Etika Professi
Etika Professi
(Etika Rekayasa/Profesi)
Arifien Nursandah, ST.,MT. Fakultas Teknik Sipil & Perencnaan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Senin, 03 Oktober 2011
Engineering Ethics
Kholifah, Ibadah, Amanah, Pemimpin, Kebebasan, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab.
Kholifah
Didalam Alquran kata kholifah antara lain tercantum di dalam surat Al-Baqoroh ayat 30 dan Al-anam ayat 165. Menurut Ibnu Katsir (Tafsir jilid I), Kholifah adalah kaum yang silih berganti menghuni dan menguasai. Kholifah bumi berarti kaum (manusia) yang secara turun temurun akan bertempat tinggal di Bumi, dan menguasaianya. Alquran Surat Adz-Dzariat ayat 51 dikatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Manusia sebagai satu-satunya kholifah dimuka bumi harus menghuni dan menguasai bumi secara demikian rupa agar semua tindakannya bernilai ibadah.
ITATS
Kholifah, Ibadah, Amanah, Pemimpin, Kebebasan, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab.
Ibadah Ibadah adalah semua perbuatan yang menghasilkan pahala maupun kerelaan dari Allah Swt. Suatu amalan atau perbuatan akan dipahalai bila sesuai dengan perintah Allah. Perintah Allah disampaikan melalui Alquran dan perkataan nabi saw. Secara garis besar ibadah terdiri dari 2 macam, yaitu : yang langsung (mahdhoh) dan tak langsung (ghoiru mahdhoh). Contoh ibadah langsung : sholat, puasa, haji. Contoh ibadah yang tak langsung : perkara-perkara yang berkaitan dengan hubungan (muamallah) antar manusia (mencari rezeki, perkawinan, menuntut ilmu, waris, perdagangan).
Kholifah, Ibadah, Amanah, Pemimpin, Kebebasan, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab.
Amanah Amanah (amanat) adalah kepercayaan (bukan faham/isme). Orang yang bisa memegang amanat berarti bisa menunaikan apa saja yang dipercayakan kepadanya, misalnya semua nabi/rasul. Jadi semua nabi mempunyai sifat amanah yakni bisa dipercaya (tidak pernah bohong, tidak khianat). Albaqoroh (283) : maka hendaklah orang yang dipercayai (diamanati) itu menunaikan amanatnya . An-Nisa (4) ayat 58 : Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Al-Qoshosh (28) ayat 28 : Wahai bapakku, ambilah dia sebagai pekerja kita, sebab sebaik-baik pekerja adalah orang yang kuat dan bisa dipercaya (Qowiyyul Amin). Amanah adalah sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) pada seseorang untuk disampaikan kepada pihak yang berhak, atau menunaikannya seperti yang dikehendaki oleh pemberi amanat. Jadi amanat itu bisa berupa barang, pesan, kekuasaan.
ITATS
Kholifah, Ibadah, Amanah, Pemimpin, Kebebasan, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab.
Pemimpin (Pemegang Kekuasaan) Pemimpin adalah siapa saja yang mengendalikan urusan yang berhubungan dengan orang lain atau masyarakat. Definisi pemimpin telah dijelaskan oleh nabi saw. dalam hadist riwayat Bukhori dan Muslim, semua kamu adalah pemimpin dan ditanyai (bertanggung-jawab) tentang kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan bertanggung jawab atas hal itu. Seorang karyawan (pelayan) adalah pemimpin dan bertanggung-jawab atas harta majikannya. Seorang anak adalah pemimpin dan bertanggung-jawab dalam penggunaan harta bapaknya. Pemimpin itu tidak harus mempunyai anak buah. Pemimpin adalah siapa saja yang diserahi amanat (tugas) dan bisa memikul tanggung jawab.
Kholifah, Ibadah, Amanah, Pemimpin, Kebebasan, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab.
Pengertian hak Wewenang atau kekuasaan secara etis untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, dan menggunakan atau menuntut sesuatu. Panggilan kepada kemauan orang lain dengan perantaraan akalnya, perlawanan dengan kekuasaan atau kekuatan fisik untuk mengakui wewenang pihak. Hak selalu berhubungan dengan sesuatu : Hak Obyektif : Sesuatu yang jadi sasaran hak. Hak Subyektif : Wewenang atau kekuasaan itu sendiri, ditujukan kepada hak obyektif. Hak adalah semacam kepemilikan meliputi benda, tindakan, fikiran, dan hasil pemikiran.
ITATS
Kholifah, Ibadah, Amanah, Pemimpin, Kebebasan, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab.
Pengertian kewajiban Kewajiban adalah sisi lain dari hak, merupakan tindakan untuk memenuhi orang lain, mempunyai 2 pengertian : Hak Subyektif : Keharusan secara etis dan moral untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu. Contoh : dalam perkara-perkara agama (perbuatan baik atau buruk). Hak Obyektif : Sesuatu yang harus dilakukan ataupun ditinggalkan. Contoh : membayar rekening listrik, tidak merusak fasilitas umum. Tanggung-jawab adalah sikap atau pendirian yang menyebabkan ditunaikannya sesuatu kewajiban.
ITATS
ITATS
ITATS
ITATS
ITATS
ITATS
10
ITATS
11
ITATS
12
ITATS
Dan diantara mereka ada yang berjanji kepada Allah : Demi, jika tuhan memberikan karunianya kepada kami, sungguh kami akan bersedekah dan kami akan termasuk orang-orang saleh. Tetapi setelah tuhan memberikan sebagian karuniannya kepada mereka, lantas mereka menjadi kikir, berbalik kebelakang dan menentang. Hal itu mengakibatkan kemunafikan didalam hati mereka sampai mereka bertemu dengan tuhan, karena mereka itu memungkiri apa yang mereka janjikan kepada Allah dan karena mereka itu telah berdusta.
13
ITATS
14
ITATS
15
ITATS
16
ITATS
17
ITATS
Hadist riwayat Ath Thobari (6) halaman 24 : Umatku dibebaskan (dari tuntutan) disebabkan karena kesalahan yang tak sengaja, karena lupa dan terhadap apa yang dipaksakan kepada mereka.
Jujur Dalam Bisnis, Keharusan Menulis Hutang dan Perlunya Saksi Dalam Perniagaan
Hadist riwayat Al-Bazar (ibid, halaman 278) : Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecualai khianat dan dusta. Hadist riwayat Ad-Dailami (ibid, halaman 192) : Tiada beriman orang yang tidak memegang amant dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.
18
ITATS
Jujur Dalam Bisnis, Keharusan Menulis Hutang dan Perlunya Saksi Dalam Perniagaan
Surat Al-Baqoroh ayat 282 : Hai orang-orang yang beriman! kalau kamu berhutang piutang dengan perjanjian yang ditetapkan waktunya, hendaklah kamu tuliskan. Dan seorang penulis diantara kamu hendaklah mau menuliskannya sebagaimana yang diajarkan Allah kepadanya. Maka hendaklah ditulisnya! Orang yang berhutang itu hendaklah membacakan, dan hendaklah bertaqwa kepada Allah Robnya, dan janganlah mengurangkan hutangnya sedikitpun juga. Dan kalau orang yang berhutang itu kurang akal, lemah atau tak bisa membacakannya dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang laki-laki diantara kamu. Kalau tidak ada dua laki-laki maka boleh seorang laki-laki dan dua orang perempuan, siapa yang kamu sukai untuk menjadi saksi itu. Kalau yang satu lupa, hendaklah diingatkan oleh yang lain. Janganlah saksi-saksi itu enggan memberikan persaksian bila dipanggil. Janganlah kamu malas menuliskan hutang itu, sedikit ataupun banyak, sesuai dengan janji yang disepakati. Cara itu lebih lurus disisi Allah, lebih memperkuat persaksian, dan lebih dekat untuk tidak ragu-ragu. Tetapi, pada perniagaan kontan yang sedang berputar diantara kamu sekalian maka tidak mengapa jika tak kamu tuliskan. Dan adakanlah saksi setiap kamu berjaul beli. Janganlah kamu memberi mudhorot kepada saksi dan penulis. Kalau kamu memperbuatnya, maka itu adalah kejahatan kamu. Bertaqwalah kepada Allah, Allah mengajar kamu sekalian, dan Allah mengetahui segala sesuatu.
Jujur Dalam Bisnis, Keharusan Menulis Hutang dan Perlunya Saksi Dalam Perniagaan
Surat Al-Baqoroh ayat 283 : Dan kalau kamu dalam perjalanan dan tidak memperoleh penulis maka adalkanlah rungguan (borg) yang dapat dipegang. Tetapi bila yang satu mempercayai yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (bersikap jujur) dan bertaqwalah kepada Allah Robnya, dan janganlah kamu sembunyikan persaksian. Siapa yang menyembunyikannya, sesungguhnya telah berdosa hatinya. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
19
ITATS
20