mengenai tujuan tidak akan terselesaikan. Dukungan dimasukkan ke dalam sistem politik dan mengarah pada tiga sasaran: komunitas, rezim, dan pemerintah. Dan dukungan memiliki mekanisme yaitu melalui output dan politisasi. Model Gabriel A. Almond Kesatuan dan keutuhan tulisan ini dibentuk oleh tiga konsep, yaitu sistem, struktur, dan fungsi. Sistem kita artikan sebagai suatu konsep ekologis yang menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan suatu lingkungan, yang mempengaruhinya maupun dipengaruhinya. Sistem politik merupakan organisasi melalui mana masyarakat merumuskan dan berusaha mencapai tujuan-tujuan bersama mereka. Untuk melakukan berbagai kegiatan ini sistem politik mempunyai lembaga-lembaga atau struktur-struktur; seperti parlemen, birokrasi, badan peradilan, dan partai politik, yang menjalankan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi tertentu, yang selanjutnya memungkinkan sistem politik itu untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakannya. Konsep-konsep itu sangat penting untuk memahami bagaimana politik dipengaruhi oleh lingkungan alam dan lingkungan manusianya, dan bagaimana politik mempengaruhi kedua lingkungannya itu. Konsep-konsep itu merupakan komponen-komponen konseptual dari suatu pendekatan ekologis terhadap politik. Terjadi pengaruh mempengaruhi baik itu di berbagai segi struktur intern dari suatu sistem politik berubah sesuai dengan berubahnya politik ekstern, ataupun sebaliknya. Begitu juga halnya dengan kebijakan-kebijakan internnya, dan organisasi-organisasi serta lembagalembaga yang dibutuhkan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan itu. Sifat saling tergantung itu bukan hanya dalam hubungan antara kebijakan dengan sarana-sarana institusional itu saja. Lembaga-lembaga atau bagian-bagian dari sistem politik juga saling tergantung. Ada beberapa struktur yang umumnya dimiliki oleh sistem politik: kelompok-kelompok kepentingan, partai-partai politik, badan legislatif, eksekutif, birokrasi, dan badan-badan peradilan. Kelemahan dari klasifikasi enam segi ini adalah karena ia tidak banyak membantu dalam memperbandingkan satu sistem politik dengan lainnya. Kalau kita dapat menyatakan bahwa lembaga-lembaga tertentu menjalankan fungsi-fungsi tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu pula maka barulah analisis perbandingan kita itu memiliki arti. Model-Model Analisa Politik lainnya Apter memberikan perbedaan antara sistem politik demokratis dengan sistem politik totaliter.Sistem demokratis memberikan respon terhadap variabel-variabel krisis dengan cara berusaha menengahi kelompok-kelompok yang berselisih dalam rangka menghasilkan kebijakan-kebijakan yang efektif dan dapat memperbaiki sebab-sebab ketegangan/perselisihan. Keberhasilannya tergantung pada keefektifan hubungan antara masyarakat dengan pemerintah. Pemerintah merupakan variabel dependen, dan masyarakat merupakan variabel independen. Sementara dalam sistem totaliter situasinya berkebalikan. Pemerintah berusaha menangani pelembagaan, sosialisasi, dan penghayatan dengan memobilisasi penduduk. Ia mentransformasikan keseluruhan masyarakat. Ia tidak menengahi di dalamnya. Ia menghimpun penduduk untuk tujuan ini. Partisipasi yang menandingi kekuasaan para elit, di mana orang-orang menetapkan prioritas menurut keadaan-keadaan mereka sendiri, di batasi. Mitchell memberikan jenis-jenis input dan output sistem politik yang berbeda dengan David Easton. Menurut Mitchell input-input sistem politik terdiri dari tuntutan-tuntutan (demands) dan harapan-harapan (expectations), sumber-sumber (resources) dan dukungan
(support). Output-output sistem politik terdiri dari tujuan-tujuan/sasaran-sasaran (goals), nilai-nilai (values) dan biaya-biaya (costs), dan kontrol-kontrol (controls). Agak berbeda dari Easton dan Almond, Blondel memunculkan konsep konflik (conflicts). Menurutnya, dalam setiap masyarakat muncul berbagai konflik, dan fungsi sistem politik untuk mencerna-nya. Dia juga membedakan output menjadi dua jenis yaitu: 1.alamiah (natural): Jika sesuai dengan nilai normatif dalam masyarakat; 2.dipaksakan (imposed); jika tidak sesuai dengan nilai normatif dalam masyarakat, biasanya menyangkut tingkah laku dan pemikiran dari pemegang kekuasaan. Sumber buku Perbandingan PemerintahanKarya Dede Mariana