Anda di halaman 1dari 38

KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI

Oleh: Ahmad Fakhri X.6

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 PALEMBANG

KONSUMSI
Pengertian konsumsi Konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan kegiatan konsumsi : Untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung.

Fungsi konsumsi adalah pusat dari teori fluktuasi ekonomi Keynes yang termuat dalam The General Theory di tahun 1936. Keynes juga menyatakan kecenderungan mengkonsumsi ratarata (average propensity to consume), rasio konsumsi terhadap pendapatan yang menurun ketika pendapatan naik. Keynes juga menyatakan pendapatan adalah penentu utama konsumsi dan tingkat bunga tidak memiliki peran penting.

Pada 1950-an, Franco Modigliani, Ando, dan Brumberg menggunakan model perilaku konsumen Fisher untuk mempelajari fungsi konsumsi. salah satu tujuan mereka adalah mempelajari teka-teki konsumsi. Menurut model Fisher, konsumsi bergantung pada pendapatan seumur hidup seseorang. Modigliani menekankan bahwa pendapatan bervariasi secara sistematis sepanjang hidup orang dan bahwa tabungan memungkinkan konsumen memindahkan pendapatan dari waktu hidup ketika pendapatan tinggi ke waktu ketika pendapatan rendah. Interpretasi perilaku konsumen ini membentuk dasar dari hipotesis daurhidup (life-cycle hypothesis).

Di 1957, Milton Friedman menyatakan hipotesis pendapatanpermanen (permanent-income hypothesis) untuk menjelaskan perilaku konsumen. Esensinya adalah konsumsi saat ini proporsional terhadap pendapatan permanen. Hipotesis pendapatan-permanen Friedman melengkapi hipotesis daur-hidup Modigliani: keduanya menggunakan teori konsumen Fisher untuk menyatakan bahwa konsumsi sebaiknya tidak bergantung pada pendapatan saat ini saja. Tapi tak seperti hipotesis daur-hidup, yang menekankan bahwa pendapatan mengikuti pola reguler selama hidup seseorang, hipotesis pendapatan-permanen menekankan bahwa orang mengalami perubahan acak dan temporer dalam pendapatan mereka dari tahun ke tahun. Friedman menyarankan kita memandang pendapatan saat ini Y sebagai jumlah dari dua komponen, pendapatan permanen (permanent income) YP dan pendapatan transitoris (transitory income) YT.

Robert Hall pertama kali menderivasi implikasi ekspektasi rasional pada konsumsi. Ia menunjukkan bahwa jika hipotesis pendapatan-permanen benar, dan jika konsumen punya ekspektasi rasional, maka perubahan konsumsi sepanjang waktu menjadi tak dapat diprediksi.Ketika perubahan variabel tak dapat diprediksi, variabel dikatakan mengikuti jalan acak (random walk). Menurut Hall, kombinasi hipotesis pendapatan-permanen dan ekspektasi rasional mengimplikasikan bahwa konsumsi mengikuti jalan acak.

Baru-baru ini, ekonom telah beralih ke psikologi untuk penjelasan lebih lanjut dari perilaku konsumen. Mereka menyatakan bahwa keputusan konsumsi tak dibuat sepenuhnya rasional. Bagian baru yang memasukkan psikologi ke dalam ekonomi disebut ekonomi perilaku. Profesor Harvard David Laibson mencatat banyak konsumen menganggap diri mereka pembuat keputusan tak sempurna. Preferensi konsumen tak konsisten dengan waktu (time-inconsistent) : mereka mengubah keputusan mereka hanya karena waktu berlalu.

FUNGSI KONSUMSI
TINGGI RENDAHNYA KONSUMSI DITENTUKAN OLEH TINGGI RENDAHNYA PENDAPATAN NASIONAL. C= a+cY C= konsumsi a = intersep /penggal kurva c pada sumbu vertikal, besarnya konsumsi pada waktu Y=0 c= LERENG c MENCERMINKAN HASRAT BERKONSUMSI APABILA ADA PERUBAHAN PENDAPATAN NASIONAL. BESARNYA MPC ADALAH MPC= C/ Y

FUNGSI KONSUMSI
Average propensity to consumen = total konsumsi Pendapatan disposable
PENJELASAN:

Disimpulkan Fungsi konsumsi: bYd

C=a+

Ket: a : konstanta yang menunjukkan tingkat konsumsi pada saat disposablee income = o atau atau biasa disebut outonomous. b : konstanta yang menunjukkan MPC C : tingkat konsumsi Yd : tingkat disposable income

GAMBAR KURVA KONSUMSI


KURVA KONSUMSI
C,Y Y=Y
C= a+cY

SELALU MEMBENTUK SUDUT LEBIH KECIL DARI 45 DERAJAT. NILAI a selalu positifdan mencerminkan besarnya konsumsi pada saat pendapatan nasional sama dengan nol

Misalkan fungsi konsumsi : C = 40 + 0,6 Y ( milyar) S = - 40 + 0,4 Y


Arti : ?...

C
C

BEP

C/ Y = 0,6
S S/ Y = 1-0,6 = 0,4

C0 40 -40

450

100
Untuk Y = 100 Jika Y = 120 Jika Y = 150 C = 40 + 0,6 x 100 = 100 S= -40 + 0,4 x 100 = 0

C = .. ; S = ,,,,,,, C = 112 ; S = 8

C = ; S = . C = 130 ; S = 20

I = ?...

Jika Y = 300 C= 40 + 0,6Y C = 220 S= - 40 + 0,4Y S = 80 C dan I = 40 Apa yang akan terjadi? ( Bandingkan jika I = 80 ?)

C=40+0,6Y
BEP

S=-40+0,4Y
I 80 450 100 300 80

HAL HAL YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI

O IC1 IC2

Konsumsi perioda-pertama Kenaikan pada baik pendapatan perioda-pertama atau kedua menggeser batasan anggaran ke luar. Jika konsumsi pada perioda pertama dan kedua keduanya adalah barang normal (normal goods)yang diminta lebih seiring pendapatan naik, kenaikan pendapatan ini meningkatkan konsumsi pada kedua perioda.

Ekonom membagi dampak kenaikan tingkat bunga riil pada konsumsi menjadi dua : dampak pendapatan (income effect) dan dampak substitusi (substitution effect). Dampak pendapatan adalah perubahan konsumsi yang berasal dari pergerakan ke kurva indiferens yang lebih tinggi. Dampak substitusi adalah perubahan konsumsi yang berasal dari perubahan harga konsumsi relatif dalam dua perioda. Batasan anggaran baru B Batasan A Y2

anggaran lama
C IC2 IC1

Y1 Konsumsi perioda-pertama

Kenaikan tingkat bunga merotasi batasan anggaran sekitar titik C, di mana C adalah (Y1, Y2). Tingkat bunga lebih tinggi mengurangi konsumsi periodapertama (gerak ke titik A) dan menaikkan konsumsi periodakedua (gerak ke titik B).

Ketidakmampuan meminjam mencegah konsumsi saat ini melebihi pendapatan saat ini. Batasan peminjaman karenanya dapat ditampilkan sebagai C1 < Y1. Pertidaksamaan ini menyatakan konsumsi di suatu perioda harus kurang dari atau sama dengan pendapatan di periode yang sama. Batasan peminjaman konsumen ini disebut batasan peminjaman (borrowing constraint), atau kadang, batasan likuiditas (liquidity constraint). Analisis peminjaman mengarahkan kita menyimpulkan bahwa ada dua fungsi konsumsi. Bagi sebagian konsumen, batasan peminjaman tidak berlaku, dan konsumsi dalam kedua perioda bergantung pada nilai saat ini dari pendapatan seumur hidup. Untuk konsumen yang lain, batasan peminjaman berlaku. Jadi, untuk konsumen yang akan meminjam tapi tidak bisa, konsumsi bergantung hanya pada pendapatan saat ini.

Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi


Faktor intern 1. Komposisi rumah tangga 2. MPC (marginal propensity to consume) 3. Selera (taste) 4. Kebiasaan keluarga 5. Besarnya pendapatan Faktor ekstern 1. Lingkungan tempat tinggal 2. Kebijakan pemerintah 3. Harga-harga barang 4. Budaya masyarakat 5. Kemajuan IPTEK 6. Pajak

TABUNGAN
Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya.

Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi surplus anggaran


Ketika pengeluaran > pendapatan, terjadi defisit anggran

Tabungan swasta adalah tabungan yang dilakukan rumah tangga dan perusahaan.

FUNGSI TABUNGAN

ASUMSI : TINGGI RENDAHNYA TABUNGAN DITENTUKAN OLEH TINGGI RENDAH PENDAPATAN NASIONAL. S= -a + sY S = SAVING /TABUNGAN -a = intersep kurva S pada sumbu vertikal, dimana nilai a mencerminkan besarnya tabungan pada waktu pendapatan nasional =0 s = hasrat untuk menabung jika ada perubahan pendapatan nasional. MPS = s/ Y

CARA MENCARI FUNGSI TABUNGAN


DARI

SEGI SUMBERNYA Y= C+I PENDAPATAN TERSEBUT DIGUNAKAN UNTUK KONSUMSI DAN TABUNGAN Y= C+S S=Y-C S=Y-(a+cY) S= y-a-cY S= (1-c)Y-a atau S= -a+sY

FUNGSI TABUNGAN
APS didapat dari tabungan (S) dibagi dengan disposable income (Yd).

Dapat disimpulkan:

APS =

S Yd

S = -a + (1-b) Yd Keterangan: a : konstanta yang menunjukkan tingkat konsumsi pada saat disposablee income = o atau atau kbiasa disebut outonomous. b : konstanta yang menunjukkan MPC C : tingkat konsumsi Yd : tingkat disposable income

MPS adalah tabungan sebagai akibat perubahan disposable income.

MPS = S Yd

Gambar kurva tabungan


S,Y Y=Y
KURVA TABUNGAN

S=a+sY

SELALU MEMBENTUK SUDUT LEBIH KECIL DARI 45 DERAJAT NILAI a SELALU NEGATIF DAN MENCERMINKAN BESARNYA TABUNGAN PADA SAAT PENDAPATAN NASIONAL SAMA DENGAN NOLDAN BERNILAI NEGATIF. KURVA TABUNGAN TIDAK PERNAH MEMOTONG KURVA PENDAPATAN NASIONAL.

-a

Faktor faktor yang mempengaruhi tabungan


Faktor intern 1. Pendapatan yang diterima 2. MPS (marginal propensity to saving) 3. Tingkat suku bunga

Faktor ekstern 1. Permintaan efektif (yg didukung daya beli) 2. MEC (marginal efficiency of capital) kemampuan modal untuk menghasilkan

INVESTASI
Investasi adalah pengeluaran dari perusahaan atau penanam modal untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Beberapa jenis pengeluaran yang digolongkan sebagai investasi meliputi sebagai berikut. 1. Pembelian bermacam-macam barang modal yang meliputi mesin-mesin dan peralatan produksi untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. 2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan lainnya. 3. Penambahan nilai stok barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.

FUNGSI INVESTASI

Fungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dengan pendapatan nasional. Dalam hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a.Investasi Investment)

Otonom

(Autonomous

Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional maupun tingkat bunga. Jadi, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Perhatikan kurva berikut

Berdasarkan kurva di samping, apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan suku bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva l1 dan l2. Apabila suku bunga adalah ro jumlah investasi lo. Misalkan suku bunga turun ke r2, maka mengakibatkan pertambahan investasi menjadi l2, sebaliknya apabila suku bunga naik menjadi rl, Pendapatanmaka akan mengakibatkan investasi turun, yaitu menjadi l1,

b. Investasi Terpengaruh (Induced Investment) Investasi terpengaruh adalah investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional naik investasi juga akan naik, jika pendapat nasional turun maka investasi juga menurun. Peningkatan pendapatan nasional diikuti kenaikan investasi karena kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan investasi juga bertambah. Keseimbangan dalam perekonomian terjadi apabila: 1) Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi. 2) I = S, yaitu investasi sama dengan

Perhatikan kurva berikut

Pada keadaan seimbang seperti pada kurva di samping dipenuhi syarat keseimbangan yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran (C + I). Atau tabungan (S) sama dengan pengeluaran investasi sektor swasta (I). Sedangkan Y = E merupakan syarat keseimbangan perekonomian, yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran.

GAMBAR KURVA INVESTASI


Y,I Y=Y

KURVA

Y1

Y2

INVESTASI SELALU SEJAJAR DENGAN SUMBU HORIZONTAL KARENA INVESTASI MERUPAKAN VARIABEL EKSOGEN INVESTASI SELALU BERNILAI POSITIF

CONTOH KURVA INVESTASI


Misal : fungsi investasi : I = 80 4r fungsi konsumsi : C = 40 + 0,6Y Y=C+I Y = 40 + 0,6Y + 80 4 r 0,4Y = 120 4r Y = 300 10r arti ?

R(%)

30

Y=

300 10 r

300

Y (Milyar)

Y = 300 10 r kurva I-S ( Kurva investasi & saving) untuk kurva investasi : I = 80 4 r & kurva konsumsi : C = 40 + 0,6Y

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI


a. Tingkat Keuntungan yang Akan Diperoleh Adanya keuntungan yang diperoleh akan memberikan gambaran kepada pihak perusahaan mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek baik untuk dilaksanakan. Juga dapat menentukan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang modal yang diperlukan. Selain itu, juga dapat menentukan jenis-jenis investasi yang mampu memberikan keuntungan kepada para pengusaha.

b. Perkiraan Keadaan Perekonomian di Masa Depan


Dalam memperkirakan mengenai keadaan ekonomi di masa depan perusahaan harus bertanya: Apakah keadaan di masa depan akan memberikan keuntungan yang besar sesuai dengan kegiatan ekonomi yang sedang dibuat atau direncanakan? Maka, perkiraan tersebut meliputi stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi serta pertambahan pendapatan masyarakat. Apabila keadaan masa depan semakin baik, maka semakin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan lebih terdorong untuk melaksanakan investasi yang telah atau sedang dirumuskan dan direncanakan.

c. Tingkat Pendapatan Nasional Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, sehingga akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Dengan demikian, keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan hal ini akan mendorong kegiatan investasi yang lebih banyak. Dalam jangka panjang, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula.

d. Kemajuan dan Perkembangan Teknologi


Faktor yang menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha adalah kegiatan untuk menggunakan penemuanpenemuan teknologi baru dalam proses produksi. Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru dikembangkan dalam kegiatan produksi atau manajemen dikenal dengan istilah pembaruan atau inovasi. Semakin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, semakin banyak pula kegiatan pembaruan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Untuk melaksanakan pembaruan-pembaruan, para pengusaha harus membeli barang-barang modal baru dan adakalanya juga harus mendirikan bangunan-bangunan pabrik industri yang baru. Sehingga dengan semakin banyak pembaruan yang dilakukan, semakin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.

e. Kemajuan dan Perkembangan Teknologi


Faktor yang menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha adalah kegiatan untuk menggunakan penemuanpenemuan teknologi baru dalam proses produksi. Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru dikembangkan dalam kegiatan produksi atau manajemen dikenal dengan istilah pembaruan atau inovasi. Semakin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, semakin banyak pula kegiatan pembaruan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Untuk melaksanakan pembaruan-pembaruan, para pengusaha harus membeli barang-barang modal baru dan adakalanya juga harus mendirikan bangunan-bangunan pabrik industri yang baru. Sehingga dengan semakin banyak pembaruan yang dilakukan, semakin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.

KURVA KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL


Y

Y BEP ADALAH Y=C Y EQ ADALAH TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL Y EQ DAPAT TERJADI JIKA SYARAT S = I TERCAPAI KURVA Y=C+I ADALAH PENJUMLAHAN VERTIKAL KONSUMSI DAN INVESTASI. KURVA INI SELALU SEJAJAR DENGAN KURVA KONSUMSI

Y= C+I

C=a+c Y S=a+s Y
I

Y BEP

Y EQ

Anda mungkin juga menyukai