Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DIARE DI RUANG MUSAFIR (ANAK) RSUD BOEJASIN PELAIHARI

Dosen Pembimbing : Karmila, AM.Keb

Oleh : AIDA MURLIANI 032401SO7001

AKADEMI KEBIDANAN MARTAPURA YAYASAN KORPRI KABUPATEN BANJAR 2009

TINJAUAN TEORI DIARE

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan. Dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak daripada keadaan normal. Cairan yakni 100-200 ml sekali difekasi (Hendarwanto, 1999) Penyebab terjadinya diare adalah : 1. Faktor Infeksi a. Infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (vibrio E, coli, salmonella, shigella, campylobakter, yersinia, aeromonas). b. Infeksi parenteral merupakan infeksi diluar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. 2. Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa). Monosakarida merupakan (intoleransi, glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak, disamping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. 3. Faktor Makanan Diare dapat pula terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun, dan alergi terhadap jenis makanan tertentu. 4. Faktor Psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

1.

Gangguan Osmotik Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga diare.

2.

Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan lumen usus.

3.

Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebuhan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

Maifestasi Klinis Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa dehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan metabolik yang berlanjut, seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus berat, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menonjol serta suara mulai serak, keluhan dan gejala ini disebabkan oleh depresi air yang isotonik. Karena kehilangan karbohidrat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi pernafasan meningkat dan lebih dalam (pernafasan kussmaul) gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolamik yang benar dapat berupa renjalan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit) tekanan darah

menurun, pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin, dan kadang-kadang sianosis. Terapi Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi pantau intake dan output. Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses, memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menerapkan kebutuhan cairan pengganti. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium menilai status hidrasi, elektrolik dan keseimbangan asam basa. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui menurunkan kebutuhan metabolik. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makan per oral setelah kondisi pasien mengizinkan pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting sehingga keadaan klinis klien memungkinkan. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet memenuhi kebutuhan nutrisi klien. Kolaborasi pemberian nutrisi parentral sesuai indikasi mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan membatasi atau mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut. Berdasarkan keadaan klinis yakni : Diare ringan, kebutuhan cairan = Diare sedang, kebutuhan cairan = Diare berat, kebutuhan cairan 1. 2. = 5 % x kg BB 8 % x kg BB 10 % x kg BB

Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110 120 ml/kg/hari Output cairan : a. IWL (Insensible Water Loss) 1) Anak : 30 cc/kg BB/24 jam

2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc/kg BB + 200 cc (suhu tubuh 36,8oC)

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta : EGC. Night, Perbeda. 2 cot. Keperawatan pada Anak Sakit. EGC. Jakarta. Saifudin, Albari. 2003. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DIARE DI RUANG MUSAFIR (ANAK) RSUD BOEJASIN PELAIHARI

I.

PENGKAJIAN DATA Hari/Tanggal Jam : Rabu, 22 Agustus 2009 : 17.00 Wita

A. DATA SUBJEKTIF 1. Identitas a. Identitas Bayi Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku/Bangsa Alamat b. Identitas Orang Tua Ibu Nama Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat 2. : Ny. A : 23 tahun : Islam : Banjar/Indonesia : D-III : PNS Ayah Tn. Z 26 tahun Islam Banjar/Indonesia D-III PNS : An. R : 2 tahun : Laki-laki : Islam : Banjar/Indonesia : Komet Raya Gang 6 Banjarbaru

: Komet Raya Gang 6 Banjarbaru

Kedudukan dalam Keluarga

Anak pertama dan anak kandung. 3. Keluhan Utama Ibunya mengatakan bahwa anaknya sudah 8 kali BAB dan 4 kali muntah. 4. Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah 8 kali BAB dan 4 kali muntah, tetapi di rumah belum diberi ibu obat apa-apa, tapi langsung dibawa ibu ke rumah sakit pukul 13.00 Wita. Karena sudah mulai tanggal 21 Agustus 2009 jam 20.00 Wita anak selalu muntah dan disertai berak yang sering. 5. Riwayat Penyakit Terdahulu Ibu mengatakan bahwa sebelumnya anak tidak pernah menderita penyakit seperti tyroid, DBD, asma dan lain-lain. 6. Riwayat Penyakit Keluarga Di dalam keluarga pasien tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti jantung, asma, hipertensi, dan penyakit menular seperti TBC, AIDS, dan kusta. 7. Imunisasi Dasar Anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap. No. 1. 2. 3. 4. 5. 8. Jenis Imunisasi BCG DPT Campak Polio Hepatitis Jumlah Pemberian I I, II, III I I, II, III, IV I, II, III Keterangan Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap

Riwayat Tumbuh Kembang a. Umur 4 bulan : Tengkurap

b. c. d. e. f. 9.

Umur 6 bulan Umur 7 bulan Umur 8 bulan Umur 11 bulan Umur 12 bulan

: Duduk : Tumbuh gigi dan merangkak : Berdiri : Berjalan : Berbicara 1 kata

Data Psikososial a. b. Anak Ibu : Anak cenderung pendiam : Terlihat tegang, cemas, dan kawatir serta bingung dengan keadaan anaknya.

10. Data Psikososial a. Pandangan keluarga terhadap kesehatan Anggota keluarga terutama ibunya memahami benar pentingnya arti kesehatan dan berusaha untuk menjaga kesehatan tersebut. b. Keadaan lingkungan Lingkungan disekitar tempat tinggalnya terjaga kebersihannya, jauh dari kemungkinan kuman, di depan rumah disediakan tempat sampah, namun cuacanya sedang musim hukan atau musim dingin. c. Kebiasaan keluarga d. Mencuci tangan sebelum makan Mandi 2 kali sehari Selalu menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungannya Selalu menjaga kebersihan diri Selalu menjaga kebersihan diri terutama memberitahu ketika setiap pasien seminggu untuk memotong kuku. Kalau sakit dibawa ke puskesmas.

Pandangan keluarga terhadap penyakit anak

Keluarga anak hanya tahu kalau anaknya menderita penyakit berakan dan barukan, muntah. 11. Data Biologis a. Pola aktivitas

Sebelum sakit - Anak sangat aktif dan selalu bermain bersama teman-temannya dan saudaranya. - Anak dalam melakukan aktivitas selalu dibantu ibunya. Saat sakit Anak agak pasif, karena sakit yang diderita membuat dan merasa lelah dan lemas, sering menangis dan sering berbaring di tempat tidur dan selalu bersama ibunya.

b.

Pola istirahat Sebelum sakit Anak tidur malam biasanya dario pukul 21.00 06.00 Wita (lebih kurang 9 jam) dan tidur siang dari pukul 13.00 15.00 Wita (kurang lebih 2 jam). Saat sakit Anak tidurnya kurang, gelisah, dan sering terbangun, kadangkadang dan tidur tidak ada.

c.

Pola eliminasi Sebelum sakit BAK Frekuensi Warna Bau BAB Frekuensi : 1 2 kali sehari : 4 5 kali sehari : Kuning jernih : Normal (amoniak)

Warna Bau Masalah Saat sakit BAK Frekuensi Warna Bau BAB Frekuensi Warna Bau Masalah d. Pola nutrisi

: Kuning : Normal : Tidak ada masalah soal BAB.

Konsistensi : Lembek/lunak

: 4 6 kali sehari : Kuning jernih : Normal (amoniak)

: > 6 kali sehari : Kuning : Normal : Beraknya cair dan sering.

Konsistensi : Cair

Sebelum sakit Mandi Gosok gigi : 3 kali sehari : 3 kali sehari

Ganti pakaian : 3 kali sehari Saat sakit Mandi Gosok gigi : Hanya diseka dengan air hangat : 1 kali sehari

Ganti pakaian : 2 kali sehari atau sesudah kebutuhan dibantu ibu B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Fisik

a.

Keadaan Umum Kesadaran

: Anak terlihat lemah : Compos mentis : 14 kg : 10 kg : 38,7oC : 25 x/menit : 85 x/menit

b. Tanda-tanda Vital

BB sebelum sakit BB sesudah sakit Suhu tubuh Respirasi Nadi 2. Pemeriksaan Khusus Kepala Mata Telinga

: Benjolan tidak ada, tidak ada luka, rambut hitam pendek dan lurus, terlihat bersih dan tidak ada ketombe. : Cekung, repleks terhadap cahaya positif, scelera putih, konjungtiva pucat, penglihatan baik. : Simetris, tidak ada luka, tidak ada cairan keluar, tidak ada pembengkakan, dan pus di tambah bor pun tidak ada, dan pendengaran baik.

Hidung Mulut Leher

: Bersih, tidak ada mimisan, dan tidak ada kelainan. : Mukosa bibir tampak pucat, lidah kotor, dan tampak merah, caries tidak ada dan siomatis tidak ada. : Pembengkakan tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe dan tidak ada pelebaran vena jugularis.

Torax Abdomen Ekstremitas Genetalia Anus

: Simetris, tidak ada retraksi dada. : Bising usus (+), nyeri tekan (+), cubitan kulit perut kembalinya lemah. : Jari tangan dan kuku lengkap. : Cukup bersih dan tidak ada oedem. : Anus (+), anus kelihatan kotor.

Pemeriksaan penunjang Laboratorium dan radiologi : tidak dilakukan.

II. ASSESMENT Anak dengan diare. III. PLANNING 1. Menjalin hubungan baik dengan ibu yaitu dengan cara menyambut ibu dengan hangat dan ramah serta mendengarkan segala keluhan dari ibu, hubungan baik dengan ibu sudah terbina dan ibu sudah menjelaskan keluhannya.
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada anak; nadi : 85 x/menit, R : 25

x/menit, suhu : 38,7oC dan keadaan anak tampak lemah dan anak ibu mengalami diare dan ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Memberikan penjelasan mengenai diare kepada ibu ialah diartikan sebagai

buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak daripada biasanya. Anak dinyatakan diare bila frekuensi lebih dari 3 kali sehari. Ibu sudah mengerti yang dijelaskan. 4. Bekerjasama dengan bidan memberikan - Oralit (larutan gula dan garam) diberikan setiap kali anak BAB untuk mencegah dehidrasi. - Paracetamol diminumkan apabila anak panas saja. - Cohri syrup 2x1 sendok teh (0,5 ml) dalam 1 botol syrup berisi 125 ml sebagai antibiotik. - Vomera syrup 2x1 sendok teh untuk anti mualnya. 5. Menyarankan kepada ibu untuk melanjutkan pemberian makanan yang beraneka ragam, yang banyak mengandung serat dan bergizi, ibu mengerti apa yang dianjurkan. 6. Memberikan penjelasan apabila keadaan anak tidak membaik secepatnya dibawa ke rumah sakit agar dapat pengobatan lebih lanjut. Ibu mengerti dan berjanji akan melakukannya.

7.

Mendokumentasikan Askeb yang telah dilakukan. Askeb telah di dokumentasikan.

LEMBAR KONSUL
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DIARE DI RUANG MUSAFIR (ANAK) RSUD BOEJASIN PELAIHARI AKADEMI KEBIDANAN MARTAPURA

No. Hari/Tanggal

Saran

Tanda Tangan Pembimbing

Tanda Tangan Mahasiswa

1.

Senin 7-9-2009 Rabu 9-9-2009 Jumat 11-9-2009

Landasan Teori Hasil Laboratorium Daftar Pustaka kurang satu Cari derajat dehidrasi pada diare. Acc ketik.

2.

3.

Anda mungkin juga menyukai