Anda di halaman 1dari 2

Sosiologi Perspektif Fakta Sosial

Durkheim berpendapat bahwa subyek kajian sosiologi harus dipersempit pada sebuah bidang
yang dapat diuraikan guna membedakan sosiologi dengan studi sosial yang lain. Untuk itu,
Durkheim mengusulkan bahwa kita harus membatasi sosiologi pada kajian analisis tentang Iakta
sosial. Oleh Durkheim, Iakta sosial ini ia jelaskan dalam dua cara.

DeIinisi pertama yang ia berikan pada Iakta sosial adalah setiap cara atau arah tindakan yang
mampu menggerakkan pada individu dari tekanan eksternal, seperti sistem keuangan, bahasa,
dan tindakan yang lain. Kemudian ia menambahkan, setiap tindakan umum di dalam masyarakat.
Hal tersebut meliputi institusi agama, tradisi cultural, dan kebiasaan regional.

Durkheim dalam deIinisi di atas menggunakan paksaan sosial untuk mengidentiIikasi alas an di
balik tindakan-tindakan yang kemudian menjadi Iakta sosial. Tentu saja tingkat paksaan tersebut
terasa berbeda-beda. Paksaan sosial ini memegang kekuatan yang memaksa di atas individu.

DeIinisi kedua Durkheim mengenai Iakta sosial mengambil pendekatan yang lebih umum
terhadap Iakta sosial. Ini mengacu pada berbagai tindakan atau pandangan umum di dalam
masyarakat sepanjang memenuhi ketentuan bahwa Iakta tersebut jelas-jelas tidak tergantung
pada individu. Fenomena tersebut juga mempunyai eIek yang memaksa.


Fakta sosial bersiIat eksternal, umum (general), dan memaksa (coercion). Fakta sosial
mempengaruhi tindakan-tindakan manusia. Tindakan individu merupakan hasil proses
pendeIinisian reslitas sosial, serta bagaimana orang mendeIinisikan situasi. Asumsi yang
mendasari adalah bahwa manusia adalah makhluk yang kreatiI dalam membangun dunia
sosialnya sendiri.

Fakta sosial inilah yang menjadi pokok persoalan penyelidikan sosiologi. Fakta social dinyatakan
oleh Emile Durkheim sebagai barang sesuatu (Thing) yang berbeda dengan ide. Barang sesuatu
menjadi objek penyelidikan dari seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak dapat dipahami melalui
kegiatan mental murni (spekulatiI). Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil
diluar pemikiran manusia. Fakta sosial ini menurut Durkheim terdiri atas dua macam :

1. Dalam bentuk material : Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan diobservasi.
Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya arsitektur dan norma
hukum.

2. Dalam bentuk non-material : Yaitu sesuatu yang ditangkap nyata ( eksternal ). Fakta ini
bersiIat inter subjective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia, sebagai contao
egoisme, altruisme, dan opini.

Pokok persoalan yang harus menjadi pusat perhatian penyelidikan sosiologi menurut paradigma
ini adalah Iakta-Iakta sosial. Secara garis besar Iakta sosial terdiri atas dua tipe, masing-masing
adalah struktur sosial dan pranata sosial. Secara lebih terperinci Iakta sosial itu terdiri atas :
kelompok, kesatuan masyarakat tertentu, system sosial, peranan, nilai-nilai, keluarga,
pemerintahan dan sebagainya. Menurut Peter Blau ada dua tipe dasar dari Iakta sosial :

1. Nilai-nilai umum ( common values )
2. Norma yang terwujud dalam kebudayaan atau dalam subkultur.

Ada empat varian teori yang tergabung ke dalam paradigma Iakta sosial ini. Masing-masing
adalah :

1. Teori Fungsionalisme-Struktural, yaitu teori yang menekankan kepada keteraturan (order) dan
mengabaikan konIlik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya
adalah : Iungsi, disIungsi, Iungsi laten, Iungsi maniIestasi, dan keseimbangan.

2. Teori KonIlik, yaitu teori yang menentang teori sebelumnya (Iungsionalisme-struktural)
dimana masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan
yang terus menerus diantar unsure-unsurnya.

3. Teori Sistem

4. Teori Sosiologi Makro

Dalam melakukan pendekatan terhadap pengamatan Iakta sosial ini dapat dilakukan dengan
berbagai metode yang banyak untuk ditempuh, baik interviu maupun kuisioner yang terbagi lagi
menjadi berbagai cabang dan metode-metode yang semakin berkembang. Kedua metode itulah
yang hingga kini masih tetap dipertahankan oleh penganut paradigma Iakta sosial sekalipun
masih adanya terdapat kelemahan didalam kedua metode tersebut.

hLLp//deklllblogspoLcom/2009/03/soslologlperspekLlffakLasoslalhLml

Anda mungkin juga menyukai