Anda di halaman 1dari 20

ALFIN ZULFIKAR RIZKY AYU CITRA ISLAMI CICI SINTAMAYA RANDI NAYAKA P. RISTYA SYLVA SHABRINA IZAZI A.

(XI IA 4 / 01) (XI IA 4 / 03) (XI IA 4 / 05) (XI IA 4 / 20) (XI IA 4 / 21) (XI IA 4 / 25)

Dilakukan untuk mengantisipasi perananperanan politik yang diinginkan atau akan diemban oleh actor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaanpekerjaan professional atau posisi social yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan perananperanan tersebut

Peniruan terhadap tingkah laku individuindividu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak.

Istilah pendidikan politik merupakan istilah yang kerap digunakan oleh para praktisi pemberdayaan masyarakat untuk menggambarkan setiap proses yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran sosial masyarakat terhadap dinamika politik yang terjadi.

Kantaprawira mendefinisikan pendidikan politik sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahun politik rakyat, dan akhirnya rakyat dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politik tersebut.

1. Paradigma Pendidikan Konservatif Ciri:


Ketidaksederajatan adalah sesuatu yang

alami (given) Perubahan sosial direncanakan oleh Tuhan Lebih menyalahkan subjek Pentingnya harmonisasi

2. Paradigma Pendidikan Liberal Ciri:


Pendidikan adalah politik

Menempatkan ilmu pengetahuan sebagai

katalis untuk membebaskan potensi manusia Positivisme sebagai dasar pendidikan liberal

3. Paradigma Pendidikan Kritis Ciri:


Pendidikan merupakan perjuangan politik

Visi pendidikan adalah melakukan kritik

terhadap sistem dominan sebagai pemihakan terhadap rakyat yang tertindas untukmencipta sistem social baru yang lebih adil

Pendidikan politik tersebut dapat diselenggarakan antara lain melalui:

Bahan-bahan yang dapat dibaca (readable,

legible) seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain yang bersifat publikasi massa dan yang bisa membentuk pendapat umum, Siaran yang dapat didengar (audible) dan televisi serta film yang dapat dilihat dan didengar (bersifat audio-visual), Lembaga-lembaga, asosiasi-asosiasi dalam masyarakat seperti masjid dan gereja yang menyampaikan khotbah, serta kemungkinan juga melalui pendidikan formil ataupun informil.

Pendidikan politik merupakan bagian tak terpisahkan dari sosialisasi politik, baik secara konseptual maupun dalam prakteknya, sebab unsur-unsur yang terdapat di dalam pendidikan politik dapat diasumsikan sama dengan unsurunsur yang terdapat di dalam sosialisasi politik.

Unsur-unsur itu mencakup: Nilai-nilai politik Pengetahun politik. Kurniati Negara (1993:2) berpendapat bahwa pengetahuan politik berarti segala yang diketahui berkenaan dengan macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik, yang meliputi pengetahuan tentang tujuan negara, lembagalembaga negara dan lain-lain. Sikap politik Menurut Sudijono Sastroatmojo (1995:4), sikap politik adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap objek tertentu yang bersifat politik, sebagai hasil penghayatan terhadap objek tersebut.

Membentuk kepribadian politik: pembentukan kepribadian politik dilakukan metode tak langsung yaitu pelatihan dan sosialisasi, serta metode langsung berupa pengajaran politik dan sejenisnya. Membentuk Kesadaran politik: untuk menumbuhkan kesadaran politik ditempuh dua metode yaitu dialog dan pengajaran instruktif. Membentuk partisipasi politik: adapun partisipasi politik, ia terwujud dengan keikutsertaan individu-individu secara sukarela dalam kehidupan politik bermasyarakat

Kebanyakan dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalamnpengalamannya didalam proses politik.

Sosialisasi politik tidak langsung adalah warga negara pada mulanya beorientasi pada hal hal yang bukan politik (non politik), namun kemudian mempengaruhinya untuk memiliki orientasi politik. Terdapat dua tahap dalam proses sosialisasi politik tidak langsung yaitu tahap pertama berorientasi pada non politik, tahap kedua orientasi pertama digunakan untuk orientasi pada politik.

Hubungan antar individu yang pada mul anya tidak berkaitan dengan politik, na mun nantinya akan terpengaruh ketika berhubungan atau b erorientasi dengan kehidupan politik. Contohnya, hubungan mahasiswa dengan dosen nantinya akan membentuk siswa manakala ia bertemu dengan bupati.

Metode belajar magang ini terjadi karena perilau dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di dalam situasisituasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilainilai yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik. Magang merupakan bentuk aktivitas sebagai sarana belajar. Magang di tempat tempat tertentu atau organisasi nonpolitik, nantinya akan mempe ngaruhi seseorang ketika berhubungan dengan politik. C ontohnya, mahasiswa ikut organisasi kemahasiswaan, dalam organisasi tersebut mereka belajar mengenai rapat, melakukan voting, dan membuat keputusan. Kegiatan ini akan sangat membantu manakala mahasiswa nanti benar-benar terjun ke dalam dunia politik praktis.

Terjadi karena nilai-nilai soSial diperlakukan bagi objek-objek politik yang lebih spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik tertentu. Kepercayaan dan nilainilai yang diyakini selama ini yang sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan politik dapat mempengaruhi seseorang untuk berorientasi pada objek politik tertentu. Contoh nya, seseorang yang memiliki kepercayaan bahwa semua orang pada dasarnya baik, maka k epercayaan ini akan menjadikan ia berprasangka baik terhadap semua pejabat neg ara. Sebaliknya, jika seseorang berpendapat bahwa semua orang pada dasarnya buruk, ia akan hati-hati manakala bertemu dengan pejabat. Jadi kepercayaan atau nila i-nilai yang diyakini digeneralisasikan kepada kehidupan politik.

Anda mungkin juga menyukai