Anda di halaman 1dari 2

LITTLE SPARKLIN HEART Kalian tau gimana rasanya mencintai yang sekalipun ga pernah dapet balasannya?

Bukankah benar-benar sangat menyakitkan sehingga kalian tidak mau mencintai lagi. Saking begitu sakit hati kalian, kalian menyimpulkan bahwa cita ga pernah mihak kita ? Ya memang benar. Tampaknya cinta tidak memihak kita. Tidak pernah bahkan. Tapi coba kita lihat dari jejak masalah yang kita buat. Dari masalah itu, pernahkah kita menyelesaikannya dengan cara yang dilayakkan cinta. Yang patut cinta acungi jempol? Pernahkah kita menyelesaikan masalah kita dengan tidak egois. Misalnya: Ketika kita mencintai, atau menyayangi seseorang. Kita berusaha mendekatkan diri padanya, tapi pada kahirnya orang itu menjatuhkan hatinya pada seseorang yang kita berikan cerita kita padanya, yang ketika kita pegang tangannya ketika kita mau jatuh, yang kita pinjam bahunya ketika kita menangis. Sahabat kita. Percayalah, melihat sahabat kita lebih susah hatinya daripada kita, kita sangatlah sedih. Tapi akan lebih edih lagi ketika sahabat kita mendapatkan kegembiraan dari kegembiraan yang sangat kita harapkan. Itu akan sangat menyakitkan. Sehingga akhirnya kita membenci sahabat kita. Kita tidak mau berbicara dengannya, pesannya pun tidak kita balas. Kata yang bergaris bawah adalah solusi kita. Kita membenci. Apakah itu benar? Jelas salah apabila kita memebncinya. Lihatlah, dengan solusi ini kita menempatkan diri kita sendiri pada keegoisan kita yang perlahan membunuh hati nurani kita. Dengan solusi ini pun kiat menempatkan diri kita sendiri pada hal yang tak layak cinta kunjungi. Bagaimana kita siap untuk dicintai, jika kita tidak mau memeaafkan, bagaimana bisa cinta mengetuk hati kita jika hanya cinta yang

diperbolehkan masuk. Tetapi konsekuensinya tidak. Bukankah dengan tangis kita merindukan bahagia? Dan bukankah dengan bahagia kita mengerti kesedihan? Di dalam cinta itu semua terjadi. Bukan hanay bahagia yang dirasakan ketika cinta menjumpai kita, tetapai juga rasa sedihnya, rasa menderitanya, dan segala hal yang kadang membuat kita jatuh ada tepat di belakang cinta ketika dia masuk dalam pintu hati kita. Kita tidak bisa mengusir yang ada di belakangnya. Tetapi kita harus menerimanya. Maka jika begitu. Jika yang kita alami tadi dengan tak pernah kita mendapat balasan cinta dari seseorang yang kita cintai. Sebagiannya adalah salah kita? Iya menurut saya benar. Layakanlah diri kita pada cinta. Dewasakan dulu lah hati kita dengan kita mau menerima konsekuensinya. Dirikanlah hati yang kuat dari rasa sakit itu agar kita siap. Setelah kita siap. Kita tentu tidak mau menjadi orang lain. Jika kita menjadi orang lain, maka kesiapan dan kekuatan kita itu palsu. Dan bersiaplah untuk tak pernah mendapatkan balasan cinta. Maka kita harus menjadi diri sendiri. Dengan begitu cinta tidak akan segan mengetuk hati kita dengan membawa teman di belakangnya. Jangan khawatir, teman-teman di belakngnya tidaklah kotor seperti sampah karena kesedihan dan juga tidak terlalu menyegak harumnya karena kebahagiaan. Tapi berupa bahan seperti benang. Dan cinta menyerahkannya kepada hati kita, mau dirajut sepertia apakah temannya? Dan jangan lupa rajutlah semua itu dengan dzikrullah dan asma Allah. Karena dengan begitu, ketika kita terluka. Kita tau kepada siapa kita harus meminta obatnya.

Anda mungkin juga menyukai