Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN OPINI MENGENAI HIS (HOSPITAL INFORMATION SYSTEM) Oleh: RENI R, 0806334312 SHEILA SAFIRA,

0806334445 Kelas A Sebuah rumah sakit yang besar, tentunya memiliki jumlah pasien dan pegawai (dokter, perawat, administrasi, dsb) yang tidak sedikit. Tentu saja hal tersebut akan sangat merepotkan bila semua transaksi yang terjadi pada rumah sakit tersebut dilakukan secara manual (menggunakan kertas). Tumpukan kertas pasti akan banyak sekali belum lagi waktu yang terbuang untuk mencari data di almari brangkas dan tentu saja hal ini akan banyak menghambat kinerja dan pelayanan dari Rumah Sakit Dengan pengembangan teknologi yang sudah sangat maju tentunya akan lebih muda apabila data-data transaksi yang terjadi didalam rumah sakit tersebut dipindahkan kedalam sebuah sistem yang terkomputasi, sebuah sistem yang bisa menyajikan data secara cepat, akurat dan transparan. Pencarian data pasien dan riwayat kesehatannya bisa dilakukan dalam beberapa detik saja. Hal yang mungkin tidak bisa dilakukan apabila hal tersebut masih dilakukan manual. HIS (Hospital Information System) merupakan sebuah sistem informasi yang digunakan untuk Rumah Sakit. Dimana dalam sistem informasi ini memungkinkan aliran data dari sebuah rumah sakit bisa dilakukan secara elektronis, sehingga pelayanan kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan transparan yang pada akhirnya bisa memberikan kepuasan kepada pasien HIS yang ideal memiliki criteria seperti: 1. dinamis sesuai kebutuhan rumah sakit 2. aman dalam pengolahan data 3. sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia Menurut opini kami, untuk memvangun HIS yang ideal salah satu criterianya adalah, sesuai dengn kebutuhan rumah sakit. Sebagai contoh salah satu rumah sakit

yang khusus untuk penderita kanker pastinya memiliki alat CT Scan yang berfungsi untuk mendeteksi sel kanker yang diderita oleh pasiennya. Menurut kami, sebaiknya ada software yang bisa mengconvert hasil dari CT Scan langsung dalam bentuk data yang menunjukkan apakah ada ketidaknormalan pada pasien tersebut. Selain itu dengan adanya software tersebut bisa langsung memberikan hasil dalam bentuk hardcopy sehingga langsung bias dilihat oleh pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Criteria lain adalah aman dalam pengolahan data. Menurut kami, dengan begitu medival record setiap pasien dapat tersimpan dengan baik sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Selain itu akan mengurangi pemakaian kertas yang notabene akan membuat kerahasiaan pasien tuidak terjaga. Hal terakhir yang harus ada dalam mengembnagkan HIS yang ideal adalah dengan mematuhi hokum yang berlaku di Indonesia. Hal ini untuk menjaga keselamatan pasien dan tenaga medis lainnya. Untuk memastikan HIS dapat berjalan dengan baik adalah apakah apakah semua komponen yang ada didalam HIS sudah bias mengaplikasikan HIS, dan perlu dilihat juga apakah criteria HIS ideal sudah terimplementasikan dalam pelayanan kesehatan. Era globalisasi pada saat sekarang ini telah membuat perkembangan TI sangat pesat sehingga terjadi kesenjangan antara perkembangan TI itu sendiri dan pelaku TI di dunia medis. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut perlu adanya kesdaran diri dari tenaga medis untuk mencari informasi tentang perkembangan TI sehingga dapat mengejar perkembangan TI tersebut. Selain itu diharapkan tenaga medis dapat mengaplikasikan informasi yang didapatkan dalam pealayanan medis. Salah satu contoh dari HIS adalah CBIR atau Sistem Content-Based Image Retrieval. RS yang memiliki sarana Head CT-Scan, USG, MRI, Rontgen juga dapat dioptimalkan untuk berbagai keperluan penunjang keputusan medis maupun penelitian epidemiologi. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengambilan kembali suatu image atau image retrieval.

context-based adalah pengambilan data dengan merujuk pada kandungan semantik berkaitan dengan image, biasanya berhubungan dengan deskripsi image misalnya keyword dari image.

content-based adalah pengambilan data dengan merujuk pada fitur image seperti warna, tekstur, bentuk, atau kombinasi atau yang biasa desebut dengan Content Based Image Retrieval (CBIR).

Pada perkembangannya teknik context based menjadi tidak praktis dikarenakan adanya ukuran basis data yang besar dan penilaian subjektif dalam mengartikan image dengan text. Untuk menghindari teknik ini, maka digunakan pendekatan lain dalam image retrieval yaitu content based. CBIR adalah salah satu metodologi untuk pemanggilan kembali data image berdasarkan content sebuah image. Teknik CBIR yang banyak digunakan adalah teknik warna, teknik tekstur, dan teknik bentuk. Pada sistem CBIR, content visual dari image akan diekstraksi dan diuraikan menggunakan metode pengekstrakan ciri. Untuk mendapatkan kembali image, user menginputkan query image. Kemudian sistem akan mengekstrak image tersebut sehingga menghasilkan fitur ciri image. Fitur ciri image query dan image dalam database akan dicari similaritynya. Image yang memiliki nilai similarity yang paling tinggi akan muncul diurutan teratas. Pada image tersebut terdapat dua jalur utama yaitu query dan database. Pada kedua lajur tersebut terdapat visual content description yang akan digunakan untuk proses similarity comparison, indexing dan retrieval. (Sumber: http://www.ittelkom.ac.id). Menurut kami CBIR ini termasuk HIS yang ideal karena CBIR ini dinamis sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dan sangat bagus untuk Rumah Sakirt yang memiliki spesialisasi dalam penanganan penyakit terminal seperti kanker.selain itu, CBIR juga tidak melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Menurut kami, salah satunya adalah pengisian Isian Rencana Studi atau IRS menggunakan SIAK-NG. manurut kami hal tersebut bias mempercepat proses pengisian danntidak perlu datang ke kampus. Hal itu juga memudahkan mahasiswa yang sedang pulang kampong untuk mengisi IRS.

Anda mungkin juga menyukai