PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN METODE EKSPOSITORI DI SMP NEGERI 188 JAKARTA
SKRIPSI
0 7 01125 0 5 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN METODE EKSPOSITORI DI SMP NEGERI 188 JAKARTA
SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh KHOERUL UMAM 0 7 01125 0 5 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
: PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN METODE EKSPOSITORI DI SMP NEGERI 188 JAKARTA
NAMA NIM
Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi FKIP-Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Pada Hari : Senin Tanggal : 28 Februari 2011 TIM PENGUJI Nama Jelas Ketua Sekretaris Penguji I Penguji II : Drs. Slamet Soro, M.Pd : Dr. Sigid Edy Purwanto, M.Pd : Drs. Ono Ruhiyana, M.Pd : Risqi Rahman, M. Pd Tanda Tangan .... . . .
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
: PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN METODE EKSPOSITORI DI SMP NEGERI 188 JAKARTA
NAMA NIM
Tim pembimbing memberikan persetujuan skripsi atas nama mahasiswa tercantum di atas untuk mengikuti ujian skripsi FKIP- UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
ii
iii
ABSTRACT KHOERUL UMAM. NIM: 0701125058. Difference of Students Achievement of Studying Mathematics with Problem Posing Method and Expository Method at SMP Negeri 188 Jakarta.Paper : The Study Program of Education of Mathematic, Teachership and Science Education of University Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, February 2010. The objective of this research is to know whether there is difference of students achievement of studying mathematic with problem posing method and exspository method. The hypothesis proposed in this research is There is a difference from the result of students mathematics learning with problem posing method and expository method. The research was held at 188 Junior High School Jakarta in first semester educational year 2010/2011. The samples were taken randomly and simply (simple random sampling) by taking 60 students in amount from the population 79 students in amount consisted of two classes. The method used in this research is experiment method is to treat two examined class in a different way which are experiment class given problem posing method and control class given expository method. The instrument was tested to 38 students inVIII class in 174Junior High School Jakarta after the validity process with the formula Point biserial Correlation got 25 numbers questions is valid and reliable. Before the data is going to analyze, the author requires to held the requirement test namely normality test using lilliefors test and homogenity test using fisher test. The normality with the significant grade = 0,05 and n = 30 is 0,161.In an experiment classhasL0<Ltable = 0,086<0,161 and in control classhasL0= Ltable = 0,073<0,161 so hereby the data of both classesis distributed normally. For the homogenity test got with the significant grade = 0,05, dk counter = 29 and dk denominator = 29 because F(0,95;(29,29))< Fo < F(0,05;(29,29)) (0,538 < 1,086< 1,858), concluded that the variance of both groups is same. The hypothesis test with the significant grade = 0,05 and degree of freedom (dk) = 58 is 2.910. Cosequently, t0>ttable2.910 >2,002so Ho is refused. In short, H1 accepted that there is a difference of students achievement of studying mathematics with problem posing method and expository method. Keywords : problem posing, pythagoras theorem, mathematics students achievement.
iii
iv
ABSTRACT
KHOERUL UMAM. NIM: 0701125058. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Metode Problem Posing dan Metode Ekspositori di SMP Negeri 188Jakarta.Skripsi: Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Februari 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidak perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 188 Jakarta pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011. Sampel diambil secara acak sederhana (simple random sampling) dengan mengambil sebanyak 60 siswa dari populasi sebanyak 79 siswa yang terdiri dari 2 kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen ini untuk membedakan 2 kelas yang diteliti yaitu kelas eksperimen diberikan metode problem posing dan kelas kontrol diberikan metode ekspositori. Instrumen penelitian telah diuji cobakan kepada 38 siswa kelas VIII di SMP Negeri 174 setelah melalui proses uji validitas dengan rumus Point biserial didapat 25 butir soal yang valid dan reliabel.Sebelum data dianalisis, sebelumnyadilakukan uji prasyaratan yaitu uji normalitas menggunakan uji lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji fisher. Uji normalitas dengan taraf signifikansi = 0,05 dan n = 30 adalah 0,161. Kelas eksperimen memiliki Lhitung<Ltabel= 0,086<0,161 dan kelompok kontrol memilikiLhitung<Ltabel= 0,073<0,161 maka disimpulkan bahwa data kedua kelompok berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan taraf signifikansi = 0,05, dk pembilang dan dk penyebut = 29 adalah 1,086 karena F(0,95;(29,29)< Fhitung< F(0,05;(29,29)(0,538 < 1,086< 1,858), maka disimpulkan varians kedua kelas adalah homogen. Uji hipotesis dengantaraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) 58 adalah 2,910karena thitung > ttabel=2,910>2,002 = maka H0 ditolak. Kesimpulannya bahwa H1 diterima yang menyatakan bahwa adanya perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori. Keywords : problem posing, teorema pythagoras, hasil belajar matematika siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmannirrahim Alhamdulillahi robbilalamin, segala puji dan syukur Penulis kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para umatnya hingga akhir zaman. Skripsi ini penulis susun sebagai persyaratan dalam mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Skripsi ini berjudul Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Metode Problem Posing dan Metode Ekspositori di SMP Negeri 188 Jakarta. Skripsi ini membuktikan perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan menggunakan metode problem posing dan metode ekspositori. Menyadari segala keterbatasan yang ada, mulai dari awal penelitian hingga dalam penyususn, penulis banyak memperoleh bantuan dari beberapa pihak, untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. H. Sukardi, M.Pd., Dekan Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHAMKA. 2. Drs. Slamet Soro, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidika Matematika Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Menjadi guru sekaligus orang tua dengan saran dan nasehatnya, juga sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini dan dengan sabar
vi
telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 3. Drs. Hartana. Dosen pembimbing II yang mengoreksi dan memberikan saran yang berguna sehingga memperlancar penyusunan skripsi. 4. Kepada seruruh Dosen Matematika Uhamka, yang telah memberkikan ilmu, penglaman, nasihat dan dengan ikhlas mengajarkan menjadi guru yang baik.. 5. Drs. Safari Budiharjo, M.Pd , Kepala SMP Negeri 188 Jakarta, yang telah menerima dan memperkenankan penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan fasilitas yang dibutuhkan selama penelitian. 6. Setyowati, S.Pd, Guru Matematika SMP Negeri 188 Jakarta, yang banyak membimbing dalam proses penelitian. 7. Drs. Malukdin Simajorang, M.Pd, Kepala SMP Negeri 174 Jakarta, yang telah memberikan izin untuk menguji instrumen di kelas VIII- E. 8. Ayahnda dan Ibunda tercinta, yang selalu menjadi inspirasi penulis untuk menjadi yang terbaik. 9. Kepada kakak, Teh Ilah, dan Teh eka tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi, dan doanya. 10. Nur Muhammad, Dian Indah Gunawan, Muhammad Arafat, Mustofa Kamal, dan Dodi Adiansyah yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi secepat-cepatnya. 11. Sahabat-sahabat penulis di KMK UHAMKA yang selalu siap membantu dan memberikan saran dalam skripsi ini.
vi
vii
Doa penulis semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis menjadiamal jariyah di sisi Allah SWT, amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan pendidikan matematika. Jakarta, 26 Februari 2011
Penulis
vii
viii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii ABSTRACT ........................................................................................................... iii ABSTRACT ........................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................................ v DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3 C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ......................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................................................................................... 7 A. Kajian Teori ..................................................................................... 7 1. Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 7 2. Metode Problem Posing ........................................................... 10
viii
ix
3. Metode Ekspositori ................................................................... 14 4. Hasil Belajar Matematika ......................................................... 17 5. Matematika ............................................................................... 20 6. Teorema Pythagoras ................................................................. 22 B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 32 C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 33 BAB III METODELOGI PENELITIAN ......................................................... 34 A. Tujuan Operasional Penelitian ...................................................... 34 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34 C. Metode Penelitian .......................................................................... 35 D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 37 1. Populasi..................................................................................... 37 2. Sampel ...................................................................................... 38 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39 1. Sumber Data ............................................................................. 39 2. Variabel Penelitian .................................................................... 39 3. Instrumen Penelitian ................................................................. 40 F. Uji Coba Instrumen Penelitian ...................................................... 40 1. Pengujian Validitas Instrumen .................................................. 40 2. Pengujian Reliabilitas Instrumen .............................................. 41 G. Hipotesis Statistika ........................................................................ 42 H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 43 1. Pengujian Persyaratan Analisis. ................................................ 43
ix
2. Analisis Data ............................................................................. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 48 A. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................ 48 1. Validitas .................................................................................... 48 2. Reliabilitas ................................................................................ 49 B. Deskripsi Data ............................................................................... 49 1. Data Kelas Eksperimen ............................................................. 49 2. Data Kelas Kontrol ................................................................... 51 C. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data ................................... 52 1. Uji Normalitas........................................................................... 52 2. Uji Homogenitas ....................................................................... 53 3. Penafsiran Hasil Pengujian Hipotesis ....................................... 53 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................ 55 A. Simpulan ........................................................................................ 55 B. Implikasi ........................................................................................ 55 C. Saran .............................................................................................. 56 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Sebaran jumlah anggota subyek penelitian ................................ 59 Klasifikasi Butir Soal Hasil belajar Matematika ......................... 71 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen .................................................................. 73 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol ........................................................................... 74 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Jadwal Penelitian......................................................................... 85 Silabus ......................................................................................... 86 Jawaban dan penskoran tes formatif 1 ................................... .... 98 Jawaban dan penskoran tes formatif 2 ....................................... 106 Jawaban dan penskoran tes formatif 5 ....................................... 131 Kisi-Kisi Soal Instrumen ............................................................. 156 Pengujian Validitas Instrumen .................................................... 167 Pengujian Reliabilitas.................................................................. 173 Analisis Data Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen .......................................................... 183 Tabel 14 Data Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen ......................................................... 184 Tabel 15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen....................................... 185
xi
xii
Tabel 16
Analisis Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol ............................................................... 190
Tabel 17
Data Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol ................................................................. 191
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol ............................................ 192
Perhitungan Uji Normalitas KelasEkperimen ............................. 197 Perhitungan Uji Normalitas KelasKontrol ................................. 202 Nilai Kritis dari r product moment .............................................. 213 Luas di Bawah Lengkung Normal Standar ................................. 214 Nilai Kritis L untuk Uji Lilifors .................................................. 215 Daftar Distribusi F ...................................................................... 216 Nilai Persentil untuk Distribusi t ................................................ 219
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Persegi ........................................................................................... 21 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Persegi Panjang ........................................................................... 22 Segitiga siku-siku dan persegi .................................................... 23 Pembuktian teorema pythagoras dengan persegi ........................ 24 Sketsa Pembuktian teorema pythagoras ..................................... 25 Segitiga siku-siku ....................................................................... 27 Penerapan teorema pythagoras dalam segitiga siku-siku ............ 28 Segitiga siku-siku dengan sudut 300dan600 ................................ 29 Segitiga siku-siku dengan sudut 450 .......................................... 30
Gambar 10 Kubus ........................................................................................... 31 Gambar 11 Klasifikasi Butir Soal Hasil belajar Matematika ........................ 71 Gambar 12 Desain Penelitian......................................................................... 71 Gambar 13 Histogram dan Poligon Hasil Belajar Matematika Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen............................................. 51 Gambar 14 Histogram dan Poligon Hasil Belajar Matematika Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol ..................................................... 53
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Jadwal Penelitian...................................................................... 62 Silabus ..................................................................................... 64 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 67 Kisi-kisi Uji coba Instrumen Penelitian Skripsi ...................... 135 Instrumen Uji coba .................................................................. 136 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba ........................................ 144 Perhitungan Uji Validitas Butir Instrumen Uji Coba ............... 145 Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen Uji Coba ............ 146 Uji Reliabilitas Butir Instrumen Uji Coba .............................. 150
Lampiran 10 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba ................... 151 Lampiran 11 Instrument Penelitian .............................................................. 154 Lampiran 12 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba ....................................... 160 Lampiran 13 Analisis Data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen ..................................................................... 161 Lampiran 14 Perhitungan Pembuatan Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen ............................................... 162 Lampiran 15 Analisis Data hasil belajar matematika siswa kelas kontrol ............................................................................ 168 Lampiran 16 Perhitungan Pembuatan Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen ............................................... 169
xiv
xv
Lampiran 17 Uji Normalitas kelas Eksperimen ............................................ 175 Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas kelas Eksperimen .......................... 176 Lampiran 19 Uji Normalitas kelas Kontrol ..................................................... 180 Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas kelas Kontrol .............................. 181 Lampiran 21 Perhitungan Uji Homogenitas ................................................ 185
Lampiran 22 Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Penelitian ........................188 Lampiran 23 Nilai Kritir dari r product moment .......................................... 191
Lampiran 24 Luas di bawah lengkungan Normal Standar ........................... 192 Lampiran 25 Nilai kritis L untuk uji Lilliefors ............................................ 193
Lampiran 26 Daftar Distribusi F ................................................................... 194 Lampiran 27 Nilai Persentil untuk Distribusi t ............................................ 197
Lampiran 28 Riwayat Hidup Penulis ............................................................... 220 Lampiran 29 Surat Keterangan ........................................................................ 220
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses belajar mengajar pelajaran matematika di kelas dapat dilihat dari perolehan nilai siswa pada pelajaran matematika yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal sekolah. Apabila nilai pelajaran matematika yang diperoleh siswa sesuai atau lebih dari kriteria ketuntasan minimalsekolah maka dikatakan proses belajar mengajar
berhasil.Komponen-komponenyang mempengaruhi
keberhasilan proses
belajar mengajar pelajaran matematika diantaranya siswa, kurikulum, guru, metode pembelajaran, sarana prasarana, dan lingkungan. Pelajaran matematika memiliki metode pembelajaran yang sangat bervariatif diantaranya metode ceramah, metode problem posing, metode problem solving,dan metode ekspositori. Jika metode-metode pembelajaran dapat diaplikasikan secara optimal maka akan mandapatkan hasil belajar matematika yang optimal juga. Namun selama ini pelaksanaan pembelajaran hanya terbatas komunikasi satu arah, guru mengambil peran utama sebagai subyek belajar, sementara siswa hanya sebagai obyek semata. Mayoritas guru matematika hanya menggunakan satu metode saja untuk semua materi pelajaran yaitu metode pembelajaran ekspositori, sedangkan matematika mempunyai banyak materi yang bervariasi sehingga tidak bisa menggunakan hanya satu metode untuk kegiatan belajar mengajar pelajaran matematika.Selain itu, metode ekspositori memiliki pola belajar 1
yang lebih didomonasi oleh guru sedangkan siswa terkesan pasif karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Akibatnya, masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika masih dijadikansebagai pelajaran yang sangat sulit, menakutkan dan membosankan. Dengan siswa yang beranggapan negatif itu maka akan menyebabkan kurangnya keinginan siswa untuk menyukai pelajaran matematika. Membuat siswa mencintai pelajaran matematika adalah salah satu fungsi dari metode pembelajaran matematika yang akan digunakan oleh guru. Siswa yang termotivasi merupakan salah satu indikasi bahwa siswa menyukai pelajaran yang disampaikan oleh guru. Banyak siswa yang menganggap matematika merupakan pelajaran yang sangat membosankan, sulit, dan anggapan negatif lainya. Dengan demikian butuh metode pembelajaran yang dapat mengubah anggapan siswa, untuk dapat menyukai, mengembangkan kreatifitas siswa, mengembangkan stimulus siswa dan selain itu dapat membentuk siswa belajar lebih mandiri serta mudah memahaminya. Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar harus dirancang dengan baik dan cermat sehingga siswa dapat dilibatkan secara aktif mental dan fisiknya dalam belajar matematika. Sebagai alternatif yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar adalah dengan menggunakan metode pengajuan masalah (problem posing). Penulis akan menggunakan metode pembelajaran problemposingyang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2
Metode pembelajaran problem posing merupakan perumusan masalah oleh siswa dari situasiyang tersedia.Dalam membuatsoal diperlukan keterampilan khusus dan orang yang membuat soal tersebutharuslah benarbenar memahami pertanyaan yang dimaksud. Soal-soal yangdibuat oleh siswa tidak digunakan untuk tes subsumatif, tes sumatif, tetapididiskusikan antara siswa dengan saling menukarkan soal yang dibuatnya. Dengan menggunakan metode problem posing siswa kelas VIII dapat dengan mudah mengeksplorasi pokok bahasan teorema pythagoras. Siswa dapat membuat soal dan menjawab soalnya sendiri. Aktivitas siswa yang aktif dalam membuat dan menjawab soal diharapkan dapat memberi motivasi yang lebih terarah dan menciptakan suasana kegitan belajar mengajar yang lebih interaktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dengan dasar itulah penulis ingin meneliti masalah tersebut untuk mengetahui perbedaan menggunakan metode problem posing dan metode ekspositoritehadap hasil belajar matematika siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti mengidentikasi masalah sebagai berikut : 1. Mengapa siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang membosankan ? 2. Mengapa faktor metode pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa ?
3. Mengapa metode ekspositori kurang memotivasi belajar matematika siswa? 4. Bagaimana membuat suasana belajar agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran pelajaran matematika? 5. Apakah metode problem posing dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa ? 6. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang diajarkan dengan metode problem posing dengan metode ekspositori? C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini menjadi lebih terarah maka peneliti membatasi ruang lingkup pada penelitian ini, yaitu : 1. Metode problem posing (pengajuan masalah) dibatasi pada guru yang membuat kelompok 4-5 orang yang dipilih secara acak, kemudian guru menyampaikan materi dan memberikan contoh soal sampai siswa memahami materinya. Kemudian guru menugaskan siswa untuk membuat soal dan soal tersebut ditukar dengan kelompok yang lain. Masing-masing kelompok mecari jawaban dari soal yang dibuatnya dan dibuat oleh kelompok lain, lalu dipersentasikan di depan kelas. 2. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. 4
3. Hasil belajar matematika yang dimaksud ialah hasil tes akhir atau hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada standar kompetensiteorema pythagoras. Tes ini hanya mengukur aspek kognitif peserta didik meliputi pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Pokok bahasan yang digunakanan dalam penelitian ini adalah teorema pythagoras yang meliputi : a. Menemukan teorema pythagoras dengan menggunakan persegipersegi. b. Menuliskan rumus teorema pythagoras pada segitiga siku-siku. c. Menerapkan teorema pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa. d. Mencari perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa dengan menggunakan teorema pythagoras. e. Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal, sisi, pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dan sebagainya. D. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang diajarkan dengan metode problem posing dengan metode ekspositori?
E. Tujuan Penelitian Tujuan peneliti ini dilakukan dengan tujuan mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi siswa agar bisa aktif dan lebih kreatif dalam belajar matematika sehingga bisa lebih menikmati belajar
matematika.Untuk guru sebagai wacana dalam menerapkan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, sebagai referensi bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Jakarta dan pihak-pihak lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih tentang pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing pada pembelajaran matematika.
BAB II KAJIANTEORI, KERANGKA BERPIKIR,DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Proses perkembangan manusia mengharuskan untuk melakukan satu hal yang disebut belajar. Tuntutan zaman yang terus meningkat mengharuskan manusia untuk terus mengembangkan diri melalui proses belajar agar dapat beradaptasi dengan berbagai tantangan.Selama manusia hidup dan berkomunikasi baik dengan sesama manusia maupun makhluk lain termasuk lingkungan sekitarnyatidak akan berhenti dari proses belajar. Sehingga belajar bisa dikatakan sebagai aktifitas yang berlangsung seumur hidup. Menurut Syaiful Sagala Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit ( tersembunyi ).1 Belajar mendorong manusia untuk mengubah hidupnya kearah yang lebih baik. Sehingga belajar merupakan suatu proses aktivitas yang sangat berkaitan dengan sikap atau tingkah laku dan mengharapkan perubahan tingkah laku yang baru sesuai dari pengalaman yang telah didapatkan dalam proses belajar. Pengalaman akan mendorong manusia untuk berkarya dengan pengetahuan yang dimilikinya.
1
hlm.11
Menurut Slameto Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.2 Pada dasarnya, belajar merupakan salah satu aktivitas manusia yang tidak akan pernah berhenti, sehingga untuk mencapai tujuannya dilakukan proses belajar. Dengan belajar manusia diharapkan dapat menambah, memperluas dan mendalami pengetahuan yang akan menjadi modal berharga bagi kelangsungan hidupnya di masa mendatang. Belajar selalu berkaitan dengan perubahan-perubahan pada individu yang belajar. Halyang selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, dengan pengalaman siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).3Pengalaman sebagai bagian dari proses belajar mendorong siswa untuk selalu melakukan perubahan tingkah laku baik yang bersifat akademis ataupun nonakademis. Menurut Samuel Soeitoe dalam buku psikologi pendidikan menyatakan bahwa belajar mengakibatkan perubahan dalam diri atau
Slameto.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm 2. 3 Oemar Hamalik. Kurikulum Dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.36
organisme yang belajar.4Siswa yang belajar akan mengalami perubahan yang lebih baik jika suatu kegiatan belajar tersebut dirancang dengan berbagai sumber ilmu pengetahuan dan dilengkapi dengan fasilitas untuk memaksimalkan proses belajar. Kegiatan merancang suatu proses belajar dinamakan pembelajaran. Menurut Gagne dalam Sanjaya mengatakan bahwa pembelajaran adalah merancang dan mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.5 Guru memiliki peran yang sangat penting dalam merancang dan memformulasikan berbagai sumber belajar yang tersedia untuk dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Pembelajaran memiliki peran yang sangat penting untuk mengoptimalisasikan proses belajar. Menurut tersusun peaget, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
meliputi
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.6 Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh unsur-unsur pengetahuan tetapi juga dikombinasikan oleh berbagai komponen-komponen yang
menunjang.Pengkombinasiaan berbagai komponen-komponen selain intelegensi seperti unsur mansiawi, fasilitas, dan perlengkapan sangatlah
Samuel Soeitoe. Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982), hlm.58 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beroreintasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006), hlm.100 6 Oemar Hamalik. op.cit. hlm. 57
4
10
membantu seorang guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Menurut Saiful Sagala Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.7 Dari definisi tersebut dapat dideskripsikan bahwa pembelajaran tenyata mencakup rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pembelajaran yang berlangsung secara sistematis dan lebih teratur sangat penting bagi guru dan siswa agar kegiatan belajar mengajar di kelas dapat dengan segala keterbatasan waktu. 2. Metode Problem Posing Menurut Surtini problem posing merupakan istilah asing (bahasa inggris) sebagai padanan istilah dalam bahasa Indonesia pengajuan soal.8 Kata soal dapat diartikan sebagai masalah atau problem. Sedangkan yang dimaksud masalah atau (problemis question that need to be solved) adalah segala sesuatu yang membutuhkan penyelesaian.9Metode Problem posing merupakan metode belajar yang menganjurkan guru untuk mendorong siswa berperan aktif dalam proses belajar dengan cara pengajuan soal.
Syaiful Sagala. op.cit, hlm. 62 Surtini, Sri, Problem Posing Salah Satu Metode Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.(Semarang : Jurnal Teldiknas.Vol.2, 2006). Hlm.158 9 Noeh Webster, dkk. The New International Websters Dictionary & Thesaurus Of The English Language. (USA : Trident Press International, 2002). hlm. 145
8 7
10
11
Suryanto menyatakan bahwaproblem posingdalam matematika memiliki tiga pengertian yaitu Pertama, problem posing adalah perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai dalam pemecahan soal-soal yang rumit. Kedua,problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syaratsyarat pada soal yang telah dipecahkan dalam rangka pencarian alternative pemecahan atau alternative soal yang relevan. Ketiga,problem posing adalah perumusan atau pengajuan soal dari situasi yang tersedia baik dilakukan sebelum, ketika atau setelah pemecahan suatu soal.10 Pengertian pertamaproblem posing menunjukkan bahwa pengajuan soal merupakan salah satu langkah dalam rencana pemecahan soal. Pengertian yang kedua Problem posing berkaitan erat dengan langkah melihat kembali yang telah dianjurkan polyadalam memecahkan soal. Pengertian yang ketiga problem posingmemiliki hubungan yang erat dengan pendapat Silver yang memberikan istilah problem posing yang dapat diaplikasikan dalam tiga bentuk aktivitas kognitif matematika yang berbeda, yaitu (1) pengajuan pre-solusi (presolution)yaitu seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. (2)Pengajuan di dalam solusi (within-solution) yaitu seorang siswa merumuskan ulang soal yang telah diselesaikan. (3)Pengajuan setelah solusi (post solution/after problem solution) yaitu seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi yang sudah diselesaikan untuk membuat soal baru.11 Pengajuan soal yang dilakukan siswa dalam pembelajaran matematika adalah sesuatu yang terlihat sederhana, namun jarang
Suryanto, Pembentukan Soal Dalam Pembelajaran Matematika. (Malang : Makalah Seminar Nasional di PPs IKIP,1998) 11 Silver, E. A & Cai, J. 1996. An Analysis Of arithmetic Problem Posing by Middle School Student.Journal for Reaserch in Mathematics Education. 27 (5) hlm.523
10
11
12
dilakukan oleh siswa karena siswa tidak terbiasa untuk mengajukan soal. Guru yang menggunakan metode problem posing dalam proses pembelajaran menugaskan siswa untuk mengajukan soal.Dalam proses pengajuan soal, siswa bebas mengajukan soal dengan mengacu pada informasi-informasi yang telah didapatkan dari guru. Jika siswa merasa kesulitan dalam pengajuan soal, guru dapat membimbing siswa sesuai dengan prosedur metode problem posing. Berdasarkan pendapat Menonyang dikutip oleh surtini dalam jurnalnya menjelaskan tentang prosedur metode problem posing; Pertama, guru memberikan soal cerita kepada siswa tanpa pertanyaan, tetapi semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan soal telah tersedia. Kedua, guru menyeleksi sebuah topik dan meminta siswa untuk membagi kelompok. Tiap kelompok ditugasi membuat soal sekaligus menyelesaikan soal tersebut. Soal-soal yang telah dibuat dipecahkan oleh kelompokkelompok lainnya dan digunakan sebagai latihan dan didiskusikan. Ketiga, siswa diberikan soal dan diminta untuk mendaftar sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan masalah. Sejumlah pertanyaan kemudian diseleksi dari daftar yang telah dibuat oleh siswa untuk diselesaikan. Pertanyaan dapat bergantung dengan pertanyaan yang lain, bahkan dapat sama, tetapi kata-katanya berbeda. Melalui dafatar pertanyaan yang dibuat oleh siswa yang berhubungan dengan masalah akan membantu siswa memahami masalah sebagai salah satu aspek pemecahan masalah.12 Sesuai prosedur diatas langkah-langkah metode problem
posingdalam proses kegiatan belajar mengajar dapat diaplikasikan sebagai berikut : (a) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (b) guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang; (c) untuk menambah pemahaman siswa, siswa ditugaskan oleh guru untuk membuat soal : (d)
12
12
13
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari soal yang mereka ajukan ; (e) Soal yang diajukan oleh masing-masing kelompok ditukar dengan kelompok lain ; (f) Masing-masing kelompok berdiskusi mencarikan hasil dari soal yang diajukan oleh kelompok lain : (g) Setiap kelompok akan mempresentasikan pekerjaanya. Guru berperan sebagai moderator dalam kegiatan belajar, tapi ketika siswa tidak ada satupun yang dapat menyelesaikan soal yang dibuat siswa maka guru akan menjelaskannya. Selanjutnya guru akan memberikan tugas rumah yang dikerjakan secara individu. Proses pembelajaran ini sangat baik karena diawali dengan siswa menerima situasi-situasi yang ditentukan guru kemudian siswa diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.Proses pemikiran tidaklah hanya berhenti pada pembuatan soal, tetapi siswa juga harus memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan soal yang telah mereka buat.13Dengan mengajukan dan menjawab banyak soal-soal matematika, siswa tidak hanya memiliki peranan yang penting tetapi juga siswa mendapatkan pengalaman belajar. Maka tidak mengherankan jika metode problem posing termasuksalah satu metode belajar yang direkomendasikan oleh persatuan guru matematika. NCTM advocates that students be given increased opportunities for investigating and formulating questions from problem situations and refers explicity to problem posing by arguing that students should have some experience recognizing and
13
Slamet. Upaya Peningkatan Aktifitas Belajar Mahasiswa Melalui Pendekatan Problem Posing pada Pembelajaran Matematika. ( Bandung: Jurnal Pendidikan. 2 Vol.2, 2006)hlm. 14.
13
14
formulating their own problems, an activity which is at the heart of doing mathematics.14 Berdasarkan pendapat di atas maka guru matematika dapat menggunakan metode problem posingdengan memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk mengajukan dan memecahkan soal. Metode problem posing akan mendorong siswa untuk meningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kritis. 3. Metode Ekspositori Metode ekspositori merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajaroleh guru.Dalam proses belajar mengajar metode ekspositori lebih banyakdidominasi oleh guru (teacher-oriented).Metode ekspositorisecara prinsip hampir sama
sifatnya dengan metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai sumber utama dan pemberi infomasi. Menurut Syaiful Sagala berpendapat bahwa ; Metode ekspositori menunjukkan bahwa guru berperan aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya karena guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajaran dengan tuntas sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan.15 Metode ekspositori yang berpusat pada guru teacher oriented mengharuskan guru menguasai seluruh keadaan kelas. Guru tidak hanya berperan aktif memberikan materi tetapi juga harus dapat
14
15
hlm. 21
14
15
menjadikan siswa terkesan pasif karena mengikuti pola yang teleh ditetapkan oleh guru. Frederick berpendapat bahwa Expository teaching methods (sometimes called lectures), which can be used to teach facts, skill, concepts, and principles, are teacher-centered or teacher-dominated approaches to instruction.16Dari uraian diatas dijelaskan bahwa ketepatan penggunaan metode ekspositoribila digunakan untuk
mengajarkan fakta-fakata dan prinsip-prinsip. Akan tetapi, dalam proses belajar metode ekspositori lebih banyak didomonasi oleh guru sebagai pusat informasi. Menurut Syaiful Sagala berpendapat bahwa ; Metode ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya, memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dan kegiatan guru lainya dalam pembelajaran ini. 17 Ciri khas yang membedakan model ekspositori adalah dominasi guru, gurumenyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur, rapi, dan sistmatis dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Gurujuga mengendalikan jalannya pelajaran dengan memberikan informasi dan menunjukkan solusi dari permasalahan.
Frederick H, Bell,Teaching and Learning Mathematics (in Secondary School),(USA: Brown Company Publisher,1978), hlm.203 17 Syaiful Sagala. op.cit. hlm. 78
16
15
16
David P. Ausubel berpendapat bahwa metode ekpositori yang baik adalah cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna ( meaningful learning).18Belajar bermakna (meaningful learning), yaitu kegiatan belajar dengan pemahaman, dimana siswa memahami makna atau isi dari materi yang diajarkan oleh guru. Maka dengan pembelajaran bermakna, siswa akan mengerti dan memahami tentang materi yang diajarkan guru. Pemahaman siswa terhadap materi ajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Saiful Sagala secara garis besar prosedur dalam penerapan metode ekspositori adalah: (1) persiapan (preparation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi; (2) pertautan (apperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan; (3) penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengancara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru; dan (4) evaluasi (recitation)yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan.19 Dalam metode ekspositori, guru akan menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara sistematis dan terperinci sehingga siswa dapat menyimak dan memahami materi secara teratur dan tertib. Metode ekspositori akan membawa siswa dalam belajar bermakna, sehingga dapat merupakan metode yang efektif dan efisien
18
Soejana.W, Strategi Belajar Mengajar Matematika, (Jakarta:Karunika UT, Syaiful Sagala. op.cit. hlm 79
1986), hlm.60
19
16
17
Setiap metode pasti mempunyai kelemahan-kelemahan, adapun kelemahan-kelemahan dari metode ekspositori, diantaranya:(1) hanya
mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. (2) tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya belajar. (3) siswa akan sulit mengembangkan kemampuannya dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. (4) keberhasilan metode ini sangat tergantung pada apa yang dimiliki guru, (5) gaya komunikasi yang disampaikan pada metode ini lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode
ekspositorisama dengan cara mengajar biasa (konvensional) yang banyak digunakan padapembelajaran matematika.Metode yang sangat
mengandalkan kemampuanguru dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Maka dibutuhkan ketepatan dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran bisa berlangsung dengan efektif. 4. Hasil Belajar Matematika Dorongan seorang melakukan aktivitas adalah untuk mencapai tujuan dan hasil yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupannya. Hasil perubahan tingkah laku manusia banyak dipengaruhi oleh proses belajar. 17
18
Hasil belajar harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku, melalui stimulus respond an belajar bersyarat.20 Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika sangat berperan penting untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman matematika siswa. Dalam problem posing siswa dituntut untuk berperan secara aktif, sehingga problem posing sangatlah tepat untuk mengasah kemampuan siswa dalam matematika. Peran aktif siswa sangatlah sesuai dengan hasil belajar matematika yang diharapkan. Howard Kingsley yang membagi tiga macam hasil belajar, yakni 1. Keterampilan dan kebiasaan 2. Pengetahuan dan pengertian 3. Sikap dan cita-cita.21 Aktifitas siswa yang belajar dengan aktif akan menjadi suatu kebiasaan yang baik. Kebiasaan belajar siswa yang aktif akan menciptakan suatu hasil belajar yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan pengertian yang bermanfaat. Menurut Suharmi Arikunto hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk pembelajaran yang diamati dan diukur.22Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil belajar akan dilakukan setelah siswa mengalami suatu proses belajar. Hasil belajar siswa dalam matematika dapat dilakukan dengan mengerjakan soal-soal matematika baik yang berupa pilihan ganda atau soal yang berbentuk esai dengan skor-skor yang telah
Erman Suherman dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,(Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 1992), hlm 21 Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hlm hlm. 22 22 Suharmi Arikunto,Dasar-dasar evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 21
20
18
19
ditentukan sebelumnya sehingga hasil belajar matematika siswa dapat diukur dan diamati melalui hasil. Menurut Dimiyati dan Mudjiono tentang hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.23 Hasil belajar merupakan suatu titik kulminasi dari berbagai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil belajar akan mendiskripsikan efektifitas proses belajar yang telah siswa lakukan selama waktu tertentu. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Norman berpendata bahwaA set of specific learning outcomes describes a sample of the types of performance that learners willbe able to exhibit when they have achieved a general instructional objective.24Hasil belajar merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa ketika mereka telah berhasil mencapai tujuan umum pembelajaran. Siswa mendapatkan hasil belajar dengan caranya sendiri. Ketika siswa telah mencapai tujuan pembelajaran mereka akan menunjukkan bahwa mereka telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, hasil belajar matematika merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar matematika, dan terdapat perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa. Hasil belajar bisa kita lihat dari sebuah perkembangan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan
23
hlm.23
Norman E Gronlund. 1985. Measurement And Evaluation In Teaching. (USA:Macmillan Publishing Company). hlm 26
24
19
20
dari yang tidak bisa menjadi bisa. Begitupun setelah siswa belajar matematika, hasil yang didapatkan pasti mereka dapat memecahkan masalah-masalah yang ada pada soal matematika. 5. Matematika Mathematics dalam kamus bahasa Inggris memiliki arti ilmu pasti.25 Ilmu matematika selalu berkaitan dengan angka-angka, logika, geometri, dan aritmatika yang selalu menghasilkan sesuatu yang bernilai pasti. Sesuai pengertian tersebut matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan proses berfikir atau penalaran. Hal ini bukan dimaksudkan bahwa ilmu lain tidak menggunakan penalaharan, tetapi dalam matematika lebih menekanan pada aktivitas rasio (penalaran). Menurut kamus besar bahasa Inggris ; Mathematics is the logical study of quantity, form, arrangement, and magnitude, especially the methods for disclosing by the use of rigorously defined concepts and self-consistent symbols, the properties and exact relations of quantities and magnitudes, whether is abstract.26 Definisi secara terminologi matematika mengindikasiakan bahwa matematika adalah ilmu pengatahuan yang menitikberatkan pada penggunaan logika berpikir. Penggunaan logika matematika dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk mencari ide-ide
pemecahan masalah.
Jhon M. Echols. Kamus Inggris-Indonesia. (Jakarta : PT. Gramedia Jakarta) hlm. 375 26 Noeh Webster. dkk. op.cit. hlm. 604
25
20
21
Sri Anitah W. & Janet Trineke Manoy mengatakan, bahwa Matematika adalah pengetahuan eksak atau dengan kata lain matematika adalah ilmu pasti, hal ini memberi kesan bahwa matematika merupakan perhitungan yang memberi hasil yang pasti dan tunggal. 27 Matematika selalu berkaitan dengan ilmu pengetahuan eksak. MenurutJohnson dan Rising mengatakan bahwa: Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.28 Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. Adapun cabangcabang matematika itu sendiri terdiri dari Aritmetika atau berhitung, Aljabar dan Geometri. Manusia selalu menginginkan kehidupan yang lebih mudah karena itu manusia selalu berusaha untuk melakukan penemuan. Aktivitas manusia dalam matematika tidak pernah lepas dari penemuan. Matematika tumbuh dan berkembang karena
proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. Adapun cabangcabang matematika itu sendiri terdiri dari Aritmetika atau berhitung, Aljabar dan Geometri. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, belajar matematika secara fundamental membutuhkan kemampuan memanipulasi simbol-simbol matematika untuk pemecahan masalah. Kemampuan memanipulasi
Sri Anitah W & Janet Trineke Manoy. Strategi Pembelajaran Matematika. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007). Hlm. 7.4. 28 Erman Suherman dkk. op. cit., hlm.17
27
21
22
berbagai bentuk simbol akan menanamkan jiwa kreatif, kritis dan rasa ingin terhadap perkembangan siswa. Apabila siswa dapat memanipulasi berbagai bentuk soal dan penyelesaian, maka siswa tersebut akan termotivasi untuk terus menerus belajar matematika. 6. Teorema Pythagoras a. Luas Persegi dan Luas Segitiga siku-siku Pada gambar 2.1 tampak sebuah persegi ABCD yang panjang sisinya s satuan panjang. A B
Gambar 2.1 Luas persegi ABCD= sisi . sisi Luas persegi ABCD= s . s Luas persegi ABCD= s2.
l Q Gambar 2.2 Pada gambar tersebut tampak sebuah persegi panjang PQRS yang P panjangnya p dan lebarnya l satuan. Diagonal QS membagi persegi panjang PQRS menjadi dua buah segitiga siku-siku, yaitu PQS dan QRS. Luas persegi panjang PQRS sama dengan jumlah luas PQS
22
23
dan
Karena persegi panjang PQRS berukurang panjang p dan lebar l, luas PQS atau
Luas persegi dan luas segitiga siku-siku sangat bermanfaat dalam menemukan teorema Pythagoras. b. Pembuktian Pythagoras Pythagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan Yunani yang hidup pada tahun 569 475 sebelum Masehi. Sebagai ahli matematika, ia mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi yang lain. a c b a a Gambar 2.3 Keterangan : a: panjang garis alas segitiga b: panjang garis tegak segitiga 23 b c c a b cc c b a b
24
c: panjang garis miring segitiga Jika diperhatikan dengan cermat akan diperoleh hubungan c2 = a2 + b2, dimana c adalah panjang sisi miring, a adalah panjang alas, dan b adalah tinggi. Dari hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa kuadrat panjang sisi miring segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisilainya. Inilah yang disebut teorema pythagoras. Cara lain untuk membuktikan teorema pyhtagoras adalah dengan menempatkan persegi di setiap sisi segitiga siku-siku. Perhatikan gambar 2.4 dibawah ini
Gambar 2.4 Gambar 2.4 menunjukkan sebuah segitiga yang memiliki persegi pada setiap sisinya. Ukuran segitiga tersebut adalah Panjang sisi miring = Garis AC = 5 satuan Panjang sisi alas = Garis AB = 4 satuan Tinggi = Garis BC = 3 satuan Perhatikan bahwa luas persegi pada sisi miring sama dengan luas persegi pada sisi alas ditambah luas persegi pada tinggi segitiga. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
24
25
Luas persegi pada sisi miring = luas persegi pada sisi alas + luas persegi pada tinggi 25 = 16 + 9 52 = 42 + 32 AC2 = AB2 + BC2
Uraian diatas menunjukkan kebenaran teorema Pythagoras. Adapun cara lain untuk menemukan teorema Pythagoras.
D b Q c A c P a a R c b C c S b Hc N b b2 K b B c E b Oc L M
c2 c
a a b
i
a2
a c b
ii
c2
b2
iii Gambar 2.5 Ambilah dua potong kertas berbentuk persegi panjang berukuran (b+c) cm seperti tampak pada gambar 2.5 (i) dan (ii). Kita akan menemukan hubungan antara besernya a, b, dan c. Gambar 2.5 (i) menunjukkan persegi ABCD berukuran (b+c) cm. Pada keempat sudutnya buatlah empat segitiga siku-siku dengan panjang sisi sikusikunya b cm dan c cm.
25
26
Dari gambar 2.5 (i) tampak bahwa luas persegi ABCD sama dengan luas persegi (luas daerah yang tidak diarsir) ditambah luas empat segitiga siku-siku (luas daerah yang diarsir), sehingga diperoleh Luas daerah Persegi ABCD = 4.luasARQ + luas daerah yang tidak diarsir Luas daerah Persegi ABCD = 4. luas ARQ + luas PQRS = 4. .b.c + a2 = 2bc +a2 Lalu buatkah persegi EFGH berukuran seperti gambar 2.5 (ii). Pada dua buah sudutnya buatlah empat segitiga siku-siku sedemikian sehingga membentuk dua persegi panjang berukuran (bx c) cm. Dari gambar 2.5 (ii) tampak bahwa luas persegi EFGH sama dengan luas persegi (luas daerah yang tidak diarsir ditambah luas empat segitiga siku-siku luas daerah yang diarsir sehingga diperoleh
Luas daerah yang diarsir = luas dua persegi panjang =2.b.c = 2bc Luas daerah yang tidak diarsir = luas persegi KMGN + luas persegi OFML = (b .b) + (c .c) = b2 + c2
Dari Gambar tampak bahwa ukuran persegi ABCD = ukuran EFGH, sehingga diperoleh Luas persegi ABCD = luas persegi EFGH 26
27
2bc +a2= b2 + c2+ 2bc a2= b2 + c2 Kesimpulan diatas jika digambarkan akan tampak seperti pada Luas daerah persegi yang panjang sisinya adalah sisi miring suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah luas daerah persegi yang panjang sisinya adalah sisi siku-siku segitiga tersebut. Kesimpulan selanjutnya dikenal dengan teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras tersebut selanjutnya dapat dirumuskan seperti berikut B
c a b C A Gambar 2.6
Untuk setiap segitiga siku-siku, berlaku kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya. Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan a panjang sisi siku-sikunya. Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan a panjang sisi miring, sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya, maka berlaku a2= b2 + c2 Pernyataan diatas jika diubah ke bentuk pengurangan menjadi b2= a2 - c2 27
28
c2= a2 -b2 c. Penggunaan teorema pythagoras Teorema pythagoras menyatakan hubungan antara panjang setiap sisi sebuah segitiga siku-siku. Perhatikah segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku di C berikut ini B c2 = a2 + b2 a c b2 = c2- a2 a2 = c2- b2 C b A Gambar 2.7
Penggunaan teorema pythagaras meliputi perhitungan panjang sisi segitiga siku-siku, perhitungan jarak antara dua titik, perhitungan sisi-sisi segitiga siku-siku untuk sudut istimewa, dan penyelesaian pada bangun datar dan bangun ruang. 1). Jenis-jenis segitiga ; (a). Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut siku-siku. (b). Jika kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut lancip. (c). Jika kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut tumpul. 2) Triple Pythagoras Triple pythagoras adalah tiga bilangan yang merupakan suatu kesatuan dalam menyusun suatu teorema pyhtagoras. Salah 28
29
satu contohnya adalah 3, 4, 5. Bilangan 3 jika dikuadratkan akan menghasilkan angka 9, lalu bilangan angka 4 jika dikuadratkan akan menghasilkan angka 16.Bila 5 dikuadratkan akan
menghasilkan 25. Bila kedua angka 9 dan 16 dijumlahkan akan berjumlah 25. Maka 32 +42 =52 9 + 16 = 25. 3) Perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan sudut khusus.
(a) 300dan 600.
C
300 300 2x cm
600 A D B
Gambar 2.8 Segitiga ABC di samping adalah segitiga sama sisi dengan AB=BC= AC 2x cm dan A= B= C = 600.
Karena CD tegak lurus AB, maka CD merupakan garis tinggi sekaligus garis bagi Diketahui ADC = C,sehingga BDC ACD = BCD = 300
Titik D adalah titik tengah AB, di mana AB = 2x cm, sehingga panjang BD = x cm. Perhatikan CBD Dengan menggunakan teorema pythagoras diperoleh 29
30
450 A
Gambar 2.9
Segitiga ABC pada gambar adalah segitiga siku-siku sama kaki. Sudut B siku-siku dengan panjang AB = BC = x cm dan A= C = 450
31
D A a cm B
C a cm
Gambar. 2.10 Perhatikan kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm pada gambar diatas. Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada suatu bidang datar. Diagonal sisi kubus tersebut antara lain
Perhatikan persegi ABCD. Adalah salah satu diagonal sisi bidang ABCD. Sekarang perhatikan ABD. Karena ABD sikusiku di A, maka dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
cm 31
32
4) Diagonal Ruang Perhatikan Gambar 2.10,diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu bangun ruang. Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH antara lain dan . Perhatikan BDH siku-siku di titik D, maka untuk dapat dicari dengan
keberhasilan proses pembelajaran dan hal itu bergantung pada kemampuan seorang guru dalam merancang pembelajaran yang bermakna. Pada rancangan penelitian ini siswa diajak untuk dapat membuat soal dan menyelesaikannya dengan sendiri yang dinamakan metode problem posing. Dengan pengajuan soal tersebut diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran sehingga siswa akan merasa senang dengan pembelajaran matematika.
32
33
Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar akan menjadikan suasana senang dalam belajar sebelum pembelajaran dimulai, ditandai dengan meningkatnya kegiatan latihan membuat soal sendiri baik secara individual maupun secara kelompok. Kemandirian siswa juga semakin meningkat yaitu dengan menjadi rekan-rekan sebagai teman sebaya bagi pemahaman terhadap pembuatan soal. Aktifitas yang meningkat tersebut tentu sangatlah berbeda dengan metode pembelajaran ekspositori. Metode pembelajaran yang menjadikan guru sebagai peran utama dalam proses pembelajaran. Guru memberikan banyak ceramah dana membuat siswa menjadi pasif. Siswa kurang diberikan kesempatan dalam mengeksplorasi kemampuan dan pemahaman siswa dalam belajar matematika. Dari uraian di atas diduga bahwa akan terjadi perbedaan hasil belajar matematika melalui pembelajaran dengan metode problem posing dengan pemebelajaran yang menggunakan metode ekspositori dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan eksponensial. C. Pengajuan Hipotesis Dari deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis yang diajukan adalah : H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori. 33
34
BAB III A.
METODELOGI PENELITIAN
Tujuan Operasional Penelitian 1. Memperoleh data hasil belajar matematika siswa pada materi pokok teorema pythagoras yang diajarkan dengan menggunakan metode problem posing. 2. Memperoleh pokokteorema ekspositori. 3. Mengetahui bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode problem posing tidak sama dibandingkan yang diajarkan menggunakan metode ekspositori. data hasil belajar yang matematika diajarkan siswa pada materi metode
pythagoras
menggunakan
B.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 188 Jakarta yang beralamat di Jalan Tanah Merdeka Kelurahan Rambutan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur kode pos 13830, kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu di mulai dari tanggal 18 November 2010 sampai dengan 03 Desember 2010. Alasan penulis 2010 sampai dengan 03
Desember 2010 karena tanggal tersebut sesuai dengan standar kompetensi teorema pythagoras. Untuk pengujian validitas instrumen dilakukan di SMP Negeri 174 Jakarta yang beralamat di Jalan Haji Baping Kelurahan Susukan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur . Pada tanggal 2 Desember 2010. 34
35
C.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen di mana peneliti turun langsung mengajar pada dua kelas yang telah ditentukan oleh guru pembimbing. Kelas eksperimen yang menggunakan metode problem posing dan di kelas kontrol menggunakan metode ekspositori. Pengumpulan data menggunakan metode tes tertulis dengan instrumen soal tes pilihan ganda, yaitu untuk mengukur hasil belajar matematika siswa pada standar kompentsi teorema pythagoras. Karena pada penelitian ini diberikan perlakuan yang berbeda terhadap ke dua kelas, yaitu perlakuan kelas eksperimen yaitu kelompok siswa yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing dan kelas kontrol yaitu kelompok siswa yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode
2 variabel, yaitu:
Variabel bebas (X) adalah metode problem posing dan metode ekspositori. Variabel terikat (Y) adalah hasil belajar matematika siswa. Jika peneliti membuat desain penelitian berdasarkan dua kelompok yang mempunyai 2 variabel yang diberi perlakuan. Maka desainnya:
29
X1 X2
Gambar 3.1
O1 O2
35
36
X1: Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode problem posing. X2 : Perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ekspositori. O1 : Pemberian tes akhir (post test) pada kelompok eksperimen O2 : Pemberian tes akhir (post test) pada kelompok kontrol Adapun langkah-langkah proses belajar-mengajar dalam kelas eksperimen adalah sebagai berikut ; (a)Guru mengajak siswa untuk belajar dalam bentuk kelompok. Kemudian siswa mengajukan kelompok masingmasing yang terdiri dari 4-5 peserta didik kepada guru. (b) Guru mengajarkan materi pelajaran yaitu pada materi pokok teorema pythagoras. Selanjutnya guru memberikan contoh-contoh soal dan penyelesaiannya yang berkaitan dengan standar kompetensi teorema pythagoras. (c) Setelah menjelaskan guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa jika masih ada yang kurang dimengerti. (d) Setelah siswa bertanya, guru menyuruh siswa untuk membuat soal tentang materi pokok teorema Pythagoras dengan memberikan variasivariasi angka yang telah diberikan dari soal-soal yang telah dijelaskan. Di sini guru melihat jawaban kelompok-kelompok siswa, yang kemudian guru mengarahkan bagi siswa yang mengalami kesulitan. (e) Dalam waktu yang ditentukan setiap kelompok siswa harus segera menyelesaikan pembuatan soal beserta jawabannya yang dikumpulkan kepada guru. Selanjutnya guru memeriksa soal dan jawaban masing-masing kelompok lalu soal kelompok yang telah diperiksa diberikan kepada kelompok lain. (f) Selanjutnya guru 36
37
menunjuk
salah
satu
kelompok
siswa
untuk
memberikan
dan
mempresentasikan hasil jawabannya dipapan tulis.(g) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang cara menyelesaikan teorema
pythagoras.Selanjutnya guru memberikan tes formatif kepada siswa. Sedangkan proses belajar-mengajar dalam kelas kontrol adalah proses belajar-mengajar yang biasa dilakukan oleh guru pada pembelajaran seharihari yaitu sebagai berikut : (a) Guru mengajarkan materi pelajaran yaitu pada materi pokokteorema pythagoras di papan tulis. Setelah menjelaskan guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa jika masih ada yang kurang dimengerti.(b) Guru memberikan latihan soal dan siswa mengerjakan soal latihan yang telah ditulis di papan tulis. Disini guru melihat jawaban siswa, yang kemudian diberikan arahanbagi siswa yang mengalami kesulitan. Langkah ini dilakukan hingga waktu/jam pelajaran selesai.
D.
Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 188 Jakarta Timurpada kelas VIII yang terdaftar pada semester ganjil tahun 2010 / 2011, pada tanggal 18 November 2010 sampai dengan 03 Desember 2010. Adapun yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi yang menjadi target dalam penelitian ini seluruh kelas VIII yang terdiri dari 5
37
38
kelas di SMP Negeri 188 yang terdaftar sebagai siswa di semester ganjil pada tahun 2010 / 2011. Populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 188, yang terdiri dari kelas VIII D, 39 siswa dan VIII E, 40 siswa dan populasi terjangkau berjumlah 79 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.30 Sedangkan menurut Ridwan sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
31
Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas dari empat kelas yang ada dengan teknik acak sederhana (simple random sampling). Kelas VIII Esebagai kelas eksperimen yaitu kelas dimana siswa yang diajar menggunakan pembelajaran problem posing dan VIII D sebagai kelas kontrol yaitu kelas dimana siswa yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori. Dari kelas eksperimen yaitu VIII E diambil 30 siswa dari 40 siswa secara random sampling. Dari kelas kontrol yaitu kelas VIII D diambil 30 siswa dari 39 siswa secara random sampling. Sampel penelitian yang ditetapkan dapat dilihat pada table di bawah ini ; Tabel 1 Jumlah Subjek Penelitian
Kelas
30 31
Populasi
Populasi Terjankau
Sampel
Keterangan
Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta) hlm. 131. Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm. 56.
38
39
40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa 39 Siswa 40 Siswa 199Siswa 39 Siswa 40 Siswa 79 Siswa 30 siswa 30 siswa 60 siswa Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data berisi tentang teknik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data pada penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa pada standar kompetensi teorema pythagoras diperoleh dari tes pilihan ganda setelah diberikan perlakuan sebelum kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan metode problem posing dan kelompok
kontrol dengan metode ekspositori, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji fisher. Uji homogenitas dilakukan agar dapat diketahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang disebabkan kedua kelompok tersebut. Data yang digunakan untuk menguji homogenitas adalah hasil ulangan siswa pada standar kompetensi teorema Pythagoras. 2. Variabel Penelitian Variabel bebas (X) : Metode problem posing dan metode ekspositori. Variabel terikat (Y): Hasil belajar matematika siswa. 39
40
3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda dengan standar kompetensi teorema pythagoras yang berbentuk lembar soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 butir soal. Sebelum digunakan untuk pengambilan data penelitian, instrumen tersebut terlebih dahulu diuji coba, agar dapat mengetahui validitas dan reliabilitas. Sebelum digunakan pada sample pada tempat penelitian yaitu siswa kelas VIII-D dan VIII-E di SMP Negeri 188 Jakarta Timur, instrumen tersebut diujikan di SMP Negeri 174 Jakarta kepada siswa kelas VIII-C dan kelas VIII-E pada tahun pelajaran 2010/2011. F. Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas Instrumen Agar penelitian ini dapat menghasilkan data yang valid (sahih), maka instrumen penelitiannya pun harus valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur). Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi pelajaran yang diberikan.Untuk menguji validitas digunakan rumus point Biserial Correlation
rpbis
Keterangan :
32
M p Mt p 32 st q
40
41
rpbis Mp
: Koefisien korelasi poin biserial. : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.
Mt
: Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes). : Standar deviasi skor total. : proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut. : proporsi siswa yang menjawab salah ( q 1- p )
St
p
Dimana
33
Nilai rpbis (rhitung ) yang didapat kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan ketentuan: a. Jika suatu butir soal memiliki rtabel > rhitung maka soal valid. b. Jika suatu butir soal memiliki rtabel rhitung maka soal tidak valid 2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Reliabilitas suatu alat evaluasi mutlak dimiliki tingkat kepercayaan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengujinya
34
Keterangan
r11
33
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2005), hlm. 94 34 Riduwan, op.cit. hlm.108
41
42
p q n pq k s
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar : Proporsi subjek yang item yang salah (q = 1 p) : banyaknya butir pertanyaan :Jumlah hasil perkalian p dan q : Banyaknya item : Standar deviasi dari tes
S2
Xi N N
Jika sudah didapat r11 maka dibandingkan dengan rtabel dengan ketentuan: jika r11>rtabel berarti reliabel dan jika r11 rtabel berarti tidak reliabel. G. Hipotesis Statistika Perumusan hipotesis statistik untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori. Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H0 : H1: =
y1
y2
y1
y2
Keterangan
y1
: Rerata hasil belajar matematika siswa pada standar kompetensi teorema pythagoras yang diajarkan dengan menggunakan metode problem posing.
42
43
y2
: Rerata hasil belajar matematika siswa pada standard kompetensi teorema pythagoras yang yang diajarkan menggunakan metode ekspositori.
H. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Persyaratan Analisis. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya. data digunakan dengan uji Liliefors, uji ini dilakukan untuk membuktikan bahwa sampel tersebut berasal dari distribusi normal. Perhitungan uji normalitas mengikuti langkah-langkah sebagai berikut35: 1. Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal 2. Untuk menguji hipotesis tersebut penulis menempuh prosedur sebagai berikut : a. Pengamatan Y1, Y2 ., Yn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, , Zn dengan menggunakan rumus:
Zi Yi S Y
35
43
44
Keterangan : n Yi fi : Jumlah Sampel : Jumlah Skor Hasil Belajar Sampel : Frekuensi dari Yi
b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang D Z i
PZ Zi .
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1 , Z2 , Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi) maka:
d. Hitung selisih F(Zi) S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya e. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut harga mutlak inilah yang disebut Lhitung ( L0 ) kemudian dibandingkan dengan Ltabel. 3. Kriteria pengujian : a) Terima H 0 jika Lo
Ltabel , maka data berdistribusi normal
44
45
Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui variabel yang digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan uji Fisher, rumusnya sebagai berikut36:
Menentukan Ftabels dari tabel daftar distribusi F dengan derajat kebebasan untuk pembilang = 29 dan untuk penyebut = 29 serta taraf signifikansi = 0.05. Dengan kriteria pengujian adalah terima H0 jika dan tolak H0 jika .
36
45
46
2. Analisis Data Untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Maka untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikan hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel, megunakan rumus Perbandingan Dua Variabel (Uji t) berikut ini:
dengan
Keterangan : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode problem posing. : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode problem posing. : Banyaknya siswa pada kelas yang menggunakan metode problem posing. : Banyaknya siswa pada kelas yang menggunakan metode problem ekspositori. Hasil perhitungan berupa rasio t selanjutnya dikonfirmasi dengan nilai tkritis pada taraf signifikansi 5 % derajat kebebasan (dk)(n1 +n2 -2) maka
46
47
didapat ttabel = t
(1-1/2 )(dk).
ttabel
dan sebaliknya tolak H0 jika thitung > ttabel . Nilai dari thitung memiliki t dengan taraf signifikansi 5% atau = 0,05.
47
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian Beberapa persyaratan analisis data yang perlu dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis, diantaranya sebagai berikut:(a) pengambilan sampel uji coba instrumen yang dilakukan secara acak sederhana telah dipenuhi dengan jumlah 38 siswa.(b) perhitungan validitas dan reliabilitas soal. (c) instrumen penelitian yang dihitung validitas dan reliabilitas soal pada penelitian ini yaitu hasil belajar matematika pada standar kompetensi teorema pythagoras. 1. Validitas Hasil validitas tes Hasil Belajar matematika pada standar
kompetensiteorema pythagorasyang berjumlah 40 soal dapat dilihat pada lampiran. Tabel 2 Klasifikasi Butir Soal Hasil Belajar Matematika
Klasifikasi Jumlah Soal Nomor Soal
Valid
25
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 24, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 38, 40 5, 10, 11, 16, 19, 20, 23, 25, 26, 28, 29, 35, 36, 37, 39
Tidak Valid
15
Berdasarkan tabel klasifikasi butir soal hasil belajar matematika dapat diambil simpulan bahwa dari 40 soal hasil belajar matematika diperoleh soal yang valid berjumlah 25 soal dan yang tidak valid berjumlah 15 soal. 48
49
2. Reliabilitas Hasil perhitungan Reliabilitas soal hasil belajar matematika di peroleh r hitung = 0,855. Nilai perhitungan reliabilitas lebih besar dari rtabel yaitu 0,320 maka dapat disimpulkan bahwa soal hasil belajar matematika pada standar kompetensiteorema pythagoras adalah reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran. B. Deskripsi Data 1. Data Kelas Eksperimen Dari hasil akhir penelitian siswa yang diberikan dengan metode problem posing pada mata pelajaran matematika standar
kompetensiteorema pythagoras diperoleh rentang skor antara Ymaksimal = 23 sampai dengan Yminimal = 13 dengan jumlah sampel 30 siswa. Rata-rata skor sebesar 18,900; median sebesar 20,250 dan modus sebesar 21,250 (Lampiran 14 halaman 165) serta simpangan baku 2,978 (lampiran 14 halaman 167 ). Interval kelas distribusi frekuensi skor hasil belajar siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar kelas eksperimen adalah:
50
Nilai Tengah (Xi) 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5 23,5 Jumlah
Batas Nyata 12,5 14,5 14,5 16,5 16,5 18,5 18,5 20,5 20,5 22,5 22,5 24,5
Frekuensi Absolu t 3 4 5 8 7 3 30 Komulatif 3 7 12 20 27 30 Relatif 10% 13,33% 16,67% 26,67% 23,33% 10% 100%
Berdasarkan tabel distribusi hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen tersebut dapat dibuat histogram dan poligon hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen (kelas yang diajar dengan
F
8 7
Histogram
Frekuesni
6 5 4 3 2 1
Poligon
Y 12,5 11,5 13,5 14,5 15,5 16,5 17,5 18,5 19,5 20,5 21,5 22,5 24,5 25,5 23,5
Nilai
Batas Nyata
Dari grafik dan tabel terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai matematika antara 19,5 21,5 sebanyak siswa 8 atau sebesar 26,67%, 50
51
nilai tertinggi antara 23,5 25,5, sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%, sedangkan nilai terendah antara 13,5 15,5 sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%. 2. Data Kelas Kontrol Dari hasil akhir penelitian siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode ekspositori pada mata pelajaran matematika materi teorema pythagoras diperoleh rentang skor antara Ymaksimal = 23 sampai dengan Yminimal = 12 dengan jumlah sampel 30. Rata-rata skor 17,700; median sebesar 18,250 dan modus sebesar 18,840 (lampiran 16 halaman 173) serta simpangan baku sebesar 2,858 (lampiran 16 halaman 174 ) Interval kelas distribusi frekuensi skor hasil belajar siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar kelas kontrol adalah: Tabel 4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol
Nilai Tengah (Xi) 11,5 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5 Jumlah
Absolut Komulatif 10,5 12,5 3 3 12,5 14,5 14,5 16,5 16,5 18,5 18,5 20,5 20,5 22,5 4 6 8 7 2 30 7 13 21 28 30
Batas Nyata
51
52
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat histogram dan poligon hasil belajar matematika siswa kelas kontrol (kelas yang di ajar dengan menggunakan metode ekspositori) terlihat pada gambar 3. F
8 7
Histogram
Frekuesni
6 5 4 3 2 1 10,5 9,5
Poligon
16,5 18,5 20,5 22,5 12,5 14,5 11,5 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5 23,5
y Nilai
Dari grafik dan tabel terlihat sebagian besar siswa memperoleh nilai matematika antara 17,5 19,5 sebanyak 8 siswa atau sebesar
26,67%, nilai tertinggi antara 21,5 23,5, sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,66%, sedangkan nilai terendah antara 11,5 13,5 sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%. C. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan uji liliefors. a. Kelas eksperimen 52
53
= 0,05
0,086< 0,161 = L(0,05;(30)) maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. b. Kelas kontrol Harga L0 = 0,073 0,05 dan n
30 ,
0,073 < 0,161 = L(0,05;(30)) maka dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dua varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher. Dari lampiran 21 halaman 201 pengujian homogenitas didapat Fhitung F(0,05;(29:29)) = 1,858 pada taraf signifikan = 1,086 dan
pembilang 29 dan derajat kebebasan penyebut 29. Karena 1,086 = Fhitung F0,05(29,29) = 1,858. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kondisi yang homogen. 3. Penafsiran Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian yang telah dirumuskan menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara siswa yang diajarkan dengan metode problem
53
54
posing dengan siswa yang diajarkan menggunakan metode ekspositori terhadap hasil belajar matematika siswa. Hipotesis yang diajukan diuji dengan menggunakan uji-t. Dari perhitungan (lampiran 22 halaman 208) diperoleh nilai thitung = 2,910 dan t(0,975;(58)) = 2,002 dengan taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 58. Terlihat bahwa hasil yang diperoleh t-hitung lebih besar dari t-tabel(thitung = 2,910 > 2,002 =t(0,975;(58))) menyebabkan H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan menggunakan metode problem posing dan metode ekspositori ditolak, sedangkan H1 diterima. Diterimanya H1 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode problem posing dan metode ekspositori. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode problem posing lebih tinggi
dibandingkan dengan yang diajarkan dengan metode ekspositori diantaranya ; siswa yang diajarkan dengan metode problem posing lebih banyak mengerjakan soal yang bervariasi dibandingkan yang diajarkan dengan metode ekspositori, siswa lebih banyak mencari pengetahuanya sendiri dengan banyak menggunakan banyak buku sebagai refrensi dalam pengajuan soal dan siswa lebih termotivasi dalam belajar karena pembelajaran dibuat secara berkelompok sehingga siswa sangat terbantu jika menemukan kesulitan.
54
55
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode problem posing dibandingkan yang diajarkan dengan metode ekspositori pada materi teorema pythagoras. B. Implikasi Penelitian ini menunjukan suatu usaha untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diajarkan dengan menggunakan metode problem posing dan metode ekspositori. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, metode problem posing dapat memberikan kontribusiyang bermanfaat terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa. Oleh karena itu, guru dalam mengajarkan pokok bahasan teorema Pythagoras sebaiknya menggunakan metode problem posing, karena guru membiasakan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar dengan 55 pengajuan soal dan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain. Hal ini mengundang implikasi bahwa untuk menumbuhkan minat dalam belajar dan terutama meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang maksimal, guru matematika diharapkan mampu memilih dan menerapkan metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan. 55
56
Dengan
metode
problem
posing
guru
diharapkan
mampu
menghadirkan suasana belajar yang berbeda agar siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar. Sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam menyelesaikan dan membuat soal matematika sebagai latihan guna menunjang keberhasilan belajar matematika siswa. C. Saran Peneliti menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan ilmu yang dimiliki peneliti serta masih banyak faktor lain yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan sebagai berikut. 1. Guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diberikan agar tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan efesien. 2. Guru hendaknya menggunakan metode problem posing dalam
mengajarkan materi teorema pythagoras. 3. Guru sebelum mengajarkan menggunakan metode problem posing, siswa terlebih dahulu harus memahami konsep-konsep pokok bahasan teorema pythagoras. 4. Guru direkomendasikan untuk memperhatikan pengelolaan kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga setiap siswa dapat ikut aktif dalam belajar.
56
57
57
58
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara __________.2002.Prosedur Penelitian; Suatu MetodePraktek Jakarta: PT Rineka Cipta Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta English, L. D.1997. Promoting a Problem Posing Classroom. Teaching Children Mathematics. November Suherman,E dan Winaraputra,US. 1995. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Depdiknas Frederick H, Bell. 1978. Teaching and Learning Mathematics (in Secondary School). USA: Brown Company Publisher Hornby, A. S. Gatenby, E. V & H. Wakefield. The Advanced Learners Dictionary of Current English. Oxford : OxfordUniversity Press. Hamalik, O.1995. Kurikulum Dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. Menon, Ramakrishnan. 1996. Mathematicl Communication through Student-Constructed Question. Teaching Children Mathematic. V.2, N.9 May 1996, Mudjiono dkk.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Norman E Gronlund. 1985. Measurement And Evaluation In Teaching. USA:Macmillan Publishing Company Syaobih,Nana S.2003.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : P.T. Remaja Rosda Karya. Riduwan, Belajar.2007. Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: ALFABETA. Soeitoe,Samuel.PsikologiPendidikan.Jakarta:FakultasEkonomi niversitas Indonesia Silver, E. A. Mamona-Downs, J.Leung, S and Kenny, P.A. 1996. Problem Posing Mathematical Problem. An Extraordinary Study. Journal for Reaserch in Mathematical Education. (27) 293-309. NTCM 58
59
Slamet. 2006. Upaya Peningkatan Aktifitas Belajar Mahasiswa Melalui Pendekatan Problem Posing pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan. 2(2) Surtini, Sri. 2006. Problem Posing Salah Satu Metode Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Semarang : Jurnal Teldiknas.Vol.2 Suryanto.1998. Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah. PPS IKIP Malang. 4 April 1998 Sagala, Syaiful.2009.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta, Soejana.W, 1986.Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jakarta:Karunika UT Sudjana.2005. MetodeStatistika.Bandung: Tarsito Hakim,Thursan. 2000.Belajar Secara Efektif.Jakarta: Persada Swara. Wina Sanjaya.2006.Strategi Pembelajaran Beroreintasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Webster, Ndkk.2002. The New International Websters Dictionary & Thesaurus Of The English Language. USA : Trident Press International.
59
Lampiran 1
Tabel 5 Jadwal Penelitian SMP Negeri 188Jakarta Timur
Pertemuan keHari, Tanggal/Bulan/Tahun Kamis, 18 November 2010 Kelas VIII-D VIII-E VIII-E VIII-D VIII-D VIII-E VIII-D VIII-E VIII-E VIII-D VIII-D VIII-E VIII-D Waktu 2 x 40 2 x 40 1 x 40 1 x 40 2 x 40 2 x 40 2 x 40 2 x 40 1 x 40 1 x 40 2 x 40 2 x 40 2 x 40 Pukul 08.20 09.40 10.10 11.30 07.40 08.20 11.20 12.00 07.00 08.20 07.00 08.20 08.20 09.40 10.10 11.30 07.40 08.20 11.20 12.00 07.00 08.20 07.00 08.20 08.20 09.40 Kegiatan Mengajar Pokok Bahasan Memahami luas daerah persegi dan luas daerah segitiga. Menemukan teorema pythagoras dengan menggunakan bangun datar persegi. Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika sisi yang lain diketahui. Menentukan jenis segitiga dengan kebalikan teorema Pythagoras, serta menentukan dan memahami triple pythagoras. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya 300, 600, dan 900) Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang.. Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras.
TES PENELITIAN
60
VIII-E
2 x 40
10.10 11.30
Peneliti
Setyowati, S.Pd Khoerul Umam NIP. 131 098 795 NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188
Jakarta
61
Lampiran 2
Tabel 6 SILABUS
: SMP Negeri 188Jakarta Timur : MATEMATIKA : Geometri dan Pengukuran 3.Menggunakan teorema pythagoras dalam pemecahan masalah Penilaian Indikator Menuliskan rumus Teorema Pythagoras dalam bentuk persamaan Teknik
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Menentukan rumus Teorema Pythagoras dengan menggunakan persegi-persegi
Teorema Geometri dan Pythagoras Pengukuran 1.1 Menggunakan rumus Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes tulis Tes uraian Jika panjang sisi siku-siku segitiga 1x40mnt Buku teks, Bekerja sama, adalah a cm dan b cm, dan panjang kertas bernalar, sisi miring c cm, maka tuliskan berpetak, kreatif dan hubungan antara a, b, dan c. model mandiri Pythagoras a c
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Pembentukan Karakter
Menentukan kebalikan rumus Teorema Pythagoras Menyelidiki apakah rangkaian tiga bilangan termasuk tripel Pythagoras
Menentukan kebalikan rumus Teorema Pythagoras Tes tulis Tes uraian Menentukan tripel Pythagoras
b Jika ABC memiliki sisi-sisi a, b, 1x40mnt dan c serta siku-siku di A, maka tuliskan semua hubungan sisi a, sisi b, dan sisi c. Selidikilah apakah bilangan- 1x40mnt bilangan berikut termasuk tripel Pythagoras! a) 3, 4, 5 b) 6, 8, 12 c) 7, 24, 25 Panjang salah satu sisi siku-siku 15 1x40mnt cm, dan panjang sisi miring 17 cm. Hitunglah panjang sisi siku-siku yang lain
Menghitung panjang sisi segitiga sikusiku jika dua sisi lain diketahui
62
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Pembentukan Karakter
Menyelidiki apakah suatu segitiga merupakan segitiga lancip, siku-siku, atau tumpul menggunakan rumus teorema Pythagoras
Menentukan jenis suatu segitiga yang termasuk segitiga lancip, siku-siku, atau tumpul
Tes tulis Tes uraian Selidikilah jenis segitiga berikut! 4x40mnt Apakah merupakan segitiga lancip, siku-siku atau tumpul ?
5 cm
9 cm
6 cm
Menghitung perbandingan sisi sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 30 , 45o, 60o)
Segitiga ABC siku-siku di B. Sudut A = 30o dan panjang AC = 6 cm. Hitunglah panjang sisi AB dan BC.
1.2Memecahkan Teorema masalah pada Pythagoras bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras
Menggunakan rumus teorema Pythagoras untuk menghitung panjang diagonal ,sisi, pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dsb
Tes tulis Tes Uraian Suatu persegi panjang mempunyai 4x40mnt Buku teks, Nalar, teliti, Menghitung panjang 5 cm dan lebar 12 cm. model mandiri, panjang Hitunglah panjang diagonalnya. Pythagoras menghargai diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dsb Sebuah tangga bersandar pada tiang listrik sepanjang 5 m. Berapakah jarak ujung bawah tangga terhadap tiang listrik jika tinggi tiang listrik 4 m!
63
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Pembentukan Karakter
64
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (RPP)
I.
Standar Kompetensi
Menggunakan teorema pythagoras dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar: Menggunakan teorema pythagoras dalam pemecahan masalah.
III. Indikator
1. Memahami luas persegi dan luas segitiga siku-siku. 2. Menemukan teorema pythagoras dengan menggunakan bangun datar persegi.
IV. Tujuan Pembelajaran : a. Peserta didik dapat memahami luas persegi dan luas segitiga siku-siku. b. Peserta didik dapat menemukan teorema pythagoras dengan menggunkan bangun datar persegi. V. Materi Ajar Luas persegi dan luas segitiga siku-siku D C
A B Sebuah persegi ABCD yang panjang sisinya s satuan panjang. S R l P p Q Luas Persegi ABCD = sisi x sisi L=s x s L = s2 Sebuah persegi panjang PQRS yang panjangnya p dan lebarnya l satuan. Diagonal QS membagi persegi panjang PQRS menjadi dua buah segitiga siku-siku, yaitu PQS dan QRS. Luas persegi 65
panjang PQRS sama dengan jumlah luas PQS dan QRS. Adapun luas PQS sama dnengan luas QRS, sehingga diperoleh, Luas PQS = Luas QRS
Karena persegi panjang PQRS berukuran panjang p dan lebar l, luas PQS = x p x latau Luas segitiga siku-siku = x alas x tinggi Menemukan teorema Pythagoras
D b Q c A c P a a R c b C c S H c N b b b2 K c b B E b L M
c2 c
a2
a c b
a a
c2
b2
O c F
ii Gambar 2.5
iii
Ambilah dua potong kertas berbentuk persegi panjang berukuran (b+c) cm seperti tampak pada gambar 2.5 (i) dan (ii). Kita akan menemukan hubungan antara besernya a, b, dan c. Gambar 2.5 (i) menunjukkan persegi ABCD berukuran (b+c) cm. Pada keempat sudutnya buatlah empat segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-sikunya b cm dan c cm. Dari gambar 2.5 (i) tampak bahwa luas persegi ABCD sama dengan luas persegi (luas daerah yang tidak diarsir) ditambah luas empat segitiga siku-siku (luas daerah yang diarsir), sehingga diperoleh Luas daerah yang diarsir = 4 Luas daerah yang diarsir = 4 =4 x x b x c + a2 = 2bc +a2 Lalu buatkah persegi EFGH berukuran seperti gambar 2.5 (ii). Pada dua buah sudutnya buatlah empat segitiga siku-siku sedemikian sehingga membentuk dua persegi panjang berukuran (b x c) cm. x luas ARQ + luas daerah yang tidak diarsir x luas ARQ + luas PQRS
66
Dari gambar 2.5 (ii) tampak bahwa luas persegi EFGH sama dengan luas persegi (luas daerah yang tidak diarsir ditambah luas empat segitiga siku-siku luas daerah yang diarsir sehingga diperoleh Luas daerah yang diarsir = luas dua persegi panjang =2xbxc = 2bc Luas daerah yang tidak diarsir = luas persegi KMGN + luas persegi OFML = (b x b) + (c x c) = b2 + c2 Dari Gambar diperoleh Luas persegi ABCD = luas persegi EFGH 2bc +a2 = b2 + c2 + 2bc a2 = b2 + c2 VI. Alokasi Waktu VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama A. Kegiatan Awal : Pendidik mengajak peserta didik untuk belajar dalam bentuk kelompok. Kemudian peserta didik mengajukan kelompok masing-masing yang terdiri dari 4-5 peserta didik kepada pendidik. Apabila peserta didik sudah terbagi dalam beberapa kelompok. : 2 jam pelajaran : Problem posing. tampak bahwa ukuran persegi ABCD = ukuran EFGH, sehingga
Apersepsi Motivasi
: Peserta didik diingatkan tentang luas persegi dan luas segitiga siku-siku. : Apabila peserta didik sudah memahami bentuk luas persegi dan luas segitiga siku-siku. Pendidik membimbing peserta didik untuk
67
B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Pendidik menjelaskan cara menemukan teorema pythagoras dengan menggunakan definisi luas persegi dan luas segitiga siku-siku. 2. Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama membahas contoh mengenai penyelesaian teorema pythagoras. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menyelesaikan soal teorema pythagoras. 4. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengajukan soal yang berkaitan dengan definisi teorema pythagoras secara berkelompok. 5. Pendidik membimbing peserta didik pada saat mengerjakan tugas. 6. Pendidik akan menukarkan soal yang diajukan peserta didik untuk ditukarkan dengan kelompok lainnya. 7. Peserta didik menjawab soal yang telah diajukan kelompoknya dan diajukan kelompok lain 8. Peserta didik mempresentasikan soal-soal yang telah dikerjakan. Konfirmasi 9. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menyelesaikan teorema pythagoras. C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik memberikan tes formatif 1 kepada peserta didik. 2. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 3. Pendidik menginformasikan materi selanjutnya. 4. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
IX.
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
68
X.
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
69
TES FORMATIF 1
Nama : Kelas : Indikator : Memahami luas persegi dan luas segitiga sikusiku, menemukan teorema pythagoras dengan menggunakan bangun datar persegi.
Nilai
Tanda Tangan
Soal 1. Hitunglah luas daerah segitiga ABC yang berada pada bangun persegi di bawah ini,
C 4 cm D
Jawaban
2.
Gunakan
teorema
Pythagoras
untuk
70
NO TEKNIK PENSKORAN 1.
C 4 cm D
SKOR
SKOR
2 8 2
2.
b
2
a
Jumlah
16
16
Nilai :
71
I.
Standar Kompetensi
III. Indikator
Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga sikusiku jika kedua sisi lain diketahui.
IV. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. V. Materi Ajar Penggunaan teorema pythagoras. Teorema pythagoras menyatakan hubungan antara panjang setiap sisi sebuah segitiga siku-siku. Perhatikah segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku di C berikut ini B a c c2 = a2 + b2 b2 = c2- a2 a2 = c2- b2
Penggunaan teorema pythagaras meliputi perhitungan panjang sisi segitiga siku-siku, perhitungan jarak antara dua titik, perhitungan sisi-sisi segitiga siku-siku untuk sudut istimewa, dan penyelesaian pada bangun datar dan bangun ruang. VI. Alokasi Waktu VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran : 2 jam pelajaran : Problem posing.
72
Pertemuan Kedua A. Kegiatan Awal : Apersepsi : Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami teorema pythagoras. Pendidik membimbing peserta didik untuk menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Pendidik menjelaskan cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. 2. Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama membahas contoh mengenai penyelesaian menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menyelesaikan soal yang berkaitan tentang menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. 4. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengajukan soal yang berkaitan dengan menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui secara berkelompok. 5. Pendidik membimbing peserta didik pada saat mengerjakan tugas. 6. Pendidik akan menukarkan soal yang diajukan peserta didik untuk ditukarkan dengan kelompok lainnya. 7. Peserta didik menjawab soal yang telah diajukan kelompoknya dan diajukan kelompok lain 8. Peserta didik mempresentasikan soal-soal yang telah dikerjakan. Konfirmasi 9. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik memberikan tes formatif 2 kepada peserta didik. 73
2. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 3. Pendidik menginformasikan materi selanjutnya. 4. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
IX.
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002
X.
Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir.
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
74
TES FORMATIF 2 Nama : Kelas : Indikator : Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui Nilai Tanda Tangan
Soal 1. Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan AB = 6 cm dan BC = 8 cm. Hitunglah panjang AC ? 2. Diketahui segitiga DEF siku-siku di E dengan DF = 5 cm dan EF = 3 cm. Hitunglah panjang DE ? 3. Diketahui segitiga CDE siku-siku di D dengan CE = 13 cm dan CD = 12 cm. Hitunglah panjang DE ?
Jawaban
75
NO 1
TEKNIK PENSKORAN
SKOR
SKOR
C
2
A
1 1 1 1 1
F
1 1 1 1 1 1
Dengan menggunakan teorema Pythagoras berlaku DF2=EF2+DE2 DE2=DF2-EF2 DE2=52-32 DE2=25-9 DE2=16 DE = cm 3.
E
2
Dengan menggunakan teorema Pythagoras berlaku CE2=CD2+DE2 DE2=CE2-CD2 DE2=132-52 DE2=169-25 DE2=144 DE = cm Jumlah
8 1 1 1 1 1 1 23 23
Nilai :
76
IV. Indikator
1. Menentukan jenis segitiga dengan kebalikan teorema pythagoras. 2. Menentukan dan memahami triple pythagoras.
V. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan jenis segitiga dengan kebalikan teorema pythagoras 2. Peserta didik dapat menentukan dan memahami triple pythagoras.
VI. Materi Ajar Jenis-jenis segitiga ; (a). Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut siku-siku. (b). lancip. (c). tumpul. Triple Pythagoras Triple pythagoras adalah tiga bilangan yang merupakan suatu kesatuan dalam menyusun suatu teorema pyhtagoras. Salah satu contohnya adalah 3, 4, 5. Bilangan 3 jika Jika kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut Jika kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut
dikuadratkan akan menghasilkan angka 9, lalu bilangan angka 4 jika dikuadratkan akan menghasilkan angka 16.Bila 5 dikuadratkan akan menghasilkan 25. Bila kedua angka 9 dan 16 dijumlahkan akan berjumlah 25. Maka 32 +42 =52 karena 9 + 16 = 25.
77
Metode Pembelajaran
IX. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga A. Kegiatan Awal : Apersepsi : Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami cara menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui. Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. . B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Pendidik menjelaskan cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. 2. Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama membahas contoh mengenai penyelesaian cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. 4. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengajukan soal yang berkaitan dengan cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. 5. Pendidik membimbing peserta didik pada saat mengerjakan tugas. 6. Pendidik akan menukarkan soal yang diajukan peserta didik untuk ditukarkan dengan kelompok lainnya. 7. Peserta didik menjawab soal yang telah diajukan kelompoknya dan diajukan kelompok lain 8. Peserta didik mempresentasikan soal-soal yang telah dikerjakan. Konfirmasi 9. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema Pythagoras. 78
C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik memberikan tes formatif 3 kepada peserta didik. 2. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 3. Pendidik menginformasikan materi selanjutnya. 4. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
XI. Penilaian Instrumen penilaian ,kriteria jawaban dan kriteria penilaian telah terlampir.
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
79
TES FORMATIF 3
Nama : Kelas : Menentukan jenis segitiga dengan kebalikan teorema Pythagoras, menentukan dan memahami triple pythagoras.
Jawaban
a. 2, 3, 4 b. 12, 5, 13 c. 4, 3, 5
80
JAWABAN TES FORMATIF 3 NO 1 TEKNIK PENSKORAN d. 3 cm, 5 cm, 4 cm a2=b2+c2 52=32+42 25 = 9 +16 SKOR 1 1 1 2 SKOR
1 1 25 = 25, Karena 52=32+42, maka segitiga ini termasuk jenis segitiga 1 2 siku-siku
15
e. 4 cm, 5 cm, 6 cm
a2=b2+c2 62=52+42 2.
1 1 1 2
1 1 2 2 2 36 = 41, Karena 6 < 5 +4 , maka segitiga ini termasuk jenis segitiga 1 2 lancip 1 1 f. 1 cm, 2 cm, 3 cm 1 2 2 2 2 a =b +c 36 = 25 +16 32=12+22 1 1 9 = 1 +4 1 2 2 2 9 = 5, Karena 3 >1 +2 , maka segitiga ini termasuk jenis segitiga 2 tumpul.
15
d. 2, 3, 4
a2=b2+c2 42=32+22 16 = 9 +4 16 = 14, Karena 42>32+22, maka a bukan termasuk triple pythagoras
81
e. 12, 5, 13
a2=b2+c2 132=122+52 169 = 144 +25 169 = 169, Karena 132=122+52, maka a termasuk triple Pythagoras
f. 4, 3, 5
a2=b2+c2 52=32+42 25 = 9 +16 25 = 25, Karena 52=32+42, maka a termasuk triple pythagoras
Jumlah
30
30
Nilai :
82
I.
Standar Kompetensi
III. Indikator
Peserta didik dapat menentukan teorema pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.
V. Materi Ajar Perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan sudut khusus a. 300 dan 600 Segitiga ABC di samping adalah segitiga sama sisi dengan AB=BC= AC 2x cm dan A = c B= C = 600. Karena CD tegak lurus AB, maka CD merupakan garis tinggi sekaligus garis bagi BCD = 300 Diketahui ADC = BDC
600 A D B C
300 300 2x cm
C,sehingga
ACD =
Titik D adalah titik tengah AB, di mana AB = 2x cm, sehingga panjang BD = x cm. Perhatikan CBD Dengan menggunakan teorema pythagoras diperoleh CD2 = BC2 BC2
83
Segitiga ABC pada gambar adalah segitiga siku-siku sama kaki. 0 45 Sudut B siku-siku dengan panjang AB = BC = x cm dan A= C = 450
450 A B
Dengan demikian, diperoleh perbandingan AB : BC : AC = x : x : x =1 : 1 : 1 VI. Alokasi Waktu VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Keempat A. Kegiatan Awal : Apersepsi : Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami cara menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). . B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Pendidik menjelaskan cara menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). : 2 jam pelajaran : Problem posing.
84
2. Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama membahas contoh mengenai penyelesaian cara perhitungan tentang perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600).. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara cara perhitungan tentang perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). 4. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengajukan soal yang berkaitan dengan perhitungan tentang perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). 5. Pendidik membimbing peserta didik pada saat mengerjakan tugas. 6. Pendidik akan menukarkan soal yang diajukan peserta didik untuk ditukarkan dengan kelompok lainnya. 7. Peserta didik menjawab soal yang telah diajukan kelompoknya dan diajukan kelompok lain 8. Peserta didik mempresentasikan soal-soal yang telah dikerjakan. Konfirmasi 9. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara cara perhitungan tentang perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik memberikan tes formatif 4 kepada peserta didik. 2. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 3. Pendidik menginformasikan materi selanjutnya. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
85
X. Penilaian Instrumen penilaian,kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir. Jakarta, 26 Novemver 2010 Peneliti
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
86
TES FORMATIF 4
Nilai
Tanda Tangan
Jawaban
2.
87
B
5
A
C dengan 900 A = 300 1 1
15
Berdasarkan perbandingan sisi-sisiABC, diperoleh AB: BC = 1 : 2 BC = x AB = x 6 cm = 3 cm. 1 1 1 b. AB = c = 6 cm, menghadap AC = b = ? cm menghadap C dengan 900 A = 900 - 300= 600 1 1 Berdasarkan perbandingan sisi-sisiABC, diperoleh AB: AC = 2 : AC = x AB x 1 = x 6 cm x Jadi, panjang AC = 3 cm. =3 cm. 1 1 15
2.
A
C = 450
a. AB = c, menghadap
88
1 1 2
b. BC = a, menghadap
A = 900 B = 450 1 1
AC = b = 3 m, menghadap
Berdasarkan perbandingan sisi BAC, diperoleh AC: BC = 1 : Jadi, panjang BC = 3 Jumlah BC = AC cm. = 3 cm.
1 1 1 30
30
Nilai :
89
I.
Standar Kompetensi
Menggunakan teorema pythagoras dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar: Memecahkan masalah pada bangun datar teorema pythagoras. III. Indikator : Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar. Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun ruang. IV. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar. Peserta didik dapat menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun ruang. V. Materi Ajar H E F a cm G dan bangun ruang yang berkaitan dengan
D A a cm B
C a cm
Diagonal bidang datar Perhatikan kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm pada gambar diatas. Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada suatu bidang datar. Diagonal sisi kubus tersebut antara lain akan menentukan panjang diagonal sisi . 90 Misalkan kita
Perhatikan persegi ABCD. Adalah salah satu diagonal sisi bidang ABCD. Sekarang perhatikan ABD. Karena ABD siku-siku di A, maka dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
cm Diagonal Ruang Perhatikan Kubus ABCD.EFGH. Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu bangun ruang. Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH antara lain dan . Perhatikan BDH siku-siku di titik D, maka untuk dapat dicari dengan menggunakan teorema
cm
VI.
Alokasi Waktu
VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kelima A. Kegiatan Awal :
Apersepsi : Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami cara menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami cara
menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun datar dan bangun ruang. . B. Kegiatan Inti : 91
Ekplorasi 1. Pendidik menjelaskan cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun datar dan bangun ruang. 2. Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama membahas contoh mengenai penyelesaian cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun datar dan bangun ruang. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun datar dan bangun ruang. 4. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengajukan soal yang berkaitan dengan menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun datar dan bangun ruang. 5. Pendidik membimbing peserta didik pada saat mengerjakan tugas. 6. Pendidik akan menukarkan soal yang diajukan peserta didik untuk ditukarkan dengan kelompok lainnya. 7. Peserta didik menjawab soal yang telah diajukan kelompoknya dan diajukan kelompok lain 8. Peserta didik mempresentasikan soal-soal yang telah dikerjakan. Konfirmasi 9. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun datar dan bangun ruang. C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik memberikan tes formatif 5 kepada peserta didik. 2. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 3. Pendidik menginformasikan materi selanjutnya. 4. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur). IX. Alat / Sumber / Bahan Belajar : Buku Matematika Konsep dan
Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas.
92
Buku
Bimbingan
Pemantapan
Matematika.
X.
Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir. Jakarta, 29 Novemver 2010 Peneliti
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
93
TES FORMATIF 5
Nama : Kelas :
Nilai
Indikator : Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang.
Tanda Tangan
Soal
Jawaban
1. l=?
8 cm
ABCD. Hitunglah
panjang ABCD?
2.
H E D F
A B Diberikan kubus ABCD. EFGH. Panjang setiap rusuknya 5 cm. Hitunglah ; a. Panjang ruas garis BD b. Panjang ruas garis HB
94
A l=? D
AC2=AD2+DC2 AD2=AC2 - DC2 AD2=102 - 82 AD2=100 64 AD2=36 = = 6 cm.
8 cm
C
1 1 1 2 10
1 1 1 2
Maka luas persegi panjang ABCD adalah Luas ABCD = panjang x lebar Luas ABCD = 8 cm x 6 cm Luas ABCD = 48 cm2
2.
H E D A
BD =AB +AD BD =5 +5
2 2 2 2 2 2 2
G F
10
C B
1 1 1 2
BD =25 + 25 BD= =5 cm
HB2=BD2+DH2
95
+52
1 1 cm 2
Jumlah
20
20
Nilai :
96
I.
Standar Kompetensi
Menggunakan teorema pythagoras dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar: Memecahkan masalah pada bangun datar teorema pythagoras. III. Indikator : Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras. IV. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema Pythagoras. V. Materi Ajar Penerapan teorema pythagoras dalam kehidupan Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan masalah-masalah yang memanfaatkan teorema pythagoras. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut akan lebih mudah jika kita lukiskan sketsanya. Contoh ; Sebuah kapal berlayar 8 km ke arah selatan dan dilanjutkan ke arah barat sejauh 6 km. hitunglah jauhnya kapal itu berlayar dari titik awal jika ditarik garis lurus? Jawab ; Perhatikan gambar di bawah ini ; dan bangun ruang yang berkaitan dengan
a =10 km
VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Keenam A. Kegiatan Awal :
Apersepsi : Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun datar dan bangun ruang. Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras . B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Pendidik menjelaskan cara menggunakan teorema pythagoras cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema Pythagoras. 2. Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama membahas contoh mengenai penyelesaian cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema Pythagoras. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menggunakan teorema pythagoras untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras. 4. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengajukan soal yang berkaitan dengan perhitungan tentang menggunakan teorema pythagoras untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras. 5. Pendidik membimbing peserta didik pada saat mengerjakan tugas. 6. Pendidik akan menukarkan soal yang diajukan peserta didik untuk ditukarkan dengan kelompok lainnya. 7. Peserta didik menjawab soal yang telah diajukan kelompoknya dan diajukan kelompok lain 8. Peserta didik mempresentasikan soal-soal yang telah dikerjakan. 98
Konfirmasi 9. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema Pythagoras. C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik memberikan tes formatif 6 kepada peserta didik. 2. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 3. Pendidik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
IX.
Buku
Matematika
Konsep
dan
Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
X.
Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir. Jakarta, 2 Desember 2010 Peneliti
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
99
TES FORMATIF 6
Nama : Kelas : Indikator : Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras .
Nilai
Tanda Tangan
Soal
Jawaban
100
JAWABAN TES FORMATIF 6 NO 1 TEKNIK PENSKORAN Perhatikan gambar di bawah ini ; SKOR SKOR
a =8 km
1 1
b = 6 km
1 2 10
2.
b = 5 km =12
1 1 1 2 Misalkan a = 12 km dan b = 5 km, maka berdasarkan teorema Pythagoras diperoleh ; c2 = a2 + b2 c2 = 122 + 52 c2 = 144 + 25 c= = 13 km. 1 1 1 2 10
a km
101
Jumlah
20
20
Nilai :
102
I.
Standar Kompetensi
III. Indikator
1. Memahami luas persegi dan luas segitiga siku-siku. 2. Menemukan teorema pythagoras dengan menggunakan bangun datar persegi.
IV. Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik dapat memahami luas persegi dan luas segitiga siku-siku. 2. Peserta didik dapat menemukan teorema pythagoras dengan menggunkan bangun datar persegi. V. Materi Ajar Luas persegi dan luas segitiga siku-siku D C
Sebuah persegi ABCD yang panjang sisinya s satuan panjang. Luas Persegi ABCD = sisi x sisi L=s x s L = s2 Sebuah persegi panjang PQRS yang panjangnya p dan lebarnya l satuan. Diagonal QS S R l P p Q 103 membagi persegi panjang PQRS menjadi dua buah segitiga siku-siku, yaitu PQS dan QRS. Luas persegi panjang PQRS sama dengan jumlah luas PQS dan
QRS. Adapun luas PQS sama dnengan luas QRS, sehingga diperoleh, Luas PQS = Luas QRS
Karena persegi panjang PQRS berukuran panjang p dan lebar l, luas PQS = x p x latau Luas segitiga siku-siku = x alas x tinggi Menemukan teorema Pythagoras
D b Q c A c P a a R c b C c S H c N b a b b B c E b b b2 K L M c2 c G
a2
a c b
c2
b2
O c F
iii
ii Gambar 2.5
Ambilah dua potong kertas berbentuk persegi panjang berukuran (b+c) cm seperti tampak pada gambar 2.5 (i) dan (ii). Kita akan menemukan hubungan antara besernya a, b, dan c. Gambar 2.5 (i) menunjukkan persegi ABCD berukuran (b+c) cm. Pada keempat sudutnya buatlah empat segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-sikunya b cm dan c cm. Dari gambar 2.5 (i) tampak bahwa luas persegi ABCD sama dengan luas persegi (luas daerah yang tidak diarsir) ditambah luas empat segitiga siku-siku (luas daerah yang diarsir), sehingga diperoleh Luas daerah yang diarsir = 4 Luas daerah yang diarsir = 4 =4 x x b x c + a2 = 2bc +a2 Lalu buatkah persegi EFGH berukuran seperti gambar 2.5 (ii). Pada dua buah sudutnya buatlah empat segitiga siku-siku sedemikian sehingga membentuk dua persegi panjang berukuran (b x c) cm. 104 x luas ARQ + luas daerah yang tidak diarsir x luas ARQ + luas PQRS
Dari gambar 2.5 (ii) tampak bahwa luas persegi EFGH sama dengan luas persegi (luas daerah yang tidak diarsir ditambah luas empat segitiga siku-siku luas daerah yang diarsir sehingga diperoleh Luas daerah yang diarsir = luas dua persegi panjang =2xbxc = 2bc Luas daerah yang tidak diarsir = luas persegi KMGN + luas persegi OFML = (b x b) + (c x c) = b2 + c2 Dari Gambar diperoleh Luas persegi ABCD = luas persegi EFGH 2bc +a2 = b2 + c2 + 2bc a2 = b2 + c2 VI. Alokasi Waktu VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran : 2 jam pelajaran : Ekspositori. tampak bahwa ukuran persegi ABCD = ukuran EFGH, sehingga
Pertemuan Pertama A. Kegiatan Awal : Apersepsi : Peserta didik diingatkan tentang luas persegi dan luas segitiga sikusiku. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami bentuk luas persegi dan luas segitiga siku-siku. Pendidik membimbing peserta didik untuk
menemukan teorema pythagoras. B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Melalui Tanya Jawab dengan peserta didik membahas bentukcara menemukan teorema pythagoras.
105
2. Peserta didik menuliskan beberapa contoh bentuk cara menemukan teorema pythagoras. dan mendiskusikannya dengan peserta didik lain. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menemukan teorema pythagoras. 4. Peserta didik membahas contoh-contoh soal yang diberikan pendidik bersama peserta didik lainnya. 5. Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. 6. Pendidik dan peserta didik berdiskusi tentang soal-soal yang belum dapat dipahami. Konfirmasi 7. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menemukan teorema pythagoras.
C. Kegiatan Penutup 5. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 6. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
IX.
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002
106
X.
Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir. Jakarta,18 November 2010 Peneliti
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
107
TES FORMATIF 1 Nama : Kelas : Indikator : Memahami luas persegi dan luas segitiga sikusiku, menemukan teorema pythagoras dengan menggunakan bangun datar persegi. Tanda Tangan Nilai
Soal 3. Hitunglah luas daerah segitiga ABC yang berada pada bangun persegi di bawah ini,
C 4 cm D
Jawaban
4.
Gunakan
teorema
Pythagoras
untuk
108
NO TEKNIK PENSKORAN 1.
C 4 cm D
SKOR
SKOR
2 8 2
2.
b
2
a
Jumlah
16
16
Nilai :
109
I. Standar Kompetensi
III. Indikator
Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga sikusiku jika kedua sisi lain diketahui.
IV. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. V. Materi Ajar Penggunaan teorema pythagoras. Teorema pythagoras menyatakan hubungan antara panjang setiap sisi sebuah segitiga siku-siku. Perhatikah segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku di C berikut ini B a c c2 = a2 + b2 b2 = c2- a2 a2 = c2- b2
Penggunaan teorema pythagaras meliputi perhitungan panjang sisi segitiga sikusiku, perhitungan jarak antara dua titik, perhitungan sisi-sisi segitiga siku-siku untuk sudut istimewa, dan penyelesaian pada bangun datar dan bangun ruang.
VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua A. Kegiatan Awal : Apersepsi : Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami cara menemukan teorema pythagoras. Pendidik membimbing peserta didik menggunakan
teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Melalui Tanya Jawab dengan peserta didik membahas tentang cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. 2. Pendidik memberikan beberapa contoh penyelesaian tentang cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui dan mendiskusikannya dengan peserta didik. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. 4. Peserta didik membahas contoh-contoh soal yang diberikan pendidik bersama peserta didik lainnya. 5. Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. 6. Pendidik dan peserta didik berdiskusi tentang soal-soal yang belum dapat dipahami. Konfirmasi 7. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui.
C. Kegiatan Penutup
111
1. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 2. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
IX. Alat / Sumber / Bahan Belajar : Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
X.
Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir. Jakarta, 23 November 2010 Peneliti
112
TES FORMATIF 2
Nama : Kelas : Indikator : Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui
Soal 4. Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan AB = 6 cm dan BC = 8 cm. Hitunglah panjang AC ? 5. Diketahui segitiga DEF siku-siku di E dengan DF = 5 cm dan EF = 3 cm. Hitunglah panjang DE ? 6. Diketahui segitiga CDE siku-siku di D dengan CE = 13 cm dan CD = 12 cm. Hitunglah panjang DE ?
Jawaban
113
NO 1
TEKNIK PENSKORAN
SKOR
SKOR
C
2
A
1 1 1 1 1 cm
2.
2 8
F
1 1 1 1 1 1 cm 8
Dengan menggunakan teorema Pythagoras berlaku DF2=EF2+DE2 DE2=DF2-EF2 DE2=52-32 DE2=25-9 DE2=16 DE =
3.
114
Jumlah
Nilai :
115
I.
Standar Kompetensi
III. Indikator
1. Menentukan jenis segitiga dengan kebalikan teorema pythagoras. 2. Menentukan dan memahami triple pythagoras. IV. Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat Menentukan jenis segitiga dengan kebalikan teorema pythagoras 2. Peserta didik dapat Menentukan dan memahami triple pythagoras.
V. Materi Ajar Jenis-jenis segitiga ; a. Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut siku-siku. b. Jika kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut lancip. c. Jika kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut tumpul. Triple Pythagoras Triple pythagoras adalah tiga bilangan yang merupakan suatu kesatuan dalam menyusun suatu teorema pyhtagoras. Salah satu contohnya adalah 3, 4, 5. Bilangan 3 jika
dikuadratkan akan menghasilkan angka 9, lalu bilangan angka 4 jika dikuadratkan akan menghasilkan angka 16.Bila 5 dikuadratkan akan menghasilkan 25. Bila kedua angka 9 dan 16 dijumlahkan akan berjumlah 25. Maka 32 +42 =52 karena 9 + 16 = 25.
116
VI. Alokasi Waktu VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga A. Kegiatan Awal : Apersepsi
: Peserta didik diingatkan tentang cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui.
Motivasi
: Apabila peserta didik sudah memahami cara menggunakan teorema pythagoras dalam menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lain diketahui. Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras.
B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Melalui Tanya Jawab dengan peserta didik membahas cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. 2. Peserta didik menuliskan beberapa contoh penyelesaian tentang cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. 4. Peserta didik membahas contoh-contoh soal yang diberikan pendidik bersama peserta didik lainnya. 5. Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. 6. Pendidik dan peserta didik berdiskusi tentang soal-soal yang belum dapat dipahami. Konfirmasi 7. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 2. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur). 117
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
X. Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir.
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
118
TES FORMATIF 3
Nama : Kelas : Menentukan jenis segitiga dengan kebalikan teorema Pythagoras, menentukan dan
Nilai
Tanda Tangan
Jawaban
g. 2, 3, 4 h. 12, 5, 13 i.
4, 3, 5
119
JAWABAN TES FORMATIF 3 NO 1 TEKNIK PENSKORAN j. 3 cm, 5 cm, 4 cm a2=b2+c2 52=32+42 25 = 9 +16 SKOR 1 1 1 2 SKOR
1 1 25 = 25, Karena 52=32+42, maka segitiga ini termasuk jenis segitiga 1 2 siku-siku
15
k. 4 cm, 5 cm, 6 cm
a2=b2+c2 62=52+42 2.
1 1 1 2
1 1 2 2 2 36 = 41, Karena 6 < 5 +4 , maka segitiga ini termasuk jenis segitiga 1 2 lancip 1 1 l. 1 cm, 2 cm, 3 cm 1 2 2 2 2 a =b +c 36 = 25 +16 32=12+22 1 1 9 = 1 +4 1 2 2 2 9 = 5, Karena 3 >1 +2 , maka segitiga ini termasuk jenis segitiga 2 tumpul.
15
j. 2, 3, 4
a2=b2+c2 42=32+22 16 = 9 +4 16 = 14, Karena 42>32+22, maka a bukan termasuk triple pythagoras
120
k. 12, 5, 13
a2=b2+c2 132=122+52 169 = 144 +25 169 = 169, Karena 132=122+52, maka a termasuk triple Pythagoras
l. 4, 3, 5
a2=b2+c2 52=32+42 25 = 9 +16 25 = 25, Karena 52=32+42, maka a termasuk triple pythagoras
Jumlah
30
30
Nilai :
121
I.
Standar Kompetensi
III. Indikator
Menentukan teorema pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa. IV. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menentukan teorema pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.
V. Materi Ajar Perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan sudut khusus a. 300 dan 600 Segitiga ABC di samping adalah segitiga sama sisi dengan AB=BC= AC 2x cm dan A = c B= C = 600. Karena CD tegak lurus AB, maka CD merupakan garis tinggi sekaligus garis bagi BCD = 300 Diketahui ADC = BDC
600 A D B C
300 300 2x cm
C,sehingga
ACD =
Titik D adalah titik tengah AB, di mana AB = 2x cm, sehingga panjang BD = x cm. Perhatikan CBD Dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh CD2 = BC2 BC2
122
Segitiga ABC pada gambar adalah segitiga siku-siku sama kaki. 0 45 Sudut B siku-siku dengan panjang AB = BC = x cm dan A= C = 450
450 A B
Dengan demikian, diperoleh perbandingan AB : BC : AC = x : x : x =1 : 1 : 1 VI. Alokasi Waktu VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Keempat A. Kegiatan Awal : Apersepsi : Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya. Motivasi : Apabila peserta didik sudah memahami cara menentukan jenis-jenis segitiga melalui teorema pythagoras. Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami cara menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Melalui Tanya Jawab dengan peserta didik membahas tentang cara menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). : 2 jam pelajaran : Ekspositori.
123
2. Pendidik memberikan beberapa contoh penyelesaian tentang perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara penyelesaian tentang perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). 4. Peserta didik membahas contoh-contoh soal yang diberikan pendidik bersama peserta didik lainnya. 5. Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. 6. Pendidik dan peserta didik berdiskusi tentang soal-soal yang belum dapat dipahami. Konfirmasi 7. Peserta didik melakukan refleksi tentang penyelesaian perbandingan sisi-sisi
segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 2. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
124
X. Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir. Jakarta, 25 Novemver 2010 Peneliti
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
125
TES FORMATIF 4
Nilai
Tanda Tangan
Jawaban
2.
126
B
5
A
C dengan 900 A = 300 1 1
15
Berdasarkan perbandingan sisi-sisiABC, diperoleh AB: BC = 1 : 2 BC = x AB = x 6 cm = 3 cm. 1 1 1 d. AB = c = 6 cm, menghadap AC = b = ? cm menghadap C dengan 900 A = 900 - 300= 600 1 1 Berdasarkan perbandingan sisi-sisiABC, diperoleh AB: AC = 2 : AC = x AB x 1 = x 6 cm x Jadi, panjang AC = 3 cm. =3 cm. 1 1 15
2.
A
C = 450
c. AB = c, menghadap
127
1 1 2
d. BC = a, menghadap
A = 900 B = 450 1 1
AC = b = 3 m, menghadap
Berdasarkan perbandingan sisi BAC, diperoleh AC: BC = 1 : Jadi, panjang BC = 3 Jumlah BC = AC cm. = 3 cm.
1 1 1 30
30
Nilai :
128
I.
Standar Kompetensi
II. Kompetensi Dasar: Memecahkan masalah pada bangun datar teorema pythagoras. dan bangun ruang yang berkaitan dengan
III. Indikator : 1. Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar.
IV. Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik dapat menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar.
V. Materi Ajar H E F a cm G
D A a cm B
C a cm
Diagonal bidang datar Perhatikan kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm pada gambar diatas. Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada suatu bidang datar. Diagonal sisi kubus tersebut antara lain akan menentukan panjang diagonal sisi . Misalkan kita
129
Perhatikan persegi ABCD. Adalah salah satu diagonal sisi bidang ABCD. Sekarang perhatikan ABD. Karena ABD siku-siku di A, maka dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
cm Diagonal Ruang Perhatikan Kubus ABCD.EFGH. Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu bangun ruang. Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH antara lain dan . Perhatikan BDH siku-siku di titik D, maka untuk dapat dicari dengan menggunakan teorema
VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kelima A. Kegiatan Awal : Apersepsi
: Peserta didik diingatkan tentang menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600)
Motivasi
Apabila
peserta
didik
sudah
memahami
cara
menghitung
perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600). Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang.
130
B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Melalui Tanya Jawab dengan peserta didik membahas tentang cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang. 2. Pendidik memberikan beberapa contoh penyelesaian tentang cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang. 4. Peserta didik membahas contoh-contoh soal yang diberikan pendidik bersama peserta didik lainnya. 5. Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. 6. Pendidik dan peserta didik berdiskusi tentang soal-soal yang belum dapat dipahami. Konfirmasi 7. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang. C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 2. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
IX.
Buku
Matematika
Konsep
dan
Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika.
131
X.
Penilaian
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
132
TES FORMATIF 5
Nama : Kelas :
Nilai
Indikator : Menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi pada bangun datar dan diagonal ruang pada bangun ruang.
Tanda Tangan
Soal
Jawaban
3. l=?
8 cm
ABCD. Hitunglah
panjang ABCD?
4.
H E D F
A B Diberikan kubus ABCD. EFGH. Panjang setiap rusuknya 5 cm. Hitunglah ; c. Panjang ruas garis BD d. Panjang ruas garis HB
133
A l=? D
AC2=AD2+DC2 AD2=AC2 - DC2 AD2=102 - 82 AD2=100 64 AD2=36 = = 6 cm.
8 cm
C
1 1 1 2 10
1 1 1 2
Maka luas persegi panjang ABCD adalah Luas ABCD = panjang x lebar Luas ABCD = 8 cm x 6 cm Luas ABCD = 48 cm2
2.
H E D A
BD =AB +AD BD =5 +5
2 2 2 2 2 2 2
G F
10
C B
1 1 1 2
BD =25 + 25 BD= =5 cm
HB2=BD2+DH2
134
+52
1 1 cm 2
Jumlah
20
20
Nilai :
135
II. Kompetensi Dasar: Memecahkan masalah pada bangun datar teorema pythagoras. dan bangun ruang yang berkaitan dengan
III. Indikator : Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras. IV. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras. V. Materi Ajar Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan masalah-masalah yang memanfaatkan teorema pythagoras. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut akan lebih mudah jika kita lukiskan sketsanya. Contoh ; Sebuah kapal berlayar 8 km ke arah selatan dan dilanjutkan ke arah barat sejauh 6 km. hitunglah jauhnya kapal itu berlayar dari titik awal jika ditarik garis lurus? Jawab ; Perhatikan gambar di bawah ini ;
a =10 km
VII. Metode Pembelajaran VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Keenam A. Kegiatan Awal : Apersepsi
: Pendidik menanyakan kepada peserta didik tentang materi/ tugas soal latihan pertemuan sebelumnya.
Motivasi
: Apabila peserta didik sudah memahami menggunakan teorema pythagoras untuk menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal ruang pada bangun ruang. memahami cara Pendidik membimbing peserta didik untuk masalah sehari-hari dengan
menyelesaikan
B. Kegiatan Inti : Ekplorasi 1. Melalui Tanya Jawab dengan peserta didik membahas tentang cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras. 2. Pendidik memberikan beberapa contoh cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras dan mendiskusikannya dengan peserta didik lain. Elaborasi 3. Peserta didik berdiskusi tentang cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras. 4. Peserta didik membahas contoh-contoh soal yang diberikan pendidik bersama peserta didik lainnya. 5. Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan. 6. Pendidik dan peserta didik berdiskusi tentang soal-soal yang belum dapat dipahami. Konfirmasi 7. Peserta didik melakukan refleksi tentang cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras.
1. Pendidik bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. 2. Pendidik memberikan tugas soal latihan kepada peserta didik (penugasan terstruktur).
IX.
: Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya(BSE) II SMP/MTS, 2008, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Penerbit Depdiknas. Buku Bimbingan Pemantapan Matematika. Ronald Sitorus. Penerbit Yrama Widya. 2002.
X.
Penilaian Instrumen penilaian, kriteria jawaban, dan kriteria penilaian telah terlampir. Jakarta, 1 Desember 2010 Peneliti
Khoerul Umam NIM : 0701125058 Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 188 Jakarta
138
TES FORMATIF 6
Nama : Kelas : Indikator : Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema pythagoras .
Nilai
Tanda Tangan
Soal
Jawaban
139
JAWABAN TES FORMATIF 6 NO 1 TEKNIK PENSKORAN Perhatikan gambar di bawah ini ; SKOR SKOR
a =8 km
1 1
b = 6 km
1 2 10
2.
b = 5
1
a km
km =12
1 1 2
10
Misalkan a = 12 km dan b = 5 km, maka berdasarkan teorema Pythagoras diperoleh ; c2 = a2 + b2 c2 = 122 + 52 c2 = 144 + 25 c= = 13 km.
1 1 1 2
140
Nilai :
141
Lampiran 4
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SKRIPSI Sekolah : SMPN 174 Jakarta Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Teorema Phytagoras Kelas / Semester : VIII/Ganjil
No 1 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Menjelaskan pengertian teorema Pyhtagoras Menentukan Triple Phytagoras Menentukan teorema phytagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa Menentukan jenis segitiga dalam teorema phytagoras Menghitung hypotenusa pada segitiga siku-siku Menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi lainnya diketahui. Menentukan panjang diagonal ruang Menentukan nilai variabel sisi-sisi segitiga yang belum diketahui Menentukan hypotenusa pada segitiga siku-siku Menghitung keliling segitiga Menghitung keliling persegi Menghitung luas segitiga Menghitung keliling trapesium Menghitung keliling belahketupat Menghitung luas layang-layang Menghitung luas persegi panjang Mengaplikasikan teorema pythagoras dalam kehidupan sehari-hari Jumlah Nomor Butir Soal 4, 31 1, 17, 40 28, 27, 34 10, 11, 21 2, 37 23, 38 Jumlah Butir Soal 2 3 3 3 2 2 Persentase % Jumlah Soal 5% 7,5% 7,5% 7,5% 5% 5%
2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 40
142
Lampiran 5
PETUNJUK UMUM
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tulis nama dan nomor peserta Anda pada Lembar Jawaban. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda menjawab. Dahulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah. Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan. Bentuk soal Pilihan Ganda. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada Pengawas. Tidak diperbolehkan menggunakan kalkulator atau alat bantu hitung lainnya.
PETUNJUK KHUSUS
1. Jumlah soal sebanyak 40 (empat puluh) butir soal. 2. Soal seluruhnya berbentuk pilihan ganda, pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf A, B, C atau D. 3. Untuk pembetulan jawab soal Pilihan Ganda yang salah sebagai berikut: Contoh : Semula A B C D Yang Benar A B C D
1. Pasangan bilangan di bawah ini yang bukan Triple Pythagoras adalah A. 20, 16, 12 B. 10, 24, 26 C. 5, 4, 3 D. 5, 6, 8 2. Luas daerah sebuah persegi adalah 32 cm2. Panjang diagonal persegi tersebut adalah A. 6 cm B. 8 cm C. 14 cm D. 16 cm 3. ABC adalah segitiga siku-siku dengan , AB = 4a, BC= 5a, dan AC = 30. Nilai a adalah A. 8 B. 10 C. 12 143
D. 14 4. Panjang sisi-sisi segitiga ABC di samping, dapat dinyatakan dalam Teorema Pythagoras, yaitu A. a2 =b2 c2 B. b2 = a2 + c2 C. c2 = a2 b2 D. a2 = c2 b2
C b A c B a
5. Panjang sisi miring segitiga siku-siku adalah (x+7) cm, sedangkan panjang sisi siku-sikunya adalah (x+1) cm dan 12 cm. Nilai x adalah A. 2 cm B. 6 cm C. 7 cm D. 8 cm 6. Panjang sisi siku-siku dalam segitiga siku-siku adalah 4x cm dan 3x cm. Jika panjang sisi hipotenusanya 20 cm, maka keliling segitiga tersebut adalah A. 27 cm B. 34 cm C. 48 cm D. 54 cm 7. Luas daerah sebuah segitiga sama kaki 240 cm 2. Jika panjang alasnya 20 cm, maka keliling segitiga itu adalah A. 42 cm B. 58 cm C. 64 cm D. 72 cm 8. Panjang diagonal ruang sebuah kubus yang luas alasnya 64 cm2 adalah A. B. C. D. 9. Sebuah trapesium sama kaki mempunyai panjang sisi-sisi sejajar masingmasing 10 cm dan 26 cm. Jika luas trapesium 270 cm2, maka keliling trapesium adalah A. 66 cm B. 68 cm C. 70 cm D. 153 cm
144
10. Pada ABC, diketahui panjang AB = 9 cm, BC = 40 cm, dan AC = 41 cm. Jenis ABC adalah.. A. Segitiga siku-siku di A B. Segitiga siku-siku di B C. Segitiga lancip di A D. Segitiga tumpul di B 11. Diketahui ukuran-ukuran sisi segitiga sebagai berikut; (i). 8 cm, 6 cm, 10 cm (ii). 8 cm, 15 cm, 17 cm (iii). 6 cm, 9 cm, 12 cm Di antara ketiga segitiga itu, yang merupakan segitiga siku-siku adalah A. (i) B. (ii) C. (i) dan (ii) D. (i), (ii), dan (iii)
12. Sebuah tangga yang panjangnya 6 m bersandar pada sebuah tiang listrik. Jarak ujung bawah tangga terhadap tiang listrik adalah 3 m. Tinggi tiang listrik yang dapat dicapai oleh tangga adalah. A. B. C. D. 13. D 6 cm B A Jika luas daerah trapesium ABCD adalah adalah.. A. 10 cm B. 20 cm C. 21 cm D. 26 cm 7 cm C
, maka panjang BD
14. Ali menyebrang sungai yang lebarnya 15 m. Jika Ali terbawa arus sejauh 8 m, maka jarak yang ditempuh untuk menyebrang sungai adalah A. B. C. D.
145
15. Luas daerah sebuah belah ketupat 240 cm2. Jika panjang salah satu diagonalnya 16 cm, maka keliling belah ketupat itu adalah A. 46 cm B. 68 cm C. 92 cm D. 102 cm 16. Sebuah persegi panjang berukuran panjang 24 cm dan panjang diagonalnya 30 cm. Luas persegi panjang tersebut adalah A. 216 cm2 B. 360 cm2 C. 423 cm2 D. 720 cm2 17. Tiga bilangan dibawah ini merupakan tripel Phytagoras, kecuali A. 24, 7, 25 B. 12, 16, 21 C. 5, 12, 13 D. 8, 15, 17 18. Panjang x pada gambar di bawah ini adalah A. B. 4 cm C. D. 5 cm x
6 cm 19. Jika panjang rusuk suatu kubus adalah 5 cm, maka panjang diagonal ruang kubus adalah A. B. C. D. 20. Panjang . Luas daerah persegi KLMN D M adalah . Keliling persegi ABCD adalah C A. N B. cm C. D. L 21. Diketahui ukuran-ukuran sisi segitiga sebagai berikut ; (i). 20, 48, 52 (ii). 34, 30, 16 A K B
146
(iii). 37, 32, 24 (iv). 3, 5, Dari ukuran-ukuran sisi-sisi segitiga diatas, yang dapat membentuk segitiga siku-siku adalah.. A. (i), (ii), dan (iii) B. (i), (ii), dan (iv) C. (i), (iii), dan (iv) D. (ii), (iii), dan (iv) 22. Panjang sisi sebuah segitiga sama sisi sama dengan 12 cm. Luas segitiga itu sama dengan. A. 72 cm2 B. 48 cm2 C. 36 cm2 D. 36 cm2 23. Perhatikan gambar berikut! T
D 10cm O A B S
C 10cm
24. Perhatikan gambar diatas, sebuah persegi panjang ABCD. Hitunglah luas daerah persegi panjang pada gambar diatas.. A. 48 cm2 B. 50 cm2 C. 80 cm2 D. 90 cm2
A l=? D
8 cm
147
25. Pada kubus ABCD.EFGH diatas, panjang rusuk AB = 8 cm. Luas daerah segitiga BDF adalah.. A. 32 cm2 B. 64 cm2 C. 32 cm2 D. 64 cm2 26. Pada belahketupat PQRS, besarP =600 dan panjang QS = 12 cm. Keliling belahketupat PQRS adalah A. 28 cm2 B. 48 cm2 C. 28 cm2 D. 48 cm2 27. Perhatikan BAC siku-siku di A pada gambar di atas. Hitunglah panjang garis AB . A. 2cm B. 3 cm C. 4 cm D. 5 cm
H E D A B F
S P R Q
C B
3 cm
6 cm
29. Pada gambar diatas, luas daerah segitiga adalah A. 150 cm2 3x B. 225 cm2 C. 350 cm2 D. 500 cm2
20 cm
5x
30. Pada layang-layang ABCD diatas, panjang AB = 20 cm, BC = 13 cm, dan diagonal BD = 24 cm. Luas layang-layang ABCD adalah. A. 250 cm2 B. 252 cm2 148
D A C
E B
C. 370 cm2 D. 504 cm2 31. Sebuah ABC mempunyai sisi-sisi a, b, dan c. Pada segitiga tersebut dapat dinyatakan segitiga berikut ;. (i). Jika b2 =a2 c2 , maka B = 900 (ii). Jika c2 =a2+b2 , maka C = 900 (iii). Jika a2 =b2 c2 , maka B = 900 (iv). Jika b2 =a2+ c2 , maka A = 900 Dari pernyataan diatas, yang benar adalah A. (i), dan (iii) B. (ii) dan (iv) C. (ii), dan (iii) D. (i), dan (iv)
C
32. Pada gambar berikut, besarACD = BCD = dan panjang CD = cm. Keliling ABC adalah A. 36 cm B. cm C. 48 cm D. cm 15 cm 33. keliling trapesium adalah A. 60 cm x B. 64 cm 12 C. 72 cm D. 125 cm cm 20 cm
cm
B 35. Pada sebuah persegi ABCD, dengan tersebut adalah .............. A. 40 cm B. 35 cm cm. Keliling persegi
149
C. 20 cm D. 10cm
S a
T
a P R
a Q D
37. Perhatikan gambar diatas. Luas segitiga ABD = 40 , BD = 8 cm. Panjang CD adalah. A. 6 B. 9 C. 12 D. 16
B S
15 cm P 25 cm R 15 cm Q
39. Jika panjang AD = 10 cm, AO = 6 cm, AC = 21 cm. Luas layang-layang ABCD adalah. A. 336 cm B. 168 cm C. 120 cm D. 90 cm
A D O B
C 40. Pasangan bilangan di bawah ini yang termasuk Triple Pythagoras adalah. A. 3, 4, 5 B. 5, 6, 7 C. 6, 7, 8 D. 8, 9, 10
150
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN UJI COBA INSTRUMEN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
11. C 12.C 13.D 14.A 15.B 16.C 17.B 18.A 19.C 20.C
21.B 22.C 23.C 24.A 25.A 26.B 27.B 28.A 29.A 30.B
31. C 32.C 33.A 34.C 35.A 36.D 37.A 38.D 39.B 40.A
151
Lampiran 7
Tabel 8 Analisis Validitas Butir Soal Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Instrumen
Nama
Bima Sakti Galing Kili Suci Ade Hanifah Sari Vika Editya Dela Alfira Hutomo Abdi Diah Ayu Lestari Januar Ramadhan Ari. A Thalia Febrina P. Wisnu M. Yazid Ali Wiranda Aditya Irhal Ramadhani Anis Septiyana Richo Septiyan B. Andhito Chatra Wisangcaya Firdiansyag Wisnu Wijaya Alfiana Khoirunnisa Rizki Megi Kurniawan Angga Prabasworo Inza Rafida Uzlifatul Hasanah Cut Lubna Desi Amelia Muhammad Riyan Ilham Mustaqim Dika Agusti Kartini Megawati Feby Sahara R.M. Fikri Idvi Kharia R. Anisa Rizki Nizma Arinta Fadila Bahriansyah Irrah Nur Jannah Bardhiallah
Lampiran 7
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 22 23 29 24 14 18 26 18 28 18 19 23 22 17 18 18 30 27 20 15 18 25 516 534 678 559 323 461 615 446 669 415 404 540 513 421 446 367 681 640 443 289 461 603 23.455 23.217 23.379 23.292 23.071 25.611 23.654 24.778 23.893 23.056 21.263 23.478 23.318 24.765 24.778 20.389 22.700 23.704 22.150 19.267 25.611 24.120 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 6.097 0.579 0.421 1.928 1.375 0.316 1.173 0.371 0.320 Valid 6.097 0.605 0.395 1.691 1.533 0.277 1.238 0.343 0.320 Valid 6.097 0.763 0.237 1.853 3.222 0.304 1.795 0.546 0.320 Valid 6.097 0.632 0.368 1.765 1.714 0.290 1.309 0.379 0.320 Valid 6.097 0.368 0.632 1.545 0.583 0.253 0.764 0.194 0.320 Drop 6.097 0.474 0.526 4.085 0.900 0.670 0.949 0.636 0.320 Valid 6.097 0.684 0.316 2.128 2.167 0.349 1.472 0.514 0.320 Valid 6.097 0.474 0.526 3.251 0.900 0.533 0.949 0.506 0.320 Valid 6.097 0.737 0.263 2.367 2.800 0.388 1.673 0.649 0.320 Valid 6.097 0.474 0.526 1.529 0.900 0.251 0.949 0.238 0.320 Drop 6.097 0.500 0.500 -0.263 1.000 -0.043 1.000 -0.043 0.320 Drop 6.097 0.605 0.395 1.952 1.533 0.320 1.238 0.396 0.320 Valid 6.097 0.579 0.421 1.792 1.375 0.294 1.173 0.345 0.320 Valid 6.097 0.447 0.553 3.238 0.810 0.531 0.900 0.478 0.320 Valid 6.097 0.474 0.526 3.251 0.900 0.533 0.949 0.506 0.320 Valid 6.097 0.474 0.526 -1.137 0.900 -0.187 0.949 -0.177 0.320 Drop 6.097 0.789 0.211 1.174 3.750 0.192 1.936 0.373 0.320 Valid 6.097 0.711 0.289 2.177 2.455 0.357 1.567 0.559 0.320 Valid 6.097 0.526 0.474 0.624 1.111 0.102 1.054 0.108 0.320 Drop 6.097 0.395 0.605 -2.260 0.652 -0.371 0.808 -0.299 0.320 Drop 6.097 0.474 0.526 4.085 0.900 0.670 0.949 0.636 0.320 Valid 6.097 0.658 0.342 2.594 1.923 0.425 1.387 0.590 0.320 Valid
152
Tabel 8 (Lanjutan) Analisis Validitas Butir Soal Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Nama
Bima Sakti Galing Kili Suci Ade Hanifah Sari Vika Editya Dela Alfira Hutomo Abdi Diah Ayu Lestari Januar Ramadhan Ari. A Thalia Febrina P. Wisnu M. Yazid Ali Wiranda Aditya Irhal Ramadhani Anis Septiyana Richo Septiyan B. Andhito Chatra Wisangcaya Firdiansyag Wisnu Wijaya Alfiana Khoirunnisa Rizki Megi Kurniawan Angga Prabasworo Inza Rafida Uzlifatul Hasanah Cut Lubna Desi Amelia Muhammad Riyan Ilham Mustaqim Dika Agusti Kartini Megawati Feby Sahara R.M. Fikri Idvi Kharia R. Anisa Rizki Nizma Arinta Fadila Bahriansyah Irrah Nur Jannah Bardhiallah
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 14 15 15 16 22 15 14 16 17 19 31 20 25 18 22 23 25 19 306 369 341 366 513 355 314 385 409 447 701 483 549 401 493 533 547 448 21.857 24.600 22.733 22.875 23.318 23.667 22.429 24.063 24.059 23.526 22.613 24.150 21.960 22.278 22.409 23.174 21.880 23.579 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 21.526 6.097 0.368 0.632 0.331 0.583 0.054 0.764 0.041 0.320 Drop 6.097 0.395 0.605 3.074 0.652 0.504 0.808 0.407 0.320 Valid 6.097 0.395 0.605 1.207 0.652 0.198 0.808 0.160 0.320 Drop 6.097 0.421 0.579 1.349 0.727 0.221 0.853 0.189 0.320 Drop 6.097 0.579 0.421 1.792 1.375 0.294 1.173 0.345 0.320 Valid 6.097 0.395 0.605 2.140 0.652 0.351 0.808 0.283 0.320 Drop 6.097 0.368 0.632 0.902 0.583 0.148 0.764 0.113 0.320 Drop 6.097 0.421 0.579 2.536 0.727 0.416 0.853 0.355 0.320 Valid 6.097 0.447 0.553 2.533 0.810 0.415 0.900 0.374 0.320 Valid 6.097 0.500 0.500 2.000 1.000 0.328 1.000 0.328 0.320 Valid 6.097 0.816 0.184 1.087 4.429 0.178 2.104 0.375 0.320 Valid 6.097 0.526 0.474 2.624 1.111 0.430 1.054 0.454 0.320 Valid 6.097 0.658 0.342 0.434 1.923 0.071 1.387 0.099 0.320 Drop 6.097 0.474 0.526 0.751 0.900 0.123 0.949 0.117 0.320 Drop 6.097 0.579 0.421 0.883 1.375 0.145 1.173 0.170 0.320 Drop 6.097 0.605 0.395 1.648 1.533 0.270 1.238 0.335 0.320 Valid 6.097 0.658 0.342 0.354 1.923 0.058 1.387 0.080 0.320 Drop 6.097 0.500 0.500 2.053 1.000 0.337 1.000 0.337 0.320 Valid
X2 784 900 576 784 961 576 784 529 841 576 529 576 324 225 729 289 961 225 900 361 400 256 256 576 529 625 100 529 676 169 400 144 256 100 576 144 529 289 18984
rhitung rtabel
Simpulan
153
Lampiran 8
Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen Uji Coba dengan Menggunakan ExcelContoh untuk butir soal no. 1
Cells D45 D46 D47 D48 D49 D50 D51 D52 D53 D54 D55 D56 D57
Keterangan Formula =SUM(D7:D44) Mp Mt St p q Mp-Mt p/q (Mp-Mt)/St (p/q) rhitung r(0,05;(38)) Simpulan =SUMPRODUCT(D7:D44,$AQ$7:$AQ$44)/(D45) =$AQ$45/38 =STDEV($AQ$7:$AQ$44) = D45/38 =1-D49 =D46-D47 =D49/D50 =D51/D48 =SQRT(D52) =D53*D54 = 0,32 (lihat lampiran 23 halaman 202) =IF(D55>D56;"Valid";"drop")
154
1.
Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen Uji Coba dengan menggunakan manual
Analisis butir soal dengan uji Validitas internal instrumen menggunakan rumus Korelasi Point Biseral, yang rumusnya sebagai berikut :
rpbi
Mp st
Mt
p q
Keterangan : rpbi Mp Mt st p q : koefisien korelasi biserial : mean skor dari subyek yang menjawab benar
:
: standar deviasi dari skor total : proporsi menjawab benar : proporsi menjawab salah
a.
Dari tabel analisis validitas butir soal Instrumen tes hasil belajar matematika siswa soal nomor 11, diketahui data sebagai berikut :
Mp
Mt
xi n
1171 30,816 38
155
St
xi 2 n(n 1)
xi
4, 026
Mp
30 32 27 28 32 34 6 30, 5
183 6
156
Mt
xi n
n
1171 30,816 38
xi 2 n(n 1) xi
2
St
4, 026
0, 034
Bila dikonsultasikan dengan r product moment pada lampiran 23 dengan taraf signifikan 0,05 dan n = 38 diperoleh r(0,05;(38)) = 0,320. Bila dibandingkan rhitung = rpbis = -0,034< 0,320 = r(0,05;(38)), maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.6Tidak Valid. Cara yang sama digunakan untuk menghitung validitas butir instrumen nomor 1, 5, 8, 10, 12, 14, 16, 20, 22, 23, 24, 29 dan 34
157
Lampiran 9
Tabel 9 Analisis Reliabilitas Butir Soal Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Lampiran 1 9
1
Instrumen
Butir Soal 2 2 3 3 4 4 6 5 7 6 8 7 9 8 12 9 13 10 14 11 15 12 17 13 18 14 21 15 22 16 24 17 27 18 30 19 31 20 32 21 33 22 34 23 38 24 40 25 Skor (x) 18 20 18 24 24 18 20 19 22 17 18 20 8 8 18 10 23 8 23 10 13 12 8 14 14 17 7 15 19 8 12 8 10 2 16 6 13 10 550 X2 324 400 324 576 576 324 400 361 484 289 324 400 64 64 324 100 529 64 529 100 169 144 64 196 196 289 49 225 361 64 144 64 100 4 256 36 169 100 9186
Bima Sakti Galing Kili Suci Ade Hanifah Sari Vika Editya Dela Alfira Hutomo Abdi Diah Ayu Lestari Januar Ramadhan Ari. A Thalia Febrina P. Wisnu M. Yazid Ali Wiranda Aditya Irhal Ramadhani Anis Septiyana Richo Septiyan B. Andhito Chatra Wisangcaya Firdiansyag Wisnu Wijaya Alfiana Khoirunnisa Rizki Megi Kurniawan Angga Prabasworo Inza Rafida Uzlifatul Hasanah Cut Lubna Desi Amelia Muhammad Riyan Ilham Mustaqim Dika Agusti Kartini Megawati Feby Sahara R.M. Fikri Idvi Kharia R. Anisa Rizki Nizma Arinta Fadila Bahriansyah Irrah Nur Jannah Bardhiallah
p q pq pq St 2 rhitung r tabel Simpulan
1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
22 0.579 0.421 0.244
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0
23 0.605 0.395 0.239 5.742 32.249 0.855 0.320 Reliabel
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0
29 0.763 0.237 0.181
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
24 0.632 0.368 0.233
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0.474 0.526 0.249
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
26 0.684 0.316 0.216
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
18 0.474 0.526 0.249
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0
28 0.737 0.263 0.194
1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1
23 0.605 0.395 0.239
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0
22 0.579 0.421 0.244
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0.447 0.553 0.247
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
18 0.474 0.526 0.249
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1
30 0.789 0.211 0.166
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1
27 0.711 0.289 0.206
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0.474 0.526 0.249
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
25 0.658 0.342 0.225
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
15 0.395 0.605 0.239
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
22 0.579 0.421 0.244
0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
16 0.421 0.579 0.244
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
17 0.447 0.553 0.247
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
19 0.500 0.500 0.250
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
31 0.816 0.184 0.150
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
20 0.526 0.474 0.249
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
23 0.605 0.395 0.239
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
19 0.500 0.500 0.250
158
Lampiran 10
Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Instrumen Uji Coba dengan Menggunakan Excel
Cells C46 C47 C48 C49 C50 C51 C52 C53 C54 SB2 rhitung
pq
r(0,05;(38) Simpulan
159
1. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Hasil perhitungan reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar matematika siswa pada standar kompetensi teorema pythagoras dari analisis validitas ada 26 soal yang valid Dari tabel analisis Reliabilitas Butir soal instrument tes hasil belajar matematika diketahui data : n = 38 k = 26
pq
= 2,750
X 2 = 19.145 X = 841
r11
k k 1
SB 2 SB
2
pq
Dengan Varians
X SB
2
( n
X )2 n
19.145 SB 2
(841)2 38 38
SB 2
14, 009
pq
r11
k k 1
SB 2
26 26 1
26 25
1,04 0,804
0,836
Bila dikonsultasikan dengan r product moment dengan taraf signifikan 0,05 dan n = 38 pada lampiran 23 halaman 202 diperoleh r(0,05;(38)) = 0,320. Bila dibandingkan rhitung = 0,836 > 0,320 = r(0,05;(38)) , maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan secara keseluruhan reliabel.
161
Lampiran 11
PETUNJUK UMUM
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tulis nama dan nomor peserta Anda pada Lembar Jawaban. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda menjawab. Dahulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah. Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan. Bentuk soal Pilihan Ganda. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada Pengawas. Tidak diperbolehkan menggunakan kalkulator atau alat bantu hitung lainnya.
PETUNJUK KHUSUS
1. Jumlah soal sebanyak 40 (empat puluh) butir soal. 2. Soal seluruhnya berbentuk pilihan ganda, pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf A, B, C atau D. 3. Untuk pembetulan jawab soal Pilihan Ganda yang salah sebagai berikut: Contoh : Semula A B C D Yang Benar A B C D
1. Pasangan bilangan di bawah ini yang bukan Triple Pythagoras adalah A. 20, 16, 12 B. 10, 24, 26 C. 5, 4, 3 D. 5, 6, 8 2. Luas daerah sebuah persegi adalah 32 cm2. Panjang diagonal persegi tersebut adalah A. 6 cm B. 8 cm C. 14 cm D. 16 cm
162
4. Panjang sisi-sisi segitiga ABC di samping, dapat dinyatakan dalam Teorema Pythagoras, yaitu A. a2 =b2 c2 B. b2 = a2 + c2 C. c2 = a2 b2 D. a2 = c2 b2
C b A c B a
5. Panjang sisi siku-siku dalam segitiga siku-siku adalah 4x cm dan 3x cm. Jika panjang sisi hipotenusanya 20 cm, maka keliling segitiga tersebut adalah A. 27 cm B. 34 cm C. 48 cm D. 54 cm 6. Luas daerah sebuah segitiga sama kaki 240 cm2. Jika panjang alasnya 20 cm, maka keliling segitiga itu adalah A. 42 cm B. 58 cm C. 64 cm D. 72 cm 7. Panjang diagonal ruang sebuah kubus yang luas alasnya 64 cm 2 adalah A. B. C. D. 8. Sebuah trapesium sama kaki mempunyai panjang sisi-sisi sejajar masingmasing 10 cm dan 26 cm. Jika luas trapesium 270 cm2, maka keliling trapesium adalah A. 66 cm B. 68 cm C. 70 cm D. 153 cm
163
9. Sebuah tangga yang panjangnya 6 m bersandar pada sebuah tiang listrik. Jarak ujung bawah tangga terhadap tiang listrik adalah 3 m. Tinggi tiang listrik yang dapat dicapai oleh tangga adalah. A. B. C. D. 10. D 6 cm B A Jika luas daerah trapesium ABCD adalah adalah.. A. 10 cm B. 20 cm C. 21 cm D. 26 cm 7 cm C
, maka panjang BD
11. Ali menyebrang sungai yang lebarnya 15 m. Jika Ali terbawa arus sejauh 8 m, maka jarak yang ditempuh untuk menyebrang sungai adalah A. B. C. D. 12. Luas daerah sebuah belah ketupat 240 cm2. Jika panjang salah satu diagonalnya 16 cm, maka keliling belah ketupat itu adalah A. 46 cm B. 68 cm C. 92 cm D. 102 cm
13. Tiga bilangan dibawah ini merupakan tripel Phytagoras, kecuali A. 24, 7, 25 B. 12, 16, 21 C. 5, 12, 13 D. 8, 15, 17
164
14. 4 cm
5 cm x
6 cm Panjang x pada gambar di bawah ini adalah A. B. C. D. 15. Diketahui ukuran-ukuran sisi segitiga sebagai berikut ; (i). 20, 48, 52 (ii). 34, 30, 16 (iii). 37, 32, 24 (iv). 3, 5, Dari ukuran-ukuran sisi-sisi segitiga diatas, yang dapat membentuk segitiga siku-siku adalah.. A. (i), (ii), dan (iii) B. (i), (ii), dan (iv) C. (i), (iii), dan (iv) D. (ii), (iii), dan (iv)
16. Panjang sisi sebuah segitiga sama sisi sama dengan 12 cm. Luas segitiga itu sama dengan. A. 72 cm2 B. 48 cm2 C. 36 cm2 D. 36 cm2 A l=? C 8 cm Perhatikan gambar diatas, sebuah persegi panjang ABCD. Hitunglah luas daerah persegi panjang pada gambar diatas.. A. 48 cm2 B. 50 cm2 C. 80 cm2 D B
17.
165
D. 90 cm2
18.
3 cm
Perhatikan BAC siku-siku di A pada gambar di atas. Hitunglah panjang garis AB . A. 2cm B. 3 cm C. 4 cm D. 5 cm 19.
A D C
E B
Pada layang-layang ABCD diatas, panjang AB = 20 cm, BC = 13 cm, dan diagonal BD = 24 cm. Luas layang-layang ABCD adalah. A. 250 cm2 B. 252 cm2 C. 370 cm2 D. 504 cm2
20. Sebuah ABC mempunyai sisi-sisi a, b, dan c. Pada segitiga tersebut dapat dinyatakan segitiga berikut ;. (v). Jika b2 =a2 c2 , maka B = 900 (vi). Jika c2 =a2+b2 , maka C = 900 (vii). Jika a2 =b2 c2 , maka B = 900 (viii). Jika b2 =a2+ c2 , maka A = 900 Dari pernyataan diatas, yang benar adalah A. (i), dan (iii) B. (ii) dan (iv) C. (ii), dan (iii) D. (i), dan (iv)
166
21.
dan panjang CD =
22.
15 cm 12 cm 20 cm x
15 cm P 25 cm R 15 cm Q
25. Pasangan bilangan di bawah ini yang termasuk Triple Pythagoras adalah. A. 3, 4, 5 B. 5, 6, 7 C. 6, 7, 8 D. 8, 9, 10
167
Lampiran 12
KUNCI JAWABAN UJI COBA INSTRUMEN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
1 D 2 B 3 B 4 C 5 B 6 D 7 C 8 C 9 C 10 D
11 A 12 B 13 B 14 A 15 B 16 C 17 A 18 B 19 B 20 C
21 C 22 A 23 C 24 D 25 A
168
Lampiran 13
Tabel 10 DAFTAR SKOR TES HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN (VIII-E)
Butir Soal 12 13 14 Skor 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(Y1 )
Lampirna 13
NO Instrumen Nama ALDO PRATAMA ANGGI ANGGRAINI PUTRI ARUM DWI LESTARI BAGJA MULYA BAMBANG KISWANTO CHRISTINI ANGELINA CORNELIS RORIEKY SITINJAK ERWIN PRADANA FAHRIZAL APRIANSYAH FAJAR PRAYOGI SUBIANTO FANY ELDIANTI LUSI VINOLA MIFAHUL MUKOYAROH MOCHAMAD ALDY MOCHAMAD TAUFIK ISMAIL MUHAMMAD AZHARI MUHAMMAD DWI ZUHRIADI MUHAMMAD RIDWAN ASYHARI RAUDATUL ZULFAH 1 2 3 4 5 6
10
11
Y12
529 256 441 400 169 484 256 169 169 324 484 400 529 324 529 225 289 441 361 400 441 324 256 441 400 361 400 361 324 484 10971
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 RETNO PUSPITA SARI 1 REZA LUTHFI IMANDA 1 RICARDO 1 RIZKY PUTRI AMELYLIA 1 SA'ADA TUDDAROYNI 1 SEKAR WULANDARI 0 SITI DWI LESTARI 1 TRIWANTO KAPTIADI 1 VALENTINA ANDREANNE DIVIYANTI 1 VANESKA ABI PRATAMA 1 VANNESA FITRI 1 Jumlah
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
23 16 21 20 13 22 16 13 13 18 22 20 23 18 23 15 17 21 19 20 21 18 16 21
20
19 20 19 18 22 567
169
Lampiran 14
Tabel 14 DAFTAR SKOR TES HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN (VIII-E)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama
Aditya Pratama Aldo Pratama Anggi Anggraeni Arum Dwi Lestari Bagja Mulya Bambang Kiswanto Christin Anggelina Cornelus R Erwin Pradana Fahrizal Apriansyah Fajar Prayogi Fany Eldianty Lusi Vinola Miftahul Mukoyaroh Muhammad Taufik I
Skor 17 23 16 21 20 13 22 16 13 13 18 22 20 23 23
No
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
Mona Frestiani Muhammad Azhari Muhammad Dwi Z Muhammad Ridwan A Retno Puspita Sari Raudatul Zulfah Reza Lutfhi Imanda Ricardo Saada Tuddaroyuni Sekar Wulandari Siti Dwi Lestari Triwanto Kaptiadi Valentina Andreanne D Vanessa Fitri Vaneska Abi Pratama
Jumlah
Skor 15 15 17 21 19 19 21 18 21 20 19 20 19 22 18 564
Perhitungan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen Dari Analisis Hasil belajar Matematika Kelas Kontrol, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi data untuk kelas yang menggunakanmetode problem posing dalam penyelesaian butir-butir soal latihan matematika langkah sebagai berikut : dilakukan langkah-
170
1. Rentangan ( R ) = Data tertinggi Data terendah = 23 - 13 = 10 2. Banyak kelas ( K ) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,6134 = 5,874 (dibulatkan ke atas) = 6 3. Panjang Kelas Interval (P) =
R K 10 6
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen Kelas Interval Nilai Tengah (Skor) 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 (Xi) 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5 23,5 Jumlah Frekuensi Absolut Komulatif 3 4 5 8 7 3 30 3 7 12 20 27 30 Relatif 10% 13,33% 16,67% 26,67% 23,33% 10% 100%
Batas Nyata 12,5 14,5 14,5 16,5 16,5 18,5 18,5 20,5 20,5 22,5 22,5 24,5
171
y
8 7
Histogram
Frekuesni
6 5 4 3 2 1 12,5
Poligon
18,5 20,5 22,5 24,5 14,5 16,5 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5 23,5
Nilai
Batas Nyata Gambar 6.1 Histogram dan Poligon Hasil Belajar Matematika Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen Dari grafik dan tabel terlihat sebagian besar siswa memperoleh skor matematika antara 18,5 20,5 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26,67 %,
skortertinggi antara 22,5 24,5; sebanyak 3 siswa atau sebesar 10 %, sedangkan skor terendah antara 12,5 14,5 sebanyak 3 siswa atau sebesar 10 %.
1. Median (Me)
1 n p 2 f F
Me = b
Keterangan : Me = Median
b
n
F
= Banyaknya sampel = Jumlah frekuensi kelas sebelum kelas median = Frekuensi kelas median
18,5
p =2
n = 30
F
F = 12
f =8
Me = b
1 n 2 f
Keterangan : Mo = Modus
b
= batas bawah kelas modus = panjang kelas modus = frekuensi kelas modus di kurangi frekuensi sebelum kelas modus = frekuensi kelas modus di kurangi frekuensi setelah kelas modus
b1
b2
18,5
p = 2 b1 = 8 5 = 3
b2 = 8 - 7= 1
173
Mo = b
b1 b1 b2
Y1
f i .y1 fi
Keterangan : fi : Frekuensi kelas mean yi : Nilai tengah dari data kelompok kelas eksperimen
Y1
f i .y i fi
Sy1
f1Y12 n( n 1)
f1Y1
174
S y1 S y1
8,869 2, 978
175
Lampiran 15
Tabel 13 DAFTAR ANALISIS SKOR TES HASIL BELAJAR KELAS KONTROL (VIII-D)
NO Instrumen Nama
AJI SAFRIQRI AL KHOIRI NOOR HANIFAH APRIYAL SIKUMBANG ARIF DWI PUTRO ARINI PURWANDARI AYU LISTIYANI DAVIED RIDWAN IRDANI DESSY FITRIANI DITA IRIYANI FITRIA MAULIDA GARNASIH ASENATI IVAN IRAWAN JHON PIETER COEN KHISEN LUTFAN NUR DZIKRI M. RIZKY ANDRIAN MUHAMMAD IQBAL TAWAKAL MUHAMMAD PRASETYO MUKSIN NOVITA GLORIA NUR SAHARAH RAHAYU AGUSTIN NINGTIAS RESA SRI ENDRO RISMAWATI RISQI SETIADI RIYAN RIYAN SULISTYO SAMUEL MARTIN TANZ SITI SRI JUNIATI SYIFA FAUZIAH
10
11
Butir Soal 12 13 14
Skor 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(Y1 )
Y12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Lampiran 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0
0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
Jumlah
17 15 12 16 15 17 18 20 19 16 18 21 19 11 21 19 18 20 12 20 17 13 18 13 18 16 13 13 20 16 501
289 225 144 256 225 289 324 400 361 256 324 441 361 121 441 361 324 400 144 400 289 169 324 169 324 256 169 169 400 256 8611
176
Lampiran 16
Tabel 17 DAFTAR SKOR TES HASIL BELAJAR KELAS KONTROL (VIII-D) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama
Aji Safriqri Al Khoiri Noor Hanifah Aprial Sikumbang Arif Dwi Putro Arini Purwandari Ayu Listiyani Davied Ridwan Irdani Dessy Fitriani Dita Iriyani Fitria Maulida Garnasih Asenati Jhon Pieter Chon Ivan Irawan Khisen Lutfan Nur Dzikri
Skor 17 15 12 16 15 17 18 20 19 16 18 19 21 11 21
No
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
M. Rizky Andrian Muhammad Prasetyo Muhammad Iqbal Tawakal Muksin Novita Gloria Nur Hasanah Pinta Uli Gahel Rahayu Agustin N Resa Sri Endro Rismawati Risqi Setiadi Riyan Riyan Sulistiyo Samuel Martin Tanz Siti Sri Juniati
Skor 19 20 18 12 20 17 15 13 18 13 18 16 13 13 20 500
Jumlah
Perhitungan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol Dari Analisis Hasil belajar Matematika Kelas Kontrol, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi data untuk kelas yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori dalam penyelesaian butir-butir soal latihan matematika langkah-langkah sebagai berikut : dilakukan
177
1. Rentangan ( R ) = Data tertinggi Data terendah = 21 - 11 = 10 2. Banyak kelas ( K ) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,6134 = 5,874 (dibulatkan ke atas) = 6 3. Panjang Kelas Interval (P) =
10 6 R K
= 1,67 (dibulatkan ke atas) = 2 Tabel 18 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol Kelas Interval Nilai Tengah (Skor) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 - 22 (Xi) 11,5 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5 Jumlah Frekuensi Absolut Komulatif 3 4 6 8 7 2 30 3 7 13 21 28 30 Relatif 10% 13,33% 20% 26,67% 23,33% 6,67% 100%
Batas Nyata 10,5 12,5 12,5 14,5 14,5 16,5 16,5 18,5 18,5 20,5 20,5 22,5
178
y
8 7
Histogram
Frekuesni
6 5 4 3 2 1 10,5
Poligon
16,5 18,5 20,5 22,5 12,5 14,5 11,5 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5
Nilai
Batas Nyata Gambar 6.2 Histogram dan Poligon Hasil Belajar Matematika Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol
Dari grafik dan tabel terlihat sebagian besar siswa memperoleh skor matematika antara 16,5 18,5 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26,67 %,
skortertinggi antara 20,5 22,5; sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,67 %, sedangkan nilai terendah antara 10,5 12,5 sebanyak 3 siswa atau sebesar 10 %.
1.
Median (Me)
1 n 2 f F
Me = b
Keterangan : Me = Median
b
179
= Panjang kelas median = Banyaknya sampel = Jumlah frekuensi kelas sebelum kelas median = Frekuensi kelas median
n
F
= 17,5
p =2
n = 30
F
F = 13
f =8
Me = b
1 n 2 f
Keterangan : Mo = Modus
b
= batas bawah kelas modus = panjang kelas modus = frekuensi kelas modus di kurangi frekuensi sebelum kelas modus = frekuensi kelas modus di kurangi frekuensi setelah kelas modus
b1
b2
180
b=
17,5
p =2
b1 = 8 6 = 2
b2 = 8 - 7= 1
Mo = b
b1 b1 b2
Y2
f i .y 2 fi
Keterangan : fi : Frekuensi kelas mean y2 : Nilai tengah dari data kelompok kelas kontrol
Y2
f i .y 2 fi
Sy 2
f 2Y2 2 n( n 1)
f 2Y2
181
S y2 S y2
8,166 2,858
182
Lampiran 17
183
Lampiran 18
Perhitungan Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok EksperimenMenggunakan Excel Contoh Perhitungan No. 3 Cell D11 E11 F11 G11 H11 I11 K11 L11 M11 N11 CDE23 CDE24 Keterangan Formula =B11*C11 =E10*C11 =$D$19/$C$19
f i xi fk
X
Xi
Xi fi X i
z F(z) S(z)
X
X X
2
=B11-F11 =G11^2
2
=C11*H11 =G11/J11 =0.5-Q11 =E11/30 =L11-M11 =LMAX(O9:O18) 0.161 (lihat Lampiran 25 halaman 204)
CDE25
Ket
NB: Jika Zi > 0, maka F (Z) = 0,5 + ztabel. Jika Zi < 0, maka F (Z) = 0,5 - ztabel. 184
Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen( Metode Problem Posing) Untuk normalitas hasil belajar kelompok eksperimen memakai uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi tidak normal 2. Untuk menguji hipotesis tersebut penulis menempuh prosedur sebagai berikut: a. Pengamatan Y1, Y2 ., Yn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, , Zn dengan menggunakan rumus : Z i
Yi S
Keterangan : Zi
Y
b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z Zi). Contoh perhitungan nomor 1 F(Zi) besar peluangnya (lihat tabel Nilai Normal Standar)
185
F(Zi) = F(-2,56) = 0,5 0,4948 = 0,005 c. Selanjutnya di hitung proporsi Z1 , Z2 , Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi) maka :
S (Z i ) banyaknyaZ1 , Z 2 , ..., Zn atau n Fk i n
S (Z i )
d. Hitung selisih F(Zi) - S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Harga mutlak inilah yang disebut Lhitung (Lo) kemudian dibandingkan dengan L(0,5;(30)) 3. Berdasarkan daftar nilai kritis untuk uji lilliefors, nilai Ltabel pada taraf signifikansi 0,05 dan n = 30 adalah 0,161 4. Kriteria pengujian : Terima Ho, tolak H1 = bila Lo < L(0,05;(30)) Tolak Ho, terima H1 = bila Lo > L(0,05;(30))
186
5.
Kesimpulan Dari tabel tersebut di atas Lo = 0,086. Dengan n = 30 dan taraf signifikan =
0,05. Karena Lo < Ltabel yaitu 0,086 < 0,161 maka Ho diterima. Berarti sampel yang digunakan berasal dari populasi dengan distribusi normal.
187
Lampiran 19
188
Lampiran 20
Perhitungan Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok KontrolMenggunakan Excel Contoh Perhitungan No. 1
Cell D11 E11 F11 G11 H11 I11 K11 L11 M11 N11 CDE22 CDE23
Keterangan
f i xi fk
X
Xi
Xi fi X i
z F(z) S(z)
X
X X
2
=B9-F9 =G9^2
2
=C9*H9 =G9/J9 =0.5-Q9 =E9/30 =L9-M9 =LMAX(O9:O15) 0.161 (lihat Lampiran 25 halaman 204) =IF(C22<C23,Data Berdistribusi Normal,Data Berdistribusi Tak Normal)
CDE24
NB: Jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5 + ztabel. Jika Zi < 0, maka F (Zi) = 0,5 - ztabel. 189
Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol(Metode Ekspositori) Untuk normalitas hasil belajar kelompok eksperimen memakai uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi tidak normal 2. Untuk menguji hipotesis tersebut penulis menempuh prosedur sebagai berikut: a. Pengamatan Y1, Y2 ., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, , Zn dengan menggunakan rumus : Z i
Yi S
Keterangan : Zi
Y
b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z Zi).
190
Contoh perhitungan nomor 4 F(Zi) besar peluangnya (lihat tabel Nilai Normal Standar) F(Zi) = F(-0,58) = 0,5 0,2190 = 0,2810 c. Selanjutnya di hitung proporsi Z1 , Z2 , Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi) maka :
S (Z i ) banyaknyaZ1 , Z 2 , ..., Zn atau n Fk i n
S (Z i )
d. Hitung selisih F(Zi) - S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Harga mutlak inilah yang disebut Lhitung (Lo) kemudian dibandingkan dengan L(0,05;(30)) 3. Berdasarkan daftar nilai kritis untuk uji lilliefors, nilai Ltabel pada taraf signifikansi 0,05 dan n = 30 adalah 0,161 4. Kriteria pengujian : Terima H0 jika L0< L(0,5;(30)) maka data berdistribusi normal Tolak H1 jika L0 L(0,5;(30)) maka data tidak berdistribusi normal
191
5.
Kesimpulan Dari tabel tersebut di atas L0 = 0,073. Dengan n = 30 dan taraf signifikan =
0,05. Karena Lo < L(0,5;(30)) yaitu 0,073 < 0,161 maka H0 diterima. Berarti sampel yang digunakan berasal dari populasi dengan distribusi normal.
192
Lampiran 21
Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pengujian homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan dilakukan untuk menguji kesamaan dua kelas yang terpilih menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian homogenitas
menggunakan Uji Fisher (Uji-F). Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis : Dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut : H0 : H1 :
2 y1 y2 2
2 y1 y2
H 0 : Varians kedua kelompok adalah homogen. H 1 : Varians kedua kelompok tidak homogen.
2 y1
= Varians Kelasy1, yaitu Kelas nilai tes obyektif matematika pada Kelas eksperimen ( n = 30 )
2 y2
= Varians kelompok y2, yaitu Kelas nilai tes obyektif matematika pada Kelas kontrol ( n = 30 )
2. Dari data kelas eksperimen dan kelas kontrol pada lampiran 14 halaman 174 dan lampiran 16 halaman 181 diperoleh nilai : n y1 = 30 n y2 = 30
193
S y1 2 = 8,869
Y1 = 18,900
S y2 2
Y2
= 8,116 = 16,700
S y1 2 S y2
2
Fhitung
( ny2 1, ny1 1)
0,05 diperoleh :
Fhitung
F0,05(29,29)
5. Dari daftar distribusi F didapat : F 0 , 05( 29, 24 ) = 1,900 F 0 , 05( 29,30 ) = 1,850 F 0 , 05( 29, 29 ) = 1,900 -
5 .(1,900 1,850) 6
= 1,900 0,042 = 1,858 6. Untuk mencari F 0,95(29,29) dengan cara : F 0,95(29,29) 7. Simpulan Dari perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan Uji Fisher didapatkan F hitung = 1,086 terletak antara 0,538 dan 1,858 (0,538 < 1,086 < 1,858).
1 F0,05(29,29) 1 1,858 0,538
194
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari data kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama. Dengan demikian, kedua kelas tersebut adalah homogen.
195
Lampiran 22
Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Penelitian Perhitungan Statistik Uji t Untuk pengujian statistik, digunakan uji-t. langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut : 1. Hipotesis : H 0: H 1:
y1 y2
y1
y2
n y2
Y2
= 30 = 16,700
S y2 2 = 8,166
S y1 = 2,978
S y2
= 2,858
3. Darihasil diatas maka dapat didistribusikan ke dalam rumus uji-t sebagai berikut :
t Y1 Y2 1 1 S n y2 n y2
dengan,
2
(nY1
2 1) SY1
(nY2 nY2 2
2 1) SY2
nY1
196
t (nY1
2 1) SY1
Y1 Y2 (nY2 nY2 2
2 1) SY2
nY1
1 nY1
1 nY2
2, 200 0, 571
2, 200 0, 756
= 2,910 4. Menentukan harga t tabel Tipe pengujian yang digunakan adalah pengujian dua pihak dengan taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 30 + 30 2 = 58 yaitu : t 0,975( 40) t 0,975( 60) t 0,975(58) = 2,02 = 2, 00
= 2,02 -
18 .(2, 02 2, 00) 20
197
hasil belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori. Tolak H 0 jika
thitung
t(0,975;(58)) ,
belajar matematika siswa dengan metode problem posing dan metode ekspositori.
bahwa hipotesis nol ditolak dengan kata lain menerima hipotesis alternatif. Simpulannya adalah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode problem posinglebih tinggi, sedangkan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan metode ekspositori lebih rendah.
198
Lampiran 23
Tabel 21 Nilai Tabel dari r Product Moment
n 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Taraf Signifikansi 0,05 0,01 0,997 0,999 0,950 0,990 0,878 0,959 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,533 0,532 0,514 0,487 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,414 0,404 0,396 0,388 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 0,735 0,708 0,681 0,661 0,641 0,623 0,606 0,600 0,575 0,561 0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496 n 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Taraf Signifikansi 0,05 0,01 0,381 0,487 0,374 0,478 0,367 0,470 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,412 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,398 0,393 0,389 0,384 0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0,361 n 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Taraf Signifikansi 0,05 0,01 0,266 0,345 0,254 0,330 0,244 0,317 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,205 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,074 0,091 0,086 0,081 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 ,0210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,116 0,105 0,097 0,091 0,086
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
199
Lampiran 24
Tabel 22 Luas di bawah Lengkungan Normal Standar Dari O ke Z (Bilangan Dalam Daftar Menyatakan Desimal)
Z 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 0 0000 0398 0793 1179 1554 1915 2258 258 2881 3159 3413 3643 3848 4032 4192 4332 4452 4554 4541 4713 4772 4821 4861 4893 4918 4938 4953 4965 4974 4981 4987 499 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000 1 0004 0438 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 492 494 4955 4866 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000 2 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 483 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000 3 0120 0517 091 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 437 4484 4582 4664 4737 4788 4834 4871 4901 4925 4943 4957 4968 4977 983 4988 4991 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000 4 0160 0557 0948 1331 1700 2054 2389 2704 2996 3264 3508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000 5 0199 0596 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3032 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4789 4842 4878 4906 4929 4946 496 497 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000 6 0239 0636 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 377 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 475 4803 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000 7 0279 0675 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 334 3577 3790 3980 4147 4292 4418 4525 4616 4693 4756 4808 485 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4995 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000 8 o 0319 0714 1103 1480 1844 219 2518 2823 3106 3365 3599 381 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 498 4986 499 4993 4995 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
z 9
0359 0745 1141 1517 1878 2224 2549 2852 3133 3389 3621 383 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4706 4767 4817 4857 489 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 499 4993 4995 4997 4997 4998 4998 4999 4999 5000
200
Lampiran 25
Tabel 23 Nilai Tabel L untuk Uji Lilliefors
Ukuran Sampel n= 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30
n > 30
0,01 0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,394 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187 1,031 1,031 n
Taraf Signifikansi ( ) 0,05 0,10 0,15 0,381 0,352 0,319 0,337 ,0315 0,299 0,319 0,294 0,277 0,300 0,276 0,258 0,285 0,261 0,244 0,271 0,249 0,233 0,258 0,239 0,224 0,249 0,230 0,217 0,242 0,223 0,212 0,234 0,214 0,202 0,227 0,207 0,194 0,220 0,201 0,187 0,213 0,195 0,182 0,206 0,289 0,177 0,200 0,184 0,173 0,195 0,179 0,169 0,190 0,174 0,166 0,173 0,158 0,147 0,161 0,144 ,0136 0,886 0,805 0,768 0,886 0,805 0,768 n n n
0,20 0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0,177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0,131 0,736 0,736 n
201
Lampiran 26
Tabel 24 Nilai Persentil untuk Distribusi F Bilangan Dalam Daftar Menyatakan Fp; Baris Atas untuk Menyatakan p = 0,05 Baris Bawah untuk Menyatakan p = 0,01
V2 = dk V1 = dk pembilang penyebut 1 2 3 4 1 161 200 216 225
4052 4999 5403 5625
5
230 5764
6
234 5859
7
237 5828
8
239 5981
9
241 6022
10
242 6056
11
243 6082
12
244 6106
14
245 6142
16
246 6169
20
248 6208
24
249 6234
30
250 6258
40
251 6286
50
252 6323
75
253 6323
100
253 6334
200
254 6352
500
254 6361
254 6366
2 18,51 19,00 19,16 19,25 19,30 19,33 19,36 19,37 19,38 19,39 19,40 19,41 19,42 19,43 19,44 19,45 19,46 19,47 19,47 19,48 19,49 19,49 19,50 19,50
98,49 99,01 99,17 99,25 99,30 99,33 99,34 99,36 99,38 99,40 99,41 99,42 99,43 99,44 99,45 99,46 99,47 99,48 99,48 99,49 99,49 99,49 99,50 99,50
3 10,13
9,55
9,28
9,12
9,01
8,94
8,88
8,48
8,81
8,78
8,76
8,74
8,71
8,69
8,66
9,64
8,62
8,60
8,58
8,57
8,57
8,54
8,54
8,53
34,12 30,81 29,46 28,71 28,24 27,91 27,67 27,49 27,34 27,23 27,13 27,05 26,92 26,83 26,69 26,60 26,50 26,41 26,30 26,27 26,23 26,18 26,14 26,12
7,71
6,94
5,41
6,39
6,26
6,16
6,09
6,04
6,00
5,96
5,93
5,91
5,87
5,84
5,80
5,77
5,74
5,71
5,70
5,68
5,66
5,65
6,64
5,63
21,20 18,00 12,06 15,98 15,52 15,21 14,98 14,80 14,66 14,54 14,45 14,37 14,24 14,15 14,02 13,93 13,83 13,74 13,69 13,61 13,57 13,52 13,48 13,46
6,61
5,79
5,41
5,19
5,05
4,95
4,88
4,82
4,78
4,74
4,70 9,96 4,03 7,79 3,60 6,54 3,31 5,74 3,10 5,18 2,94 4,78 2,82 4,46
4,68 9,89 4,00 7,72 3,57 6,47 3,28 5,67 3,07 5,11 2,91 4,71 2,79 4,40
4,64 9,77 3,96 7,60 3.52 6,35 3.23 5,56 3,02 5,00 2,86 4,60 2,74 4,29
4,60 9,68 3,92 7,52 3,49 6,27 3,20 5,48 2,98 5,92 2,82 5,52 2,70 4,21
4,56 9,55 3,87 7,39 3,44 6,15 3,15 5,36 2,93 4,80 2,77 4,41 2,65 4,10
4,53 9,47 3,84 7,31 3,41 6,07 3,12 5,28 2,90 4,73 2,74 4,33 2,61 4,02
4,50 9,38 3,81 7,23 3,38 5,98 3,08 5,20 2,86 4,64 2,70 4,25 2,57 3,94
4,46 9,29 2,77 7,14 3,34 5,90 3,05 5,11 2,82 4,56 2,67 41,7 2,53 3,86
4,44 9,24 3,75 7,09 3,32 5,85 3,03 5,06 2,80 4,51 2,64 4,12 2,50 3,80
4,42 9,17 3,72 7,02 3,29 5,78 3,00 5,00 2,77 4,45 2,61 4,05 2,47 3,74
4,40 9,13 3,71 6,99 3,28 5,75 2,98 4,94 2,76 4,41 2,59 4,01 2,45 3,70
4,38 9,07 3,69 6,94 3,25 5,70 2,96 4,91 2,73 4,36 2,56 3,96 2,42 3,66
4,37 9,04 3,68 6,90 3,24 5,67 2,94 4,88 2,72 4,33 2,55 3,93 2,41 3,62
4,36 9,02 3,67 6,88 3,23 5,65 2,93 4,86 2,71 4,31 2,54 3,91 2,40 3,60
16,26 13,27 12,06 11,39 10,97 10,67 10,45 10,27 10,15 10,05
5,99
5,14
4,76 9,78 4,35 8,45 4,07 7,59 3,86 6,99 3,71 6,55 3,59 6,22
4,53 9,15 4,12 7,85 3,84 7,01 3,63 6,42 3,48 5,99 3,36 5,67
4,39 8,75 3,97 7,46 3,69 6,63 3,48 6,06 3,33 5,64 3,20 5,32
4,28 8,47 3,87 6,37 3,37 5,80 3,22 5,39 3,09 5,07 3,09 5,07
4,21 8,26 3,79 7,00 3,50 6,19 3,29 5,62 3,14 5,21 3,01 4,88
4,15 8,10 3,73 6,84 3,44 6,03 3,23 5,47 3,07 5,06 2,95 4,74
4,10 7,98 3,68 6,71 3,39 5,91 3,18 5,35 3,02 4,95 2,90 4,63
4,06 7,87 3,63 6,62 3,34 5,82 3,13 5,26 2,97 4,85 2,86 4,54
13,74 10,92
5,59 12,25
4,74 9,55 4,46 8,65 4,25 8,02 4,10 7,56 3,98 7,20
5,32 11,26
5,12 10,56
10
4,96 10,04
11
8,84 9,65
202
5
3,11 5,06 3,02 4,86 2,96 4,69 2,90 4,56 2,85 4,44 2,81 4,34 2,77 4,25 2,74 4,17 2,71 4,10 2,68 4,04 2,66 3,99 2,64 3,94 2,62 3,90 2,60 3,86
6
3,00 4,82 2,92 4,62 2,85 4,46 2,79 4,32 2,74 4,20 2,70 4,10 2,66 4,01 2,63 3,94 2,60 3,87 2,57 3,81 2,55 3,76 2,53 3,71 2,51 3,67 2,49 3,63
7
2,92 4,65 2,84 4,14 2,77 4,28 2,70 4,14 2,66 4,03 2,62 3,93 2,58 3,85 2,55 3,77 2,52 3,71 2,49 3,65 2,47 3,59 2,45 3,54 2,43 3,50 2,41 3,46
8
2,85 4,50 2,77 4,30 2,70 4,14 2,64 4,00 2,59 3,89 2,55 3,79 2,51 3,71 2,48 6,63 2,45 3,56 2,42 3.51 2,40 3,45 2.38 3,41 2,36 3,56 2,34 3,32
9
2,80 4,39 2,72 4,49 2,65 4,03 2,59 3,89 2,54 3,78 2,50 3,68 2,46 3,60 2,43 3,52 2,40 3,45 2,37 3,40 2,35 3,35 2,32 3,30 2,30 3,25 2,28 3,21
10
2,76 4,30 2,60 3,94 2,55 3,80 2,49 3,69 2,45 3,59 2,45 3,59 2,41 3,51 2,38 3,43 2,35 3,37 2,32 3,31 2,30 3,26 2,28 3,21 2,26 3,17 2,24 3,13
11
2,72 4,22 2,63 4,02 2,56 3,86 2,51 3,73 2,45 3,61 2,41 3.52 2,37 3,44 2,34 3,30 2,31 3,30 2,28 3,18 2,24 3.14 2,22 3,09 2,22 3,09 2,20 3,05
12
2,69 4,16 2,60 3,96 2,53 3,80 2,48 3,67 2,42 3,55 2,38 3,45 2,34 3,37 2,31 3,30 2,28 3,23 2,25 3,17 2,23 3,12 2,20 3,07 2,18 3,03 2,16 2,99
14
2,64 4,05 2,55 3,85 2,48 3,70 2,43 3,56 2,37 3,45 2,33 3,35 2,29 3,19 2,26 3,19 2,23 3,13 2,20 3,07 2,18 3,02 2,14 2,97 2,13 2,93 2,11 2,89
16
2,60 3,98 2,51 3,78 2,44 3,62 2,39 3,48 2,33 3,37 2,29 3,27 2,25 3,19 2,21 3,12 2,18 3,05 2,15 2,99 2,13 2,94 2,10 2,89 2,09 2,85 2,05 2,81
20
2,54 3,86 2,46 3,67 2,39 3,51 2,33 3,36 2,28 3,25 2,23 3,16 2,19 3,07 2,15 3,00 2,12 2,94 2,09 2,88 2,07 2,83 2,04 2,78 2,02 2,74 2,00 2,70
24
2,50 3,78 2,42 3,59 2,35 3,43 2,29 3,29 2,24 3,18 2,19 3,08 2,15 3,00 2,11 2,92 2,08 2,86 2,05 2,80 2,03 2,75 2,00 2,70 1,98 2,66 2,96 2,62
30
2,46 3,70 2,38 3,51 2,31 3,34 2,25 3,20 2,20 3,10 2,15 3,00 2,11 2,91 2,07 2,84 2,04 2,77 2,00 2,72 1,98 2,67 1,96 2,62 1,94 2,58 1,92 2,54
40
2,42 3,61 2,34 3,42 2,77 3,26 2,21 3,12 2,16 3,01 2,11 2,92 2,07 2,83 2,02 2,76 1,99 2,69 1,96 2,63 1,93 2,58 1,91 2,53 1,89 ]2,49 1,87 2,45
50
2,40 3,56 2,32 3,37 2,24 3,21 2,18 3,07 2,13 2,96 2,08 2,86 2,04 2,78 2,00 2,70 1.06 2,63 1,93 2,58 1,91 2,53 1,88 2,48 1,86 2,44 1,84 2,40
75
2,36 3,49 2,28 3,30 2,21 3,14 2,15 3,00 2,09 2,89 2,04 2,79 2,00 2,79 1,96 2,63 1,92 2,56 1,89 2,51 1,87 2,46 1,84 2,41 1,82 2,36 1,80 2,32
100
2,35 3,46 2,26 3,27 2,19 3,11 2,12 2,97 2,07 2,86 2,02 2,76 1,98 2,68 1,94 2,60 1,90 2,53 1,87 2,47 1,84 2,42 1,82 2,37 1,80 2,33 1,77 2,29
200
2,32 3,41 2,24 3,21 2,16 3,06 2,10 2,92 2,04 2,80 1,99 2,70 1,95 2,62 1,91 2,54 1,87 2,47 1,84 2,42 1,81 2,37 1,79 1,32 1,76 2,27 1,74 2,23
500
2,31 3,38 2,22 3,18 2,14 3,02 2,08 2,89 2,02 2,77 1,97 2,67 1,93 2,59 1,90 2,51 1,85 2,44 1,82 2,38 1,80 2,33 1,77 2,28 1,74 2,23 1,72 2,19
2,30 3,36 2,21 3,16 2,13 3,00 2,07 2,87 2,01 2,75 1,96 2,65 1,92 2,57 1,88 2,49 1,84 2,42 1,81 2,36 1,78 2,31 1,76 2,26 1,73 2,21 1,71 2,17
13 4,67
9,07
14 4,60
8,86
15 4,54
8,68
16 4,49
8,53
17 4,45
8,40
18 4,41
8,28
19 4,38
8,18
20 4,35
8,10
21 4.32
8,02
22 4,30
7,49
23 4,28
7,88
24 4,26
7,77
25 4,24
7,77
203
5
2,59 3,82 2,57 3,79 2,56 3,76 2,54 3,73 2,53 3,70 2,51 3,66 2,49 3,61 2,48 3,58 2,46 3,54 2,45 3,51 2,44 3,49 2,43 3,46 2,42 3,44 2,41 3,42
6
2,47 3,59 2,46 3,56 2,44 3,33 2,43 3,50 2,42 3,47 2,40 3,42 2,38 3,38 2,36 3,35 2,35 3,32 2,34 3,29 2,32 3,26 2,31 3,24 2,30 3,22 2,30 3,20
7
2,39 3,42 2,37 3,39 2,36 3,36 2,35 3,33 2,34 3,30 2,32 3,25 2,30 3,21 2,28 3,18 3,26 3,15 2,25 3,12 2,24 3,10 2,23 3,07 2,22 3,65 2,21 3,04
8
2,32 3,29 2,30 3,26 2,29 3,23 2,28 3,20 2,27 3,17 2,25 3,12 2,23 3,08 2,21 3,04 2,19 3,02 2,18 2,99 2,17 2,95 2,16 2,94 2,14 2,92 2,14 2,90
9
2,27 3,17 2,25 3,14 2,24 3,11 2,22 3,06 2,21 3,06 2,19 3,01 2,17 2,97 2,15 2,94 2,14 2,91 2,12 2,88 2,11 2,86 2,10 2,84 2,09 2,82 2,08 2,80
10
2,22 3,09 2,20 3,06 2,19 2,03 2,18 3,00 2,16 2,98 2,14 2,94 2,12 2,89 2,10 2,86 2,09 2,82 2,07 2,80 2,06 2,77 2,05 2,75 2,04 2,73 2,03 2,71
11
2,18 3,02 2,16 2,98 2,15 2,95 2,14 2,92 2,12 2,90 2,10 2,86 2,08 2,82 2,06 2,78 2,05 2,73 2,02 2,70 2,01 2,68 2,00 2,66 1,99 2,64
12
2,15 3,96 2,13 2,93 2,12 2,90 2,10 2,87 2,09 2,84 2,07 2,80 2,05 2,76 2,03 2,72 2,02 2,69 2,00 2,66 1,99 2,64 1,98 2,62 1,97 2,60 1,96 2,58
14
2,10 2,86 2,08 2,83 2,06 2,80 2,05 2,77 2,04 2,74 2,02 2,70 2,00 2,66 1,98 2,62 1,96 2,59 1,95 2,56 1,94 2,54 1,92 2,52 1,91 2,50 1,90 2,48
16
2,05 2,77 2,03 2,74 2,02 2,71 2,00 2,68 1,99 2,66 1,97 2,62 1,95 2,58 1,93 2,54 1,92 2,51 1,90 2,49 1,89 2,46 1,88 2,44 1,87 2,42 1,86 2,40
20
1,99 2,66 1,97 2,63 1,96 2,60 1,94 2,57 1,93 2,55 1,91 2,51 1,89 2,47 1,87 2,43 1,85 2,40 1,84 2,37 1,82 2,35 1,81 2,32 1,80 2,30 1,79 2,28
24
1,95 2,58 1,93 2,55 1,91 2,52 1,90 2,49 1,89 2,47 1,86 2,42 1,84 2,38 2,82 2,35 1,80 2,32 1,79 2,29 1,78 2,26 2,76 2,24 1,75 2,22 1,74 2,20
30
1,90 2,50 1,88 2,47 1,87 2,44 1,85 2,41 1,84 2,38 1,82 2,34 1,80 2,30 1,78 2,26 1,76 2,22 1,74 2,20 1,73 2,17 1,72 2,15 1,71 2,13 1,70 2,11
40
1,85 2,41 1,84 2,38 1,81 2,35 1,80 2,32 1,79 2,29 1,76 2,25 1,74 2,21 1,72 2,17 1,71 2,14 169 2,11 1,68 2,08 1,88 2,06 1,65 2,04 1,64 2,02
50
1,82 2,36 1,80 2,33 1,78 2,30 1,77 2,77 1,76 2,24 1,74 2,20 1,71 2,15 1,69 2,12 1,67 2,08 1,66 2,05 1,64 2,02 1,63 2,00 1,62 1,98 1,61 1,96
75
1,78 2,28 1,76 2,25 1,75 2,22 1,73 2,19 1,72 2,16 1,69 2,12 1,67 2,08 1,65 2,04 1,63 2,00 1,61 1,97 1,60 1,94 1,58 1,92 1,57 1,90 1,56 1,88
100
1,76 2,25 1,74 2,21 1,72 2,18 1,71 2,15 1,69 2,13 1,67 2,08 1,64 2,04 1,62 2,00 1,60 1,97 1,59 1,94 1,57 1,91 1,56 1,88 1,54 1,86 1,53 1,84
200
1,72 2,19 1,71 2,16 1,69 2,13 1,68 2,10 1,66 2,07 1,64 2.02 1,61 1,98 1,59 1,90 1,55 1,88 1,54 1,85 1,52 1,82 1,51 1,80 1,50 1,78 1,50 1,78
500
1,70 2,15 1,68 2,12 1,67 2,09 1,65 2,06 1,64 2,03 1,61 1,98 1,59 1,94 1,56 1,86 1,53 1,84 1,51 1,80 1,50 1,78 1,50 1,70 1,48 1,76 1,47 1,73
1,69 2,13 1,67 2,10 1,65 2,06 1,64 2,03 1,62 2,01 1,59 1,96 1,57 1,91 1,55 1,87 1,53 1,84 1,51 1,81 1,49 1,78 1,48 1,75 1,46 1,72 1,45 1,70
27 4,21
7,68
28 4,20
7,64
29 4,18
7,60
30 4,17
7,56
32 4,15
7,50
34 4,13
7,44
36 4,11
7,39
38 4,10
7,35
40 4,08
7,31
42 4,07
7,27
44 4,06
7,24
46 4,05
7,21
48 4,04
7,19
204
Lampiran 27
Tabel 25 Nilai Persentil untuk Distribusi t V = dk (derajat kebebasan) (Bilangan Dalam Daftar Menyatakan tp)
v 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120
t.0.995 63,66 9,92 5,84 4,60 4,03 3,71 3,50 3,36 3,25 3,17 3,11 3,06 3,01 2,98 2,95 2,92 2,90 2,88 2,86 2,84 2,83 2,82 2,81 2,80 2,79 2,78 2,77 2,76 2,72 2,75 2,70 2,66 2,62 2,58
t.0.99 81,82 6,96 4,54 3,75 3,36 3,14 3 2,90 2,82 2,76 2,72 2,68 2,65 2,62 2,60 2,58 ,257 2,55 2,54 2,53 2,52 2.51 2,50 2,49 2,48 2,48 2,47 2,47 2,46 2,46 2,42 2,39 2,36 2,33
t.0.975 12,71 4,30 3,18 2,78 2,57 2,45 2,36 2,31 2,26 2,23 2,20 2,18 2,16 2,14 2,13 2,12 2,11 2,10 2,09 2,09 2,08 2,07 2,07 2,06 2,06 2,06 2,05 2,05 2,04 2,04 2,02 2,00 1,98 1,96
t.0.95 6,31 2,29 2,35 2,13 2,02 1,94 1,90 1,86 1,83 1,81 1,80 1,78 1,77 1,76 1,75 1,75 1,74 1,73 1,73 1,72 1,72 1,72 1,71 1,71 1,71 1,71 1,70 1,70 1,70 1,70 1,68 1,67 1,66 1,65
t.0.90 3,08 1,89 1,64 1,53 1,48 1,44 1,42 1,40 1,38 1,37 1,36 1,36 1,35 1,34 1,34 1,34 1,33 1,33 1,33 1,32 1,32 1,32 1,32 1,32 1,32 1,32 1,31 1,31 1,31 1,31 1,30 1,30 1,29 1,28
t.0.80 1,376 1,061 0,978 0,941 0,920 0,906 0,896 0,889 0,883 0,879 0,876 0,873 0,870 0,868 0,866 0,865 0,863 0,862 0,861 0,860 0,859 0,858 0,858 0,857 0,856 0,856 0,855 0,855 0,854 0,854 0,851 0,848 0,845 0,842
t.0.75 1,000 0,816 0,765 0,711 0,727 0,718 0,711 0,706 0,703 0,700 0,697 0,695 0,694 0,692 0,621 0,690 0,689 0,688 0,688 0,687 0,686 0,686 0,685 0,685 0,684 0,684 0,684 0,683 0,683 0,683 0,681 0,679 0,677 0,674
t.0.70 0,727 0,617 0,584 0,569 0,559 0,553 0,549 0,546 0,543 0,542 0,540 0,539 0,538 0,537 0,536 0,535 0,534 0,534 0,533 0,533 0,532 0,532 0,532 0,531 0,531 0,531 0,531 0,530 0,530 0,530 0,529 0,527 0,526 0,524
t.0.60 0,325 0,289 0,277 0,271 0,276 0,265 0,263 0,262 0,261 0,260 0,260 0,259 0,259 0,258 0,258 0,258 0,257 0,257 0,257 0,257 0,257 0,256 0,256 0,256 0,256 0,256 0.256 0,256 0,256 0,256 0,255 0,254 0,254 0,253
t.0.55 0,158 0,142 0,137 0,134 0,132 0,131 0,130 0,130 0,129 0,129 0,129 0,128 0,128 0,128 0,128 0,128 0,128 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,127 0,126 0,126 0,126 0,126
205
Lampiran 28
206
Lampiran 29
207
Lampiran 30
208
Lampiran 31
209
Lampiran 32
RIWAYAT PENULIS
: Khoerul Umam : Jakarta, 23 April 1989 : Islam. : Jl. Pinus V No. 513 Blok A Rt. 007 Rw. 014. Perum Margahayu Jaya, Bekasi Timur. Kode Pos : 13740
No.Telp Email
: 08581991124 : khoerul_oemam@yahoo.com
Pendidikan
: 1. Universitas Muhammadiyah Prof.DR. HAMKA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika 2007 2011. 2. Pondok Pesantren Daar El Qolam 2001-2007 3. SD Negeri Margahayu XIII 1995 - 2001
210