Tingkat pencemaran udara di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia. World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Rekor yang semakin memiriskan saya. Di Indonesia sendiri, sebagaimana data yang dipaparkan oleh Pengkajian Ozon dan Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jawa Barat menduduki peringkat polusi udara tertinggi di Indonesia. Dari semua penyebab polusi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 85 persen. Hal ini diakibatkan oleh laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misalnya kadar timbal yang tinggi). Kebakaran hutan dan industri juga turut berperan.
Hal: 1
Yang perlu diketahui, timbal layaknya musuh dalam selimut. Awalnya, kadar timbal yang tinggi dalam darah tidak akan menunjukkan gejala penyakit. Dampak baru muncul dalam jangka panjang. Sudah banyak studi yang dilakukan berkaitan dengan pencemaran timbal. Pada tahun 2001 anakanak pernah dijadikan sampel riset dampak timbal. Dari sampel darah sebanyak 400 yang diambil dari siswa SD kelas II dan III di Jakarta, hasilnya sekitar 35 persen sampel ternyata memiliki kadar timbal dalam darah di atas normal. Angka ini berarti melebihi ambang batas kadar timbal pada tubuh anak-anak yang ditetapkan CDC (Center for Deseases Control and Prevention) yang hanya 10 mikrogram per desiliter.
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL PROGRAM GLOBAL WARMING d/a. Papringan Rt 02 Rw 04 Kaliwungu 59361 Kudus Jawa Tengah INDONESIA
Hal: 2
Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida. Pengolahan atau daur ulang limbah asap industri Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon pengganti Menghentikan pembakaran hutan.
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL PROGRAM GLOBAL WARMING d/a. Papringan Rt 02 Rw 04 Kaliwungu 59361 Kudus Jawa Tengah INDONESIA
Hal: 3
Pohon trembesi jayoan penyerap karbondioksida (gambar: alamendah) Selain pohon trembesi, didapat juga berbagai jenis tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi sebagai tanaman penyerap karbondioksida (CO2). Pohon-pohon itu diantaranya adalah cassia, kenanga, pingku, beringin, krey payung, matoa, mahoni, dan berbagai jenis tanaman lainnya.
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL PROGRAM GLOBAL WARMING d/a. Papringan Rt 02 Rw 04 Kaliwungu 59361 Kudus Jawa Tengah INDONESIA
Hal: 4
Daftar Pohon Penyerap Karbondioksida. Berikut merupakan daftar tanaman yang mempunyai daya serap karbondioksida yang tinggi berdasarkan hasil riset Endes N. Dahlan. (No, nama pohon, nama latin, daya serap). 1. Trembesi, Samanea saman, 28.488,39 kg/tahun 2. Cassia, Cassia sp, 5.295,47 kg/tahun 3. Kenanga, Canangium odoratum, 756,59 kg/tahun 4. Pingku, Dyxoxylum excelsum, 720,49 kg/tahun 5. Beringin, Ficus benyamina, 535,90 kg/tahun 6. Krey payung, Fellicium decipiens, 404,83 kg/tahun 7. Matoa, Pometia pinnata, 329,76 kg/tahun 8. Mahoni, Swettiana mahagoni, 295,73 kg/tahun 9. Saga, Adenanthera pavoniana, 221,18 kg/tahun 10. Bungur, Lagerstroemia speciosa, 160,14 kg/tahun 11. Jati, Tectona grandis, 135,27 kg/tahun 12. Nangka, Arthocarpus heterophyllus, 126,51 kg/tahun 13. Johar, Cassia grandis, 116,25 kg/tahun 14. Sirsak, Annona muricata, 75,29 kg/tahun 15. Puspa, Schima wallichii, 63,31 kg/tahun 16. Akasia, Acacia auriculiformis, 48,68 kg/tahun 17. Flamboyan, Delonix regia, 42,20 kg/tahun 18. Sawo kecik, Maniilkara kauki, 36,19 kg/tahun 19. Tanjung, Mimusops elengi, 34,29 kg/tahun 20. Bunga merak, Caesalpinia pulcherrima, 30,95 kg/tahun 21. Sempur, Dilenia retusa, 24,24 kg/tahun 22. Khaya, Khaya anthotheca, 21,90 kg/tahun 23. Merbau pantai, Intsia bijuga, 19,25 kg/tahun 24. Akasia, Acacia mangium, 15,19 kg/tahun 25. Angsana, Pterocarpus indicus, 11,12 kg/tahun 26. Asam kranji, Pithecelobium dulce, 8,48 kg/tahun 27. Saputangan, Maniltoa grandiflora, 8,26 kg/tahun 28. Dadap merah, Erythrina cristagalli, 4,55 kg/tahun 29. Rambutan, Nephelium lappaceum, 2,19 kg/tahun 30. Asam, Tamarindus indica, 1,49 kg/tahun 31. Kempas, Coompasia excelsa, 0,20 kg/tahun Tumbuhan-tumbuhan tersebut adalah jagoan penyerap karbondioksida berdasarkan riset yang dilakukan oleh Endes N. Dahlan yang dipublish awal 2008. Tidak menutup kemungkinan masih terdapat pohon-pohon lain yang mempunyai kemampuan daya serap karbondioksida yang lebih tinggi. Namun, upaya yang dilakukan Endes N. Dahlan ini patut kita acungi jempol yang membuat kita dapat lebih tepat memilih tanaman yang mempunyai kemampuan ekstra sebagai penyerap karbondioksida dalam upaya mengurangi polusi udara dan mengurangi dampak pemanasan global.
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL PROGRAM GLOBAL WARMING d/a. Papringan Rt 02 Rw 04 Kaliwungu 59361 Kudus Jawa Tengah INDONESIA
Hal: 5
hitam berbentuk polong dengan panjang antara 30-40 cm. Dalam buah terdapat beberapa biji yang keras berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 mm berwarna coklat kehitaman. Pemanfaatan Pohon Trembesi. Pohon Trembesi (Albizia saman) banyak ditanam di pinggir jalan dan pekarangan yang luas sebagai pohon peneduh. Oleh Perum Perhutani, Pohon Trembesi banyak ditanam sebagai peneduh di Tempat Penimbunan Kayu (TPK). Tajuknya yang lebar dan daunnya yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal, pohon ini dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi pencemaran udara dan ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahunnya. Batang Trembesi dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Bijinya yang biasa disebut Mindhik (Siter atau Godril) selain dapat dibuat makanan ringan (semacam kwaci) juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh dengan air panas. Daunnyapun ternyata mempunyai khasiat untuk mengobati penyakit kulit. Sayangnya pohon ini mempunyai jaringan akar yang besar dan luas sehingga sering kali merusak bangunan di sekitarnya. Selain itu tajuknya yang lebar dan daunnya yang rimbun sering kali menghambat pertumbuhan pepohonan lain yang berada di bawahnya.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Fabales; Famili: Fabaceae; Upafamili: Mimosoideae; Genus: Albizia; Spesies: Albizia saman; Nama binomial: Albizia saman (Jacq.) Merr.
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL PROGRAM GLOBAL WARMING d/a. Papringan Rt 02 Rw 04 Kaliwungu 59361 Kudus Jawa Tengah INDONESIA
Hal: 7
Hal: 8
pohon buah (untuk dikonsumsi buahnya), dan sebagai pohon ornament yang biasa ditanam di dekat kuil atau istana. Di Yogyakarta, Sawo Kecik yang biasa disebut sebagai Sawo Jawa dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton. Bahkan di daerah Bali dan Nusa Tenggara pohon langka ini ditemukan tumbuh liar di pesisir pantai. Pemanfaatan Pohon sawo Kecik. Meskipun Sawo Kecik merupakan pohon penghasil buah, namun tidak hanya buahnya saja yang dapat dimafaatkan. Batangnya banyak dipergunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, dan karya-karya seni seperti patung, ukiran, bahkan peralatan musik seperti rebana dan badan biola. Buah Sawo Kecik yang telah masak Pohon Sawo Kecik mampu tumbuh di daerah bertanah kurang subur bahkan mampu berfungsi sebagai pohon perintis dan tanaman pemulih areal-areal yang kurang subur dan kritis. Karena itu banyak yang menjadikan pohon Sawo Kecik sebagai batang bawah untuk okulasi atau penyambungan dengan pohon Sawo Manila (Manilkara zapota). Untungnya, dalam penggalakkan program one man one tree, pohon Sawo Kecik banyak dijadikan pilihan sebagai pohon yang ditanam selain pohon Trembesi. Semoga, hal ini paling tidak menjadikan pohon penghasil buah ini terhindar dari kelangkaan hingga suatu ketika saya bisa leluasa membeli buah Sawo Kecik meskipun hanya di asar-pasar tradisonal seperti ketika masa kecil saya dulu. Klasifikasi Ilmiah: Kingdom: Plantae; Subkingdom: Tracheobionta; Super Divisi: Spermatophyta; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Sub Kelas: Dilleniidae; Ordo: Ebenales; Famili: Sapotaceae; Genus: Manilkara; Spesies: Manilkara kauki; Sinonim; Mimusops kauki, Manilkara kaukii
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL PROGRAM GLOBAL WARMING d/a. Papringan Rt 02 Rw 04 Kaliwungu 59361 Kudus Jawa Tengah INDONESIA
Hal: 9