Cost Estimation Estimasi Biaya

5.1 Costs Associated with Constructed Facilities 5.1 Biaya Terkait dengan Dibangun Fasilitas
The costs of a constructed facility to the owner include both the initial capital cost and the subsequent operation and maintenance costs. Biaya fasilitas dibangun untuk pemilik mencakup biaya modal awal dan operasi berikutnya dan biaya pemeliharaan. Each of these major cost categories consists of a number of cost components. Masing-masing kategori biaya utama terdiri dari sejumlah komponen biaya. The capital cost for a construction project includes the expenses related to the inital establishment of the facility: Biaya modal untuk sebuah proyek konstruksi meliputi biaya yang terkait dengan pendirian inital fasilitas:

Land acquisition, including assembly, holding and improvement Pembebasan tanah, termasuk perakitan, memegang dan perbaikan Planning and feasibility studies Perencanaan dan studi kelayakan Architectural and engineering design Desain arsitektur dan rekayasa Construction, including materials, equipment and labor Konstruksi, termasuk bahan, peralatan dan tenaga kerja Field supervision of construction Bidang pengawasan konstruksi Construction financing Konstruksi pembiayaan Insurance and taxes during construction Asuransi dan pajak selama masa konstruksi Owner's general office overhead Pemilik umum overhead kantor Equipment and furnishings not included in construction Peralatan dan perabot tidak termasuk dalam konstruksi Inspection and testing Inspeksi dan pengujian

The operation and maintenance cost in subsequent years over the project life cycle includes the following expenses: Biaya operasi dan pemeliharaan pada tahun-tahun berikutnya selama siklus hidup proyek meliputi beban sebagai berikut:

Land rent, if applicable Sewa tanah, jika ada Operating staff Staf Operasional Labor and material for maintenance and repairs Tenaga Kerja dan material untuk pemeliharaan dan perbaikan Periodic renovations Berkala renovasi Insurance and taxes Asuransi dan pajak Financing costs Biaya keuangan Utilities Utilitas Owner's other expenses Pemilik lain beban

The magnitude of each of these cost components depends on the nature, size and location of the project as well as the management organization, among many considerations. Besarnya masingmasing komponen biaya tergantung pada ukuran, sifat dan lokasi proyek serta manajemen organisasi, di antara banyak pertimbangan. The owner is interested in achieving the lowest possible overall project cost that is consistent with its investment objectives. Pemiliknya tertarik dalam mencapai serendah mungkin biaya proyek keseluruhan yang konsisten dengan tujuan investasinya. It is important for design professionals and construction managers to realize that while the construction cost may be the single largest component of the capital cost, other cost components are not insignificant. Hal ini penting untuk desain profesional dan manajer konstruksi untuk menyadari bahwa sementara biaya konstruksi mungkin komponen terbesar dari biaya modal, komponen biaya lain tidak signifikan. For example, land acquisition costs are a major expenditure for building construction in high-density urban areas, and construction financing costs can reach the same order of magnitude as the construction cost in large projects such as the construction of nuclear power plants. Sebagai contoh, perolehan tanah merupakan pengeluaran utama untuk pembangunan gedung di kepadatan tinggi daerah perkotaan, dan biaya konstruksi pembiayaan dapat mencapai urutan yang sama besarnya dengan biaya konstruksi dalam proyekproyek besar seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. From the owner's perspective, it is equally important to estimate the corresponding operation and maintenance cost of each alternative for a proposed facility in order to analyze the life cycle costs. Dari sudut pandang pemilik, adalah sama pentingnya untuk memperkirakan operasi yang sesuai dan biaya pemeliharaan setiap alternatif untuk fasilitas yang diusulkan dalam rangka untuk menganalisis biaya hidup siklus. The large expenditures needed for facility maintenance, especially for publicly owned infrastructure, are reminders of the neglect in the past to consider fully the implications of operation and maintenance cost in the design stage. Pengeluaran besar dibutuhkan untuk pemeliharaan fasilitas, terutama untuk infrastruktur milik publik, adalah pengingat dari pengabaian di masa lalu untuk mempertimbangkan sepenuhnya implikasi dari operasi dan biaya pemeliharaan dalam tahap desain. In most construction budgets, there is an allowance for contingencies or unexpected costs occuring during construction. Dalam anggaran konstruksi paling, ada penyisihan kontinjensi atau biaya tak terduga yang terjadi selama konstruksi. This contingency amount may be included within each cost item or be included in a single category of construction contingency. Jumlah ini contingency mungkin disertakan dalam setiap item biaya atau dimasukkan dalam satu kategori kontingensi konstruksi. The amount of contingency is based on historical experience and the expected difficulty of a particular construction project. Jumlah kontingensi didasarkan pada pengalaman historis dan kesulitan yang diharapkan dari suatu proyek konstruksi tertentu. For example, one construction firm makes estimates of the expected cost in five different areas: Misalnya, salah satu perusahaan konstruksi membuat perkiraan biaya yang diharapkan dalam lima bidang yang berbeda:

Design development changes, Pengembangan desain perubahan, Schedule adjustments, Jadwal penyesuaian,

General administration changes (such as wage rates), Administrasi umum perubahan (seperti tingkat upah), Differing site conditions for those expected, and Berbeda kondisi situs untuk yang diharapkan, dan Third party requirements imposed during construction, such as new permits. Pihak ketiga persyaratan diberlakukan selama konstruksi, seperti izin baru.

Contingent amounts not spent for construction can be released near the end of construction to the owner or to add additional project elements. Kontinjensi jumlah yang tidak dihabiskan untuk pembangunan dapat dilepaskan dekat akhir konstruksi untuk pemilik atau untuk menambahkan elemen proyek tambahan. In this chapter, we shall focus on the estimation of construction cost, with only occasional reference to other cost components. Dalam bab ini, kita akan fokus pada estimasi biaya konstruksi, dengan hanya referensi berkala untuk komponen biaya lain. In Chapter 6, we shall deal with the economic evaluation of a constructed facility on the basis of both the capital cost and the operation and maintenance cost in the life cycle of the facility. Dalam Bab 6, kita akan membahas evaluasi ekonomi dari sebuah fasilitas dibangun atas dasar baik biaya modal dan operasi dan biaya pemeliharaan dalam siklus hidup fasilitas. It is at this stage that tradeoffs between operating and capital costs can be analyzed. Hal ini pada tahap yang timbal balik antara biaya operasional dan modal dapat dianalisis. Example 5-1: Energy project resource demands [1] Contoh 5-1: tuntutan proyek sumber daya energi [1] The resources demands for three types of major energy projects investigated during the energy crisis in the 1970's are shown in Table 5-1. Tuntutan sumber daya untuk tiga jenis proyek energi utama diselidiki selama krisis energi pada tahun 1970 yang ditunjukkan pada Tabel 5-1. These projects are: (1) an oil shale project with a capacity of 50,000 barrels of oil product per day; (2) a coal gasification project that makes gas with a heating value of 320 billions of British thermal units per day, or equivalent to about 50,000 barrels of oil product per day; and (3) a tar sand project with a capacity of 150,000 barrels of oil product per day. Proyek-proyek ini adalah: (1) serpih minyak proyek dengan kapasitas 50.000 barel produk minyak per hari, (2) sebuah proyek gasifikasi batubara yang membuat gas dengan nilai kalor 320 miliar British thermal unit per hari, atau setara dengan sekitar 50.000 barel produk minyak per hari, dan (3) pasir tar proyek dengan kapasitas 150.000 barel produk minyak per hari. For each project, the cost in billions of dollars, the engineering manpower requirement for basic design in thousands of hours, the engineering manpower requirement for detailed engineering in millions of hours, the skilled labor requirement for construction in millions of hours and the material requirement in billions of dollars are shown in Table 5-1. Untuk setiap proyek, biaya dalam miliaran dolar, kebutuhan tenaga kerja teknik untuk desain dasar dalam ribuan jam, kebutuhan tenaga kerja teknik rekayasa rinci dalam jutaan jam, kebutuhan tenaga kerja terampil untuk konstruksi dalam jutaan jam dan kebutuhan bahan dalam miliaran dolar ditunjukkan pada Tabel 5-1. To build several projects of such an order of magnitude concurrently could drive up the costs and strain the availability of all resources required to complete the projects. Untuk

membangun beberapa proyek seperti urutan besarnya merangkap bisa menaikkan biaya dan regangan ketersediaan semua sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Consequently, cost estimation often represents an exercise in professional judgment instead of merely compiling a bill of quantities and collecting cost data to reach a total estimate mechanically. Akibatnya, estimasi biaya seringkali merupakan sebuah latihan dalam penilaian profesional dan bukan hanya sekedar menyusun bill of kuantitas dan pengumpulan data biaya untuk mencapai total perkiraan mekanis. TABLE 5-1 Resource Requirements of Some Major Energy Projects TABEL Persyaratan Sumber Daya 5-1 Beberapa Proyek Energi Mayor Oil shale Minyak Tar Sands Tar Coal gasification serpih Sands Gasifikasi Batubara (50,000 (150,000 (320 billions barrels/day) barrels/day) BTU/day) (320 (50.000 barel / (150.000 barel / milyar BTU / hari) hari) hari) Cost Biaya ($ billion) ($ 2.5 2.5 Milyar) Basic design Dasar rancangan (Thousands of 80 80 hours) (Ribuan jam) Detailed engineering Detil rekayasa 3 to 4 3 sampai 4 (Millions of hours) (Jutaan jam) Construction Konstruksi (Millions of 20 20 hours) (Jutaan jam) Materials Bahan ($ billion) ($ 11 Milyar) 44 8 to 10 8 sampai 10

200 200

100 100

4 to 5 4 sampai 5

6 to 8 6 sampai 8

30 30

40 40

22

2.5 2.5

Source: Exxon Research and Engineering Company, Florham Park, NJ Sumber: Exxon Penelitian dan Perusahaan Rekayasa, Florham Park, NJ Back to top Kembali ke atas

5.2 Approaches to Cost Estimation 5.2 Pendekatan Estimasi Biaya

Cost estimating is one of the most important steps in project management. memperkirakan Biaya merupakan salah satu langkah paling penting dalam manajemen proyek. A cost estimate establishes the base line of the project cost at different stages of development of the project. Perkiraan biaya menetapkan garis dasar biaya proyek pada berbagai tahap pembangunan proyek. A cost estimate at a given stage of project development represents a prediction provided by the cost engineer or estimator on the basis of available data. Perkiraan biaya pada tahap pengembangan proyek tertentu merupakan prediksi yang diberikan oleh biaya insinyur atau penaksir berdasarkan data yang tersedia. According to the American Association of Cost Engineers, cost engineering is defined as that area of engineering practice where engineering judgment and experience are utilized in the application of scientific principles and techniques to the problem of cost estimation, cost control and profitability. Menurut American Association of Engineers Biaya, rekayasa biaya didefinisikan sebagai wilayah praktek teknik mana teknik penilaian dan pengalaman digunakan dalam penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan teknik untuk masalah estimasi biaya, pengendalian biaya dan profitabilitas. Virtually all cost estimation is performed according to one or some combination of the following basic approaches: Hampir semua estimasi biaya dilakukan sesuai dengan salah satu atau beberapa kombinasi dari pendekatan dasar sebagai berikut: Production function. In microeconomics, the relationship between the output of a process and the necessary resources is referred to as the production function. fungsi Produksi,. Dalam ekonomi mikro hubungan antara output dari sebuah proses dan sumber daya yang diperlukan disebut sebagai fungsi produksi. In construction, the production function may be expressed by the relationship between the volume of construction and a factor of production such as labor or capital. Dalam konstruksi, fungsi produksi dapat dinyatakan dengan hubungan antara volume konstruksi dan faktor produksi seperti tenaga kerja atau modal. A production function relates the amount or volume of output to the various inputs of labor, material and equipment. Sebuah fungsi produksi berkaitan jumlah atau volume output ke berbagai masukan tenaga kerja, bahan dan peralatan. For example, the amount of output Q may be derived as a function of various input factors x 1 , x 2 , ..., x n by means of mathematical and/or statistical methods. Sebagai contoh, jumlah output Q mungkin diturunkan sebagai fungsi dari berbagai faktor input x 1, x 2, ..., x n dengan cara matematis dan / atau metode statistik. Thus, for a specified level of output, we may attempt to find a set of values for the input factors so as to minimize the production cost. Jadi, untuk tingkat output tertentu, kami mungkin akan berusaha untuk menemukan satu set nilai untuk faktor input sehingga dapat meminimalkan biaya produksi. The relationship between the size of a building project (expressed in square feet) to the input labor (expressed in labor hours per square foot) is an example of a production function for construction. Hubungan antara ukuran sebuah proyek bangunan (dalam meter persegi) ke input tenaga kerja (dalam jam kerja per kaki persegi) adalah contoh dari fungsi produksi untuk konstruksi. Several such production functions are shown in Figure 3-3 of Chapter 3. Beberapa fungsi produksi tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3-3 dari Bab 3.

Empirical cost inference. Empirical estimation of cost functions requires statistical techniques which relate the cost of constructing or operating a facility to a few important characteristics or attributes of the system. Empiris biaya inferensi. Estimasi Empiris fungsi biaya memerlukan teknik statistik yang berhubungan biaya membangun atau mengoperasikan fasilitas ke beberapa karakteristik penting atau atribut dari sistem. The role of statistical inference is to estimate the best parameter values or constants in an assumed cost function. Peran inferensi statistik adalah untuk memperkirakan nilai parameter terbaik atau konstanta dalam fungsi biaya diasumsikan. Usually, this is accomplished by means of regression analysis techniques. Biasanya, ini dicapai dengan menggunakan teknik analisis regresi. Unit costs for bill of quantities. A unit cost is assigned to each of the facility components or tasks as represented by the bill of quantities. Unit biaya tagihan dalam jumlah. A unit cost ditugaskan untuk masing-masing komponen fasilitas atau tugas yang diwakili oleh tagihan kuantitas. The total cost is the summation of the products of the quantities multiplied by the corresponding unit costs. Biaya total adalah penjumlahan dari produk kuantitas dikalikan dengan unit cost yang sesuai. The unit cost method is straightforward in principle but quite laborious in application. Metode biaya unit langsung pada prinsipnya tetapi cukup melelahkan dalam aplikasi. The initial step is to break down or disaggregate a process into a number of tasks. Langkah awal adalah untuk memecah atau memisahkan proses menjadi beberapa tugas. Collectively, these tasks must be completed for the construction of a facility. Secara kolektif, tugas ini harus diselesaikan untuk pembangunan fasilitas. Once these tasks are defined and quantities representing these tasks are assessed, a unit cost is assigned to each and then the total cost is determined by summing the costs incurred in each task. Setelah tugas-tugas yang didefinisikan dan kuantitas yang mewakili tugas-tugas ini dinilai, biaya unit ditugaskan untuk masing-masing dan kemudian total biaya ditentukan dengan menjumlahkan biaya yang dikeluarkan dalam tugas masing-masing. The level of detail in decomposing into tasks will vary considerably from one estimate to another. Tingkat detail dalam dekomposisi ke dalam tugas akan sangat bervariasi dari satu perkiraan yang lain. Allocation of joint costs. Allocations of cost from existing accounts may be used to develop a cost function of an operation. Alokasi biaya bersama. Alokasi biaya dari account yang sudah ada dapat digunakan untuk mengembangkan fungsi biaya operasi. The basic idea in this method is that each expenditure item can be assigned to particular characteristics of the operation. Ide dasar metode ini adalah bahwa setiap item pengeluaran dapat ditugaskan untuk karakteristik khusus operasi. Ideally, the allocation of joint costs should be causally related to the category of basic costs in an allocation process. Idealnya, alokasi biaya bersama harus kausal berhubungan dengan kategori biaya pokok dalam proses alokasi. In many instances, however, a causal relationship between the allocation factor and the cost item cannot be identified or may not exist. Dalam banyak kasus, bagaimanapun, hubungan kausal antara faktor alokasi dan item biaya tidak dapat diidentifikasi atau tidak mungkin ada. For example, in construction projects, the accounts for basic costs may be classified according to (1) labor, (2) material, (3) construction equipment, (4) construction supervision, and (5) general office overhead. Sebagai contoh, dalam proyekproyek konstruksi, account untuk biaya pokok dapat diklasifikasikan berdasarkan (1) tenaga kerja, (2) material, (3) peralatan konstruksi, (4) pengawasan konstruksi, dan (5) overhead kantor umum. These basic costs may then be allocated proportionally to various tasks which are

subdivisions of a project. Biaya-biaya dasar kemudian dapat dialokasikan secara proporsional untuk berbagai tugas yang merupakan subdivisi dari suatu proyek. Back to top Kembali ke atas

5.3 Types of Construction Cost Estimates 5.3 Jenis Estimasi Biaya Konstruksi
Construction cost constitutes only a fraction, though a substantial fraction, of the total project cost. Biaya konstruksi merupakan hanya sebagian kecil, meskipun sebagian besar, dari biaya total proyek. However, it is the part of the cost under the control of the construction project manager. Namun, ini adalah bagian dari biaya di bawah kendali manajer proyek konstruksi. The required levels of accuracy of construction cost estimates vary at different stages of project development, ranging from ball park figures in the early stage to fairly reliable figures for budget control prior to construction. Tingkat dibutuhkan ketepatan estimasi biaya konstruksi bervariasi pada berbagai tahap pengembangan proyek, mulai dari taman tokoh bola pada tahap awal cukup angka diandalkan untuk kontrol anggaran sebelum konstruksi. Since design decisions made at the beginning stage of a project life cycle are more tentative than those made at a later stage, the cost estimates made at the earlier stage are expected to be less accurate. Sejak desain keputusan yang dibuat pada tahap awal siklus hidup proyek lebih tentatif daripada yang dibuat pada tahap berikutnya, biaya estimasi yang dibuat pada tahap awal diperkirakan akan kurang akurat. Generally, the accuracy of a cost estimate will reflect the information available at the time of estimation. Secara umum, akurasi perkiraan biaya akan mencerminkan informasi yang tersedia pada saat estimasi. Construction cost estimates may be viewed from different perspectives because of different institutional requirements. perkiraan biaya konstruksi ini dapat dilihat dari perspektif yang berbeda karena persyaratan kelembagaan yang berbeda. In spite of the many types of cost estimates used at different stages of a project, cost estimates can best be classified into three major categories according to their functions. Meskipun banyak jenis estimasi biaya yang digunakan pada berbagai tahap proyek, perkiraan biaya terbaik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama sesuai dengan fungsinya. A construction cost estimate serves one of the three basic functions: design, bid and control. Perkiraan biaya konstruksi melayani salah satu dari tiga fungsi dasar: desain, tawaran, dan kontrol. For establishing the financing of a project, either a design estimate or a bid estimate is used. Untuk menetapkan pembiayaan proyek, baik perkiraan desain atau taksiran tawaran digunakan. 1. Design Estimates. For the owner or its designated design professionals, the types of cost estimates encountered run parallel with the planning and design as follows: . Perkiraan Desain Bagi pemilik atau desain profesional yang ditunjuk, jenis estimasi biaya ditemui berjalan sejajar dengan perencanaan dan perancangan sebagai berikut: o Screening estimates (or order of magnitude estimates) Skrining perkiraan (atau urutan perkiraan besarnya) o Preliminary estimates (or conceptual estimates) Perkiraan awal (atau perkiraan konseptual)

o o

Detailed estimates (or definitive estimates) Detil perkiraan (atau perkiraan definitif) Engineer's estimates based on plans and specifications Insinyur perkiraan berdasarkan rencana dan spesifikasi

For each of these different estimates, the amount of design information available typically increases. Untuk masing-masing perkiraan yang berbeda, jumlah informasi desain yang tersedia biasanya meningkat. 2. Bid Estimates. For the contractor, a bid estimate submitted to the owner either for competitive bidding or negotiation consists of direct construction cost including field supervision, plus a markup to cover general overhead and profits. Perkiraan Bid. Untuk kontraktor, perkiraan tawaran disampaikan kepada pemilik baik untuk penawaran kompetitif atau negosiasi terdiri dari biaya konstruksi langsung termasuk pengawasan lapangan, ditambah markup untuk menutupi overhead umum dan keuntungan. The direct cost of construction for bid estimates is usually derived from a combination of the following approaches. Biaya langsung konstruksi untuk taksiran tawaran biasanya berasal dari kombinasi dari pendekatan berikut. o Subcontractor quotations Subkontraktor kutipan o Quantity takeoffs Kuantitas lepas landas o Construction procedures. Konstruksi prosedur. 3. 3. 3. Control Estimates. For monitoring the project during construction, a control estimate is derived from available information to establish: . Perkiraan Control Untuk pemantauan proyek selama konstruksi, estimasi kontrol berasal dari informasi yang tersedia untuk mendirikan: o Budget estimate for financing Perkiraan anggaran untuk pembiayaan o Budgeted cost after contracting but prior to construction Anggaran biaya setelah tertular tetapi sebelum konstruksi o Estimated cost to completion during the progress of construction. Perkiraan biaya untuk penyelesaian selama kemajuan pembangunan.

Design Estimates Desain Perkiraan

In the planning and design stages of a project, various design estimates reflect the progress of the design. Dalam tahap perencanaan dan desain proyek, perkiraan berbagai desain mencerminkan kemajuan desain. At the very early stage, the screening estimate or order of magnitude estimate is usually made before the facility is designed, and must therefore rely on the cost data of similar facilities built in the past. Pada tahap awal sangat, estimasi penyaringan atau urutan perkiraan besarnya biasanya dibuat sebelum fasilitas tersebut dirancang, dan karena itu harus bergantung pada data biaya fasilitas sejenis yang dibangun di masa lalu. A preliminary estimate or conceptual estimate is based on the conceptual design of the facility at the state when the basic technologies for the design are known. Perkiraan awal atau estimasi konseptual didasarkan pada desain konseptual fasilitas pada keadaan ketika teknologi dasar untuk desain diketahui. The detailed estimate or definitive estimate is made when the scope of work is clearly defined and the detailed design is in progress so that the essential features of the facility are identifiable. Perkiraan rinci atau estimasi pasti dibuat bila ruang lingkup kerja yang jelas dan detil desain

yang sedang berlangsung sehingga fitur penting dari fasilitas tersebut adalah diidentifikasi. The engineer's estimate is based on the completed plans and specifications when they are ready for the owner to solicit bids from construction contractors. insinyur Perkiraan tersebut didasarkan pada rencana selesai dan spesifikasi ketika mereka siap untuk pemilik untuk meminta penawaran dari kontraktor konstruksi. In preparing these estimates, the design professional will include expected amounts for contractors' overhead and profits. Dalam mempersiapkan perkiraan tersebut, profesional desain akan mencakup diharapkan jumlah overhead kontraktor dan keuntungan. The costs associated with a facility may be decomposed into a hierarchy of levels that are appropriate for the purpose of cost estimation. Biaya yang berkaitan dengan fasilitas mungkin dipecah menjadi hirarki dari tingkat yang sesuai untuk tujuan estimasi biaya. The level of detail in decomposing the facility into tasks depends on the type of cost estimate to be prepared. Tingkat detail dalam dekomposisi fasilitas menjadi tugas tergantung pada jenis perkiraan biaya yang harus dipersiapkan. For conceptual estimates, for example, the level of detail in defining tasks is quite coarse; for detailed estimates, the level of detail can be quite fine. Untuk perkiraan konseptual, misalnya, tingkat detail dalam mendefinisikan tugas cukup kasar, karena perkiraan rinci, tingkat detail bisa sangat baik. As an example, consider the cost estimates for a proposed bridge across a river. Sebagai contoh, mempertimbangkan perkiraan biaya untuk jembatan yang diusulkan di seberang sungai. A screening estimate is made for each of the potential alternatives, such as a tied arch bridge or a cantilever truss bridge. Perkiraan skrining dibuat untuk setiap alternatif yang potensial, seperti lengkungan jembatan diikat atau jembatan rangka kantilever. As the bridge type is selected, eg the technology is chosen to be a tied arch bridge instead of some new bridge form, a preliminary estimate is made on the basis of the layout of the selected bridge form on the basis of the preliminary or conceptual design. Karena tipe jembatan dipilih, misalnya teknologi ini dipilih untuk menjadi jembatan lengkung diikat bukan beberapa bentuk jembatan baru, estimasi awal dibuat berdasarkan tata letak bentuk jembatan yang dipilih berdasarkan desain awal atau konseptual . When the detailed design has progressed to a point when the essential details are known, a detailed estimate is made on the basis of the well defined scope of the project. Ketika desain detail telah berkembang ke titik ketika rincian penting diketahui, perkiraan rinci dibuat atas dasar lingkup didefinisikan dengan baik proyek. When the detailed plans and specifications are completed, an engineer's estimate can be made on the basis of items and quantities of work. Ketika rencana rinci dan spesifikasi selesai, perkiraan insinyur dapat dibuat atas dasar item dan kuantitas kerja.

Bid Estimates Taksiran Tawaran

The contractor's bid estimates often reflect the desire of the contractor to secure the job as well as the estimating tools at its disposal. Tawaran kontraktor memperkirakan sering mencerminkan keinginan kontraktor untuk mengamankan pekerjaan serta alat-alat mengestimasi dengan pembuangan. Some contractors have well established cost estimating procedures while others do not. Beberapa kontraktor telah mapan estimasi biaya prosedur sementara yang lainnya tidak. Since only the lowest bidder will be the winner of the contract in most bidding contests, any effort devoted to cost estimating is a loss to the contractor who is not a successful bidder. Karena

hanya penawar terendah akan menjadi pemenang kontrak dalam kontes penawaran paling, usaha apa pun dikhususkan untuk estimasi biaya adalah kerugian kepada kontraktor yang bukan penawar yang sukses. Consequently, the contractor may put in the least amount of possible effort for making a cost estimate if it believes that its chance of success is not high. Akibatnya, kontraktor dapat dimasukkan ke dalam paling sedikit usaha yang mungkin untuk membuat perkiraan biaya jika percaya bahwa peluang keberhasilannya tidak tinggi. If a general contractor intends to use subcontractors in the construction of a facility, it may solicit price quotations for various tasks to be subcontracted to specialty subcontractors. Jika kontraktor umum berniat untuk menggunakan subkontraktor dalam pembangunan fasilitas, mungkin meminta penawaran harga untuk keperluan berbagai tugas yang akan disubkontrakkan kepada subkontraktor khusus. Thus, the general subcontractor will shift the burden of cost estimating to subcontractors. Dengan demikian, subkontraktor umum akan menggeser beban estimasi biaya kepada subkontraktor. If all or part of the construction is to be undertaken by the general contractor, a bid estimate may be prepared on the basis of the quantity takeoffs from the plans provided by the owner or on the basis of the construction procedures devised by the contractor for implementing the project. Jika semua atau bagian dari pembangunan harus dilakukan oleh kontraktor umum, taksiran tawaran dapat dibuat atas dasar jumlah yang lepas landas dari rencana yang diberikan oleh pemilik atau berdasarkan prosedur konstruksi yang dibuat oleh kontraktor untuk melaksanakan proyek. For example, the cost of a footing of a certain type and size may be found in commercial publications on cost data which can be used to facilitate cost estimates from quantity takeoffs. Sebagai contoh, biaya pijakan dari jenis dan ukuran tertentu dapat ditemukan dalam publikasi komersial pada data biaya yang dapat digunakan untuk memfasilitasi estimasi biaya dari lepas landas kuantitas. However, the contractor may want to assess the actual cost of construction by considering the actual construction procedures to be used and the associated costs if the project is deemed to be different from typical designs. Namun, kontraktor tersebut mungkin ingin menilai biaya aktual pembangunan dengan mempertimbangkan prosedur aktual konstruksi yang akan digunakan dan biaya yang terkait bila proyek tersebut dianggap berbeda dari desain khas. Hence, items such as labor, material and equipment needed to perform various tasks may be used as parameters for the cost estimates. Oleh karena itu, barang-barang seperti tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai tugas dapat digunakan sebagai parameter untuk perkiraan biaya.

Control Estimates Kontrol Perkiraan

Both the owner and the contractor must adopt some base line for cost control during the construction. Baik pemilik dan kontraktor harus mengadopsi beberapa garis dasar untuk mengendalikan biaya selama konstruksi. For the owner, a budget estimate must be adopted early enough for planning long term financing of the facility. Untuk pemilik, estimasi anggaran harus diadopsi cukup awal untuk perencanaan pembiayaan jangka panjang fasilitas. Consequently, the detailed estimate is often used as the budget estimate since it is sufficient definitive to reflect the project scope and is available long before the engineer's estimate. Akibatnya, perkiraan rinci sering digunakan sebagai perkiraan anggaran karena cukup definitif untuk mencerminkan lingkup proyek dan tersedia jauh sebelum perkiraan insinyur. As the work progresses, the budgeted cost must be revised periodically to reflect the estimated cost to completion. Sebagai pekerjaan berlangsung, biaya yang dianggarkan harus direvisi secara berkala untuk

mencerminkan estimasi biaya untuk penyelesaian. A revised estimated cost is necessary either because of change orders initiated by the owner or due to unexpected cost overruns or savings. Sebuah perkiraan biaya revisi ini diperlukan baik karena perintah perubahan diprakarsai oleh pemilik atau karena overruns biaya tak terduga atau tabungan. For the contractor, the bid estimate is usually regarded as the budget estimate, which will be used for control purposes as well as for planning construction financing. Untuk kontraktor, perkiraan tawaran biasanya dianggap sebagai perkiraan anggaran, yang akan digunakan untuk tujuan kontrol serta perencanaan pembiayaan pembangunan. The budgeted cost should also be updated periodically to reflect the estimated cost to completion as well as to insure adequate cash flows for the completion of the project. Biaya yang dianggarkan juga harus diperbarui secara berkala untuk mencerminkan estimasi biaya untuk penyelesaian serta menjamin arus kas yang cukup untuk penyelesaian proyek. Example 5-2: Screening estimate of a grouting seal beneath a landfill [2] Contoh 5-2: Pemutaran perkiraan dari sebuah segel grouting bawah TPA [2] One of the methods of isolating a landfill from groundwater is to create a bowl-shaped bottom seal beneath the site as shown in Figure 5-0. Salah satu metode mengisolasi sebuah TPA dari tanah adalah untuk menciptakan sebuah segel bawah berbentuk mangkuk di bawah situs seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5-0. The seal is constructed by pumping or pressure-injecting grout under the existing landfill. segel ini dibangun dengan memompa atau tekanan-suntik nat bawah TPA. Holes are bored at regular intervals throughout the landfill for this purpose and the grout tubes are extended from the surface to the bottom of the landfill. Lubang bosan secara berkala seluruh TPA untuk tujuan ini dan tabung grout diperluas dari permukaan ke dasar TPA. A layer of soil at a minimum of 5 ft. thick is left between the grouted material and the landfill contents to allow for irregularities in the bottom of the landfill. Sebuah lapisan tanah sebesar minimum 5 ft tebal yang tersisa antara materi grouting dan isi TPA untuk memungkinkan penyimpangan di dasar TPA. The grout liner can be between 4 and 6 feet thick. Liner nat bisa antara 4 dan 6 kaki tebal. A typical material would be Portland cement grout pumped under pressure through tubes to fill voids in the soil. Bahan khas akan Portland semen nat dipompa di bawah tekanan melalui tabung untuk mengisi rongga dalam tanah. This grout would then harden into a permanent, impermeable liner. nat ini kemudian akan mengeras menjadi liner, permanen kedap air.

Figure 5-1: Grout Bottom Seal Liner at a Landfill Gambar 5-1: Grout Seal Bawah Liner di sebuah TPA The work items in this project include (1) drilling exploratory bore holes at 50 ft intervals for grout tubes, and (2) pumping grout into the voids of a soil layer between 4 and 6 ft thick. item pekerjaan yang dalam proyek ini meliputi (1) pengeboran membuat lubang pada interval 50 ft untuk tabung grout, dan (2) memompa nat ke dalam rongga dari lapisan tanah antara 4 dan 6 ft tebal. The quantities for these two items are estimated on the basis of the landfill area: Kuantitas untuk kedua item diperkirakan berdasarkan wilayah TPA: 8 acres = (8)(43,560 ft 2 /acre) = 348,480 ft 2 8 ekar = (8) (43.560 ft 2 / ha) = 348.480 ft 2 (As an approximation, use 360,000 ft 2 to account for the bowl shape) (Sebagai aproksimasi, gunakan 360.000 ft 2 untuk menjelaskan bentuk mangkuk) The number of bore holes in a 50 ft by 50 ft grid pattern covering 360,000 ft 2 is given by: Jumlah membuat lubang di kaki 50 dengan 50 pola grid seluas 360.000 ft ft 2 diberikan oleh:

The average depth of the bore holes is estimated to be 20 ft. Hence, the total amount of drilling is (144)(20) = 2,880 ft. Kedalaman rata-rata membuat lubang diperkirakan 20 ft Oleh karena itu, jumlah pengeboran adalah (144) (20) = 2880 ft The volume of the soil layer for grouting is estimated to be: Volume lapisan tanah untuk grouting diperkirakan akan: for a 4 ft layer, volume = (4 ft)(360,000 ft 2 ) = 1,440,000 ft 3 untuk lapisan ft 4, volume = (4 ft) (360.000 ft 2) = 1.440.000 ft 3 for a 6 ft layer, volume = (6 ft)(360,000 ft 2 ) = 2,160,000 ft 3 untuk lapisan ft 6, volume = (6 ft) (360.000 ft 2) = 2.160.000 ft 3 It is estimated from soil tests that the voids in the soil layer are between 20% and 30% of the total volume. Diperkirakan dari tes tanah bahwa rongga dalam lapisan tanah adalah antara 20% dan 30% dari total volume. Thus, for a 4 ft soil layer: Jadi, untuk lapisan tanah 4 ft: grouting in 20% voids = (20%)(1,440,000) = 288,000 ft 3 grouting di 20% void = (20%) (1.440.000) = 288.000 ft 3 grouting in 30 % voids = (30%)(1,440,000) = 432,000 ft 3 grouting di 30 void% = (30%) (1.440.000) = 432.000 ft 3 and for a 6 ft soil layer: dan untuk lapisan tanah 6 ft: grouting in 20% voids = (20%)(2,160,000) = 432,000 ft 3 grouting di 20% void = (20%) (2.160.000) = 432.000 ft 3 grouting in 30% voids = (30%)(2,160,000) = 648,000 ft 3 grouting di 30 void% = (30%) (2.160.000) = 648.000 ft 3 The unit cost for drilling exploratory bore holes is estimated to be between $3 and $10 per foot (in 1978 dollars) including all expenses. Biaya unit untuk pengeboran lubang bor diperkirakan antara $ 3 dan $ 10 per kaki (pada tahun 1978 dolar) termasuk semua biaya. Thus, the total cost of boring will be between (2,880)(3) = $ 8,640 and (2,880)(10) = $28,800. Dengan demikian, total biaya akan membosankan antara (2880) (3) = $ 8.640 dan (2.880) (10) = $ 28.800. The unit cost of Portland cement grout pumped into place is between $4 and $10 per cubic foot including overhead and profit. Biaya unit grout semen Portland dipompa ke tempatnya adalah antara $ 4 dan $ 10 per kaki kubik termasuk overhead dan keuntungan. In addition to the variation in the unit cost, the total cost of the bottom seal will depend upon the thickness of the soil layer grouted and the proportion of voids in the soil. Selain variasi dalam biaya unit, total biaya segel bawah akan tergantung pada ketebalan lapisan tanah grouting dan proporsi rongga dalam tanah. That is: Yaitu: for a 4 ft layer with 20% voids, grouting cost = $1,152,000 to $2,880,000 untuk lapisan ft 4 dengan 20 rongga%, grouting biaya = $ 1.152.000 untuk $ 2.880.000 for a 4 ft layer with 30% voids, grouting cost = $1,728,000 to $4,320,000 untuk lapisan ft 4 dengan 30 rongga%, grouting biaya = $ 1.728.000 untuk $ 4.320.000 for a 6 ft layer with 20% voids, grouting cost = $1,728,000 to $4,320,000 untuk lapisan 6 ft dengan 20 rongga%, grouting biaya = $ 1.728.000 untuk $ 4.320.000 for a 6 ft layer with 30% voids, grouting cost = $2,592,000 to $6,480,000 untuk lapisan 6 ft dengan 30 rongga%, grouting biaya = $ 2.592.000 untuk $ 6.480.000 The total cost of drilling bore holes is so small in comparison with the cost of grouting that the former can be omitted in the screening estimate. Total biaya pengeboran lubang bor sangat kecil dibandingkan dengan biaya pengisian yang mantan dapat dihilangkan dalam estimasi

penyaringan. Furthermore, the range of unit cost varies greatly with soil characteristics, and the engineer must exercise judgment in narrowing the range of the total cost. Selain itu, berbagai unit cost sangat bervariasi dengan karakteristik tanah, dan insinyur harus melakukan penilaian di mempersempit kisaran total biaya. Alternatively, additional soil tests can be used to better estimate the unit cost of pumping grout and the proportion of voids in the soil. Atau, uji tanah tambahan dapat digunakan untuk lebih memperkirakan biaya unit pompa nat dan proporsi rongga dalam tanah. Suppose that, in addition to ignoring the cost of bore holes, an average value of a 5 ft soil layer with 25% voids is used together with a unit cost of $ 7 per cubic foot of Portland cement grouting. Misalkan, di samping mengabaikan biaya membuat lubang, nilai rata-rata lapisan tanah 5 ft dengan void 25% digunakan bersama-sama dengan unit biaya sebesar $ 7 per kaki kubik semen Portland grouting. In this case, the total project cost is estimated to be: Dalam hal ini, biaya total proyek ini diperkirakan akan: (5 ft)(360,000 ft 2 )(25%)($7/ft 3 ) = $3,150,000 (5 ft) (360.000 ft 2) (25%) ($ 7/ft 3) = $ 3.150.000 An important point to note is that this screening estimate is based to a large degree on engineering judgment of the soil characteristics, and the range of the actual cost may vary from $ 1,152,000 to $ 6,480,000 even though the probabilities of having actual costs at the extremes are not very high. Hal penting untuk dicatat adalah bahwa perkiraan ini didasarkan skrining untuk gelar besar pada penilaian rekayasa karakteristik tanah, dan berbagai biaya yang sebenarnya dapat bervariasi dari $ 1.152.000 menjadi $ 6.480.000 meskipun probabilitas memiliki biaya aktual pada ekstrem yang tidak terlalu tinggi. Example 5-3: Example of engineer's estimate and contractors' bids Contoh 5-3: Contoh's estimasi insinyur dan 'tawaran kontraktor [3] [3] The engineer's estimate for a project involving 14 miles of Interstate 70 roadway in Utah was $20,950,859. Perkiraan tersebut insinyur untuk sebuah proyek yang melibatkan 14 mil dari Interstate 70 jalan raya di Utah adalah $ 20.950.859. Bids were submitted on March 10, 1987, for completing the project within 320 working days. Tawaran diajukan pada tanggal 10 Maret 1987, untuk menyelesaikan proyek dalam waktu 320 hari kerja. The three low bidders were: Ketiga penawar rendah adalah: 1. 1. Ball, Ball & Brosame, Inc., $14,129,798 $ Danville CA Ball, Ball & Brosame, 14.129.798 Inc, CA Danville 2. 2. National Projects, Inc., Phoenix, $15,381,789 $ AR Proyek Nasional, Inc, Phoenix, AR 15.381.789 3. 3. Kiewit Western Co., Murray, $18,146,714 $ Utah Kiewit Barat Co, Murray, Utah 18.146.714 It was astounding that the winning bid was 32% below the engineer's estimate. Hal ini mengejutkan bahwa tawaran yang menang adalah 32% di bawah perkiraan insinyur. Even the third lowest bidder was 13% below the engineer's estimate for this project. Bahkan penawar terendah ketiga adalah 13% di bawah perkiraan insinyur untuk proyek ini. The disparity in pricing can be attributed either to the very conservative estimate of the engineer in the Utah Department of Transportation or to area contractors who are hungrier than usual to win jobs. Perbedaan dalam penetapan harga dapat dikaitkan baik untuk perkiraan yang sangat konservatif insinyur di Utah Departemen Perhubungan atau kepada kontraktor daerah yang lapar dari biasanya untuk memenangkan pekerjaan.

The unit prices for different items of work submitted for this project by (1) Ball, Ball & Brosame, Inc. and (2) National Projects, Inc. are shown in Table 5-2. Harga Unit untuk berbagai item pekerjaan yang diajukan untuk proyek ini dengan (1) Ball, Ball & Brosame, Inc dan (2) Proyek Nasional, Inc ditunjukkan pada Tabel 5-2. The similarity of their unit prices for some items and the disparity in others submitted by the two contractors can be noted. Kesamaan harga unit mereka untuk beberapa item dan perbedaan di lain disampaikan oleh dua kontraktor dapat dicatat.

TABLE 5-2: Unit Prices in Two Contractors' Bids for Roadway Construction TABEL 5-2: Unit Harga di Kontraktor 'Tawaran Dua untuk Konstruksi Jalan Unit price Harga satuan Unit Quantity Items Produk Unit Kuantitas 11 22 Mobilization Mobilisasi Removal, berm Penghapusan, berm Finish subgrade Selesai subgrade Surface ditches Permukaan parit Excavation structures Penggalian struktur ls ls lf Jika sy sy lf Jika cy cy 11 8,020 8,020 1,207,500 1,207,500 525 525 7,000 7,000 115,000 115,000 1.00 1.00 0.50 0.50 2.00 2.00 3.00 3.00 4.50 4.50 3.10 3.10 10.90 10.90 200,000 200,000 500 500 15.00 15.00 10.00 10.00 20.00 20.00 25.00 25.00 100 100 569,554 569,554 1.50 1.50 0.30 0.30 1.00 1.00 5.00 5.00 5.00 5.00 3.00 3.00 12.00 12.00 190,000 190,000 475 475 16.00 16.00 8.00 8.00 27.00 27.00 30.00 30.00 125 125

Base course, untreated, 3/4'' Pondasi, 362,200 ton ton tidak diobati, 3 / 4'' 362,200 Lean concrete, 4'' thick Lean beton, 4''tebal PCC, pavement, 10'' thick PCC, perkerasan, 10''tebal sy sy sy sy 820,310 820,310 76,010 76,010 11 50 50 7,920 7,920 7,410 7,410 4,241 4,241 2,104 2,104 39 39

Concrete, ci AA (AE) Beton, ci AA ls ls (AE) Small structure Struktur kecil Barrier, precast Barrier, pracetak cy cy lf Jika

Flatwork, 4'' thick Flatwork, 4''tebal sy sy 10'' thick 10''tebal Slope protection Lereng perlindungan Metal, end section, 15'' Logam, bagian akhir, 15'' sy sy sy sy ea ea

TABLE 5-2: Unit Prices in Two Contractors' Bids for Roadway Construction TABEL 5-2: Unit Harga di Kontraktor 'Tawaran Dua untuk Konstruksi Jalan Items Produk Unit Quantity Unit price Harga satuan Unit 3 3 Kuantitas 150 150 18'' 18'' ea ea 200 200 Post, right-of-way, modification Post, kanan-of-way, modifikasi Salvage and relay pipe Salvage dan pipa relay Loose riprap Loose riprap Braced posts Menguatkan posting lf Jika lf Jika cy cy ea ea 4,700 4,700 1,680 1,680 32 32 54 54 1,330 1,330 140 140 3.00 3.00 5.00 5.00 40.00 40.00 100 100 12.00 12.00 15.00 15.00 2.50 2.50 12.00 12.00 30.00 30.00 110 110 12.00 12.00 12.00 12.00 0.40 0.40 0.20 0.20 0.50 0.50

Delineators, type I Delineators, tipe I lb lb type II tipe II ea ea

Constructive signs fixed Konstruktif sf sf tanda-tanda tetap Barricades, type III Barikade, tipe III lf Jika Warning lights Peringatan lampu Pavement marking, epoxy material menandai Perkerasan, bahan epoxy Black Hitam Yellow Kuning White Putih gal cewek gal cewek gal cewek day hari

52,600 52,600 0.10 0.10 29,500 29,500 0.20 0.20 6,300 6,300 0.10 0.10

475 475 740 740 985 985 342 342 260 260 103 103 500 500 580 580 2,250 2,250

90.00 90.00 90.00 90.00 90.00 90.00 50.00 50.00 10.00 10.00 150 150 2.00 2.00 20.00 20.00 15.00 15.00

100 100 80.00 80.00 70.00 70.00 20.00 20.00 6.00 6.00 200 200 2.00 2.00 18.00 18.00 13.00 13.00

Plowable, one-way white Plowable, ea ea satu arah putih Topsoil, contractor furnished Tanah cy cy lapisan atas, kontraktor dilengkapi Seedling, method A Bibit, metode A Excelsior blanket Excelsior selimut Corrugated, metal pipe, 18'' Bergelombang, logam pipa, 18'' acr ACR sy sy lf Jika

Polyethylene pipe, 12'' Polyethylene lf Jika pipa, 12''

TABLE 5-2: Unit Prices in Two Contractors' Bids for Roadway Construction TABEL 5-2: Unit Harga di Kontraktor 'Tawaran Dua untuk Konstruksi Jalan Items Produk Unit Quantity Unit price Harga satuan Unit Kuantitas Catch basin grate and frame Catch ea ea 35 35 350 350 280 280 cekungan grate dan bingkai Equal opportunity training Equal kesempatan pelatihan Granular backfill borrow Granular backfill meminjam Drill caisson, 2'x6'' Bor caisson, 2'x6'' Flagging Lesu Prestressed concrete member Beton pratekan anggota type IV, 141'x4'' tipe IV, 141'x4'' 132'x4'' 132'x4'' Reinforced steel Diperkuat baja Epoxy coated Epoxy dilapisi Structural steel Struktur baja ea ea ea ea lb lb lb lb ls ls 77 66 6,300 6,300 122,241 122,241 11 16 16 98 98 33 22 11 11 61 61 11 11 669 669 23 23 11 12,000 12,000 11,000 11,000 0.60 0.60 0.55 0.55 5,000 5,000 10.00 10.00 15.00 15.00 100 100 100 100 200 200 15.00 15.00 500 500 15.00 15.00 100 100 100 100 16.00 16.00 14.00 14.00 0.50 0.50 0.50 0.50 1,600 1,600 4.00 4.00 17.00 17.00 400 400 160 160 300 300 12.00 12.00 700 700 19.00 19.00 125 125 150 150 hr jam cy cy lf Jika hr jam 18,000 18,000 0.80 0.80 274 274 722 722 10.00 10.00 100 100 0.80 0.80 16.00 16.00 80.00 80.00 12.50 12.50

20,000 20,000 8.25 8.25

Sign, covering Daftar, yang meliputi sf sf type C-2 wood post tipe C-2 kayu pasca 24'' 24'' 30'' 30'' 48'' 48'' Auxiliary Bantu Steel post, 48''x60'' Baja pos, 48''x60'' type 3, wood post tipe 3, pos kayu 24'' 24'' 30'' 30'' sf sf ea ea ea ea ea ea sf sf ea ea sf sf ea ea ea ea

TABLE 5-2: Unit Prices in Two Contractors' Bids for Roadway Construction TABEL 5-2: Unit Harga di Kontraktor 'Tawaran Dua untuk Konstruksi Jalan Items Produk Unit Quantity Unit price Harga satuan Unit 12Kuantitas 150 150 36'' 36'' ea ea 12 180 180 42''x60'' 42''x60'' 48'' 48'' Auxiliary Bantu Steel post Baja posting 12''x36'' 12''x36'' Barricade, 48''x42'' Barikade, 48''x42'' Wood post, road closed Kayu pos, jalan ditutup Back to top Kembali ke atas ea ea ea ea sf sf sf sf ea ea 88 77 135 135 1,610 1,610 28 28 60 60 40 40 100 100 150 150 200 200 15.00 15.00 40.00 40.00 100 100 300 300 100 100 30.00 30.00 220 220 270 270 13.00 13.00 35.00 35.00 150 150 650 650 100 100 36.00 36.00

Foundation, concrete Pondasi, beton ea ea ea ea lf Jika

5.4 Effects of Scale on Construction Cost 5.4 Pengaruh Skala pada Biaya Konstruksi
Screening cost estimates are often based on a single variable representing the capacity or some physical measure of the design such as floor area in buildings, length of highways, volume of storage bins and production volumes of processing plants. estimasi biaya Pemutaran seringkali didasarkan pada variabel tunggal yang mewakili kapasitas atau beberapa ukuran fisik desain seperti luas lantai pada bangunan, panjang jalan raya, volume sampah penyimpanan dan volume produksi pabrik pengolahan. Costs do not always vary linearly with respect to different facility sizes. Biaya tidak selalu bervariasi secara linear berkenaan dengan ukuran fasilitas yang berbeda. Typically, scale economies or diseconomies exist. Biasanya, skala ekonomi atau disekonomis ada. If the average cost per unit of capacity is declining, then scale economies exist. Jika biaya rata-rata per unit kapasitas menurun, kemudian skala ekonomi yang ada. Conversely, scale diseconomies exist if average costs increase with greater size. Sebaliknya, ada skala disekonomis jika biaya rata-rata meningkat dengan ukuran lebih besar. Empirical data are sought to establish the economies of scale for various types of facility, if they exist, in order to take advantage of lower costs per unit of capacity. Data empiris yang dicari untuk menetapkan skala ekonomis untuk berbagai jenis fasilitas, jika ada, dalam rangka mengambil keuntungan dari biaya rendah per unit kapasitas. Let x be a variable representing the facility capacity, and y be the resulting construction cost. Biarkan x menjadi variabel yang mewakili kapasitas fasilitas, dan y adalah biaya konstruksi yang

dihasilkan. Then, a linear cost relationship can be expressed in the form: Kemudian, hubungan biaya linear dapat dinyatakan dalam bentuk: (5.1) (5.1) where a and b are positive constants to be determined on the basis of historical data. dimana a dan b adalah konstanta positif akan ditentukan berdasarkan data historis. Note that in Equation (5.1), a fixed cost of y = a at x = 0 is implied as shown in Figure 5-2. Perhatikan bahwa dalam Persamaan (5.1), biaya tetap y = a di x = 0 adalah tersirat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5-2. In general, this relationship is applicable only in a certain range of the variable x, such as between x = c and x = d. Secara umum, hubungan ini hanya berlaku dalam rentang tertentu dari variabel x, seperti antara x = c dan x = d. If the values of y corresponding to x = c and x = d are known, then the cost of a facility corresponding to any x within the specified range may be obtained by linear interpolation. Jika nilai-nilai y sesuai untuk x = c dan x = d diketahui, maka biaya fasilitas yang sesuai untuk setiap x dalam kisaran tertentu dapat diperoleh dengan interpolasi linier. For example, the construction cost of a school building can be estimated on the basis of a linear relationship between cost and floor area if the unit cost per square foot of floor area is known for school buildings within certain limits of size. Sebagai contoh, biaya pembangunan gedung sekolah dapat diperkirakan berdasarkan hubungan linier antara biaya dan luas lantai jika biaya unit per meter persegi luas lantai dikenal untuk bangunan sekolah dalam batas-batas tertentu ukuran.

Figure 5-2: Linear Cost Relationship with Economies of Scale Gambar 5-2: Linear Biaya Hubungan dengan Skala Ekonomis

A nonlinear cost relationship between the facility capacity x and construction cost y can often be represented in the form: Hubungan biaya nonlinier antara kapasitas fasilitas x dan y biaya konstruksi sering dapat direpresentasikan dalam bentuk:

(5.2) (5.2)

where a and b are positive constants to be determined on the basis of historical data. dimana a dan b adalah konstanta positif akan ditentukan berdasarkan data historis. For 0 < b < 1, Equation (5.2) represents the case of increasing returns to scale, and for b ;gt 1, the relationship becomes the case of decreasing returns to scale, as shown in Figure 5-3. Untuk 0 <b, <1 Persamaan (5.2) merupakan kasus meningkat kembali ke skala, dan untuk b; gt 1, hubungan menjadi kasus menurun kembali ke skala, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5-3. Taking the logarithm of both sides this equation, a linear relationship can be obtained as follows: Mengambil logaritma dari kedua sisi persamaan ini, hubungan linear dapat diperoleh sebagai berikut:

Figure 5-3: Nonlinear Cost Relationship with increasing or Decreasing Economies of Scale Gambar 5-3: Hubungan Nonlinier Biaya dengan meningkatkan atau Penurunan Skala Ekonomis

(5.3) (5.3)

Although no fixed cost is implied in Eq.(5.2), the equation is usually applicable only for a certain range of x. Meskipun tidak ada biaya tetap yang tersirat dalam Persamaan (5.2),. Persamaan tersebut biasanya hanya berlaku untuk berbagai tertentu x. The same limitation applies to Eq.(5.3). Keterbatasan yang sama berlaku untuk Persamaan. (5.3). A nonlinear cost relationship often used in estimating the cost of a new industrial processing plant from the known cost of an existing facility of a different size is known as the exponential rule . Hubungan biaya nonlinear sering digunakan dalam mengestimasi biaya pengolahan tanaman industri baru dari biaya diketahui dari fasilitas yang ada dengan ukuran yang berbeda yang dikenal sebagai aturan eksponensial. Let y n be the known cost of an existing facility with capacity Q n , and y be the estimated cost of the new facility which has a capacity Q. Then, from the empirical data, it can be assumed that: Misalkan n y menjadi biaya diketahui dari fasilitas yang ada dengan Q n kapasitas, dan y menjadi estimasi biaya fasilitas baru yang memiliki kapasitas T. Kemudian, dari data empiris, dapat diasumsikan bahwa: (5.4) (5.4) where m usually varies from 0.5 to 0.9, depending on a specific type of facility. dimana m biasanya bervariasi 0,5-0,9, tergantung pada jenis tertentu fasilitas. A value of m = 0.6 is often used for chemical processing plants. Nilai m = 0.6 sering digunakan untuk pabrik pengolahan kimia. The exponential rule can be reduced to a linear relationship if the logarithm of Equation (5.4) is used: Aturan eksponensial dapat direduksi menjadi hubungan linear jika logaritma Persamaan (5.4) digunakan: (5.5) (5.5) or atau (5.6) (5.6) The exponential rule can be applied to estimate the total cost of a complete facility or the cost of some particular component of a facility. Aturan eksponensial dapat diterapkan untuk memperkirakan total biaya fasilitas lengkap atau biaya dari beberapa komponen tertentu fasilitas. Example 5-4: Determination of m for the exponential rule Contoh 5-4: Penentuan m untuk aturan eksponensial

Figure 5-4: Log-Log Scale Graph of Exponential Rule Example Gambar 5-4: Log-Log Contoh Skala Grafik Peraturan eksponensial

The empirical cost data from a number of sewage treatment plants are plotted on a log-log scale for ln(Q/Q n ) and ln(y/y n ) and a linear relationship between these logarithmic ratios is shown in Figure 5-4. Data biaya empiris dari sejumlah pabrik pengolahan limbah diplot pada skala log-log ln (Q / Q n) dan ln (y / n y) dan hubungan yang linier antara rasio logaritma ditunjukkan dalam Gambar 5-4 . For (Q/Q n ) = 1 or ln(Q/Q n ) = 0, ln(y/y n ) = 0; and for Q/Q n = 2 or ln(Q/Q n ) = 0.301, ln(y/y n ) = 0.1765. Untuk (Q / Q n) = 1 atau ln (Q / Q n) = 0, ln (y / n y) = 0; dan untuk Q / n Q = 2 atau ln (Q / Q n) 0.301, ln = (y / n y) = 0,1765. Since m is the slope of the line in the figure, it can be determined from the geometric relation as follows: Karena m adalah kemiringan garis pada gambar, dapat ditentukan dari hubungan geometris sebagai berikut:

For ln(y/y n ) = 0.1765, y/y n = 1.5, while the corresponding value of Q/Q n is 2. Untuk ln (y / n y) = 0,1765, y / n y = 1,5, sedangkan nilai dari Q / n Q adalah 2. In words, for m = 0.585, the cost of a plant increases only 1.5 times when the capacity is doubled. Dengan kata, untuk m = 0,585, biaya tanaman meningkat hanya 1,5 kali bila kapasitas dua kali lipat. Example 5-5: Cost exponents for water and wastewater treatment plants Contoh 5-5: Biaya eksponen untuk air dan perawatan tanaman air limbah [4] [4] The magnitude of the cost exponent m in the exponential rule provides a simple measure of the economy of scale associated with building extra capacity for future growth and system reliability for the present in the design of treatment plants. Besarnya m eksponen biaya dalam aturan eksponensial memberikan ukuran sederhana dari skala ekonomi yang terkait dengan pembangunan kapasitas ekstra untuk pertumbuhan di masa depan dan kehandalan sistem untuk hadir dalam desain tanaman pengobatan. When m is small, there is considerable incentive to provide extra capacity since scale economies exist as illustrated in Figure 5-3. Ketika m adalah

kecil, ada insentif yang cukup untuk menyediakan kapasitas tambahan karena skala ekonomi yang ada seperti yang diilustrasikan pada Gambar 5-3. When m is close to 1, the cost is directly proportional to the design capacity. Ketika m adalah mendekati 1, biaya berbanding lurus dengan kapasitas desain. The value of m tends to increase as the number of duplicate units in a system increases. Nilai m cenderung meningkat karena jumlah duplikat unit dalam meningkatkan sistem. The values of m for several types of treatment plants with different plant components derived from statistical correlation of actual construction costs are shown in Table 5-3. Nilainilai m untuk beberapa jenis tanaman pengobatan dengan komponen tanaman yang berbeda yang berasal dari korelasi statistik biaya aktual konstruksi ditunjukkan pada Tabel 5-3. TABLE 5-3 Estimated Values of Cost Exponents for Water Treatment Plants TABEL 5-3 Perkiraan Nilai Eksponen Biaya untuk Tanaman Pengolahan Air Treatment plant Pengolahan type tipe 1. 1. Water treatment Pengolahan air 2. 2. Waste treatment Pengolahan limbah Primary with digestion (small) Primer dengan pencernaan (kecil) Primary with digestion (large) Primer dengan pencernaan (besar) Trickling filter Trickling filter Activated sludge Activated sludge Stabilization ponds Stabilisasi kolam Exponent Eksponen mm 0.67 0.67 0.55 0.55 0.75 0.75 0.60 0.60 0.77 0.77 0.57 0.57 Capacity range Kapasitas kisaran (millions of gallons per day) (Jutaan galon per hari) 1-100 1-100 0.1-10 0.1-10 0.7-100 0.7-100 0.1-20 0.1-20 0.1-100 0.1-100 0.1-100 0.1-100

Source: Data are collected from various sources by PM Berthouex. Sumber: Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber oleh PM Berthouex. See the references in his article for the primary sources. Lihat referensi dalam artikelnya untuk sumber-sumber primer. Example 5-6: Some Historical Cost Data for the Exponential Rule Contoh 5-6: Beberapa Data Biaya Perolehan untuk Peraturan eksponensial The exponential rule as represented by Equation (5.4) can be expressed in a different form as: Aturan eksponensial yang diwakili oleh persamaan (5.4) dapat dinyatakan dalam bentuk yang berbeda seperti:

where mana

If m and K are known for a given type of facility, then the cost y for a proposed new facility of specified capacity Q can be readily computed. Jika m dan K dikenal untuk suatu jenis fasilitas

tertentu, maka y biaya untuk fasilitas baru yang diusulkan Q kapasitas tertentu dapat dengan mudah dihitung. TABLE 5-4 Cost Factors of Processing Units for Treatment Plants TABEL 5-4 Faktor Biaya Unit Pengolahan Tanaman Pengobatan Processing Pengolahan unit unit 1. 1. Liquid processing Cair pengolahan Oil separation Minyak pemisahan Hydroclone degritter Hydroclone degritter Primary sedimentation Sedimentasi primer Furial clarifier Furial clarifier Sludge aeration basin Lumpur kolam aerasi Tickling filter Menggelitik filter Aerated lagoon basin Cekungan laguna aerasi Equalization Hal menyamakan Neutralization Penetralan Unit of Unit capacity kapasitas K Value Nilai K mm (1968 $) ($ 1968) value nilai

mgd DKM mgd DKM ft 2 ft 2 ft 2 ft 2 mil. mil. gal. gal. ft 2 ft 2 mil. mil. gal. gal. mil. mil. gal. gal. mgd DKM

58,000 58,000 3,820 3,820 399 399 700 700 170,000 170,000 21,000 21,000 46,000 46,000 72,000 72,000 60,000 60,000 67,500 67,500 9,360 9,360 318 318

0.84 0.84 0.35 0.35 0.60 0.60 0.57 0.57 0.50 0.50 0.71 0.71 0.67 0.67 0.52 0.52 0.70 0.70 0.59 0.59 0.84 0.84 0.81 0.81

2. 2. Sludge handling Penanganan Lumpur Digestion Pencernaan ft 3 3 ft Vacuum filter Vacuum Filter ft 2 ft 2 lb dry lb kering Centrifuge Sentrifuse solids/hr padatan / jam

Source: Data are collected from various sources by PM Berthouex. Sumber: Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber oleh PM Berthouex. See the references in his article for the primary sources. Lihat referensi dalam artikelnya untuk sumber-sumber primer. The estimated values of K and m for various water and sewage treatment plant components are shown in Table 5-4. Nilai estimasi K dan m untuk berbagai air dan komponen pengolahan limbah pabrik ditunjukkan pada Tabel 5-4. The K values are based on 1968 dollars. Nilai K didasarkan pada tahun 1968 dolar. The range of data from which the K and m values are derived in the primary sources should be observed in order to use them in making cost estimates. Kisaran data dari mana K dan nilai-nilai m adalah berasal dalam sumber-sumber primer harus diamati untuk menggunakannya dalam membuat perkiraan biaya. As an example, take K = $399 and m = 0.60 for a primary sedimentation component in Table 54. Sebagai contoh, mengambil K = $ 399 dan m = 0,60 untuk komponen sedimentasi primer pada Tabel 5-4. For a proposed new plant with the primary sedimentation process having a capacity of 15,000 sq. ft., the estimated cost (in 1968 dollars) is: Untuk pabrik baru yang diusulkan dengan

proses sedimentasi primer memiliki kapasitas sebesar 15.000 sq ft, estimasi biaya (pada tahun 1968 dolar) adalah: y = ($399)(15,000) 0.60 = $128,000. y = ($ 399) (15.000) 0,60 $ = 128.000. Back to top Kembali ke atas

5.5 Unit Cost Method of Estimation 5.5 Satuan Biaya Metoda Penghitungan
If the design technology for a facility has been specified, the project can be decomposed into elements at various levels of detail for the purpose of cost estimation. Jika teknologi desain untuk fasilitas telah ditetapkan, proyek dapat diuraikan menjadi elemen-elemen pada berbagai tingkat detail untuk tujuan estimasi biaya. The unit cost for each element in the bill of quantities must be assessed in order to compute the total construction cost. Biaya satuan untuk setiap elemen dalam RUU kuantitas harus dinilai dalam rangka untuk menghitung total biaya konstruksi. This concept is applicable to both design estimates and bid estimates, although different elements may be selected in the decomposition. Konsep ini berlaku untuk kedua desain dan estimasi perkiraan tawaran, meskipun unsur-unsur yang berbeda dapat dipilih dalam dekomposisi. For design estimates, the unit cost method is commonly used when the project is decomposed into elements at various levels of a hierarchy as follows: Untuk perkiraan desain, metode biaya unit ini biasanya digunakan ketika proyek diuraikan menjadi elemen-elemen pada berbagai tingkatan hirarki sebagai berikut: 1. Preliminary Estimates . Estimasi awal. The project is decomposed into major structural systems or production equipment items, eg the entire floor of a building or a cooling system for a processing plant. Proyek ini dipecah menjadi sistem struktur utama atau item peralatan produksi, misalnya seluruh lantai bangunan atau sistem pendingin untuk pabrik pengolahan. 2. Detailed Estimates . Detil Estimasi. The project is decomposed into components of various major systems, ie, a single floor panel for a building or a heat exchanger for a cooling system. Proyek ini dipecah menjadi komponen berbagai sistem utama, yaitu, sebuah panel lantai tunggal untuk bangunan atau sebuah penukar panas untuk sistem pendingin. 3. Engineer's Estimates . Perkiraan insinyur. The project is decomposed into detailed items of various components as warranted by the available cost data. Proyek ini dipecah menjadi item rinci dari berbagai komponen sebagaimana dijamin oleh data biaya yang tersedia. Examples of detailed items are slabs and beams in a floor panel, or the piping and connections for a heat exchanger. Contoh dari item rinci slab dan balok di panel lantai, atau pipa dan sambungan untuk penukar panas. For bid estimates, the unit cost method can also be applied even though the contractor may choose to decompose the project into different levels in a hierarchy as follows: Untuk taksiran tawaran, metode biaya unit juga dapat diterapkan meskipun kontraktor dapat memilih untuk menguraikan proyek ke dalam beberapa tingkatan dalam hirarki sebagai berikut:

1. Subcontractor Quotations . Kutipan subkontraktor. The decomposition of a project into subcontractor items for quotation involves a minimum amount of work for the general contractor. Dekomposisi dari proyek ke item subkontraktor untuk kutipan melibatkan jumlah minimum bekerja untuk kontraktor umum. However, the accuracy of the resulting estimate depends on the reliability of the subcontractors since the general contractor selects one among several contractor quotations submitted for each item of subcontracted work. Namun, akurasi perkiraan yang dihasilkan tergantung pada keandalan subkontraktor sejak kontraktor umum memilih satu di antara beberapa kontraktor kutipan diajukan untuk setiap item pekerjaan disubkontrakkan. 2. Quantity Takeoffs . Kuantitas lepas landas. The decomposition of a project into items of quantities that are measured (or taken off ) from the engineer's plan will result in a procedure similar to that adopted for a detailed estimate or an engineer's estimate by the design professional. Penguraian proyek ke item kuantitas yang diukur (atau diambil off) dari insinyur rencananya akan menghasilkan prosedur yang mirip dengan yang diadopsi untuk suatu perkiraan rinci atau insinyur perkiraan oleh desain profesional. The levels of detail may vary according to the desire of the general contractor and the availability of cost data. Tingkat detail dapat bervariasi sesuai dengan keinginan kontraktor umum dan ketersediaan data biaya. 3. Construction Procedures . Konstruksi Prosedur. If the construction procedure of a proposed project is used as the basis of a cost estimate, the project may be decomposed into items such as labor, material and equipment needed to perform various tasks in the projects. Jika prosedur pembangunan proyek yang diusulkan digunakan sebagai dasar perkiraan biaya, proyek tersebut dapat diuraikan menjadi barang-barang seperti tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai tugas dalam proyek.

Simple Unit Cost Formula Wikipedia Satuan Biaya Formula

Suppose that a project is decomposed into n elements for cost estimation. Misalkan proyek diuraikan menjadi n elemen untuk perkiraan biaya. Let Q i be the quantity of the i th element and u i be the corresponding unit cost. Q i Biarkan menjadi kuantitas elemen ke i dan u i menjadi biaya satuan yang sesuai. Then, the total cost of the project is given by: Kemudian, total biaya proyek diberikan oleh: (5.7) (5.7) where n is the number of units. dimana n adalah jumlah unit. Based on characteristics of the construction site, the technology employed, or the management of the construction process, the estimated unit cost, u i for each element may be adjusted. Berdasarkan karakteristik lokasi konstruksi, teknologi yang digunakan, atau manajemen proses konstruksi, unit cost yang diperkirakan, u i untuk setiap elemen dapat disesuaikan.

Factored Estimate Formula Perkiraan diperhitungkan Formula

A special application of the unit cost method is the "factored estimate" commonly used in process industries. Sebuah aplikasi khusus dari metode unit cost adalah "perkiraan faktor" umum digunakan di industri proses. Usually, an industrial process requires several major equipment components such as furnaces, towers drums and pump in a chemical processing plant, plus ancillary items such as piping, valves and electrical elements. Biasanya, proses industri membutuhkan beberapa komponen alat besar seperti tungku, drum menara dan pompa di sebuah pabrik pengolahan kimia, ditambah dengan item tambahan seperti pipa, katup dan elemen listrik. The total cost of a project is dominated by the costs of purchasing and installing the major equipment components and their ancillary items. Total biaya proyek didominasi oleh biaya pembelian dan pemasangan komponen alat utama dan item pendukung mereka. Let C i be the purchase cost of a major equipment component i and f i be a factor accounting for the cost of ancillary items needed for the installation of this equipment component i. C i Biarkan menjadi biaya pembelian komponen i peralatan utama dan f i menjadi faktor akuntansi untuk biaya item pendukung yang dibutuhkan untuk instalasi ini komponen alat i. Then, the total cost of a project is estimated by: Kemudian, total biaya proyek diperkirakan oleh: (5.8) (5.8) where n is the number of major equipment components included in the project. dimana n adalah jumlah komponen peralatan utama termasuk dalam proyek. The factored method is essentially based on the principle of computing the cost of ancillary items such as piping and valves as a fraction or a multiple of the costs of the major equipment items. Metode faktor pada dasarnya berdasarkan pada prinsip menghitung biaya tambahan item seperti pipa dan katup sebagai fraksi atau beberapa biaya item peralatan utama. The value of C i may be obtained by applying the exponential rule so the use of Equation (5.8) may involve a combination of cost estimation methods. Nilai C i dapat diperoleh dengan menerapkan aturan eksponensial sehingga penggunaan Persamaan (5.8) mungkin melibatkan kombinasi metode perkiraan biaya.

Formula Based on Labor, Material and Equipment Formula Berdasarkan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Consider the simple case for which costs of labor, material and equipment are assigned to all tasks. Pertimbangkan kasus sederhana yang biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan yang ditugaskan untuk semua tugas. Suppose that a project is decomposed into n tasks. Misalkan proyek diuraikan menjadi tugas n. Let Q i be the quantity of work for task i, M i be the unit material cost of task i, E i be the unit equipment rate for task i, L i be the units of labor required per unit of Q i , and W i be the wage rate associated with L i . Q i Biarkan menjadi kuantitas pekerjaan untuk i tugas, M i menjadi bahan unit cost i tugas, E i menjadi unit alat tarif untuk i tugas, L i menjadi unit tenaga kerja yang dibutuhkan per unit Q i, dan W i menjadi tingkat upah yang terkait dengan L i. In this case, the total cost y is: Dalam hal ini, total biaya y adalah: (5.9) (5.9)

Note that W i L i yields the labor cost per unit of Q i , or the labor unit cost of task i. Perhatikan bahwa W i L i menghasilkan biaya tenaga kerja per unit Q i, atau biaya tenaga kerja satuan tugas i. Consequently, the units for all terms in Equation (5.9) are consistent. Akibatnya, unit-unit untuk semua istilah dalam Persamaan (5.9) konsisten. Example 5-7: Decomposition of a building foundation into design and construction elements. Contoh 5-7: Dekomposisi fondasi dan konstruksi bangunan menjadi elemen desain. The concept of decomposition is illustrated by the example of estimating the costs of a building foundation excluding excavation as shown in Table 5-5 in which the decomposed design elements are shown on horizontal lines and the decomposed contract elements are shown in vertical columns. Konsep dekomposisi diilustrasikan dengan contoh estimasi biaya dari sebuah fondasi bangunan tidak termasuk penggalian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5-5 di mana elemen desain membusuk ditampilkan pada garis horizontal dan elemen kontrak membusuk ditampilkan dalam kolom vertikal. For a design estimate, the decomposition of the project into footings, foundation walls and elevator pit is preferred since the designer can easily keep track of these design elements; however, for a bid estimate, the decomposition of the project into formwork, reinforcing bars and concrete may be preferred since the contractor can get quotations of such contract items more conveniently from specialty subcontractors. Untuk estimasi desain, penguraian proyek menjadi pondasi, dinding pondasi dan pit lift lebih disukai karena desainer dengan mudah dapat melacak dari elemen desain, namun untuk taksiran tawaran, penguraian proyek menjadi bekisting, tulangan dan beton mungkin lebih disukai karena kontraktor bisa mendapatkan kutipan dari item kontrak tersebut lebih nyaman dari subkontraktor khusus. TABLE 5-5 Illustrative Decomposition of Building Foundation Costs TABEL Ilustrasi Dekomposisi 5-5 Bangunan Biaya Foundation Contract elements Kontrak elemen Design Desain elements elemen Formwork Bekisting Rebars Baja tulangan Concrete Total cost Beton Total biaya

Footings $5,000 $ $10,000 $ $13,000 $ $28,000 $ Ketahanan 5.000 10.000 13.000 28.000 Foundation 15,000 18,000 28,000 61,000 walls Yayasan 15,000 18,000 28,000 61,000 dinding Elevator pit Lift 15,000 16,000 40,000 9,000 9,000 pit 15,000 16,000 40,000 Total cost Total $29,000 $ $43,000 $ $57,000 $ $129,000 $ biaya 29.000 43.000 57.000 129.000

Example 5-8: Cost estimate using labor, material and equipment rates. Contoh 5-8: Biaya mengestimasi dengan menggunakan tenaga kerja, material dan harga peralatan. For the given quantities of work Q i for the concrete foundation of a building and the labor, material and equipment rates in Table 5-6, the cost estimate is computed on the basis of Equation (5.9). Untuk kuantitas tertentu kerja Q i untuk fondasi beton bangunan dan tenaga kerja, bahan dan tingkat peralatan pada Tabel 5-6, estimasi biaya dihitung berdasarkan persamaan (5.9). The result is tabulated in the last column of the same table. Hasilnya adalah ditabulasikan dalam kolom terakhir dari tabel yang sama. TABLE 5-6 Illustrative Cost Estimate Using Labor, Material and Equipment Rates TABEL 5-6 Perkiraan Biaya Ilustrasi Menggunakan, Bahan dan Peralatan Tarif Ketenagakerjaan Labor Material Labor Tenaga Equipment Wage Material Tenaga kerja Direct Peralatan Upah unit cost kerja unit cost Langsung unit cost rate satuan input satuan cost biaya satuan biaya tingkat biaya masukan biaya YiYi EiEi WiWi MiMi LiLi WiLiW iLi
2 2

Description Deskripsi

Quantity Kuantitas QiQi

Formwork Bekisting

12,000 ft $0.4/ft $ $0.8/ft $ $15/hr 12.000 ft 2 0.4/ft 2 0.8/ft 2 $ 15/hr 0.2/lb 0.2/lb 5.0/yd 3 5.0/yd 3 0.3/lb 0.3/lb 50/yd 3 50/yd 3 15/hr 15/hr 15/hr 15/hr

Rebars Baja 4,000 lb tulangan 4000 Concrete Beton Total Jumlah Back to top Kembali ke atas 500 yd 3 500 yd 3

0.2 hr/ft 2 0.2 jam / 2 ft 0.04 hr/lb 0,04 jam / lb 0.8 hr/yd 3 0,8 jam / yd 3

$3.0/ft 2 $50,400 $ $ 3.0/ft 2 50.400 0.6/lb 0.6/lb 12.0/yd 3 12.0/yd 3 4,440 4,440 33,500 33,500 $88,300 $ 88.300

5.6 Methods for Allocation of Joint Costs 5.6 Metode Alokasi Biaya Bersama
The principle of allocating joint costs to various elements in a project is often used in cost estimating. Prinsip mengalokasikan biaya bersama untuk berbagai elemen dalam sebuah proyek sering digunakan dalam memperkirakan biaya. Because of the difficulty in establishing casual relationship between each element and its associated cost, the joint costs are often prorated in proportion to the basic costs for various elements. Karena kesulitan dalam membangun hubungan kasual antara setiap elemen dan biaya yang terkait, biaya bersama sering secara pro rata proporsi biaya dasar untuk berbagai elemen.

One common application is found in the allocation of field supervision cost among the basic costs of various elements based on labor, material and equipment costs, and the allocation of the general overhead cost to various elements according to the basic and field supervision cost. Salah satu aplikasi yang umum ditemukan dalam pengalokasian biaya pengawasan lapangan antara biaya pokok dari berbagai unsur berdasarkan tenaga kerja, bahan dan biaya peralatan, dan alokasi biaya overhead umum untuk berbagai elemen sesuai dengan biaya dasar dan pengawasan lapangan. Suppose that a project is decomposed into n tasks. Misalkan proyek diuraikan menjadi tugas n. Let y be the total basic cost for the project and y i be the total basic cost for task i. Misalkan y adalah biaya total dasar untuk proyek dan y i adalah biaya total untuk tugas dasar i. If F is the total field supervision cost and F i is the proration of that cost to task i, then a typical proportional allocation is: Jika F adalah bidang pengawasan total biaya dan i F adalah prorata dari biaya i tugas, maka alokasi proporsional khas adalah:

(5.10) (5.10)

Similarly, let z be the total direct field cost which includes the total basic cost and the field supervision cost of the project, and z i be the direct field cost for task i. Demikian pula, biarkan z menjadi bidang total biaya langsung yang meliputi biaya pokok total dan biaya bidang pengawasan proyek, dan z i adalah biaya langsung di lapangan untuk tugas i. If G is the general office overhead for proration to all tasks, and G i is the share for task i, then Jika G adalah overhead kantor umum untuk prorata untuk semua tugas, dan G i adalah bagian untuk i tugas, maka

(5.11) (5.11)

Finally, let w be the grand total cost of the project which includes the direct field cost and the general office overhead cost charged to the project and w i be that attributable task i. Akhirnya, biarkan w menjadi grand total biaya proyek yang meliputi biaya langsung di lapangan dan overhead kantor biaya umum yang dibebankan pada proyek dan w i akan bahwa tugas diatribusikan i. Then, Kemudian,

(5.12) (5.12)

and dan

(5.13) (5.13)

Example 5-9: Prorated costs for field supervision and office overhead Contoh 5-9: prorata biaya untuk pengawasan lapangan dan overhead kantor If the field supervision cost is $13,245 for the project in Table 5-6 (Example 5-8) with a total direct cost of $88,300, find the prorated field supervision costs for various elements of the project. Jika biaya pengawasan lapangan adalah $ 13.245 untuk proyek pada Tabel 5-6 (Contoh 5-8) dengan biaya langsung sebesar $ 88.300, menemukan biaya pengawasan lapangan prorata untuk berbagai elemen proyek. Furthermore, if the general office overhead charged to the project is 4% of the direct field cost which is the sum of basic costs and field supervision cost, find the prorated general office overhead costs for various elements of the project. Selanjutnya, jika overhead kantor umum dibebankan pada proyek ini adalah 4% dari biaya langsung di lapangan yang merupakan jumlah biaya dasar dan biaya pengawasan lapangan, menemukan biaya overhead kantor prorata umum untuk berbagai elemen proyek. For the project, y = $88,300 and F = $13,245. Untuk proyek ini, y = $ 88,300 dan F = $ 13.245. Hence: Oleh karena itu: z = 13,245 + 88,300 = $101,545 z = 13.245 + 88.300 = $ 101.545 G = (0.04)(101,545) = $4,062 G = (0,04) (101.545) = $ 4.062 w = 101,545 + 4,062 = $105,607 w = 101.545 + 4.062 = $ 105.607 The results of the proration of costs to various elements are shown in Table 5-7. Hasil prorata biaya ke berbagai elemen ditunjukkan pada Tabel 5-7. TABLE 5-7 Proration of Field Supervision and Office Overhead Costs TABEL 5-7 prorata Pengawasan Lapangan dan Biaya Overhead Kantor Allocated Alokasi field supervision Basic cost cost bidang Dasar pengawasan biaya biaya FiFi yiyi $7,560 $ 7.560 Total Allocated Jumlah Alokasi field cost overhead cost biaya biaya Total cost lapangan overhead Total biaya zizi GiGi LiLi $57,960 $ 57.960 $2,319 $ 2.319 $60,279 $ 60.279

Description Deskripsi

Formwork $50,400 $ Bekisting 50.400 Rebars Baja 4,400 tulangan 4,400 Concrete 33,500 Beton 33,500 Total Jumlah $88,300 $

660 660 5,060 5,060 38,525 38,525 $13,245 $ 13.245 $101,545 $ 5,025 5,025

202 202 5,262 5,262 1,541 1,541 40,066 40,066 $4,062 $ $105,607 $

88.300

101.545

4.062

105.607

Example 5-10: A standard cost report for allocating overhead 5-10 Contoh: Sebuah laporan biaya standar untuk mengalokasikan overhead The reliance on labor expenses as a means of allocating overhead burdens in typical management accounting systems can be illustrated by the example of a particular product's standard cost sheet. Ketergantungan pada biaya tenaga kerja sebagai sarana untuk mengalokasikan beban overhead dalam sistem akuntansi manajemen yang khas dapat diilustrasikan dengan contoh dari lembaran biaya standar produk tertentu's. [5] Table 5-8 is an actual product's standard cost sheet of a company following the procedure of using overhead burden rates assessed per direct labor hour. [5] Tabel 5-8 merupakan produk standar yang biaya aktual lembaran perusahaan mengikuti prosedur dengan menggunakan tingkat beban overhead dinilai per jam tenaga kerja langsung. The material and labor costs for manufacturing a type of valve were estimated from engineering studies and from current material and labor prices. Biaya material dan tenaga kerja untuk manufaktur jenis katup diperkirakan dari studi teknik dan dari bahan saat ini dan harga tenaga kerja. These amounts are summarized in Columns 2 and 3 of Table 5-8. Jumlah ini diringkas dalam Kolom 2 dan 3 dari Tabel 5-8. The overhead costs shown in Column 4 of Table 5-8 were obtained by allocating the expenses of several departments to the various products manufactured in these departments in proportion to the labor cost. biaya overhead yang ditampilkan pada Kolom 4 Tabel 5-8 diperoleh dengan mengalokasikan biaya dari beberapa departemen untuk berbagai produk yang diproduksi di departemen ini secara proporsional dengan biaya tenaga kerja. As shown in the last line of the table, the material cost represents 29% of the total cost, while labor costs are 11% of the total cost. Seperti terlihat pada baris terakhir tabel tersebut, biaya bahan merupakan 29% dari total biaya, sedangkan biaya tenaga kerja 11% dari total biaya. The allocated overhead cost constitutes 60% of the total cost. Biaya overhead dialokasikan merupakan 60% dari total biaya. Even though material costs exceed labor costs, only the labor costs are used in allocating overhead. Meskipun biaya bahan melebihi biaya tenaga kerja, hanya biaya tenaga kerja yang digunakan dalam mengalokasikan biaya overhead. Although this type of allocation method is common in industry, the arbitrary allocation of joint costs introduces unintended cross subsidies among products and may produce adverse consequences on sales and profits. Walaupun jenis metode alokasi adalah umum di industri, sewenang-wenang alokasi biaya bersama memperkenalkan subsidi silang antara produk-produk yang tidak diinginkan dan dapat menghasilkan konsekuensi negatif terhadap penjualan dan keuntungan. For example, a particular type of part may incur few overhead expenses in practice, but this phenomenon would not be reflected in the standard cost report. Sebagai contoh, jenis tertentu dari bagian mungkin dikenakan sedikit biaya overhead dalam praktek, tetapi fenomena ini tidak akan tercermin dalam laporan biaya standar. TABLE 5-8 Standard Cost Report for a Type of Valve TABEL 5-8 Laporan Biaya Standar untuk Jenis Valve (1) Material (2) Labor cost cost (1) Biaya (2) Biaya Bahan Tenaga Kerja (3) Overhead (4) Total cost cost (3) Biaya (4) Jumlah Overhead biaya

Purchased part Dibeli bagian Operation Operasi Drill, face, tap (2) Bor, wajah, tekan (2) Degrease Degrease Remove burs Hapus burs Total cost, this item Total biaya, item ini Other subassemblies Lain subassemblies Total cost, subassemblies Total biaya, subassemblies Assemble and test Merakit dan uji Pack without paper Paket tanpa kertas Total cost, this item Total biaya, item ini Cost component, % Biaya komponen,%

$1.1980 $ 1,1980 $0.0438 $ 0,0438 0.0031 0.0031 0.0577 0.0577 1.1980 1.1980 0.1046 0.1046 0.3523 0.3523 0.2994 0.2994 1.5233 1.5233 0.4040 0.4040 0.1469 0.1469 0.0234 0.0234 $1.5233 $ 1,5233 29% 29% $0.5743 $ 0,5743 11% 11% $0.2404 $ 0,2404 0.0337 0.0337 0.3241 0.3241 0.5982 0.5982 1.8519 1.8519 2.4501 2.4501 0.4987 0.4987 0.1349 0.1349 $3.0837 $ 3,0837

$1.1980 $ 1,1980 $0.2842 $ 0,2842 0.0368 0.0368 0.3818 0.3818 1.9008 1.9008 2.4766 2.4766 4.3773 4.3773 0.6456 0.6456 0.1583 0.1583 $5.1813 $ 5,1813

60% 60% 100% 100%

Source: HT Johnson and RS Kaplan, Relevance lost: The Rise and Fall of Management Accounting , Harvard Business School Press, Boston. Sumber: HT Johnson dan RS Kaplan, Relevansi hilang: Kebangkitan dan Kejatuhan Manajemen Akuntansi, Harvard Business School Press, Boston. Reprinted with permission. Dicetak ulang dengan izin. Back to top Kembali ke atas

5.7 Historical Cost Data 5.7 Data Biaya Perolehan

Preparing cost estimates normally requires the use of historical data on construction costs. Menyiapkan perkiraan biaya biasanya memerlukan penggunaan data historis biaya konstruksi. Historical cost data will be useful for cost estimation only if they are collected and organized in a way that is compatible with future applications. Harga perolehan data akan berguna untuk estimasi biaya hanya jika mereka dikumpulkan dan disusun dengan cara yang kompatibel dengan aplikasi masa depan. Organizations which are engaged in cost estimation continually should keep a file for their own use. Organisasi yang terlibat dalam estimasi biaya terus harus menyimpan file untuk mereka gunakan sendiri. The information must be updated with respect to changes that will inevitably occur. Informasi ini harus diperbarui sehubungan dengan perubahan

yang pasti akan terjadi. The format of cost data, such as unit costs for various items, should be organized according to the current standard of usage in the organization. Format data biaya, seperti biaya unit untuk berbagai item, harus diatur sesuai dengan standar saat pemakaian dalam organisasi. Construction cost data are published in various forms by a number of organizations. data biaya konstruksi diterbitkan dalam berbagai bentuk oleh sejumlah organisasi. These publications are useful as references for comparison. Publikasi ini berguna sebagai referensi untuk perbandingan. Basically, the following types of information are available: Pada dasarnya, jenis-jenis informasi yang tersedia:

Catalogs of vendors' data on important features and specifications relating to their products for which cost quotations are either published or can be obtained. Katalog data vendor 'pada fitur-fitur penting dan spesifikasi yang terkait dengan produk mereka yang kutipan biaya baik dipublikasikan atau dapat diperoleh. A major source of vendors' information for building products is Sweets' Catalog published by McGraw-Hill Information Systems Company. Sumber utama dari vendor 'informasi untuk produk bangunan Sweets' Katalog diterbitkan oleh McGraw-Hill Sistem Informasi Perusahaan. Periodicals containing construction cost data and indices. Periodicals berisi data biaya konstruksi dan indeks. One source of such information is ENR , the McGraw-Hill Construction Weekly, which contains extensive cost data including quarterly cost reports. Cost Engineering , a journal of the American Society of Cost Engineers, also publishes useful cost data periodically. Salah satu sumber informasi tersebut ENR, yang McGrawHill Konstruksi Weekly, yang berisi data biaya luas termasuk laporan biaya periodik triwulanan. Biaya Engineering, sebuah jurnal dari American Society Biaya of Engineers, juga biaya berguna menerbitkan data. Commercial cost reference manuals for estimating guides. Komersial referensi manual estimasi biaya untuk panduan. An example is the Building Construction Cost Data published annually by RS Means Company, Inc., which contains unit prices on building construction items. Dodge Manual for Building Construction , published by McGrawHill, provides similar information. Contohnya adalah Data Biaya Konstruksi Bangunan diterbitkan setiap tahun oleh RS Means Company, Inc, yang berisi harga satuan pada pembangunan konstruksi menyediakan item. Dodge Manual Konstruksi Bangunan, yang diterbitkan oleh McGraw-Hill, informasi yang sama. Digests of actual project costs. Mencerna dari biaya proyek sebenarnya. The Dodge Digest of Building Costs and Specifications provides descriptions of design features and costs of actual projects by building type. Digest Dodge Biaya Bangunan dan Spesifikasi menyediakan deskripsi dari fitur desain dan biaya proyek yang sebenarnya menurut jenis bangunan. Once a week, ENR publishes the bid prices of a project chosen from all types of construction projects. Sekali seminggu, ENR menerbitkan harga tawaran dari sebuah proyek yang dipilih dari semua jenis proyek konstruksi.

Historical cost data must be used cautiously. Harga perolehan data yang harus digunakan hatihati. Changes in relative prices may have substantial impacts on construction costs which have increased in relative price. Perubahan harga relatif mungkin memiliki dampak besar pada biaya konstruksi yang mengalami kenaikan harga relatif. Unfortunately, systematic changes over a

long period of time for such factors are difficult to predict. Sayangnya, perubahan sistematis selama jangka waktu yang panjang untuk faktor tersebut sulit diprediksi. Errors in analysis also serve to introduce uncertainty into cost estimates. Kesalahan dalam analisis juga berfungsi untuk memperkenalkan ketidakpastian dalam perkiraan biaya. It is difficult, of course, to foresee all the problems which may occur in construction and operation of facilities. Hal ini sulit, tentu saja, untuk meramalkan semua masalah yang mungkin terjadi pada pembangunan dan pengoperasian fasilitas. There is some evidence that estimates of construction and operating costs have tended to persistently understate the actual costs. Ada beberapa bukti bahwa perkiraan konstruksi dan biaya operasi cenderung terus-menerus mengecilkan biaya yang sebenarnya. This is due to the effects of greater than anticipated increases in costs, changes in design during the construction process, or overoptimism. Hal ini disebabkan efek yang lebih besar dari kenaikan diantisipasi biaya, perubahan dalam desain selama proses konstruksi, atau overoptimism. Since the future prices of constructed facilities are influenced by many uncertain factors, it is important to recognize that this risk must be borne to some degree by all parties involved, ie, the owner, the design professionals, the construction contractors, and the financing institution. Karena harga di masa depan fasilitas dibangun dipengaruhi oleh banyak faktor tidak pasti, adalah penting untuk mengakui bahwa risiko ini harus ditanggung sampai tingkat tertentu oleh semua pihak yang terlibat, yaitu, pemilik, para profesional desain, kontraktor konstruksi, dan lembaga pembiayaan . It is to the best interest of all parties that the risk sharing scheme implicit in the design/construct process adopted by the owner is fully understood by all. Ini adalah untuk kepentingan terbaik dari semua pihak bahwa skema pembagian risiko yang tersirat dalam desain / membangun proses yang diadopsi oleh pemilik sepenuhnya dipahami oleh semua. When inflation adjustment provisions have very different risk implications to various parties, the price level changes will also be treated differently for various situations. Ketika inflasi penyesuaian ketentuan memiliki implikasi risiko sangat berbeda dengan berbagai pihak, perubahan tingkat harga juga akan diperlakukan berbeda untuk berbagai situasi. Back to top Kembali ke atas

5.8 Cost Indices 5.8 Biaya Indeks

Since historical cost data are often used in making cost estimates, it is important to note the price level changes over time. Karena data biaya historis sering digunakan dalam membuat perkiraan biaya, penting untuk dicatat tingkat perubahan harga dari waktu ke waktu. Trends in price changes can also serve as a basis for forecasting future costs. Tren perubahan harga juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk peramalan biaya masa depan. The input price indices of labor and/or material reflect the price level changes of such input components of construction; the output price indices, where available, reflect the price level changes of the completed facilities, thus to some degree also measuring the productivity of construction. Indeks harga input tenaga kerja dan / atau bahan mencerminkan perubahan tingkat harga dari komponen input seperti konstruksi, indeks harga output, jika tersedia, mencerminkan perubahan tingkat harga fasilitas selesai, sehingga untuk beberapa derajat juga mengukur produktivitas konstruksi . A price index is a weighted aggregate measure of constant quantities of goods and services selected for the package. Sebuah indeks harga adalah ukuran agregat tertimbang jumlah konstan barang dan jasa dipilih untuk paket. The price index at a subsequent year represents a proportionate change in the same weighted aggregate measure because of changes in prices.

Indeks harga pada satu tahun berikutnya merupakan perubahan proporsional dalam ukuran agregat yang sama tertimbang karena perubahan harga. Let l t be the price index in year t, and l t+1 be the price index in the following year t+1. Biarkan t l adalah indeks harga pada tahun t, dan l t +1 menjadi indeks harga pada tahun berikutnya t +1. Then, the percent change in price index for year t+1 is: Kemudian, perubahan persen dalam indeks harga tahun t +1 adalah:

(5.14) (5.14)

or atau (5.15) (5.15) If the price index at the base year t=0 is set at a value of 100, then the price indices l 1 , l 2 ...l n for the subsequent years t=1,2...n can be computed successively from changes in the total price charged for the package of goods measured in the index. Jika indeks harga pada tahun dasar t = 0 adalah ditetapkan pada nilai 100, maka harga indeks l 1, l 2 ... l n untuk t tahun-tahun berikutnya = 1,2 ... n dapat dihitung berturut-turut dari perubahan harga total biaya untuk paket barang yang diukur dalam indeks. The best-known indicators of general price changes are the Gross Domestic Product (GDP) deflators compiled periodically by the US Department of Commerce, and the consumer price index (CPI) compiled periodically by the US Department of Labor. Indikator paling terkenal dari perubahan harga umum Produk Domestik Bruto (PDB) deflator disusun secara periodik oleh Departemen Perdagangan AS, dan indeks harga konsumen (CPI) disusun secara periodik oleh Departemen Tenaga Kerja. They are widely used as broad gauges of the changes in production costs and in consumer prices for essential goods and services. Mereka banyak digunakan sebagai alat pengukur yang luas dari perubahan dalam biaya produksi dan harga konsumen untuk barangbarang penting dan jasa. Special price indices related to construction are also collected by industry sources since some input factors for construction and the outputs from construction may disproportionately outpace or fall behind the general price indices. indeks harga khusus yang terkait dengan konstruksi juga dikumpulkan oleh sumber industri karena beberapa faktor input untuk konstruksi dan output dari konstruksi tidak proporsional mungkin melebihi atau jatuh di belakang indeks harga umum. Examples of special price indices for construction input factors are the wholesale Building Material Price and Building Trades Union Wages, both compiled by the US Department of Labor. Contoh indeks harga khusus untuk faktor input konstruksi Gedung grosir Harga Bahan dan Bangunan Perdagangan Uni Upah, baik yang disusun oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat. In addition, the construction cost index and the building cost index are reported periodically in the Engineering News-Record (ENR) . Selain itu, biaya konstruksi indeks dan indeks biaya bangunan dilaporkan secara berkala dalam Engineering News-Record (ENR). Both ENR cost indices measure the effects of wage rate and material price trends, but they are not adjusted for productivity, efficiency, competitive conditions, or

technology changes. Kedua indeks biaya ENR mengukur dampak dari tingkat upah dan kecenderungan harga bahan, tetapi mereka tidak disesuaikan untuk efisiensi produktivitas,, kondisi persaingan, atau perubahan teknologi. Consequently, all these indices measure only the price changes of respective construction input factors as represented by constant quantities of material and/or labor. Akibatnya, semua indeks hanya mengukur perubahan harga pada faktor input konstruksi masing-masing yang diwakili oleh jumlah konstan material dan / atau tenaga kerja. On the other hand, the price indices of various types of completed facilities reflect the price changes of construction output including all pertinent factors in the construction process. Di sisi lain, indeks harga berbagai jenis fasilitas selesai mencerminkan perubahan harga output konstruksi termasuk semua faktor penting dalam proses konstruksi. The building construction output indices compiled by Turner Construction Company and Handy-Whitman Utilities are compiled in the US Statistical Abstracts published each year. Output konstruksi bangunan indeks yang disusun oleh Turner Konstruksi Perusahaan dan Handy-Whitman Utilitas adalah disusun dalam Statistik US Abstrak diterbitkan setiap tahun. Figure 5-7 and Table 5-9 show a variety of United States indices, including the Gross Domestic Product (GDP) price deflator, the ENR building index, and the Turner Construction Company Building Cost Index from 1996 to 2007, using 2000 as the base year with an index of 100. Gambar 5-7 dan Tabel 5-9 menunjukkan berbagai indeks Amerika Serikat, termasuk Produk Domestik Bruto (PDB) deflator harga, indeks pembangunan ENR, dan Turner Perusahaan Konstruksi Bangunan Indeks Biaya 1996-2007, dengan menggunakan 2000 sebagai tahun dasar dengan indeks 100. TABLE 5-9 Summary of Input and Output Price Indices, 1996-2007 TABEL 5-9 Ringkasan Output Harga Indeks dan Input, 1996-2007 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Year Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Turner Construction Buildings Turner Konstruksi Bangunan ENR Buildings ENR - Bangunan GDP Deflator Deflator PDB

84.9 88.2 92.3 95.8 100.0 103.0 104.0 104.4 110.1 120.5 133.3 143.5 84.9 88.2 92.3 95.8 100.0 103.0 104.0 104.4 110.1 120.5 133.3 143.5 90.5 95.0 95.8 97.6 100.0 101.0 102.4 104.4 112.6 118.8 123.5 126.7 90.5 95.0 95.8 97.6 100.0 101.0 102.4 104.4 112.6 118.8 123.5 126.7 94.0 95.6 96.8 98.0 100.0 102.3 104.2 105.9 107.2 108.6 110.2 112.0 94.0 95.6 96.8 98.0 100.0 102.3 104.2 105.9 107.2 108.6 110.2 112.0

Note: Index = 100 in base year of 2000. Catatan: Indeks = 100 pada tahun dasar 2000.

Figure 5-7 Trends for US price indices. Gambar 5-7 Tren untuk indeks harga US.

Figure 5-8 Price and cost indices for construction. Gambar 5-8 Harga dan indeks biaya konstruksi. Since construction costs vary in different regions of the United States and in all parts of the world, locational indices showing the construction cost at a specific location relative to the national trend are useful for cost estimation. Karena biaya konstruksi yang berbeda-beda di berbagai daerah Amerika Serikat dan di seluruh belahan dunia, indeks locational menunjukkan biaya konstruksi di lokasi tertentu relatif terhadap tren nasional yang berguna untuk estimasi biaya. ENR publishes periodically the indices of local construction costs at the major cities in different regions of the United States as percentages of local to national costs. ENR berkala

menerbitkan indeks biaya konstruksi lokal di kota-kota besar di berbagai daerah Amerika Serikat sebagai persentase dari biaya nasional lokal. When the inflation rate is relatively small, ie, less than 10%, it is convenient to select a single price index to measure the inflationary conditions in construction and thus to deal only with a single set of price change rates in forecasting. Ketika laju inflasi relatif kecil, yaitu kurang dari 10%, akan lebih mudah untuk memilih indeks harga tunggal untuk mengukur kondisi inflasi dalam konstruksi dan dengan demikian hanya berurusan dengan satu set tingkat perubahan harga di peramalan. Let j t be the price change rate in year t+1 over the price in year t. Biarkan t j menjadi perubahan tingkat harga pada tahun t +1 atas harga pada tahun t. If the base year is denoted as year 0 (t=0), then the price change rates at years 1,2,...t are j 1 ,j 2 ,...j t , respectively. Jika tahun dasar dinotasikan sebagai tahun 0 (t = 0), maka tingkat perubahan harga di tahun 1,2, ... t adalah j 1, j 2, ... t j, masing-masing. Let A t be the cost in year t expressed in base-year dollars and A t ' be the cost in year t expressed in then-current dollars. Biarkan t menjadi biaya pada tahun t dinyatakan dalam dolar tahun dasar dan A t 'menjadi biaya pada tahun t-saat ini disajikan dalam dolar kemudian. Then: Kemudian:

(5.16) (5.16)

Conversely Sebaliknya (5.17 ) (5.17 ) If the prices of certain key items affecting the estimates of future benefits and costs are expected to escalate faster than the general price levels, it may become necessary to consider the differential price changes over and above the general inflation rate. Jika harga item kunci tertentu mempengaruhi perkiraan manfaat dan biaya masa depan diperkirakan akan meningkat lebih cepat daripada tingkat harga umum, mungkin menjadi perlu untuk mempertimbangkan perubahan perbedaan harga di atas dan di atas tingkat inflasi umum. For example, during the period between 1973 through 1979, it was customary to assume that fuel costs would escalate faster than the general price levels. Sebagai contoh, selama periode antara tahun 1973 sampai 1979, itu adat menganggap bahwa biaya bahan bakar akan meningkat lebih cepat daripada tingkat harga umum. With hindsight in 1983, the assumption for estimating costs over many years would have been different. Dengan melihat ke belakang pada tahun 1983, asumsi untuk memperkirakan biaya selama bertahun-tahun akan berbeda. Because of the uncertainty in the future, the use of differential inflation rates for special items should be judicious. Karena ketidakpastian di masa depan, penggunaan diferensial tingkat inflasi untuk barang-barang khusus harus bijaksana.

Future forecasts of costs will be uncertain: the actual expenses may be much lower or much higher than those forecasted. perkiraan biaya masa depan akan pasti: biaya sebenarnya mungkin jauh lebih rendah atau jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan. This uncertainty arises from technological changes, changes in relative prices, inaccurate forecasts of underlying socioeconomic conditions, analytical errors, and other factors. ketidakpastian ini timbul dari perubahan teknologi, perubahan harga relatif, prakiraan tidak akurat yang mendasari kondisi sosial ekonomi, kesalahan analitis, dan faktor lainnya. For the purpose of forecasting, it is often sufficient to project the trend of future prices by using a constant rate j for price changes in each year over a period of t years, then Untuk tujuan peramalan, seringkali cukup untuk proyek tren harga di masa depan dengan menggunakan tingkat konstan j perubahan harga setiap tahun selama tahun t, kemudian

(5.18) (5.18)

and dan

(5.19) (5.19)

Estimation of the future rate increase j is not at all straightforward. Estimasi kenaikan tarif j masa depan sama sekali tidak langsung. A simple expedient is to assume that future inflation will continue at the rate of the previous period: Sebuah upaya sederhana adalah dengan mengasumsikan bahwa inflasi ke depan akan terus sebesar masa sebelumnya: (5.20) (5.20) A longer term perspective might use the average increase over a horizon of n past periods: Sebuah perspektif jangka panjang mungkin menggunakan kenaikan rata-rata selama periode n cakrawala masa lalu:

(5.21) (5.21)

More sophisticated forecasting models to predict future cost increases include corrections for items such as economic cycles and technology changes. Model peramalan yang lebih canggih untuk memprediksi kenaikan biaya masa depan mencakup koreksi untuk item seperti siklus ekonomi dan perubahan teknologi.

Example 5-12: Changes in highway and building costs 5-12 Contoh: Perubahan biaya jalan raya dan bangunan Figure 5-9 shows the change of standard highway costs from 1992 to 2002, and Table 5-10 shows the change of residential building costs from 1970 to 1990. Gambar 5-9 menunjukkan perubahan biaya jalan raya standar dari 1992 sampai 2002, dan menunjukkan Tabel 5-10 perubahan biaya bangunan perumahan 1970-1990. In each case, the rate of cost increase was substantially above the rate of inflation in the decade of the 1970s.. Dalam setiap kasus, tingkat kenaikan biaya secara substansial di atas tingkat inflasi pada dekade 1970-an .. Indeed, the real cost increase between 1970 and 1980 was in excess of three percent per year in both cases. Memang, kenaikan biaya riil antara 1970 dan 1980 adalah lebih dari tiga persen per tahun dalam kedua kasus. However, these data also show some cause for optimism. Namun, data ini juga menunjukkan beberapa alasan untuk optimis. For the case of the standard highway, real cost decreases took place in the period from l970 to l990. Untuk kasus standar jalan raya, penurunan biaya yang sebenarnya terjadi pada periode dari tahun l970 sampai tahun l990. Unfortunately, comparable indices of outputs are not being compiled on a nationwide basis for other types of construction. Sayangnya, indeks dibandingkan keluaran tidak sedang disusun secara nasional untuk jenis konstruksi lainnya.

Figure 5-9 Producer Prices of Highway and Street Construction (Producer Price Index: Highways and Streets-monthly data). Gambar 5-9 Produsen Harga Highway dan Street Konstruksi (Indeks Harga Produsen: Jalan dan-bulanan data Streets). TABLE 5-10 Comparison of Residential Building Costs, 1970-1990 TABEL 5-10 Perbandingan Biaya Bangunan Residensial, 1970-1990 Standard Standar Standard residence residence cost biaya Price deflator Harga Standar tempat tinggal tempat tinggal deflator real cost sebenarnya (1972=100) (1972 = (1972=100) (1972 = biaya 100) 100) (1972=100) (1972 = 100) 77 77 203 203 287 287 92 92 179 179 247 247 74 74 99 99 116 116 +3.4% 3,4% +1.7% 1,7% Percentage Persentase change perubahan per year per tahun

year tahun 1970 1970 1980 1980 1990 1990

Source: Statistical Abstract of the United States. GNP deflator is used for the price deflator index. Sumber: Abstrak dari Amerika. Serikat statistik GNP deflator digunakan untuk deflator indeks harga. Back to top Kembali ke atas

5.9 Applications of Cost Indices to Estimating 5.9 Aplikasi Angka Indeks Biaya untuk Memperkirakan
In the screening estimate of a new facility, a single parameter is often used to describe a cost function. Dalam estimasi pemutaran fasilitas baru, sebuah parameter tunggal sering digunakan untuk menggambarkan fungsi biaya. For example, the cost of a power plant is a function of electricity generating capacity expressed in megawatts, or the cost of a sewage treatment plant as a function of waste flow expressed in million gallons per day. Sebagai contoh, biaya pembangkit listrik merupakan fungsi dari kapasitas pembangkit listrik dinyatakan dalam megawatt, atau biaya dari sebuah pabrik pengolahan limbah sebagai fungsi aliran limbah dinyatakan dalam juta galon per hari. The general conditions for the application of the single parameter cost function for screening estimates are: Kondisi umum untuk aplikasi fungsi biaya tunggal untuk estimasi parameter skrining adalah: 1. Exclude special local conditions in historical data Kecualikan lokal kondisi khusus pada data historis

2. Determine new facility cost on basis of specified size or capacity (using the methods described in Sections 5.3 to 5.6) Menentukan biaya fasilitas baru atas dasar ukuran tertentu atau kapasitas (menggunakan metode yang dijelaskan di Bagian 5,3-5,6) 3. Adjust for inflation index Sesuaikan untuk indeks inflasi 4. Adjust for local index of construction costs Sesuaikan untuk indeks lokal biaya konstruksi 5. Adjust for different regulatory constraints Menyesuaikan kendala peraturan yang berbeda 6. Adjust for local factors for the new facility Sesuaikan untuk faktor lokal untuk fasilitas baru Some of these adjustments may be done using compiled indices, whereas others may require field investigation and considerable professional judgment to reflect differences between a given project and standard projects performed in the past. Beberapa penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan indeks dikompilasi, sedangkan yang lain mungkin memerlukan penelitian lapangan dan penilaian profesional yang cukup untuk mencerminkan perbedaan antara proyek tertentu dan proyek standar yang dilakukan di masa lalu. Example 5-13: Screening estimate for a refinery 5-13 Contoh: Skrining perkiraan untuk penyulingan The total construction cost of a refinery with a production capacity of 200,000 bbl/day in Gary, Indiana, completed in 2001 was $100 million. Total biaya konstruksi dari kilang dengan kapasitas produksi sebesar 200.000 bbl / hari di Gary, Indiana, selesai pada tahun 2001 adalah $ 100 juta. It is proposed that a similar refinery with a production capacity of 300,000 bbl/day be built in Los Angeles, California, for completion in 2003. Diusulkan bahwa kilang yang sama dengan kapasitas produksi sebesar 300.000 bbl / hari dibangun di Los Angeles, California, selesai pada tahun 2003. For the additional information given below, make an order of magnitude estimate of the cost of the proposed plant. Untuk informasi tambahan yang diberikan di bawah, membuat urutan perkiraan besarnya biaya pembangkit yang diajukan. 1. In the total construction cost for the Gary, Indiana, plant, there was an item of $5 million for site preparation which is not typical for other plants. Dalam Total biaya konstruksi untuk pabrik Gary, Indiana,, ada item sebesar $ 5 juta untuk penyiapan lokasi yang tidak khas untuk tanaman lain. 2. The variation of sizes of the refineries can be approximated by the exponential rule, Equation (5.4), with m = 0.6. Variasi ukuran kilang dapat didekati dengan aturan eksponensial, Persamaan (5.4), dengan m = 0,6. 3. The inflation rate is expected to be 8% per year from 1999 to 2003. Tingkat inflasi diperkirakan menjadi 8% per tahun dari 1999 sampai 2003. 4. The location index was 0.92 for Gary, Indiana and 1.14 for Los Angeles in 1999. Indeks lokasi adalah 0,92 untuk Gary, Indiana dan 1,14 untuk Los Angeles pada tahun 1999. These indices are deemed to be appropriate for adjusting the costs between these two cities. Indeks ini dianggap sesuai untuk menyesuaikan biaya antara kedua kota.

5. New air pollution equipment for the LA plant costs $7 million in 2003 dollars (not required in the Gary plant). Baru polusi udara peralatan untuk pabrik LA biaya $ 7 juta pada 2003 dolar (tidak diperlukan di pabrik Gary). 6. The contingency cost due to inclement weather delay will be reduced by the amount of 1% of total construction cost because of the favorable climate in LA (compared to Gary). Biaya kontingensi akibat cuaca buruk keterlambatan akan dikurangi dengan jumlah 1% dari total biaya konstruksi karena iklim yang menguntungkan di LA (dibandingkan dengan Gary). On the basis of the above conditions, the estimate for the new project may be obtained as follows: Atas dasar kondisi di atas, estimasi untuk proyek baru dapat diperoleh sebagai berikut: 1. Typical cost excluding special item at Gary, IN is Khas biaya yang tidak termasuk pos khusus di Gary, IN adalah $100 million - $5 million = $ 95 million 100,000,000 $ - $ 5.000.000 = $ 95.000.000 2. Adjustment for capacity based on the exponential law yields Penyesuaian untuk kapasitas berdasarkan hasil hukum eksponensial ($95)(300,000/200,000) 0.6 = (95)(1.5) 0.6 = $121.2 million ($ 95) (300.000 / 200.000) 0,6 = (95) (1,5) 0,6 = $ 121.200.000 3. Adjustment for inflation leads to the cost in 2003 dollars as Penyesuaian untuk inflasi menyebabkan biaya pada tahun 2003 dolar sebagai ($121.2)(1.08) 4 = $164.6 million ($ 121,2) (1,08) 4 = $ 164.600.000 4. Adjustment for location index gives Penyesuaian untuk indeks lokasi memberikan ($164.6)(1.14/0.92) = $204.6 million ($ 164,6) (1.14/0.92) = $ 204.600.000 5. Adjustment for new pollution equipment at the LA plant gives Penyesuaian untuk peralatan polusi baru di pabrik LA memberikan $204.6 + $7 = $211.6 million 204,6 $ + $ 7 = $ 211.600.000 6. Reduction in contingency cost yields Penurunan hasil biaya contingency ($211.6)(1-0.01) = $209.5 million ($ 211,6) (1-0,01) = $ 209.500.000 Since there is no adjustment for the cost of construction financing, the order of magnitude estimate for the new project is $209.5 million. Karena tidak ada penyesuaian untuk biaya pembiayaan pembangunan, urutan memperkirakan besarnya untuk proyek baru $ 209.500.000.

Example 5-14: Conceptual estimate for a chemical processing plant 5-14 Contoh: Konseptual perkiraan untuk sebuah pabrik pengolahan kimia In making a preliminary estimate of a chemical processing plant, several major types of equipment are the most significant parameters in affecting the installation cost. Dalam membuat perkiraan awal dari sebuah pabrik pengolahan bahan kimia, beberapa jenis utama tetap adalah parameter yang paling signifikan dalam mempengaruhi biaya instalasi. The cost of piping and other ancillary items for each type of equipment can often be expressed as a percentage of that type of equipment for a given capacity. Biaya perpipaan dan item pendukung lainnya untuk setiap jenis peralatan sering dapat dinyatakan sebagai persentase dari jenis peralatan untuk kapasitas tertentu. The standard costs for the major equipment types for two plants with different daily production capacities are as shown in Table 5-11. Biaya standar untuk jenis peralatan utama untuk dua pembangkit listrik dengan kapasitas produksi harian yang berbeda adalah sebagai ditunjukkan pada Tabel 5-11. It has been established that the installation cost of all equipment for a plant with daily production capacity between 100,000 bbl and 400,000 bbl can best be estimated by using linear interpolation of the standard data. Telah ditetapkan bahwa biaya pemasangan peralatan semua untuk pabrik dengan kapasitas produksi harian antara 100.000 dan 400.000 bbl bbl terbaik dapat diestimasi dengan menggunakan interpolasi linear dari data standar. TABLE 5-11 Cost Data for Equipment and Ancillary Items TABEL Data Biaya 5-11 untuk Peralatan dan Produk lebih lanjut Cost of ancillary items Biaya tambahan Equipment Cost ($1000) item Equipment Peralatan Biaya ($ 1000) as % of equipment cost ($1000) sebagai% Peralatan dari biaya peralatan ($ 1000) type tipe 100,000 bbl 400,000 bbl 100,000 bbl 100.000 400,000 bbl 400.000 100.000 bbl 400.000 bbl bbl bbl Furnace Perapian Tower Menara Drum Drum Pump, etc. Pompa, dll 3,000 3,000 2,000 2,000 1,500 1,500 1,000 1,000 10,000 10,000 6,000 6,000 5,000 5,000 4,000 4,000 40% 40% 45% 45% 50% 50% 60% 60% 30% 30% 35% 35% 40% 40% 50% 50%

A new chemical processing plant with a daily production capacity of 200,000 bbl is to be constructed in Memphis, TN in four years. Sebuah pabrik pengolahan kimia yang baru dengan kapasitas produksi harian 200.000 bbl yang akan dibangun di Memphis, TN dalam empat tahun. Determine the total preliminary cost estimate of the plant including the building and the equipment on the following basis: Tentukan perkiraan total biaya awal tanaman termasuk bangunan dan peralatan pada dasar sebagai berikut: 1. The installation cost for equipment was based on linear interpolation from Table 5-11, and adjusted for inflation for the intervening four years. Biaya instalasi untuk peralatan didasarkan pada interpolasi linier dari Tabel 5-11, dan disesuaikan dengan inflasi selama

empat tahun berselang. We expect inflation in the four years to be similar to the period 1990-1994 and we will use the GNP Deflator index. Kami berharap inflasi dalam empat tahun untuk menjadi serupa dengan periode 1990-1994 dan kami akan menggunakan indeks GNP Deflator. 2. The location index for equipment installation is 0.95 for Memphis, TN, in comparison with the standard cost. Indeks lokasi untuk instalasi peralatan adalah 0,95 untuk Memphis, TN, dibandingkan dengan biaya standar. 3. An additional cost of $500,000 was required for the local conditions in Memphis, TN. Biaya tambahan sebesar $ 500.000 yang diperlukan untuk kondisi lokal di Memphis, TN. The solution of this problem can be carried out according to the steps as outlined in the problem statement: Solusi dari masalah ini dapat dilakukan sesuai dengan langkah-langkah seperti diuraikan dalam pernyataan masalah: 1. The costs of the equipment and ancillary items for a plant with a capacity of 200,000 bbl can be estimated by linear interpolation of the data in Table 5-11 and the results are shown in Table 5-12. Biaya peralatan dan barang-barang pendukung untuk pabrik dengan kapasitas 200.000 bbl dapat diperkirakan oleh interpolasi linear dari data pada Tabel 5-11 dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel 5-12. TABLE 5-12 Results of Linear Interpolation for an Estimation Example Tabel 5-12 Hasil Interpolasi Linear untuk Contoh Estimasi Equipment Percentage for Persentase Equipment Cost Biaya Peralatan Peralatan untuk (in $1,000) (Dalam $ 1.000) type tipe ancillary items item tambahan Furnace Perapian $3,000 + (1/3)($10,000-$3,000) = $5,333 40% - (1/3)(40%-30%) = 37% $ 3000 + (1 / 3) ($ 10,000 - $ 3.000) = $ 40% - (1 / 3) (40% -30%) = 5.333 37% 45% - (1/3)(45%-35%) = 42% 45% - (1 / 3) (45% -35%) = 42% 50% - (1/3)(50%-40%) = 47% 50% - (1 / 3) (50% -40%) = 47% 60% - (1/3)(60%-50%) = 57% 60% - (1 / 3) (60% -50%) = 57%

$2,000 + (1/3)($6,000-$2,000) = $3,333 Tower Menara $ 2000 + (1 / 3) ($ 6,000 - $ 2,000) = $ 3.333 Drum Drum Pumps, etc. Pompa, dll $1,500 + (1/3)($5,000-$1,500) = $2,667 $ 1500 + (1 / 3) ($ 5.000 - $ 1.500) = $ 2.667 $1,000 + (1/3)($4,000-$1,000) = $2,000 $ 1000 + (1 / 3) ($ 4.000 - $ 1.000) = $ 2.000

2. Hence, the total project cost in thousands of current dollars is given by Equation (5.8) as: Oleh karena itu, biaya keseluruhan proyek pada ribuan dolar saat ini diberikan oleh Persamaan (5.8) sebagai: 3. ($5,333)(1.37) + ($3,333)(1.42) +($2,667)(1.47) + ($2,000)(1.57) = ($ 5,333) (1,37) + ($ 3.333) (1,42) + ($ 2.667) (1.47) + ($ 2.000) (1,57) =

= $2,307 + $4,733 + $3,920 + $3,140 = $ 19,000 = $ 2.307 + $ 4.733 + $ 3.920 + $ 3.140 = $ 19.000 4. The corresponding cost in thousands of four year in the future dollars using Equation (5.16) and Table 5-9 is: Biaya yang sesuai dalam ribuan empat tahun di masa depan dengan menggunakan dolar Persamaan (5.16) dan Tabel 5-9 adalah: ($19,100)(105/94) = $21,335 ($ 19.100) (105/94) = $ 21.335 5. The total cost of the project after adjustment for location is Total biaya proyek setelah penyesuaian untuk lokasi (0.95)($21,335,000) + $500,000 (0,95) ($ 21.335.000) + $ 500.000 $20,800,000 $ 20.800.000 Back to top Kembali ke atas

5.10 Estimate Based on Engineer's List of Quantities 5.10 Perkiraan Berdasarkan Daftar Engineer's Kuantitas
The engineer's estimate is based on a list of items and the associated quantities from which the total construction cost is derived. Perkiraan tersebut insinyur didasarkan pada daftar item dan kuantitas yang terkait dari total biaya konstruksi berasal. This same list is also made available to the bidders if unit prices of the items on the list are also solicited from the bidders. Ini daftar yang sama juga disediakan bagi penawar jika unit harga item pada daftar juga diminta dari peserta tender. Thus, the itemized costs submitted by the winning contractor may be used as the starting point for budget control. Dengan demikian, perincian biaya yang diajukan oleh kontraktor pemenang dapat digunakan sebagai titik awal untuk kontrol anggaran. In general, the progress payments to the contractor are based on the units of work completed and the corresponding unit prices of the work items on the list. Secara umum, kemajuan pembayaran untuk kontraktor didasarkan pada unit kerja selesai dan harga satuan yang berkaitan dengan item pekerjaan dalam daftar. Hence, the estimate based on the engineers' list of quanitities for various work items essentially defines the level of detail to which subsequent measures of progress for the project will be made. Oleh karena itu, perkiraan berdasarkan daftar insinyur 'dari quanitities untuk berbagai item pekerjaan pada dasarnya mendefinisikan tingkat detail untuk yang mengukur berikutnya kemajuan bagi proyek akan dibuat. Example 5-15: Bid estimate based on engineer's list of quantities 5-15 Contoh: perkiraan berdasarkan Tawaran's insinyur daftar kuantitas Using the unit prices in the bid of contractor 1 for the quantitites specified by the engineer in Table 5-2 (Example 5-3), we can compute the total bid price of contractor 1 for the roadway project. Menggunakan harga satuan dalam penawaran kontraktor 1 untuk quantitites ditentukan oleh insinyur dalam Tabel 5-2 (Contoh 5-3), kita dapat menghitung harga penawaran total 1 kontraktor untuk proyek jalan. The itemized costs for various work items as well as the total bid

price are shown in Table 5-13. Biaya perincian untuk berbagai item pekerjaan serta harga penawaran total ditunjukkan pada Tabel 5-13.

TABLE 5-13: Bid Price of Contractor 1 in a Highway Project TABEL 5-13: Penawaran Harga Kontraktor 1 dalam Proyek Jalan Unit Quantity Unit price Item cost Items Produk Unit Kuantitas Harga satuan Item biaya Mobilization Mobilisasi Removal, berm Penghapusan, berm Finish subgrade Selesai subgrade Surface ditches Permukaan parit Excavation structures Penggalian struktur Base course, untreated, 3/4'' Pondasi, tidak diobati, 3 / 4'' Lean concrete, 4'' thick Lean beton, 4''tebal PCC, pavement, 10'' thick PCC, perkerasan, 10''tebal Concrete, ci AA (AE) Beton, ci AA (AE) Small structure Struktur kecil Barrier, precast Barrier, pracetak Flatwork, 4'' thick Flatwork, 4''tebal 10'' thick 10''tebal Slope protection Lereng perlindungan Metal, end section, 15'' Logam, bagian akhir, 15'' 18'' 18'' Post, right-of-way, modification Post, kanan-of-way, modifikasi ls ls 11 115,000 115,000 1.00 1.00 0.50 0.50 2.00 2.00 3.00 3.00 4.50 4.50 3.10 3.10 10.90 10.90 200,000 200,000 500 500 15.00 15.00 10.00 10.00 20.00 20.00 25.00 25.00 100 100 150 150 3.00 3.00 115,000 115,000 8.020 8.020 603,750 603,750 1,050 1,050 21,000 21,000 1,629,900 1,629,900 2,542,961 2,542,961 7,695,509 7,695,509 200,000 200,000 25,000 25,000 118,800 118,800 74,100 74,100 84,820 84,820 52,600 52,600 3,900 3,900 450 450 14,100 14,100

lf Jika 8,020 8,020 sy sy 1,207,500 1,207,500

lf Jika 525 525 cy cy ton ton sy sy sy sy ls ls cy cy 7,000 7,000 362,200 362,200 820,310 820,310 76,010 76,010 11 50 50

lf Jika 7,920 7,920 sy sy sy sy sy sy ea ea ea ea 7,410 7,410 4,241 4,241 2,104 2,104 39 39 33

lf Jika 4,700 4,700

TABLE 5-13: Bid Price of Contractor 1 in a Highway Project TABEL 5-13: Penawaran Harga Kontraktor 1 dalam Proyek Jalan Unit Quantity Unit price Item cost Items Produk Unit Kuantitas Harga satuan Item biaya Salvage and relay pipe Salvage dan pipa relay Loose riprap Loose riprap Delineators, type I Delineators, tipe I type II tipe II Constructive signs fixed Konstruktif tanda-tanda tetap lf Jika 1,680 1,680 cy cy 32 32 54 54 1,330 1,330 140 140 52,600 52,600 5.00 5.00 40.00 40.00 100 100 12.00 12.00 15.00 15.00 0.10 0.10 0.20 0.20 0.10 0.10 8,400 8,400 1,280 1,280 5,400 5,400 15,960 15,960 2,100 2,100 5,260 5,260 5,900 5,900 630 630

Braced posts Menguatkan posting ea ea lb lb ea ea sf sf

Barricades, type III Barikade, tipe 29,500 lf Jika III 29,500 Warning lights Peringatan lampu Pavement marking, epoxy material menandai Perkerasan, bahan epoxy Black Hitam Yellow Kuning White Putih Plowable, one-way white Plowable, satu arah putih Topsoil, contractor furnished Tanah lapisan atas, kontraktor dilengkapi gal 475 475 cewek gal 740 740 cewek gal 985 985 cewek ea ea cy cy 342 342 260 260 103 103 500 500 day hari 6,300 6,300

90.00 90.00 90.00 90.00 90.00 90.00 50.00 50.00 10.00 10.00 150 150 2.00 2.00 20.00 20.00 15.00 15.00 350 350

42,750 42,750 66,600 66,600 88,650 88,650 17,100 17,100 2,600 2,600 15,450 15,450 1,000 1,000 11,600 11,600 33,750 33,750 12,250

Seedling, method A Bibit, metode acr A ACR Excelsior blanket Excelsior selimut Corrugated, metal pipe, 18'' Bergelombang, logam pipa, 18'' Polyethylene pipe, 12'' Polyethylene pipa, 12'' sy sy

lf Jika 580 580 lf Jika 2,250 2,250 35 35

Catch basin grate and frame Catch ea ea

TABLE 5-13: Bid Price of Contractor 1 in a Highway Project TABEL 5-13: Penawaran Harga Kontraktor 1 dalam Proyek Jalan Unit Quantity Unit price Item cost Items Produk Unit Kuantitas Harga satuan Item biaya cekungan grate dan bingkai Equal opportunity training Equal kesempatan pelatihan hr jam 18,000 18,000 274 274 0.80 0.80 10.00 10.00 100 100 8.25 8.25 12,250 14,400 14,400 2,740 2,740 72,200 72,200 165,000 165,000

Granular backfill borrow Granular cy cy backfill meminjam Drill caisson, 2'x6'' Bor caisson, 2'x6'' Flagging Lesu Prestressed concrete member Beton pratekan anggota type IV, 141'x4'' tipe IV, 141'x4'' 132'x4'' 132'x4'' Reinforced steel Diperkuat baja Epoxy coated Epoxy dilapisi Structural steel Struktur baja Sign, covering Daftar, yang meliputi ea ea ea ea lb lb lb lb ls ls sf sf

lf Jika 722 722 hr jam 20,000 20,000

77 66 6,300 6,300 122,241 122,241 11 16 16 98 98 33 22 11 11 61 61 11 11 669 669 23 23 11 12 12

12,000 12,000 11,000 11,000 0.60 0.60 0.55 0.55 5,000 5,000 10.00 10.00 15.00 15.00 100 100 100 100 200 200 15.00 15.00 500 500 15.00 15.00 100 100 100 100 150 150

84,000 84,000 66,000 66,000 3,780 3,780 67,232.55 67,232.55 5,000 5,000 160 160 1,470 1,470 300 300 200 200 2,200 2,200 915 915 5,500 5,500 10,035 10,035 2,300 2,300 100 100 1,800 1,800

type C-2 wood post tipe C-2 kayu sf sf pasca 24'' 24'' 30'' 30'' 48'' 48'' Auxiliary Bantu Steel post, 48''x60'' Baja pos, 48''x60'' ea ea ea ea ea ea sf sf ea ea

type 3, wood post tipe 3, pos kayu sf sf 24'' 24'' 30'' 30'' 36'' 36'' ea ea ea ea ea ea

TABLE 5-13: Bid Price of Contractor 1 in a Highway Project TABEL 5-13: Penawaran Harga Kontraktor 1 dalam Proyek Jalan Unit Quantity Unit price Item cost Items Produk Unit Kuantitas Harga satuan Item biaya 42''x60'' 42''x60'' 48'' 48'' Auxiliary Bantu Steel post Baja posting 12''x36'' 12''x36'' Foundation, concrete Pondasi, beton Barricade, 48''x42'' Barikade, 48''x42'' ea ea ea ea sf sf sf sf ea ea ea ea ea ea 88 77 135 135 1,610 1,610 28 28 60 60 40 40 150 150 200 200 15.00 15.00 40.00 40.00 100 100 300 300 100 100 30.00 30.00 1,200 1,200 1,400 1,400 2,025 2,025 64,400 64,400 2,800 2,800 18,000 18,000 4,000 4,000 3,000 3,000

Wood post, road closed Kayu pos, lf Jika 100 100 jalan ditutup Total Jumlah

$14,129,797.55 $ 14,129,797.55

Back to top Kembali ke atas

5.11 Allocation of Construction Costs Over Time 5.11 Alokasi Biaya Konstruksi Selama Waktu
Since construction costs are incurred over the entire construction phase of a project, it is often necessary to determine the amounts to be spent in various periods to derive the cash flow profile, especially for large projects with long durations. Karena biaya konstruksi yang terjadi selama fase konstruksi seluruh proyek, seringkali diperlukan untuk menentukan jumlah yang akan dikeluarkan dalam berbagai periode untuk memperoleh profil arus kas, khususnya untuk proyekproyek besar dengan jangka waktu yang panjang. Consequently, it is important to examine the percentage of work expected to be completed at various time periods to which the costs would be charged. Akibatnya, penting untuk memeriksa persentase kerja diharapkan akan selesai pada berbagai periode waktu yang biaya akan dikenakan. More accurate estimates may be accomplished once the project is scheduled as described in Chapter 10, but some rough estimate of the cash flow may be required prior to this time. perkiraan yang lebih akurat dapat dicapai setelah proyek dijadwalkan seperti dijelaskan dalam Bab 10, tetapi beberapa perkiraan kasar dari arus kas mungkin diperlukan sebelum waktu ini. Consider the basic problem in determining the percentage of work completed during construction. Pertimbangkan masalah dasar dalam menentukan persentase pekerjaan yang telah diselesaikan selama konstruksi. One common method of estimating percentage of completion is based on the amount of money spent relative to the total amount budgeted for the entire project.

Salah satu metode umum memperkirakan persentase penyelesaian adalah berdasarkan jumlah uang yang dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah yang dianggarkan untuk keseluruhan proyek. This method has the obvious drawback in assuming that the amount of money spent has been used efficiently for production. Metode ini memiliki kekurangan jelas dalam asumsi bahwa jumlah uang yang dikeluarkan telah digunakan secara efisien untuk produksi. A more reliable method is based on the concept of value of work completed which is defined as the product of the budgeted labor hours per unit of production and the actual number of production units completed, and is expressed in budgeted labor hours for the work completed. Sebuah metode yang lebih dapat diandalkan didasarkan pada konsep nilai pekerjaan yang telah diselesaikan yang didefinisikan sebagai produk dari jam kerja yang dianggarkan per unit produksi dan jumlah aktual unit produksi selesai, dan dinyatakan dalam jam kerja dianggarkan untuk pekerjaan selesai. Then, the percentage of completion at any stage is the ratio of the value of work completed to date and the value of work to be completed for the entire project. Kemudian, persentase penyelesaian pada setiap tahap adalah rasio dari nilai pekerjaan yang telah diselesaikan sampai saat ini dan nilai pekerjaan yang harus diselesaikan untuk keseluruhan proyek. Regardless of the method of measurement, it is informative to understand the trend of work progress during construction for evaluation and control. Terlepas dari metode pengukuran, informatif untuk memahami tren kemajuan pekerjaan selama konstruksi untuk evaluasi dan kontrol. In general, the work on a construction project progresses gradually from the time of mobilization until it reaches a plateau; then the work slows down gradually and finally stops at the time of completion. Secara umum, bekerja pada sebuah proyek konstruksi berlangsung secara bertahap dari waktu mobilisasi hingga mencapai dataran tinggi, kemudian pekerjaan melambat secara bertahap dan akhirnya berhenti pada saat penyelesaian. The rate of work done during various time periods (expressed in the percentage of project cost per unit time) is shown schematically in Figure 5-10 in which ten time periods have been assumed. Tingkat pekerjaan yang dilakukan selama periode waktu tertentu (dalam persentase biaya proyek per satuan waktu) secara skematis diperlihatkan pada Gambar 5-10 di mana sepuluh periode waktu yang telah diasumsikan. The solid line A represents the case in which the rate of work is zero at time t = 0 and increases linearly to 12.5% of project cost at t = 2, while the rate begins to decrease from 12.5% at t = 8 to 0% at t = 10. Garis solid A merupakan kasus di mana tingkat kerja adalah nol pada waktu t = 0 dan meningkat secara linear menjadi 12,5% dari biaya proyek pada t = 2, sedangkan tingkat mulai menurun dari 12,5% pada t = 8 menjadi 0% pada t = 10. The dotted line B represents the case of rapid mobilization by reaching 12.5% of project cost at t = 1 while beginning to decrease from 12.5% at t = 7 to 0% at t = 10. B garis putus-putus menunjukkan kasus mobilisasi cepat dengan mencapai 12,5% dari biaya proyek pada t = 1 dan mulai menurun dari 12,5% pada t = 7 sampai 0% pada t = 10. The dash line C represents the case of slow mobilization by reaching 12.5% of project cost at t = 3 while beginning to decrease from 12.5% at t = 9 to 0% at t = 10. C garis dasbor menunjukkan kasus mobilisasi lambat dengan mencapai 12,5% dari biaya proyek pada t = 3 sementara mulai menurun dari 12,5% pada t = 9 sampai 0% pada t = 10.

Figure 5-10: Rate of Work Progress over Project Time Gambar 5-10: Tingkat Kemajuan Karya atas Proyek Waktu

The value of work completed at a given time (expressed as a cumulative percentage of project cost) is shown schematically in Figure 5-11. Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan pada waktu tertentu (disajikan sebagai persentase kumulatif biaya proyek) secara skematis diperlihatkan pada Gambar 5-11. In each case (A, B or C), the value of work completed can be represented by an "S-shaped" curve. Dalam setiap kasus (A, B atau C), nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dapat diwakili oleh kurva "S-berbentuk". The effects of rapid mobilization and slow mobilization are indicated by the positions of curves B and C relative to curve A, respectively. Pengaruh mobilisasi mobilisasi yang cepat dan lambat ditandai dengan posisi kurva B dan C relatif terhadap kurva A, masing-masing.

Figure 5-11: Value of Work Completed over Project Time Gambar 5-11: Nilai Pekerjaan Selesai atas Proyek Waktu

While the curves shown in Figures 5-10 and 5-11 represent highly idealized cases, they do suggest the latitude for adjusting the schedules for various activities in a project. Sedangkan kurva ditunjukkan pada Gambar 5-10 dan 5-11 merupakan kasus yang sangat ideal, mereka menyarankan lintang untuk menyesuaikan jadwal untuk berbagai kegiatan dalam proyek. While the rate of work progress may be changed quite drastically within a single period, such as the change from rapid mobilization to a slow mobilization in periods 1, 2 and 3 in Figure 5-10, the effect on the value of work completed over time will diminish in significance as indicated by the cumulative percentages for later periods in Figure 5-11. Sedangkan tingkat kemajuan pekerjaan dapat berubah cukup drastis dalam periode tunggal, seperti perubahan dari mobilisasi cepat untuk sebuah mobilisasi lambat dalam periode 1, 2 dan 3 pada Gambar 5-10, efek pada nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari waktu ke waktu akan berkurang secara signifikan yang ditunjukkan dengan persentase kumulatif untuk periode kemudian pada Gambar 5-11. Thus, adjustment of the scheduling of some activities may improve the utilization of labor, material and equipment, and any delay caused by such adjustments for individual activities is not likely to cause problems for the eventual progress toward the completion of a project. Dengan demikian, penyesuaian penjadwalan dari beberapa kegiatan dapat meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan setiap keterlambatan yang disebabkan oleh penyesuaian tersebut untuk kegiatan individu tidak cenderung menyebabkan masalah bagi kemajuan akhirnya menuju penyelesaian proyek.

In addition to the speed of resource mobilization, another important consideration is the overall duration of a project and the amount of resources applied. Selain kecepatan mobilisasi sumber daya, pertimbangan penting lainnya adalah durasi keseluruhan proyek dan jumlah sumber daya yang digunakan. Various strategies may be applied to shorten the overall duration of a project such as overlapping design and construction activities (as described in Chapter 2) or increasing the peak amounts of labor and equipment working on a site. Berbagai strategi dapat diterapkan untuk memperpendek durasi proyek secara keseluruhan seperti tumpang tindih kegiatan desain dan konstruksi (seperti yang dijelaskan dalam Bab 2) atau meningkatkan jumlah puncak tenaga kerja dan peralatan kerja di situs. However, spatial, managerial and technical factors will typically place a minimum limit on the project duration or cause costs to escalate with shorter durations. Namun, faktor spasial, manajerial dan teknis biasanya akan menempatkan batas minimum pada durasi proyek atau biaya menyebabkan meningkat dengan jangka waktu yang lebih pendek. Example 5-16: Calculation of Value of Work Completed 5-16 Contoh: Perhitungan Nilai Pekerjaan Selesai From the area of work progress in Figure 5-10, the value of work completed at any point in Figure 5-11 can be derived by noting the area under the curve up to that point in Figure 5-10. Dari bidang kemajuan pekerjaan pada Gambar 5-10, nilai pekerjaan yang telah diselesaikan pada setiap titik pada Gambar 5-11 dapat diturunkan dengan mencatat luas area di bawah kurva sampai titik pada Gambar 5-10. The result for t = 0 through t = 10 is shown in Table 5-14 and plotted in Figure 5-11. Hasil untuk t = 0 sampai t = 10 ditunjukkan pada Tabel 5-14 dan diplot pada Gambar 5-11.

TABLE 5-14 Calculation of Value of Work Completed TABEL 514 Perhitungan Nilai Pekerjaan Selesai Time Waktu Case A Kasus A Case B Kasus B Case C Tipe C 00 11 22 33 44 55 66 77 88 99 10 10 00 3.1% 3,1% 12.5 12.5 25.0 25.0 37.5 37.5 50.0 50.0 62.5 62.5 75.0 75.0 87.5 87.5 96.9 96.9 100.0 100.0 00 6.2% 6,2% 18.7 18.7 31.2 31.2 43.7 43.7 56.2 56.2 68.7 68.7 81.2 81.2 91.7 91.7 97.9 97.9 100.0 100.0 00 2.1% 2,1% 8.3 8.3 18.8 18.8 31.3 31.3 43.8 43.8 56.3 56.3 68.8 68.8 81.9 81.9 93.8 93.8 100.0 100.0

Back to top Kembali ke atas

5.12 Computer Aided Cost Estimation 5.12 Estimasi Biaya Computer Aided
Numerous computer aided cost estimation software systems are now available. Banyak sistem komputer estimasi biaya perangkat lunak dibantu sekarang tersedia. These range in sophistication from simple spreadsheet calculation software to integrated systems involving design and price negotiation over the Internet. Ini berkisar pada kecanggihan dari perhitungan spreadsheet perangkat lunak sederhana untuk sistem terpadu yang melibatkan desain dan negosiasi harga melalui Internet. While this software involves costs for purchase, maintenance, training and computer hardware, some significant efficiencies often result. Sementara software ini melibatkan biaya untuk pembelian, pelatihan pemeliharaan, dan perangkat keras komputer, beberapa efisiensi yang signifikan sering hasil. In particular, cost estimates may be prepared more rapidly and with less effort. Secara khusus, perkiraan biaya dapat dibuat lebih cepat dan dengan sedikit usaha. Some of the common features of computer aided cost estimation software include: Beberapa fitur-fitur umum dari software estimasi biaya dibantu komputer meliputi: Databases for unit cost items such as worker wage rates, equipment rental or material prices. Database untuk item biaya unit seperti tingkat upah pekerja, sewa peralatan atau harga bahan. These databases can be used for any cost estimate required. Database ini dapat digunakan untuk estimasi biaya yang diperlukan. If these rates change, cost estimates can be rapidly re-computed after the databases are updated. Jika perubahan tarif, perkiraan biaya bisa dihitung dengan cepat kembali setelah database diperbarui. Databases of expected productivity for different components types, equiptment and construction processes. Database produktivitas yang diharapkan untuk berbagai jenis equiptment komponen, dan proses konstruksi. Import utilities from computer aided design software for automatic quantity-take-off of components. Impor utilitas dari perangkat lunak komputer CAD untuk otomatis kuantitas-take-off komponen. Alternatively, special user interfaces may exist to enter geometric descriptions of components to allow automatic quantity-take-off. Atau, antarmuka pengguna khusus mungkin ada untuk memasukkan deskripsi geometrik komponen untuk memungkinkan otomatis kuantitas-take-off. Export utilities to send estimates to cost control and scheduling software. Ekspor utilitas untuk mengirim perkiraan biaya perangkat lunak kontrol dan penjadwalan. This is very helpful to begin the management of costs during construction. Hal ini sangat membantu untuk memulai pengelolaan biaya selama konstruksi. Version control to allow simulation of different construction processes or design changes for the purpose of tracking changes in expected costs. Versi kontrol untuk memungkinkan simulasi proses konstruksi yang berbeda atau perubahan desain untuk tujuan pelacakan perubahan biaya yang diharapkan.

Provisions for manual review, over-ride and editing of any cost element resulting from the cost estimation system Ketentuan untuk diperiksa manual, lebih-naik dan mengedit dari setiap elemen biaya yang dihasilkan dari sistem estimasi biaya Flexible reporting formats, including provisions for electronic reporting rather than simply printing cost estimates on paper. Fleksibel pelaporan format, termasuk ketentuan untuk pelaporan elektronik bukan hanya perkiraan biaya pencetakan di atas kertas. Archives of past projects to allow rapid cost-estimate updating or modification for similar designs. Archives proyek-proyek masa lalu untuk memungkinkan perkiraan biaya-cepat memperbarui atau modifikasi untuk desain serupa. A typical process for developing a cost estimate using one of these systems would include: Sebuah proses yang khas untuk mengembangkan perkiraan biaya menggunakan salah satu sistem ini akan mencakup: 1. If a similar design has already been estimated or exists in the company archive, the old project information is retreived. Jika desain yang mirip telah diperkirakan atau ada di arsip perusahaan, informasi proyek lama retreived. 2. A cost engineer modifies, add or deletes components in the project information set. Seorang insinyur biaya memodifikasi, menambah atau menghapus komponen dalam informasi proyek ditetapkan. If a similar project exists, many of the components may have few or no updates, thereby saving time. Jika proyek serupa ada, banyak komponen mungkin memiliki sedikit atau tidak ada pembaruan, sehingga menghemat waktu. 3. A cost estimate is calculated using the unit cost method of estimation. Perkiraan biaya dihitung dengan menggunakan metode biaya estimasi. Productivities and unit prices are retrieved from the system databases. Produktivitas dan harga satuan akan diambil dari database sistem. Thus, the latest price information is used for the cost estimate. Dengan demikian, informasi harga terakhir digunakan untuk estimasi biaya. 4. The cost estimation is summarized and reviewed for any errors. Estimasi biaya dirangkum dan ditelaah untuk kesalahan. Back to top Kembali ke atas

5.13 Estimation of Operating Costs 5.13 Perkiraan Biaya Operasional

In order to analyze the life cycle costs of a proposed facility, it is necessary to estimate the operation and maintenance costs over time after the start up of the facility. Dalam rangka untuk menganalisis biaya siklus hidup dari fasilitas yang diusulkan, perlu untuk memperkirakan biaya operasi dan pemeliharaan dari waktu ke waktu setelah memulai fasilitas. The stream of operating costs over the life of the facility depends upon subsequent maintenance policies and facility use. Aliran biaya operasi selama masa fasilitas tergantung pada kebijakan pemeliharaan selanjutnya dan penggunaan fasilitas. In particular, the magnitude of routine maintenance costs will be reduced if the facility undergoes periodic repairs and rehabilitation at periodic intervals. Secara khusus, besarnya biaya pemeliharaan rutin akan berkurang jika fasilitas ini mengalami perbaikan berkala dan rehabilitasi pada interval periodik.

Since the tradeoff between the capital cost and the operating cost is an essential part of the economic evaluation of a facility, the operating cost is viewed not as a separate entity, but as a part of the larger parcel of life cycle cost at the planning and design stage. Karena tradeoff antara biaya modal dan biaya operasi merupakan bagian penting dari evaluasi ekonomi fasilitas, biaya operasi dipandang bukan sebagai entitas yang terpisah, tetapi sebagai bagian dari paket yang lebih besar dari biaya siklus hidup pada perencanaan dan desain panggung. The techniques of estimating life cycle costs are similar to those used for estimating capital costs, including empirical cost functions and the unit cost method of estimating the labor, material and equipment costs. Teknik-teknik memperkirakan biaya siklus hidup mirip dengan yang digunakan untuk memperkirakan biaya modal, termasuk fungsi biaya empiris dan metode biaya unit memperkirakan tenaga kerja, bahan dan biaya tetap. However, it is the interaction of the operating and capital costs which deserve special attention. Namun, interaksi antara biaya operasional dan modal yang membutuhkan perhatian khusus. As suggested earlier in the discussion of the exponential rule for estimating, the value of the cost exponent may influence the decision whether extra capacity should be built to accommodate future growth. Seperti yang diusulkan sebelumnya dalam pembahasan aturan eksponensial untuk memperkirakan, nilai dari eksponen biaya dapat mempengaruhi keputusan apakah kapasitas ekstra harus dibangun untuk mengakomodasi pertumbuhan di masa depan. Similarly, the economy of scale may also influence the decision on rehabilitation at a given time. Demikian pula, skala ekonomi juga dapat mempengaruhi keputusan rehabilitasi pada saat tertentu. As the rehabilitation work becomes extensive, it becomes a capital project with all the implications of its own life cycle. Sebagai pekerjaan rehabilitasi menjadi luas, itu menjadi sebuah proyek modal dengan semua implikasi dari siklus hidup sendiri. Hence, the cost estimation of a rehabilitation project may also involve capital and operating costs. Oleh karena itu, estimasi biaya proyek rehabilitasi juga mungkin melibatkan biaya modal dan operasional. While deferring the discussion of the economic evaluation of constructed facilities to Chapter 6, it is sufficient to point out that the stream of operating costs over time represents a series of costs at different time periods which have different values with respect to the present. Sementara menunda pembahasan evaluasi ekonomi fasilitas dibangun pada Bab 6, maka cukup untuk menunjukkan bahwa aliran biaya operasional dari waktu ke waktu merupakan serangkaian biaya pada periode waktu yang berbeda yang memiliki nilai yang berbeda berkaitan dengan sekarang. Consequently, the cost data at different time periods must be converted to a common base line if meaningful comparison is desired. Akibatnya, data biaya pada periode waktu yang berbeda harus dikonversi ke garis dasar umum jika dibandingkan bermakna diinginkan. Example 5-17: Maintenance cost on a roadway [6] 5-17 Contoh: Biaya Pemeliharaan di jalan yang [6] Maintenance costs for constructed roadways tend to increase with both age and use of the facility. Biaya pemeliharaan jalan raya dibangun cenderung meningkat dengan kedua usia dan penggunaan fasilitas. As an example, the following empirical model was estimated for maintenance expenditures on sections of the Ohio Turnpike: Sebagai contoh, model empiris berikut diperkirakan untuk belanja pemeliharaan pada bagian-bagian dari Ohio Turnpike:

C = 596 + 0.0019 V + 21.7 A C = 596 + 0,0019 V + 21,7 A where C is the annual cost of routine maintenance per lane-mile (in 1967 dollars), V is the volume of traffic on the roadway (measured in equivalent standard axle loads, ESAL, so that a heavy truck is represented as equivalent to many automobiles), and A is the age of the pavement in years since the last resurfacing. dimana C adalah biaya tahunan pemeliharaan rutin per jalurmil (pada 1967 dolar), V adalah volume lalu lintas di jalan raya (diukur dalam ekuivalen beban sumbu standar, ESAL, sehingga truk berat digambarkan sebagai setara dengan mobil banyak ), dan A adalah usia perkerasan pada tahun sejak terakhir pelaburan. According to this model, routine maintenance costs will increase each year as the pavement service deteriorates. Menurut model ini, biaya pemeliharaan rutin akan meningkat setiap tahun sebagai layanan trotoar memburuk. In addition, maintenance costs increase with additional pavement stress due to increased traffic or to heavier axle loads, as reflected in the variable V. Selain itu, biaya pemeliharaan meningkat dengan stres perkerasan tambahan karena peningkatan lalu lintas atau beban gandar lebih berat, seperti tercermin dalam variabel V. For example, for V = 500,300 ESAL and A = 5 years, the annual cost of routine maintenance per lane-mile is estimated to be: Misalnya, untuk V = 500.300 ESAL dan = A 5 tahun, biaya tahunan pemeliharaan rutin per jalur-mil diperkirakan akan: C = 596 + (0.0019)(500,300) + (21.7)(5) C 596 = + (0,0019) (500.300) + (21,7) (5) = 596 + 950.5 + 108.5 = 1,655 (in 1967 dollars) = 596 + 950,5 + 108,5 = 1.655 (pada 1967 dolar) Example 5-18: Time stream of costs over the life of a roadway [7] 5-18 Contoh: Sisa aliran biaya selama masa jalan raya [7] The time stream of costs over the life of a roadway depends upon the intervals at which rehabilitation is carried out. Arus waktu biaya selama umur jalan yang tergantung pada interval di mana rehabilitasi dilakukan. If the rehabilitation strategy and the traffic are known, the time stream of costs can be estimated. Jika strategi rehabilitasi dan lalu lintas diketahui, aliran waktu biaya dapat diperkirakan. Using a life cycle model which predicts the economic life of highway pavement on the basis of the effects of traffic and other factors, an optimal schedule for rehabilitation can be developed. Menggunakan model siklus hidup yang memprediksi kehidupan ekonomi dari perkerasan jalan raya atas dasar efek lalu lintas dan faktor lainnya, jadwal optimal untuk rehabilitasi dapat dikembangkan. For example, a time stream of costs and resurfacing projects for one pavement section is shown in Figure 5-11. Sebagai contoh, aliran biaya dan waktu proyek resurfacing untuk satu bagian perkerasan ditunjukkan pada Gambar 5-11. As described in the previous example, the routine maintenance costs increase as the pavement ages, but decline after each new resurfacing. Seperti dijelaskan dalam contoh sebelumnya, meningkatkan biaya pemeliharaan rutin sebagai usia perkerasan, namun menurun setelah masing-masing baru pelaburan. As the pavement continues to age, resurfacing becomes more frequent until the roadway is completely reconstructed at the end of 35 years. Sebagai trotoar terus umur, pelaburan menjadi lebih sering sampai jalan benar-benar kembali pada akhir 35 tahun.

Figure 5-11: Time Stream of Costs over the Life of a Highway Pavement Gambar 5-11: Sisa Streaming Biaya atas Kehidupan suatu Perkerasan Jalan Raya Back to top Kembali ke atas

5.14 References 5,14 Referensi

1. Ahuja, HN and WJ Campbell, Estimating: From Concept to Completion , Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, NJ, 1987. Ahuja, HN dan WJ Campbell, Estimasi: Dari Konsep ke Penyelesaian, Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, NJ, 1987. 2. Clark, FD, and AB Lorenzoni, Applied Cost Engineering , Marcel Dekker, Inc., New York, 1978. Clark, FD, dan Lorenzoni AB, Teknik Terapan Biaya, Marcel Dekker, Inc, New York, 1978. 3. Clark, JE, Structural Concrete Cost Estimating , McGraw-Hill, Inc., New York, 1983. Clark, JE, Memperkirakan Biaya Beton Struktural, McGraw-Hill, Inc, New York, 1983. 4. Diekmann, JR, "Probabilistic Estimating: Mathematics and Applications," ASCE Journal of Construction Engineering and Management , Vol. Diekmann, JR, "Memperkirakan Probabilistik: Matematika dan Aplikasi," ASCE Journal of Rekayasa Konstruksi dan Manajemen, Vol. 109, 1983, pp. 297-308. 109, 1983, hal 297-308. 5. Humphreys, KK (ed.) Project and Cost Engineers' Handbook (sponsored by American Association of Cost Engineers), 2nd Ed., Marcel Dekker, Inc., New York, 1984.

Humphreys, KK (ed.) Proyek dan Biaya Engineers 'Handbook (disponsori oleh American Association of Engineers Biaya), 2nd Ed., Marcel Dekker, Inc, New York, 1984. 6. Maevis, AC, "Construction Cost Control by the Owners," ASCE Journal of the Construction Division , Vol. Maevis, AC, "Pengendalian Biaya Konstruksi oleh Pemilik," Jurnal ASCE Divisi Konstruksi, Vol. 106, 1980, pp. 435-446. 106, 1980, hal 435-446. 7. Wohl, M. and C. Hendrickson, Transportation Investment and Pricing Principles, John Wiley & Sons, New York, 1984. Wohl, M. dan C. Hendrickson, Transportasi Investasi dan Harga Prinsip, John Wiley & Sons, New York, 1984. Back to top Kembali ke atas

5.15 Problems 5,15 Masalah

1. Suppose that the grouting method described in Example 5-2 is used to provide a grouting seal beneath another landfill of 12 acres. Misalkan bahwa metode grouting dijelaskan dalam Contoh 5-2 digunakan untuk menyediakan segel grouting di bawah TPA lain dari 12 hektar. The grout line is expected to be between 4.5 and 5.5 feet thickness. Garis nat diharapkan antara 4,5 dan 5,5 kaki tebal. The voids in the soil layer are between 25% to 35%. Rongga dalam lapisan tanah adalah antara 25% hingga 35%. Using the same unit cost data (in 1978 dollars), find the range of costs in a screening estimate for the grouting project. Menggunakan data biaya satuan yang sama (pada tahun 1978 dolar), menemukan berbagai biaya dalam perkiraan penyaringan untuk proyek grouting. 2. To avoid submerging part of US Route 40 south and east of Salt Lake City due to the construction of the Jardinal Dam and Reservoir, 22 miles of highway were relocated to the west around the site of the future reservoir. Untuk menghindari bagian merendam US Route 40 selatan dan timur Salt Lake City karena pembangunan Bendungan Jardinal dan Reservoir, 22 mil dari jalan raya dipindahkan ke barat di sekitar lokasi reservoir masa depan. Three separate contracts were let, including one covering 10 miles of the work which had an engineer's estimate of $34,095,545. Tiga kontrak terpisah membiarkan, termasuk satu meliputi 10 mil dari pekerjaan yang telah perkiraan insinyur dari $ 34.095.545. The bids were submitted on July 21, 1987 and the completion date of the project under the contract was August 15, 1989. Tawaran yang diajukan pada tanggal 21 Juli 1987 dan tanggal penyelesaian proyek berdasarkan kontrak adalah 15 Agustus 1989. (See ENR , October 8, 1987, p. 34). (Lihat ENR, 8 Oktober 1987, hal 34). The three lowest bids were: Ketiga tawaran terendah adalah: 1) WW Clyde & Co., Springville, Utah 1) Clyde WW & Co, Springville, Utah 2) Sletten Construction company, Great Falls, Montana 2) Konstruksi Sletten perusahaan, Great Falls, Montana 3) Gilbert Western Corporation, Salt Lake city, Utah 3) Gilbert Barat Corporation, kota Salt Lake, Utah $21,384,919 $ 21.384.919 $26,701,018 $ 26.701.018 $30,896,203 $ 30.896.203

3. Find the percentage of each of these bidders below the engineer's cost estimate. Cari persentase masing-masing penawar di bawah perkiraan biaya insinyur. 4. In making a screening estimate of an industrial plant for the production of batteries, an empirical formula based on data of a similar buildings completed before 1987 was proposed: Dalam membuat perkiraan pemutaran tanaman industri untuk produksi baterai, formula empiris berdasarkan data dari sebuah bangunan sejenis selesai sebelum 1987 diusulkan: C = (16,000)(Q + 50,000) 1/2 C = (16.000) (Q + 50.000) 1 / 2 where Q is the daily production capacity of batteries and C is the cost of the building in 1987 dollars. di mana Q adalah kapasitas produksi harian baterai dan C adalah biaya bangunan tahun 1987 dolar. If a similar plant is planned for a daily production capacity of 200,000 batteries, find the screening estimate of the building in 1987 dollars. Jika tanaman yang mirip direncanakan untuk kapasitas produksi harian 200.000 baterai, menemukan perkiraan penyaringan bangunan tahun 1987 dolar. 5. For the cost factor K = $46,000 (in 1968 dollars) and m = 0.67 for an aerated lagoon basin of a water treatment plant in Table 5-4 (Example 5-6), find the estimated cost of a proposed new plant with a similar treatment process having a capacity of 480 million gallons (in 1968 dollars). Untuk faktor biaya K = $ 46.000 (pada tahun 1968 dolar) dan m = 0,67 untuk sebuah cekungan laguna aerasi dari pabrik pengolahan air pada Tabel 5-4 (Contoh 5-6), menemukan perkiraan biaya pabrik baru yang diusulkan dengan yang serupa proses perlakuan memiliki kapasitas 480 juta galon (pada tahun 1968 dolar). If another new plant was estimated to cost $160,000 by using the same exponential rule, what would be the proposed capacity of that plant? Jika pembangkit lainnya diperkirakan baru biaya $ 160.000 dengan menggunakan aturan eksponensial yang sama, apa yang akan menjadi kapasitas diusulkan tanaman itu? 6. Using the cost data in Figure 5-5 (Example 5-11), find the total cost including overhead and profit of excavating 90,000 cu.yd. Menggunakan data biaya pada Gambar 5-5 (Contoh 5-11), menemukan total biaya termasuk overhead dan keuntungan penggalian 90.000 cu.yd. of bulk material using a backhoe of 1.5 cu.yd. material massal menggunakan backhoe sebesar 1,5 cu.yd. capacity for a detailed estimate. kapasitas untuk perkiraan rinci. Assume that the excavated material will be loaded onto trucks for disposal. Asumsikan bahwa material yang digali akan dimuat ke dalam truk untuk dibuang. 7. The basic costs (labor, material and equipment) for various elements of a construction project are given as follows: Biaya dasar (tenaga kerja, bahan dan peralatan) untuk berbagai elemen dari suatu proyek konstruksi diberikan sebagai berikut: Excavation Penggalian Subgrade Subgrade Base course Pondasi Concrete pavement Beton perkerasan $240,000 $ 240.000 $100,000 $ 100.000 $420,000 $ 420.000 $640,000 $ 640.000

Total Jumlah

$1,400,000 $ 1.400.000

8. Assuming that field supervision cost is 10% of the basic cost, and the general office overhead is 5% of the direct costs (sum of the basic costs and field supervision cost), find the prorated field supervision costs, general office overhead costs and total costs for the various elements of the project. Dengan asumsi bahwa biaya pengawasan lapangan adalah 10% dari biaya dasar, dan overhead kantor umum adalah 5% dari biaya langsung (jumlah biaya dasar dan biaya pengawasan lapangan), menemukan biaya pengawasan lapangan prorata, biaya overhead kantor umum dan total biaya untuk berbagai elemen proyek. 9. In making a preliminary estimate of a chemical processing plant, several major types of equipment are the most significant components in affecting the installation cost. Dalam membuat perkiraan awal dari sebuah pabrik pengolahan bahan kimia, beberapa jenis utama tetap adalah komponen yang paling signifikan dalam mempengaruhi biaya instalasi. The cost of piping and other ancillary items for each type of equipment can often be expressed as a percentage of that type of equipment for a given capacity. Biaya perpipaan dan item pendukung lainnya untuk setiap jenis peralatan sering dapat dinyatakan sebagai persentase dari jenis peralatan untuk kapasitas tertentu. The standard costs for the major equipment types for two plants with different daily production capacities are as shown in Table 5-15. Biaya standar untuk jenis peralatan utama untuk dua pembangkit listrik dengan kapasitas produksi harian yang berbeda adalah sebagai ditunjukkan pada Tabel 5-15. It has been established that the installation cost of all equipment for a plant with daily production capacity between 150,000 bbl and 600,000 bbl can best be estimated by using liner interpolation of the standard data. Telah ditetapkan bahwa biaya pemasangan peralatan semua untuk pabrik dengan kapasitas produksi harian antara 150.000 dan 600.000 bbl bbl terbaik dapat diestimasi dengan menggunakan interpolasi linier dari data standar. A new chemical processing plant with a daily production capacity of 400,000 bbl is being planned. Sebuah pabrik pengolahan kimia yang baru dengan kapasitas produksi harian sebesar 400.000 bbl sedang direncanakan. Assuming that all other factors remain the same, estimate the cost of the new plant. Dengan asumsi bahwa semua faktor lainnya tetap sama, estimasi biaya pabrik baru.

Equipment type Jenis Peralatan Furnace Perapian Tower Menara Drum Drum

Table 5-15 Tabel 5-15 Equipment cost ($1,000) Biaya Factor for ancillary items Faktor alat ($ 1,000) item tambahan 150,000 bbl 150.000 bbl $3,000 $ 3.000 2,000 2,000 1,500 1,500 600,000 bbl 600.000 bbl $10,000 $ 10.000 6,000 6,000 150,000 bbl 150.000 bbl 0.32 0.32 0.42 0.42 0.42 0.42 600,000 bbl 600.000 bbl 0.24 0.24 0.36 0.36 0.32 0.32

Pumps, etc. Pompa, dll

1,000 1,000

5,000 5,000 4,000 4,000

0.54 0.54

0.42 0.42

10. The total construction cost of a refinery with a production capacity of 100,000 bbl/day in Caracas, Venezuela, completed in 1977 was $40 million. Total biaya konstruksi dari kilang dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 bbl / hari di Caracas, Venezuela, selesai pada tahun 1977 adalah $ 40 juta. It was proposed that a similar refinery with a production capacity of $160,000 bbl/day be built in New Orleans, LA for completion in 1980. Diusulkan bahwa kilang yang sama dengan kapasitas produksi bbl $ 160.000 / hari dibangun di New Orleans, LA selesai pada tahun 1980. For the additional information given below, make a screening estimate of the cost of the proposed plant. Untuk informasi tambahan yang diberikan di bawah, membuat perkiraan skrining dari biaya pembangkit yang diajukan. 1. In the total construction cost for the Caracus, Venezuela plant, there was an item of $2 million for site preparation and travel which is not typical for similar plants. Dalam Total biaya konstruksi untuk pabrik Venezuela Caracus,, ada item sebesar $ 2 juta untuk persiapan lokasi dan perjalanan yang tidak khas untuk tanaman serupa. 2. The variation of sizes of the refineries can be approximated by the exponential law with m = 0.6. Variasi ukuran kilang dapat didekati dengan hukum eksponensial dengan m = 0,6. 3. The inflation rate in US dollars was approximately 9% per year from 1977 to 1980. Tingkat inflasi dalam dolar AS adalah sekitar 9% per tahun 1977-1980. 4. An adjustment factor of 1.40 was suggested for the project to account for the increase of labor cost from Caracas, Venezuela to New Orleans, LA. Suatu faktor penyesuaian 1,40 disarankan untuk proyek untuk memperhitungkan peningkatan biaya tenaga kerja dari Caracas, Venezuela ke New Orleans, LA. 5. New air pollution equipment for the New Orleans, LA plant cost $4 million in 1980 dollars (not required for the Caracas plant). Baru polusi udara tetap untuk New Orleans, LA tanaman biaya $ 4 juta dolar 1980 (tidak diperlukan untuk pabrik Caracas). 6. The site condition at New Orleans required special piling foundation which cost $2 million in 1980 dollars. Kondisi situs di New Orleans diperlukan landasan menumpuk khusus yang biaya $ 2 juta pada tahun 1980 dolar.

11. The total cost of a sewage treatment plant with a capacity of 50 million gallons per day completed 1981 for a new town in Colorado was $4.5 million. Total biaya sebuah pabrik pengolahan limbah dengan kapasitas 50 juta galon per hari selesai 1981 untuk kota baru di Colorado adalah $ 4,5 juta. It was proposed that a similar treatment plant with a capacity of 80 million gallons per day be built in another town in New Jersey for completion in 1985. Diusulkan bahwa tanaman perlakuan yang sama dengan kapasitas 80

juta galon per hari akan dibangun di kota lain di New Jersey selesai pada tahun 1985. For additional information given below, make a screening estimate of the cost of the proposed plant. Untuk informasi tambahan diberikan di bawah ini, membuat perkiraan skrining dari biaya pembangkit yang diajukan. 1. In the total construction cost in Colorado, an item of $300,000 for site preparation is not typical for similar plants. Dalam total biaya konstruksi di Colorado, item sebesar $ 300.000 untuk persiapan situs tidak khas untuk tanaman serupa. 2. The variation of sizes for this type of treatment plants can be approximated by the exponential law with m = 0.5. Variasi ukuran untuk jenis tanaman perawatan dapat didekati dengan hukum eksponensial dengan m = 0,5. 3. The inflation rate was approximately 5% per year from 1981 to 1985. Tingkat inflasi sekitar 5% per tahun 1981-1985. 4. The locational indices of Colorado and New Jersey areas are 0.95 and 1.10, respectively, against the national average of 1.00. Indeks locational dari Colorado dan New Jersey area adalah 0,95 dan 1,10, masing-masing, terhadap rata-rata nasional sebesar 1,00. 5. The installation of a special equipment to satisfy the new environmental standard cost an extra $200,000 in 1985 dollar for the New Jersey plant. Instalasi peralatan khusus untuk memenuhi biaya standar baru lingkungan tambahan $ 200.000 pada tahun 1985 dolar untuk pabrik New Jersey. 6. The site condition in New Jersey required special foundation which cost $500,00 in 1985 dollars. Kondisi lapangan di New Jersey diperlukan landasan khusus yang menelan biaya $ 500,00 dolar pada tahun 1985.

12. Using the ENR building cost index, estimate the 1985 cost of the grouting seal on a landfill described in Example 5-2, including the most likely estimate and the range of possible cost. Menggunakan gedung indeks biaya ENR, memperkirakan biaya 1985 dari segel grout di TPA dijelaskan dalam Contoh 5-2, termasuk kemungkinan perkiraan yang paling dan kisaran biaya mungkin. 13. Using the unit prices in the bid of contractor 2 for the quantitites specified by the engineer in Table 5-2 (Example 5-3), compute the total bid price of contractor 2 for the roadway project including the expenditure on each item of work. Menggunakan harga satuan dalam penawaran kontraktor 2 untuk quantitites ditentukan oleh insinyur dalam Tabel 5-2 (Contoh 5-3), menghitung total harga penawaran kontraktor 2 untuk proyek jalan termasuk pengeluaran pada masing-masing item pekerjaan. 14. The rate of work progress in percent of completion per period of a construction project is shown in Figure 5-13 in which 13 time periods have been assumed. Tingkat kemajuan pekerjaan dalam persen penyelesaian per periode dari suatu proyek konstruksi ditunjukkan pada Gambar 5-13 di mana 13 jangka waktu sudah dianggap. The cases A, B and C represent the normal mobilization time, rapid mobilization and slow mobilization for the project, respectively. Kasus-kasus A, B dan C merupakan waktu mobilisasi normal, mobilisasi mobilisasi cepat dan lambat untuk proyek tersebut, masing-masing. Calculate the value of work completed in cumulative percentage for periods 1 through 13

for each of the cases A, B and C. Also plot the volume of work completed versus time for these cases. Hitung nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dalam persentase kumulatif untuk periode 1 sampai 13 untuk masing-masing kasus A, B dan C. Juga plot volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap waktu untuk kasus-kasus ini.

Figure 5-13 Gambar 5-13

15. The rate of work progress in percent of completion per period of a construction project is shown in Figure 5-14 in which 10 time periods have been assumed. Tingkat kemajuan pekerjaan dalam persen penyelesaian per periode dari suatu proyek konstruksi ditunjukkan pada Gambar 5-14 di mana 10 jangka waktu sudah dianggap. The cases A, B and C represent the rapid mobilization time, normal mobilization and slow mobilization for the project, respectively. Kasus-kasus A, B dan C merupakan waktu yang cepat mobilisasi, mobilisasi normal dan mobilisasi lambat untuk proyek tersebut, masingmasing. Calculate the value of work completed in cumulative percentage for periods 1 through 10 for each of the cases A, B and C. Also plot the volume of work completed versus time for these cases. Hitung nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dalam persentase kumulatif untuk periode 1 sampai 10 untuk masing-masing kasus A, B dan C. Juga plot volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap waktu untuk kasus-kasus ini.

Figure 5-14 Gambar 5-14

16. Suppose that the empirical model for estimating annual cost of routine maintenance in Example 5-17 is applicable to sections of the Pennsylvania Turnpike in 1985 if the ENR building cost index is applied to inflate the 1967 dollars. Misalkan bahwa model empiris untuk mengestimasi biaya tahunan pemeliharaan rutin pada Contoh 5-17 berlaku untuk bagian-bagian dari Pennsylvania Turnpike pada tahun 1985 jika gedung ENR indeks biaya diterapkan untuk melakukan penggelembungan 1967 dolar. Estimate the annual cost of maintenance per lane-mile of the tunrpike for which the traffic volume on the roadway is 750,000 ESAL and the age of the pavement is 4 years in 1985. Perkiraan biaya tahunan pemeliharaan per jalur-mil dari tunrpike dimana volume lalu lintas di jalan adalah 750.000 ESAL dan usia perkerasan adalah 4 tahun pada tahun 1985. 17. The initial construction cost for a electric rower line is known to be a function of the cross-sectional area A (in cm 2 ) and the length L (in kilometers). Biaya konstruksi awal untuk garis pendayung listrik dikenal sebagai fungsi dari luas penampang A-silang (dalam cm 2) dan panjang L (dalam kilometer). Let C 1 be the unit cost of construction (in dollars per cm 3 ). Biarkan C 1 menjadi biaya unit konstruksi (dalam dolar per cm 3). Then, the initial construction cost P (in dollars) is given by Kemudian, biaya konstruksi awal P (dalam dolar) diberikan oleh P = C 1 AL(10 5 ) P = C 1 AL (10 5) The annual operating cost of the power line is assumed to be measured by the power loss. Biaya operasional tahunan saluran listrik diasumsikan diukur dengan daya yang hilang. The power loss S (in kwh) is known to be S daya yang hilang (dalam kwh) diketahui

where J is the electric current in amperes, R is the resistivity in ohm-centimeters. dimana J adalah arus listrik dalam ampere, R adalah tahanan dalam ohm-cm. Let C 2 be the unit operating cost (in dollars per kwh). Biarkan C 2 adalah operasi unit cost (dalam dolar per kwh). Then, the annual operating cost U (in dollars) is given by Kemudian, biaya operasional tahunan U (dalam dolar) diberikan oleh

Suppose that the power line is expected to last n years and the life cycle cost T of the power line is equal to: Misalkan saluran listrik diharapkan tahun n terakhir dan T biaya siklus hidup saluran listrik adalah sama dengan: T = P + UK T = P + Inggris where K is a discount factor depending on the useful life cycle n and the discount rate i (to be explained in Chapter 6). dimana K adalah faktor diskon tergantung pada siklus n masa manfaat dan i tingkat diskonto (akan dijelaskan dalam Bab 6). In designing the power line, all quantitites are assumed to be known except A which is to be determined. Dalam merancang saluran listrik, semua quantitites diasumsikan diketahui kecuali A yang akan ditentukan. If the owner wants to minimize the life cycle cost, find the best cross-sectional area A in terms of the known quantities. Jika pemilik ingin meminimalkan biaya siklus hidup, menemukan A luas penampang terbaik dalam hal jumlah yang dikenal. Back to top Kembali ke atas

5.16 Footnotes 5,16 Catatan kaki

1. 1. This example was adapted with permission from a paper, "Forecasting Industry Resources," presented by AR Crosby at the Institution of Chemical Engineers in London, November 4, 1981. (Back) Contoh ini diadaptasi dengan ijin dari kertas, "Peramalan Industri Sumber Daya," disampaikan oleh AR Crosby pada Institution of Chemical Engineers di London, 4 November 1981. (Kembali) 2. 2. This example is adapted from a cost estimate in AL Tolman, AP Ballestero, WW Beck and GH Emrich, Guidance Manual for Minimizing Pollution from Waste Disposal Sites, Municipal Environmental Research Laboratory, US Environmental Protection Agency, Cincinatti, Ohio,

1978. (Back) Contoh ini diadaptasi dari perkiraan biaya di AL Tolman, AP Ballestero, WW Beck dan GH Emrich, Pedoman Manual untuk Meminimalkan Pencemaran dari Pembuangan Limbah Situs, Kota Lingkungan Laboratorium Penelitian, US Environmental Protection Agency, Cincinnati, Ohio, 1978. (Kembali) 3. 3. See "Utah Interstate Forges On," ENR , July 2, 1987, p. Lihat "menempa Utah Interstate On," ENR, 2 Juli 1987, hal 39. (Back) 39. (Kembali) 4. 4. This and the next example have been adapted from PM Berthouex, "Evaluating Economy of Scale," Journal of the Water Pollution Control Federation , Vol. Ini dan contoh berikut ini telah diadaptasi dari PM Berthouex, "Mengevaluasi Ekonomi Skala," Jurnal Pengendalian Pencemaran Air Federasi, Vol. 44, No. 11, November 1972, pp. 2111-2118. (Back) 44, No 11, November 1972, hal 2111-2118. (Kembali) 5. 5. See HT Johnson and RS Kaplan, Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting, Harvard Business School Press, Boston, MA 1987, p. Lihat Johnson HT dan Kaplan RS, Relevance Lost: The Rise and Fall Akuntansi Manajemen, Harvard Business School Press, Boston, MA 1987, hal 185. (Back) 185. (Kembali) 6. 6. This example is adapted from McNeil, S. and C. Hendrickson, "A Statistical Model of Pavement Maintenance Expenditure," Transportation Research Record No. Contoh ini diadaptasi dari McNeil, S. dan C. Hendrickson, "Sebuah Model Pemeliharaan Perkerasan Statistik Pengeluaran," Transportasi Research Record No 846, 1982, pp. 71-76. (Back) 846, 1982, hal 71-76. (Kembali) 7. 7. This example is adapted from S. McNeil, Three Statistical Models of Road Management Based on Turnpike Data, MS Thesis, Carnegie-Mellon University, Pittsburgh, PA, 1981. (Back) Contoh ini diadaptasi dari S. McNeil, Tiga Statistik Model Manajemen Jalan Berdasarkan Data Turnpike, MS Skripsi, Carnegie-Mellon University, Pittsburgh, PA, 1981. (Kembali)