Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PASIEN DIARE

D I S U S U N OLEH:

RIA AFRINA 0907101010183 B-02

JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2010/2011

PENDAHULUAN a. Definisi Diare Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/hari. Buang air besar encer tersebut dapat disertai lendir dan darah. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam atau hari. Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari namun tidak terus menerus dan dapat disertai penyakit lain. Diare persisten merupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari dan berlangsung terus menerus.

b. Etiologi Diare Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), malabsorpsi, alergi. -Faktor infeksi Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio cholera), virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral yaitu infeksi yang berasal dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama pada bayi berumur dibawah 2 tahun. Viral gastroenteritis Viral gastroenteritis (infeksi virus dari lambung dan usus kecil) adalah penyebab yang paling umum dari diare akut diseluruh dunia. Gejala-gejala dari viral gastroenteritis (mual, muntah, kejang-kejang perut, dan diare) secara khas berlangsung hanya 48-72 jam. Tidak seperti bacterial enterocolitis (infeksi bakteri dari usus kecil dan usus besar),

pasien-pasien dengan viral gastroenteritis biasanya tidak mempunyai darah atau nanah dalam feces-feces mereka dan mempunyai sedikit demam jika ada. Staphylococcus aureus adalah contoh dari bakteri yang menghasilkan racun-racun dalam makanan sebelum ia dimakan. Bakteri Staphylococcal berlipatganda (membiak) dalam makanan dan menghasilkan racun-racun. Clostridium perfringens adalah contoh dari bakteri yang berbiak dalam makanan (biasanya makanan kaleng), dan menghasilkan racun-racun dalam usus kecil setelah makann yang tercemar dimakan. Parasit-parasit Infeksi-infeksi parasit adalah penyebab-penyebab yang tidak umum dari diare di Amerika. Infeksi dengan Giardia lamblia terjadi diantara individu-individu yang mendaki gunung atau berwisata keluar negri dan ditularkan oleh air minum yang tercemar. Cryptosporidium adalah parasit yang menghasilkan diare yang disebar oleh air yang tercemar karena ia dapat bertaha terhadap khlorinasi (penjerihan dengan khlor). Cyclospora adalah parasit yang menghasilkan diare yang telah dihubungkan dengan raspberries yang tercemar dari Guatemala.

-Faktor malabsorbsi Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada bayi dan anak tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.

-Faktor alergi makanan Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar. - Obat-obat Obat-obat yang paling sering menyebabkan diare adalah antacids dan suplemensuplemen nutrisi yang mengandung magnesium. Kelompok-kelompok lain dari obat

yang menyebabkan diare termasuk obat-obat anti-peradangan nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs NSAIDs, obat-obat kemoterapi, antibiotikantibiotik, obat-obat untuk mengontrol denyut-denyut jantung yang tidak teratur (antiarrhythmics), dan obat-obat untuk tekanan darah tinggi. Beberapa contoh-contoh dari obat-obat spesifik yang umumnya menyebabkan diare adalah misoprostol (Cytotec),quinidine (Quinaglute, Quinidex), olsalazine (Dipentum), colchicine (Colchicine), metoclopramide (Reglan), dan cisapride (Propulsid, Motilium).

c. Patofisiologi Diare Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah: a) Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b) Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare akut yaitu masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah melewati rintangan asam lambung. Jasad renik itu berkembang biak di dalam usus halus. Kemudian jasad renik mengeluarkan toksin. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronik lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain. Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi kehilangan air dan elektronik (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemi, dan sebagainya), gangguan gizi akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.

d) Management dan edukasi Pasien Diare (termasuk pola perubahan perilaku, edukasi keluarga untuk pencegahan primer) Gejala Klinik Diare Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijauhijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun cekung, tonus dan turgor kulit berkurang selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.

Upaya pencegahan diare yang sudah terbukti, efektif, yang berupa :


Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang. Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan kebersihan dari makanan yang kita makan.

Penggunaan jamban yang benar. Imunisasi campak.

e) Komplikasi Diare Dehidrasi terjadi ketika ada kehilangan cairan dan mineral-mineral (elektrolit-elektrolit) yang berlebihan dari tubuh yang disebabkan oleh diare, dengan atau tanpa muntah. Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang mempunyai jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi oleh kelesuan atau dihubungkan dengan mual dan muntah. Adalah juga umum pada bayi-bayi dan anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri. Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami hanya dahaga atau mulut yang kering. Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin menyebabkan orthostatic hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume darah yang berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri), hasil urin yang berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal, kebingungan, acidosis (terlalu banyak asam dalam darah), dan koma. Elektrolit-elektrolit (mineral-mineral) juga hilang dengan air ketika diare berkepanjangan atau parah, dan kekurangan mineral atau elektrolit mungkin terjadi. Kekurangankekurangan yang paling umum terjadi dengan sodium dan potassium. Kelainankelainan dari chloride dan bicarbonate juga mungkin berkembang. Akhirnya, mungkin ada iritasi dari anus yang disebabkan oleh pengeluaran yang seringkali dari feces yang berair yang mengandung senyawa-senyawa yang mengiritasi.

Laporan Hasil Pemeriksaan Pasien a. Riwayat Penyakit Pasien yang dikunjungi Riwayat Penyakit Sekarang : Mencret dialami pasien sejak 5 hari,pasien buang air besar satu hari bias berkali-kali (sangat sering), mencret muncul tiba-tiba setelah sakit perut,kemudian sakit perut hilang kemudian beberapa saat timbul sakit perut dan buang air besar lagi. Buang air besar tidak terkontrol. isinya cair dan ada ampas sedikit. Warna feses tidak diketahui, tidak ada lender dan darah. Feses berbau asam,pasien juga mengalami mual, muntah, sakit perut, demam, tidak nafsu makan, dan tidak buang angin. Pasien sudah minum obat demam, karena sebelum diare, pasien mengalami demam. Pasien belum minum obat diare (belum berobat). Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengalami demam tujuh hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah pasien juga mengalami demam dan diare.

b. Faktor Resiko yang ada pada Pasien sehingga ia menderita diare : Buang air besar sembarangan ( MCK tidak tersedia di rumah ) Sanitasi buruk Pasien sering bermain di tanah.

c. Riwayat Pengobatan dan Respon Terhadap Pengobatan

Pasien sudah mengkonsumsi obat demam, karena sebelum diare pasien mengalami demam. Akan tetapi, pasien belum menhgkonsumsi obat diare.

d. Masalah-masalah Lain yang ada Pada Pasien : Ekonomi Budaya : Pasien berasal dari keluarga golongan menengah ke bawah : Pasien merupakan orang asli Aceh karena ibu pasien sangat fasih

dalam bertutur kata menggunakan bahasa Aceh

Gaya Hidup : Buang air besar sembarangan terutama pada tempat terbuka merupakan kebiasaan yang masih di terapkan di lingkungan pasien. Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan juga masih kurang.

e. Keterkaitan Hasil Observasi dengan Masalah Pasien :

Dari factor resiko yang dimiliki pasien, maka hal itu bisa memungkinkan pasien untuk menderita diare.

Evaluasi a. Hal-hal Positif dan menyenangkan yang didapatkan selama kunjungan Kami disambut dengan ramah oleh para petugas kesehatan puskesmas tersebut. Para petugas kesehatan juga sangat membantu dan mendukung kami saat berjalannya kegiatan.Ditambah lagi, ibu pasien kami sangat kooperatif ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan sehingga kami merasa tidak sungkan dan bisa bertanya sepuasnya. :

b. Hal-hal Negatif selama kunjungan

Lokasi Puskesmas yang sangat jauh dari kampus FK Unsyiah, sehingga membutuhkan waktu lama untuk tiba ke lokasi yang dituju. Pendamping pasien yang kurang kooperatif, sehingga menyulitkan kami dalam memperoleh informasi yang optimal.

REFERENSI Dorland,W.A.Newman.2005.Kamus Kedokteran Dorland.Penerbit Buu Kedokteran EGC : Jakarta Guyton & Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta Price,S.A dan Wilson,L.M.2006.Patofisiologi, Konsep Proses-Proses Penyakit.EGC : Jakarta Sudoyo,Ari.W,dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI.EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai