Anda di halaman 1dari 17

WAKAF

By : Fazli Rais

WAKAF HISTORY
Sebagai sebuah tradisi, wakaf telah dikenal serta dipraktekkan masyarakat dunia semenjak zaman Romawi kuno, sebelum datangnya Islam Wakaf pertama dalam sejarah Islam adalah masjid Quba, Dar al-Hijra didekat Madinah yang didirikan oleh Rasulullah pada 622 M

DEFINISI WAKAF
Ulama Fiqh berbeda pendapat dalam pendefinisian wakaf, sehingga perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada hukum akan yang ditimbulkan. Hanafiyah wakaf sebagai menahan materi benda (al-ain) milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan

DEFINISI WAKAF
Malikiyah wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan Wakif Syafiiyah menahan harta yang bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah

DEFINISI WAKAF
Hanabilah menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan Penjelasan wakaf di Indonesia pada UU No.41/2004 berdasarkan fatwa MUI , bahwasanya: Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah

LANDASAN HUKUM WAKAF



Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran (3):92)

LANDASAN HUKUM WAKAF



Apabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal,yaitu sedekah jariyah, atau ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan, atau anak yang saleh (HR. Muslim). Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan UU No.41 Tahun 2004. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang kebolehan wakaf uang pada 11 mei 2002.

RUKUN WAKAF
Orang yang berwakaf (wakif)
Wakif mempunyai kecakapan melakukan tabarru, yaitu melepaskan hak milik tanpa imbalan materi. Orang dikatakan cakap bertindak tabarru adalah baligh, berakal sehat, dan tidak terpaksa. Harta wakaf merupakan harta yang bernilai, milik waqif dan tahan lama untuk digunakan. Harta wakaf dapat berupa uang yang dimodalkan, berupa saham pada perusahaan dsb. Untuk harta yang berupa modal harus dikelola sedemikian rupa (semaksimal mungkin) sehingga mendatangkan kemaslahatan atau keuntungan.

Harta yang diwakafkan (mauquf)

RUKUN WAKAF
Tujuan wakaf (mauqufalaih)
Tujuan wakaf harus sejalan dengan nilai-nilai ibadah, sebab wakaf merupakan salah satu amalan shadaqah dan shadaqah merupakan salah satu perbuatan ibadah. Harta wakaf harus segera dapat diterima setelah wakaf diikrarkan. Bila wakaf diperuntukkan membangun tempat-tempat ibadah umum, hendaklah ada badan yang menerimanya. Wakaf itu di-shigat-kan, baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan isyarat. Wakaf dipandang telah terjadi apabila ada pernyataan wakif (ijab) dan Kabul dari mauqufalaih tidak diperlukan. Isyarat hanya boleh dilakukan bagi wakif yang tidak mampu melakukan lisan dan tulisan.

Pernyataan wakaf (shigat waqf)

SYARAT WAKAF
Wakaf tidak dibatasi dengan waktu tertentu Tujuan wakaf harus jelas Wakaf harus segera dilaksanakan setelah dinyatakan oleh yang mewakafkan Wakaf merupakan perkara yang wajib dilaksanakan tanpa adanya hak khiyar

KETENTUAN WAKAF
Harta wakaf harus tetap

Harta wakaf terlepas dari pemilikan orang yang mewakafkannya


Tujuan wakaf harus jelas (terang) dan termasuk perbuatan baik menurut ajaran agama Islam Harta wakaf dapat dikuasakan kepada pengawas yang memiliki hak ikut serta dalam harta wakaf sekadar perlu dan tidak berlebihan Harta wakaf dapat berupa tanah dan sebagainya, yang tahan lama dan tidak musnah sekali digunakan

JENIS UMUM WAKAF


Wakaf ahli (khusus)
wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau terbilang, baik keluarga wakif maupun orang lain

Wakaf khairi
wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingankepentingan umum dan tidak ditujukan kepada orangorang tertentu.

SYARAT WAKIF
Wakif dibolehkan menentukan syarat-syarat penggunaan harta wakaf, syarat-syarat tersebut harus dihormati selama sejalan dengan ajaran agama Islam. Misalnya, seseorang mewakafkan tanah untuk mendirikan pesantren khusus laki-laki, syarat seperti itu harus dihormati karena sejalan dengan ketentuan-ketentuan syara

SYARAT WAKIF
Apabila syarat-syarat penggunaan harta wakaf bertentangan dengan ajaran Islam, wakafnya dipandang sah, tetapi syaratnya dipandang batal.

Misalnya, seseorang yang mewakafkan tanah untuk masjid jami, dengan syarat hanya dipergunakan oleh para anggota perkumpulan tertentu, maka wakafnya dipandang sah, tetapi syaratnya tidak perlu diperhatikan

JENIS HARTA WAKAF


Menurut Undang-undang No.41 Tahun 2004 Pasal 16 harta benda yang boleh diwakafkan terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak, yaitu:

Benda bergerak; Uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa, dan benda bergerak lain yang sesuai dengan syariah serta perundang2an yang berlaku

JENIS HARTA WAKAF


Benda Tidak bergerak; Hak atas tanah, bangunan atau bagian bangunan yang berdiri diatas tanah, tanaman serta benda lain yang berkaitan dengan tanah, hak milik atas satuan rumah susun, dan benda tidak bergerak lain sesuai dengan syariah serta peratutan perundang2an yang berlaku.

MENUKAR DAN MENJUAL HARTA WAKAF


Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar ra yang menceritakan tentangwakaf bahwa wakaf tidak boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan. Perbuatan wakaf dinilai ibadah yang senantiasa mengalir pahalanya apabila harta wakaf itu dapat memenuhi fungsinya yang dituju. Dalam hal harta wakaf berkurang, rusak, atau tidak dapat memenuhi fungsinya yang dituju, harus dicarikan jalan keluar agar harta itu tidak berkurang, utuh dan berfungsi. Bahkan untuk menjual atau menukar pun tidak dilarang, kemudian ditukarkan dengan benda lain yang dapat memenuhi tujuan wakaf.

Anda mungkin juga menyukai