tersebut dan digunakan untuk belanja dengan kartu kredit atau uang rekening milik korbannya.

SPAMMING
Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email atau junk e-mail alias sampah. Meski demikian, banyak yang terkena dan menjadi korbannya. Yang paling banyak adalah pengiriman e-mail dapat hadiah, lotere, atau orang yang mengaku punya rekening di bank di Afrika atau Timur Tengah, minta bantuan netters untuk mencairkan, dengan janji bagi hasil. Kemudian korban diminta nomor rekeningnya, dan mengirim uang/dana sebagai pemancing, tentunya dalam mata uang dolar AS, dan belakangan tak ada kabarnya lagi. Seorang rector universitas swasta di Indonesia pernah diberitakan tertipu hingga Rp1 miliar dalam karena spaming seperti ini.

MALWARE
Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau operating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll. Di pasaran alat-alat komputer dan toko perangkat lunak (software) memang telah tersedia antispam dan anti virus, dan anti malware. Meski demikian, bagi yang tak waspadai selalu ada yang kena. Karena pembuat virus dan malware umumnya terus kreatif dan produktif dalam membuat program untuk mengerjai korban-korbannya.

Hati-hati Kejahatan Internet ..!


Dedemit Dunia Maya Acak-acak Situs Penting Saat ini penanganan kejahatan di dunia maya (cyber crime) masih minim, padahal Indonesia termasuk negara dengan kasus cyber crime tertinggi di bawah Ukrania. Penanganan kasus kejahatan jenis ini memang membutuhkan kemampuan khusus dari para penegak hukum. Dari kasus-kasus yang terungkap selama ini, pelaku diketahui memiliki tingkat kepandaian di atas rata-rata. Selain karena motif ekonomi, sebagian hacker melakukan tindakan merusak website orang lain hanya sekadar untuk pamer kemampuan. Kasus terakhir, Rizky Martin, 27, alias Steve Rass, 28, dan Texanto alias Doni Michael melakukan transaksi pembelian barang atas nama Tim Tamsin Invex Corp, perusahaan yang berlokasi di AS melalui internet. Keduanya menjebol kartu kredit melalui internet banking sebesar Rp350 juta. Dua pelaku ditangkap aparat Cyber Crime Polda Metro Jaya pada 10 Juni 2008 di sebuah warnet di kawasan Lenteng Agung, Jaksel. Awal Mei 2008 lalu, Mabes Polri menangkap hacker bernama Iqra Syafaat, 24, di satu warnet di Batam, Riau, setelah melacak IP addressnya dengan nick name Nogra alias Iqra. Pemuda tamatan SMA tersebut dinilai polisi berotak encer dan cukup dikenal di kalangan hacker. Dia pernah menjebol data sebuah website lalu menjualnya ke perusahaan asing senilai Rp600 ribu dolar atau sekitar Rp6 miliar. Dalam pengakuannya, hacker lokal ini sudah pernah menjebol 1.257 situs jaringan yang umumnya milik luar negeri. Bahkan situs Presiden SBY pernah akan diganggu, tapi dia mengurungkan niatnya. Kasus lain yang pernah diungkap polisi pada tahun 2004 ialah saat situs milik KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang juga diganggu hacker. Tampilan lambang 24 partai diganti dengan nama partai jambu, partai cucak rowo dan lainnya. Pelakunya, diketahui kemudian, bernama Dani Firmansyah,24, mahasiswa asal Bandung yang kemudian ditangkap Polda Metro Jaya. Motivasi pelaku, konon, hanya ingin menjajal sistem pengamanan di situs milik KPU yang dibeli pemerintah seharga Rp 200 miliar itu. Dan ternyata berhasil.

BOBOL KARTU KREDIT


Data di Mabes Polri, dari sekitar 200 kasus cyber crime yang ditangani hampir 90 persen didominasi carding dengan sasaran luar negeri. Aktivitas internet memang lintas negara. Yang paling sering jadi sasaran adalah Amerika Serikat, Australia, Kanada dan lainnya. Pelakunya berasal dari kota-kota besar seperti Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Semarang, Medan serta Riau. Motif utama adalah ekonomi. Peringkat kedua hacking dengan merusak dan menjebol website pihak lain dengan tujuan beragam, mulai dari membobol data lalu menjualnya atau iseng merusak situs tertentu. Kejahatan internet lainnya, pornografi yakni menjadikan internet sebagai arena prostitusi. Sejumlah situs porno yang digunakan sebagai pelacuran terselubung dan penjualan aksesoris seks pernah diusut Polda Metro Jaya, dan pengelolanya ditangkap. Situs judi seperti indobetonline.com, juga pernah dibongkar Mabes Polri. Selain itu, belum lama ini, kepolisian Tangerang juga membongkar judi di situs tangkas.net yang menyediakan judi bola tangkas, Mickey Mouse dan lainnya. Kejahatan lainnya, penipuan lewat internet. Kejahatan internet ada dua kategori, yakni sasaran utamanya fasilitas komputer sebagai alat teknologi dan tidak hanya sebagai sarana. Kategori ke dua, menjadikan komputer sebagai sarana melakukan kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai