Anda di halaman 1dari 6

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

Politik Ekonomi Liberal jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb

nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer Kelompok 2 tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
Adini Dwirizki A. Charina Meitasari Dea Annisa P Depri Tri W Dita Rizki Fiska Nurahma O. M. Imam Darmawan Reza Frendy Pradana

Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Politik Ekonomi Liberal
Politik ekonomi Liberal merupakan politik yang dijalankan oleh pemerintah belanda akibat munculnya paham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Prancis dan Revolusi Indusrti. Dengan menerapkan Politik ekonomi Liberal, pemerintah Belanda dapat menerima keuntungan yang sebesar besarnya.

Dalam pelaksanaannya Politik Ekonomi Liberal memerlukan beberapa peraturan peraturan yang bertujuan untuk menata ekonomi di daerah jajahannya sehingga didapat keuntungan yang besar.

Politik Ekonomi Liberal dapat dikatakan masih tidak sesuai dengan prosedur karena masih ada karja rodi dan tanam paksa dalam pelaksanaannya.

BAB 2 ISI

2.1

Latar Belakang Munculnya Politik Ekonomi Liberal


Latar belakang yang mendasari munculnya Politik Ekonomi Liberal yaitu : 1. Pelaksanaan system tanam paksa telah menimbulkan penderitaan rakyat pribumi, tetapi memberikan keuntungan besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda. 2. Berkembangnya paham Liberalisme sebagai akibat Dari adanya Revolusi Prancis dan Revolusi Industri sehingga system tanam paksa tidak sesuai lagi untuk dieruskan 3. Kemenangan Partai Liberal dalam parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda menerapkan system ekonomi liberal di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar para pengusaha Belanda sebagai pendukung Partai Liberal dapat menanamkan modalnya di Indonesia. 4. Adanya Traktat Sumatra pada tahun 1871 yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai imbalannya, Inggris meminta Belanda agar pengusaha Inggris dapat menanamkan modalnya di Indonesia.

2.2

Peraturan peraturan yang Mendasari Politik Ekonomi Liberal


Pelaksanaan Politik Ekonomi Liberal ditandai dengan adanya Peraturan peraturan sebagai berikut : 1. Reglement Op Het Belied Regering in Nenderlandsch Indie (RR) (1854) Berisi tentang tata cara pemerintahan di Indonesia. Perundangan baru ini memnunjukkan kekuatan hukum liberal borjuis terus berkemabang. 2. Indische Comptabilitet Wet (1867) Berisi tentang perbendaharaan Negara Hindia Belanda yang menyebukan bahwa dalam menentukan anggaran belanja Hindia Belanda harus ditetapkan dengan Undang Undang yang disetujui oleh Parlemen Belanda.

3. Suiker Wet Merupakan Undang undang gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu adalah monopoli pemerintah yang secara berangsur - angsur akan dialihkan kepada pihak swasta. Tujuan dikeluarkannya Undang Undang Suiker Wet adalah untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para pengusaha swasta dalam perkebunan gula. 4. Agrarische Wet (1870) Agrariche Wet merupakan Undang undang Agraria yang berlaku di Indonesia pada tahun 1870 1960. Agrarische Wet tercantum dalam pasal 51 Dari Indische Staatsregeling (IS) yang merupakan UUD Pemerintah Hindia Belanda. Isi Pokok Dari Agrarische Wet adalah sebagai berikut : a. Tanah di Indonesia dibedakan menjadi tanah rakyat dan tanah pemerintah b. Tanah rakyat dibedakan dibedakan atas tanah milik yang bersifat bebas dan tanah desa yang bersifat tak bebas. c. Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada orang lain d. Tanah pemerintah dapat disewakan kepada pengusaha swasta sampai jangka waktu 75 tahun 5. Agrarische Besluit (1870) Merupakan Undang Undang yang mengatur hal hal yang lebih rinci, khususnya tentang hak kepemilikan tanah dan jenis jenis hak penyewaan tanah oleh pihak swasta.

2.3

Perkembangan Perdagangan Politik Ekonomi Liberal


Penerapan sistem Ekonomi Liberal di Indonesia pada tahun 1870 hampir brsamaan waktunya dengan pembukaan Teruzan Suez, pada tahun 1869. Guna menunjang perkebunan perkebunan swasta di tanah Jajahan di Nusantara, pemerintah kolonial melakukan impor mesin mesin dan perlengkapan modern sehingga produksi perkebunan dan pabrik gula meningkat. Disamping itu juga dilakukan impor barang barang jadi untuk keperluan sehari hari dari industri di Belanda yang mengakibatkan matinya usaha tenun penduduk Jawa.

Perluasan produksi tanaman ekspor dan impor barang barang konsumsi Dari Eropa mengakibatkan perdagangan Internasional semakin ramai di Nusantara dan mendorong perkembangan perdagangan perantara di daerah pedalaman Jawa. Perdagangan perantara terdiri Dari perdagangan distribusi dan perdagangan koleksi. Kesempatan kesempatan ekonomi yang barau terbuka itu pada umumnya tidak dimanfaatkan oleh penduduk pribumi, tetapi dimanfaatkan dengan bauk oleh penduduk timur asing (Cina). Penduduk pribumi bersifat pasif terhadap meluasnya ekonomi uang. Mereka hanya berusaha memperoleh sekedar tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimalnya.

2.4

Akibat Dari Adanya Sistem Politik Ekonomi Liberal


Pelaksanaan Politik Ekonomi Liberal memberikan dampak terhadap Rakyat Indonesia maupun Pemerintah Belanda itu sendiri. Berikut ini adalah akibat dari pelaksanaan Politik Ekonomi Liberal :

A.

Bagi Belanda : 1. Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum swasta belanda dan pemerintah kolonial Belanda 2. Hasil hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda 3. Negari Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.

B.

Bagi Rakyat Indonesia : Pendapatan penduduk Jawa pada awal abad ke 20 untuk setiap keluarga dalam satu tahun sebesar 80 gulden. Dari jumlah tersebut masih dikurangi untk menbayar pajak kepada pemerintah sebesar 16 gulden. Oleh karena itu, penduduk hidup dalam kemiskinan.

1. Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.

2. Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karean jatuhnya harga kopi dan gula berakibat buruk bagi penduduk.

3. Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras, semsntara pertumbuhan penduduk Jawa meningkap cukup pesat. 4. Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah bersaing dengan banyaknya barang barang impor dari Eropa. 5. Pengangkutan denga gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya angkutan dengan kereta api. 6. Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman yang berat bagi yang melanggar peraturan Poenate Sanctie

Anda mungkin juga menyukai