Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Aktifitas Vulkanik Terhadap Fluvial Deposits Rawa Pening dan Implikasinya kepada Keberadaan Mineral Logam di Sepanjang

Sungai Tuntang Berdasarkan Metode Analisis Mineral Berat


Latar Belakang Masalah Secara geografis Daerah Aliran Kali Tuntang terletak pada 10 15' 50" BT - 110 33' 20" BT dan 06 51' 25" LS - 07 26' 40" LS dengan panjang kali utamanya 139 kilometer. Daerah Aliran Kali Tuntang dialiri oleh dua sungai pendukung lainnya (anak sungai) yaitu Kali Senjoyo (120 km2) dan Kali Bancak (140 km2). Sungai Tuntang ini berasal dan mengalir dari bagian utara Gunung Merbabu (3,124 mdpl), menuju bagian selatan Gunung Unggaran (2,050 mdpl), dan diapit pada bagian utara dan timur dari Gunung Telomoyo (1,994 mdpl), Rawa Pening. Pada daerah Aliran Kali Tuntang ini dapat ditemukan bahwa di bagian utara atau bagian hilir terdapat deposit dari aluvial yang berasal dari hulu. Hal ini di karenakan Bagian hulu dari Daerah Aliran Kali Tuntang ini didominasi oleh geologi jenis vulkanik yang berasal dari zaman holosen. Dimana keberadaan jenis geologi ini berkorelasi dengan munculnya danau Rawa Pening. Dan jika dianalisis dengan menggunakan metode analisis mineral berat daerah hilir yang terletak pada wilayah ambarawa, demak dan sekitarnya selain berpotensi untuk sebagai kawasan penambangan pasir daerah ini sebetulnya juga sangat berpotensi akan keterdepatan mineral logam seperti piri, nikel dll. Seiring akan semakin meningkatnya kebutuhan saat sekarang yang beraneka ragam sehingga dengan diketemukannya akan potensi ini akan sangat bijak sekali jika pada wilayah ini dilakukan penyelidikan potensi ini secara lebih lanjut. Karena dengan adanya identifikasi tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran secara spesifik mengenai kondisi dan potensi kalituntang yang lain secara mendasar. Sehingga didapatkan data supaya dapat dipergunakan lebih lanjut untuk penyusunan perencanaan dan pengelolaan nantinya sehingga hal ini dapat membantu memberikan keuntungan ekonomis baik bagi pemerintah maupun masyarakat sekitarnya.

Gambar 1. Daerah DAS Tuntang Sumber: www.google.com

III. Perumusan Masalah Ketersediaan energi menyokong pertumbuhan ekonomi bangsa. Kebijakan energi yang tidak tepat memunculkan ancaman krisis energi. Diversifikasi energi dianggap perlu untuk mengamankan pasokan energi nasional. Misalnya energi alternatif dikembangkan agar mampu menggeser energi konvensional/minyak bumi. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah pulau mencapai 17.508 buah, serta garis pantai sepanjang 81.000 km merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Dahuri, et all. 1996). Dengan kondisi laut Indonesia yang luas memunculkan gagasan pemanfaatan ombak sebagai sumber energi alternatif pembangkit listrik. Pemanfaatan ombak sebagai sumber energi pembangkit listrik dapat dikerucutkan menjadi dua permasalahan, yaitu : 1. Pemanfaatan energi ombak yang dipakai sebagai sumber energi alternatif pembangkit listrik harus didesain sederhana baik bahan baku dan perangkat pembangkitnya agar mudah diaplikasikan di masyarakat. 2. Perangkat pembangkit listrik tenaga ombak harus mengadaptasi kondisi geografis wilayah Indonesia agar masyarakat dapat menggunakannya sepanjang waktu.
Kurang luweh ngeneki jhon sorry sing wes dadi apik kehapus untung ae ki ono cadangane enek kurang editono ya Dhek mben rak ndang mbok jupuk2 fdne

Salam afie cute

Anda mungkin juga menyukai