Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BACA SOD NAMA : JANTI UNDARI NM : 01 2010 02 03 011

JUDUL : DISASTER CHARACTERISTIC THAT DISORDER ORGANIZATIONS

PENDAHULUAN Bencana yang besar dapat dikatakan tidak selalu terjadi, namun sekali terjadi maka akan berakibat kerusakan yang hebat, apalagi bila sumber daya masyarakat yang terkena rendah. Secara umum dikatakan bencana apabila sistim tanggap darurat setempat tidak mampu mengatasi untuk menangani dan menkoordinir keadaan sehingga membutuhkan bantuan dari luar. Pada bacaan ini difokuskan bagaimana manajemen bisa diterapkan untuk tanggap darurat pada bencana besar. Sebagai contoh sistim kedaruratan medis, meskipun tugas gawat darurat di rumah sakit adalah kesibukan sehari-hari dan sudah tertata baik namun tidak begitu saja bisa diterapkan pada saat teerjadi bencana karena sistim ini akan dihadapkan pada jumlah korban yang banyak dan bermacam kasus, dan tersebar di banyak tempat. Prinsip Golden Hour (dari kejadian hingga korban aman tertangani di rumah sakit memakan waktu hanya 1 jam) tidak dapat diterapkan misalnya pada kejadian gempa bumi, korban bisa mencapai ribuan yg menantikan bantuan, sedangkan penyelamatan bisa 24 72 jam lamanya, tentu Sistim Kedaruratan Medis (SKM) ini harus beradaptasi. Sayangnya tidak mudah menkoordinasikan pihak pihak yg inigin membantu baik dari masyarakat, individu, atau lembaga-lembaga lain, hal ini disebabkan : Tidak dapat diramalkan bencana apa yg sewaktu-waktu akan terjadi. Kapan suatu bencana akan terjadi kadang tak bisa diramalkan. Bagaimana suatu bencana akan berkembang dan berlipat ganda dikaitkan dengan kondisi geografis dan berjalannya waktu tidak bisa diketahui. Jenis dan distribusi korban terkait dengan ruang dan waktu. Komponen apa dari SKM yang akan mengalami kerusakan terkait adanya bencana, bagaiman kesurakannya dan akibat tertundanya respons tsb. Berbagai Organisasi yang mendadak timbul maupun yang sudah ada akan menimbulkan jalur komunikasi dan tindakan yang tidak diharapkan.

Informasi yang didapat mungkin saja tidak lengkap Timbul ketegangan karena persaingan antar organisasi yang berlebihan.

Kemampuan tanggap darurat dari SKM ini sangat tergantung dari eratnya kerjasama dan komunikasi antar berbagai organisasi pemerintah maupun swasta yang meliputi: tim penyelamat masyarakat setempat, perusahaan ambulans, penegak hukum dan keamanan, rumah sakit, suplai farmasi, transportasi, kekuatan militer, alat Negara, pemerintah setempat. Kecepatan penyelamatan korban pada akhirnya akan mengurangi jumlah korban jiwa dan ini dipacu adanya komunikasi antara petugas kesehatan dan penyelianya serta apakah transport bisa leluasa mencapai tempat yang dituju. Barbara Adam dalam analisanya terhadap peristiwa Chernobyl juga

mengungkapkan hal mengenai kurang berhasilnya suatu ketanggapdaruratan terhadap bencana yaitu : masalah yg dihadapi saat terjadinya bencana sering

membingungkan dan tidak jelas. Informasi tak jelas, tak akurat demikian pula interpretasi bisa berbeda-beda. Sumber daya terbatas, dan kadang tidak tersedia atau digunakan untuk keperluan yang tidak jelas. Masalah juga timbul berasal ketidakjelasan mengenai tempat kejadian, kondisi korban, sehingga tidak bisa menentukan prioritas mana yang akan didahulukan. Upaya-upaya pengorganisasian malah akan mengacaukan karena pengetahuan yang kurang, demikian pula hal kecil menyangkut aturan masing masing organisasi akan sangat mengganggu dan menghambat apabila belum pernah di komunikasikan.

Bagaimana manajemen bisa diterapkan dalam keadaan saat terjadi bencana dengan segala bentuk kekacauan yang timbul karena tanggapan yang timbul tidak terkoordinir? Apakan dengan menerapkan dan mengerti Teori Chaos akan membantu? Teori Chaos adalah suatu studi kualitatif yang mempelajari suatu sistim dengan mempertanyakan karakternya secara umum. Diharapkan mengerti suatu keadaan yang kacau akan dapat mengatasi kekacauan itu sendiri. Setiap kejadian mempunyai dua kemungkinan akan berkembang secara teratur atau akan berubah menjadi suatu kekacauan. Untuk menangani ini maka perlu suatu organisasi yang lentur tidak terikat birokrasi dan menyesuaikan waktu.

Cara cara yang bisa ditempuh dalam menghadapi kekacauan adalah:

Mengubah parameter dari organisasi sehingga fluktuasi permasalahan juga dibatasi.

Buat gangguan-gangguan kecil terhadap sistim yang kacau sehingga mereka akan menjadi teratur.

Ubah tata hubungan antara organisasi dan lingkungan.

Hal-hal yang perlu dipelajari para manajer bencana:

Tidak ada teori pendekatan disaster yang sama. Bahkan di lapangan diperlukan manajer yang memiliki kapasitas dan keyakinan mampu menghadapi aturan-aturan di lapangan.

Respon terhadap bencana harus lentur dan mampu mewadahi pada semua tingkatan.

Mencari hal hal yang tidak biasa, variasi dan fluktuasi yang menandakan suatu hal baru akan muncul.

Mendukung proses pembentukan infrastruktur, yang mana akan membantu membereskan hal-hal sederhana yang pokok.

Proses koreksi diri terhadap perubahan lingkungan dan infrastruktur. Strategi harus mengikuti proses dan meningkat Manajer harus menjadi katalis pembentukan organisasi setempat. Manajer menjadi sumber nilai-nilai dalam ketertiban organisasi Beri penghargaan untuk prestasi karyawan. Perlu ditentukan arah dari resopns terhadap bencana

KETERBATASAN TEORI CHAOS UNTUK MANAJEMEN BENCANA Ada beberapa keterbatasan dalam penerapan teori chaos dalam pengelolaan

bencana. Seberapa bantuan yang bisa diberikan dari teori ini masih perlu dibuktikan lebih jauh, karena respons terhadap bencana tidak selalu berasal dari kekacauan. Pengelolaan yang terlalu fleksibel terhadap kekacauan akan menimbulkan akibat tersendiri, demikian pula kemampuan manajemen tidak menjawab mengapa

respons suatu organisasi itu berhasil atau gagal.

KESIMPULAN Ketidakpastian dalam menangani suatu bencana setara dengan pertempuran dalam perang, dan ini dapat diatasi dengan belajar terus menerus demikian pula dengan

kapasitas untuk belajar dengan cepat untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian akan lebih penting daripada pengalaman. Para manajer bencana harus memahami bahwa kehidupan di dunia ini serba tidak pasti dan nonlinear dan peralatan yang tersediapun bukan peralatan seperti untuk para ilmuwan yang serba pasti. Meski hasilnya kurang mewakili namun lebih relevan, berbagai teori digantikan oleh aturan di lapangan yakni mengelola sumber daya intelektual, suatu sumber daya yang harus tidak stabil sebagai cara menghadapi ketidakstabilan variable variable mendasar yang timbul pada situasi bencana. Pengertian tentang teori kekacauan, kejadian nonlinear dan ketidakstabilan dan kompleksitas dari ilmu membuat kita mampu mengelola organisasi yang terbentuk justru pada fase awalnya, system kompleks dan non linear ini akan terus berkembang sebagai bagian dari sistim manajemen. Dinamika non linear adalah paradigma dalam manajemen kedaruratan dan bencana secara khusus dan manajemen public secara umum. Cavaleri and Obloj (1993, p. 387) menuliskan bahwa The discipline of management is itself at a bifurcation point in its evolution. Managers of today have more incentive than ever to explore new ways of managing and viewing the world." Cara baru dalam pemikiran mengenai respons terhadap kedaruratan dan bencana adalah bagaimana menyelamatkan sebanyak mungkin kehidupan dengan kondisi yang lebih baik. Selain itu tujuan lainnya adalah bagaimana mengembangkan sistim kesiagaan dan perencanaan kerja yang tidak memerlukan control dan pengawasan berlebihan mampu mengatasi permasalahan dengan mempelajari suatu hal secara maksimal dan pengarahan dari atas seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai