Anda di halaman 1dari 5

KOMITE INOVASI NASIONAL DAN KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA (Drs. Dindin Sobiruddin, M.

Kom)

A. KIN dan KEN Teknologi adalah the most powerful driver of change di abad ke-21 dimana pengembangan nano technology, bio-engineering, genomics, robotics, dan lain-lain idominasi dan dimonopoli negara-negara maju saja. Saat ini banyak emerging economies, seperti Cina, India, dan Brazil mulai merintis teknologiteknologi baru ini. Pertumbuhan ekonomi dan daya saing sebuah bangsa sangat disumbang penguasaan teknologi. Kecenderuan ini akan terus menguat karena proses pengembangan teknologi tidak pernah berhenti. Kunci dari keunggulan Indonesia di abad ke-21 adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah salah satu penyebab bangsa kita terbelakang selama ratusan tahun adalah karena nenek moyang kita tidak mendapatkan akses terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari belahan dunia lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa adalah hasil dari suatu kerja besar yang terencana dan berkesinambungan. Teknologi tidak bisa dimimpikan dan didatangkan begitu saja. Untuk menjadi bangsa yang menguasai IPTEK, bangsa Indonesia harus bisa menetapkan inovasi sebagai urat nadi kehidupan bangsa Indonesia. Menurut Presiden SBY, dibutuhkan suatu Sistem Inovasi Nasional, yaitu suatu pengaturan kelembagaan yang secara sistemik dan berjangka-panjang dapat mendorong, mendukung, menyebarkan dan menerapkan inovasi-inovasi di berbagai sektor, dan dalam skala nasional. Konsep seperti ini relatif baru, meskipun sudah mulai diterapkan di beberapa negara yang mengalami transformasi. Setiap negara mempunyai Sistim Inovasi Nasional dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Presiden berpendapat bahwa, Indonesia harus bisa mengembangkan Sistem Inovasi Nasional, yang didasarkan pada suatu kemitraan antara pemerintah, komunitas ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi dengan dunia internasional. Berkaitan dengan pandangan ini, dalam waktu dekat Pemerintah akan membentuk Komite Inovasi Nasional (KIN), yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden, untuk ikut memastikan bahwa Sistem Inovasi Nasional dapat berkembang dan berjalan dengan

baik. Untuk mencapai kondisi seperti itu ada sejumlah hal penting yang harus kita bangun dan lakukan. Pertama, mengubah mindset. Inovasi adalah suatu semangat, suatu energi dan etos. Sistem dan lingkungan nasional kita harus bisa menghasilkan inovator-inovator yang kreatif. Ini semua akan terwujud jika kita semua benar-benar menghargai kerja keras kaum peneliti, ilmuwan, dan inventor. Pemerintah akan mempercepat pembentukan komite inovasi nasional dan komite ekonomi nasional. Dua organinasi tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhaa sektor industri dalam negeri. Agar dapat bersaing dalam kancah internasional, produk-produk dalam negeri harus dapat memenuhi tantangan yang ada. Salah satu tantangan di dunia adalah produk harus ramah lingkungan. Produk dalam negeri harus kompetitif, harus mengikuti perkembangan isu perdagangan internasional. Tuntutan produk ramah dan peduli lingkungan. Hal yang tidak kalah penting juga adalah mematenkan produkproduk dalam negeri. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah pencatutan produk oleh negara lain. Pemerintah juga berjanji akan makin transparan, efisien, dan ramah bagi dunia usaha. Perizinan usaha juga lebih terbuka dan lebih cepat, agar dunia bisnis makin efisien dan terbebas dari ekonomi biaya tinggi. Kekuatan jaringan Iptek dalam bentuk interaksi mendalam antara lembaga litbang, riset, pendidikan dan industri menjadi penting, guna meningkatkan kapasitas masing-masing lembaga. Kekuatan ini diperlukan dalam membangun Sistem Inovasi Nasional dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. Pembentukan Komite Inovasi Nasional (KIN) yang efektif akan berdampak pada semakin mantapnya pembangunan ekonomi sektor riil, bukan hanya ekonomi pasar modal. KIN dapat memperkuat landasan industri agar tidak rentan dari bubble ekonomi, serta meningkatkan daya saing, ketahanan, dan kesinambungan industri. Tiga bidang pokok yang menjadi perhatian KIN, yaitu pentingnya riset dan pengembangan di sektor pangan, energi, dan lingkungan. Ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan menjadi tulang punggung yang jika dikelola baik akan membawa kesejahteraan bangsa. Untuk itu perlu kemauan politik dari pemerintah membuat terobosan yang sifatnya jangka panjang, tidak sepotong-sepotong. Kebijakan yang mendukung inovasi di sektor energi, tidak dapat diandalkan dalam mengembangkan

riset dan pengembangan, sehingga cenderung sebatas jalan pintas. Selama pemerintah tidak punya visi yang tepat, maka jangan diharap riset dan pengembangan berjalan dengan baik. Pentingnya KIN diisi oleh orang-orang yang mampu mengidentifikasi segala masalah yang dihadapi dalam mengembangkan ekonomi dan ada kolaborasi yang jelas antara politisi, teknolog, dan dunia usaha. Dalam waktu dekat ini Pemerintah juga akan bentuk Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang diharapkan akan dapat mendampingi pemerintah dalam menghadapi ketika krisis datang juga saat waktu normal bisa menjalin kemitraan. Komite ini guna mengatasi krisis hingga tidak memiliki dampak yang besar seperti ketika krisis ekonomi tahun 1998 yang memukul Indonesia. Kedua komite KIN dan KEN akan diisi para ekonom, teknolog, inovator, pelaku dan pemimpin dunia usaha. Kunci keberhasilan dari kedua komite tersebut tidak terlepas dari : 1. Strategi dan kebijakan yang tepat dan benar serta memiliki sasaran yang kongkrit. 2. Modal atau investasi dari segi finansial 3. Teknologi, Inovasi, research and development 4. Kemitraan 5. Peturubahan iklim yang berpengaruh kepada lingkungan 6. Mengajak usaha kecil dan menengah (UKM) dan koperasi untuk berpartisipasi. 7. Meningkatkan kesejateraan petani, perternak dan nelayan dengan sekema yang baik. 8. Pasokan pangan yang cukup dan harga yang dapat di jangkau oleh rakyat serta stabilitas harga. B. Entrepreneurship (Kewirausahaan) Gerakan nasional kewirausahaan yang sudah harus dimulai Indonesia memerlukan pelatih dan pendidik kewirausahaan yang mampu mentransfer ilmu dan pengalaman dengan baik. Untuk itu, penyiapan pendidik yang bisa melatih pendidik lainnya dan siswa perlu dipersiapkan secara baik. Menyiapkan para pelatih dan pendidik bertujuan supaya kewirausahaan itu bisa diajarkan bukan secara teori saja, tetapi bisa dilakukan. Supaya kewirausahaan yang dikembangkan bisa membuat kekayaan alam Indonesia yang berlimpah punya nilai tambah, serta memanfaatkan sumber daya manusia yang ada terserap lapangan kerja, maka kewiraushaan harus bisa membuka lapangan kerja yang banyak lagi. Kewirausahaan merupakan kunci penting untuk membangkitkan ekonomi Indonesia. Lahirnya wirausaha itu bisa diciptakan lewat pelatihan dan pendidikan.

Negara-negara maju lain seperti Amerika Serikat, Eropa, termasuk juga Singapura, gencar mengembangkan pendidikan kewirausahaan. Hal ini diharapkan dapat membangkitkan sikap-sikap seorang entrepreneur yang inovatif, mampu melihat dan memanfaatkan peluang, serta berani mengambil risiko bagi anak-anak muda. Ada banyak konsep entrepreneurship atau kewirausahaan yang telah diperkenalkan oleh berbagai pihak, baik dari kalangan akademisi, profesional, ataupun praktisi. Konsep manajemen wirausahawan yang terumus dalam konsep 5-I. Konsep ini, sangat boleh jadi juga bisa menjadi efektif jika penggunaannya ditransfer dalam dunia politik. Kelima konsep I tersebut, adalah: 1. Informasi. Siapa yang mengetahui dan menguasai informasi serta mampu mendayagunakannya, maka ia telah memasuki tahap pertama dunia entrepreneurship. Information is a power, siapa yang menguasai informasi, maka dia akan berkuasa dan bagi penguasa yang mampu mengendalikan informasi, maka kekuasaannya bakal langgeng. Demikianlah kata para pakar komunikasi. 2. Intelektualitas. Dengan intelektualitas, sebuah informasi tentang peluang bisnis atau apa saja, termasuk politik, akan diolah secara kreatif dan inovatif berdasarkan potensi intelektualitas. 3. Insting. Insting, biasa juga disebut sebagai naluri bisnis (jika dalam politik disebut insting politik). Sebuah insting, biasanya lebih tajam dan peka dari olahan panca indera kita. Olehnya itu, insting biasa juga disebut sebagai indera keenam. Insting inilah yang member sebuah keyakinan untuk tidak ragu dalam bertindak dan bekerja dengan sepenuh hati. Akan tetapi, sebuah insting, haruslah sesegera mungkin diwujudnyatakan dalam sebuah gerak tindak. 4. Inisiatif. Tanpa inisitif atau inisiasi yang bermakna prakarsa secara segera untuk mengambil tindakan eksekusi operasional di lapangan secara cepat dengan cara yang lebih lebih baik, maka segala sesuatunya yang sudah direncanakan dengan matang beserta peluang yang sudah terpampang di depan mata, akan dengan sendirinya pergi menghilang bagai angin lalu. 5. Insya Allah. Mengapa dan ada apa dengan prinsip Insya Allah bagi seorang entrepreneurship? Jawabnya, agar kita tidak mudah putus asa, dan tetap optimis, bahwa jika anda telah berupaya

sekuat tenaga dengan semaksimal mungkin, maka jangan sampai anda lupa, bahwa masih ada Tuhan yang lebih tahu dari kita. Di samping itu, prinsip Insya Allah juga akan mencegah seseorang untuk berpikir dan bertindak takabbur, alias arogan.

C. Kesimpulan
Komisi Inovasi Nasional (KIN) bertugas membangun sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan dunia akademis guna mengembangkan Sistem Inovasi Nasional (SINAS). Kesepakatan KIN bertugas menyusun cetak biru kebijakan inovasi nasional, termasuk program strategis yang bersifat terapan dan riset jangka panjang guna meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Fokus kebijakan terdiri dari lima sektor prioritas. yaitu terkait kelautan, pertanian, sumber daya manusia, bioteknologi, dan energi terbarukan. Untuk memacu munculnya inovasi, pemerintah mendorong adanya revitalisasi balai-balai pelatihan di seluruh provinsi. Selain itu, juga akan dibentuk sistem insentif yang memungkinkan pelaku dunia usaha atau BUMN dan lembaga-lembaga lain untuk lebih bersinergi. Pemerintah juga merencanakan agar dana penelitian dan pengembangan bisa dihitung sebagai biaya yang dapat dikurangi dari pembayaran pajak, dengan harapan munculnya berbagai inovasi yang meningkatkan daya saing sektor industri manufaktur hilir yang berbasis sumber daya alam dan industri padat karya, seperti tekstil, sepatu, serta industri kreatif.

Anda mungkin juga menyukai